Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 9
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===9-3=== Dengan selesainya konferensi itu, Ruang Seminar kembali menjadi aktif lagi.<!--returning back to its liveliness.--> OSIS SMA Sobu menarik sebuah kesimpulan di dalam konferensi itu dan kami akhirnya dapat memulai persiapan untuk acaranya. Di atas meja terdapat buku-buku dan bahan-bahan yang tersebar di sepanjang meja dan kami sedang mengadakan rapat tentang apa yang akan dilakukan untuk dramanya. Selagi aku melihat pada itu semua dengan pandangan menyamping, Isshiki sedang geram dengan baik Yukinoshita dan aku dimana kami bertiga masih berdiri. Yuigahama sedang mengamati kami dengan senyuman masam. “Kenapa kalian berdua pergi mengucapkan hal-hal semacam itu, hmmm? Suasananya begitu parah<!--The mood’s just the worst-->, kalian tahuuu? Tidakkah kalian berpikir kita bisa kehilangan acara ini, hmmm?” Isshiki sedang menyilangkan lengannya di depan papan tulis. Wajah dengan pipi menggembungnya itu begitu kejamnya imut.was crossing her arms in front of the white board. Her face with her swollen cheeks was viciously cute. “Aku tidak mengatakan apapun yang salah.” Yukinoshita memalingkan wajahnya seakan dia sedang merajuk. Melihat itu, yang merembes keluar dari mulut Isshiki adalah suasana hatinya. Kelihatannya dia geram. “Kalian mungkin saja benar, tapi kalian harus lebih memperhatikan suasananya dan banyak hal-hal lain, kalian tahuuu?” Ketika Isshiki mengatakan itu, Yukinoshita memalingkan wajahnya lagi atau begitulah yang kupikir karena untuk beberapa alasan dia sedang melihat ke arahku. “Jika kamu berharap pria itu untuk membaca suasananya, maka itu tak ada gunanya. Bahkan di klub, semua yang dilakukannya hanya membaca kalimat.” “Kasihan sekali. Sebagai golongan orang yang gemar membaca<!--avid reader of the class-->, aku bisa membaca maksud yang tersirat dengan cukup baik. Lagipula, bukankah kamu yang marah barusan?” Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan penuh keraguan. “Isshiki-san baru saja mengakui aku benar, bukankah begitu? Kalau begitu, aku tidak ada alasan untuk marah.” “Aah, bukan itu apa yang kumaksud ketika aku bilang kamu marah. Dengar apa yang sedang kukatakan.” Ketika aku menjawab balik padanya, Isshiki mengetuk pada papan tulis. “Ummm, apa kalian berdua mendengarkankuuu? Aku sedang mengatakannya pada kalian berdua, kalian tahuuu?” “N-Nah nah, sudah tidak apa-apa karena itu sudah tenang dengan baik dan semacamnya.” Yang mengamati dari samping adalah Yuigahama yang menengahi situasinya dan Isshiki membuat sebuah helaan dan mundur. Yuigahama meneruskannya lebih jauh lagi <!--follow up further--> pada Isshiki yang sedikit cemberut. “Kita tidak kehilangan acaranya, jadi kita seharusnya senang dengan itu. Benar bukan?” “…Haa, yah, tidak seperti itu akan menjadi masalah besar atau apa. Lagipula, yah… toh aku merasa jauh lebih baik.” Sebagai orang yang berkontradiksi diriku ini, aku sedang mengatakan sesuatu seperti betapa dia tidak sedang bersikap jujur sama sekali. Namun, untuk dipikir bahwa Isshiki yang seharusnya tidak ada motivasi untuk aktivitas yang terkait dengan OSIS akan kuatir tentang ada tidaknya<!--existence--> acara ini. Isshiki tersebut merasa kacau selagi dia mengerang. “Tapi ini dan itu merupakan dua hal yang berbeda, kamu tahuuu? Itu super sulit untuk melakukan sesuatu sekarang.” “Aah, yah, maaf soal itu.” Mengenai itu, memang<!--normally speaking-->, aku yang salah, jadi aku meminta maaf dengan patuh. Sampai hari ini, Isshiki dan aku yang bernegosisasi secara langsung dengan Tamanawa, tapi karena insiden ini, aku ragu dia ada keinginan untuk berbicara denganmu. Dengan demikian, Isshiki terpaksa untuk bertanggung jawab atas berbagai hal yang merupakan tanggung jawabku. “Benar, itu akan menjadi masalah jika kita tidak bisa berkoordinasi dengan satu sama lain… Meskipun kita melakukan sesuatu yang berbeda, kita masih memiliki kerangka dasar yang sama. Mungkin itu toh akan sedikit lebih sulit untuk bekerja bersama-sama…” Yukinoshita meletakkan tangannya pada dagunya selagi dia berpikir dan Yuigahama mengacungkan tangannya. “Iroha-chan dan aku bisa meneruskan hal-hal yang berkenaan dengan komunikasinya.” “Eeeh, aku jugaaaaa?” “Kamu wakil kami kan, itu sudah pasti.” Isshiki berkata begitu dengan tidak senang dan Yukinoshita segera menegurnya. “Y-Ya…! Tapi macam, itu salah Yukinoshita-senpai…” Dengan Yukinoshita menatap tajam ke arahnya, Isshiki terbatuk dan menutupi itu<!--brush it off-->. Dia kemudian dengan pelan berbisik ke dalam telinganya. “Senpai, Yukinoshita-senpai benar-benar menakutkan…” Tidak, itu sebetulnya dia masih bersikap baik, tapi aku tidak dapat mengatakannya. Maksudku, dia macam sepenuhnya menatap setajam belati ke arah Isshiki pada sekarang ini juga. TELINGA Yukinon dapat mendengar segalanya… “Isshiki-san, bisakah kita memastikan jatah waktu dan anggarannya dengan pihak mereka? Juga, aku ingin menghitung biaya terperinci yang kita punyai sekarang ini pula.” “Ah, kalau begitu, apa sebaiknya kita melakukannya dengan sekretaris<!--shall...-->?” Ketika Isshiki mengatakannya, mereka berdua menemani satu sama lain dan menuju ke tempat anggota yang lain berada. Pada saat ini, aku tidak ada apapun yang bisa dilakukan jadi aku menarik sebuah kursi di dekat dan menghempaskan diri<!--fell back--> ke atas kursi dan melihat ke arah langit-langit. Tidak ada satu orangpun yang mendekatiiku di tempat ini dan waktu hampa ini terus berputar. Terkadang aku merasakan tatapan. Aku seharusnya sudah terbiasa dengan jenis tatapan yang melihat ke arah sesuatu yang aneh dan suara-suara bisikan, tapi karena sudah lama semenjak aku sadar dengan itu, itu terasa anehnya nostalgik. Dan perasaan itu juga sama terhadap Yukinoshita. “Hikigaya.” Selagi aku sedang duduk, Hiratsuka-sensei sedang melihat ke bawah ke arahku dari atas. Persisnya sudah berapa lama dia ada disana? “Anda mampir?” “Aku hanya datang untuk mengecek keadaannya selagi aku sedang di tengah-tengah sesuatu.” Hiratsuka-sensei tidak duduk, kelihatannya tidak berencana untuk tetap berlama-lama. Aku merasa tidak enak menjadi satu-satunya yang duduk jadi aku berdiri. Ketika wajah kami menjadi lebih dekat, Hiratsuka-sensei melihat ke arahku dengan terpaku dan membuat tawa getir.d “Kelihatannya kamu cukup terkenal<!--obtrusive--> lagi, huh?” Aah, dia juga di sini saat itu, huh… Aku menjadi malu-malu karena aksi itu dilihatnya sebab itu sedikit memalukan dan Hiratsuka-sensei memantau bagian dalam Ruang Seminar. Dan apa yang sedang dia lihat adalah Yukinoshita. “Namun, bagi gadis itu untuk bertindak seperti itu… Itu sedikit mengejutkan.” “Yah, kurasa begitu…” Aku memberi jawaban yang tak berarti. Bahkan aku yakin apa yang Yukinoshita katakan saat itu mengejutkan. Tapi aku merasa macam aku tidak bisa menjelaskannya ke dalam kata-kata dengan baik. Meski begitu, Hiratsuka-sensei mengangguk sebagai balasannya. “Mungkin itu barangkali tidak menyakitkan jika kalian disakiti bersama-sama… Keindahan dari celaThe beauty of flaws, huh?” “Katakan lagi?” Aku menanyakannya, tidak memahami gugaman yang diucapkannya. Ketika aku melakukannya, Hiratsuka-sensei berbicara tanpa melihat ke arahku. “Kalian bisa tersakiti, kalian bisa menjadi aneh… Kalian bisa juga menjadi abnormal. Namun, keindahan itu tergantung dari mata yang melihatnya. Dan di dalam itu, pasti akan ada suatu nilai di dalamnya… Aku tidak membenci hal semacam itu.” Dia kemudian berpaling ke belakang padaku. Dan matanya kelihatan penuh kesedihan. “Tapi pada saat yang sama, kalian juga bisa merasa takut. Kalian mulai berpikir apa ini benar-benar untuk yang terbaik. Toh, kebahagiaan untuk tidak dipahami oleh orang lain juga dapat disebut sebagai kebahagiaan yang tertutup.” “Bukankah itu agak buruk?” Ketika aku menanyakannya, Hiratsuka-sensei dengan perlahan menggelengkan kepalanya. Rambut panjang berkilaunya dengan lembuat melambai maju mundur. “Entah… Itu adalah sesuatu yang hanya dapat kamu cari tahu dengan guru-guru saat ujian semester<!--Haa???-->. Itulah kenapa aku akan setidaknya terus menanyakanmu. Jadi kamu sebaiknya terus memikirkannya juga.” Dia pergi dengan kata-kata tersebut dan meninggalkan Ruang Seminar. Selagi aku melihatnya pergi dari belakang, aku mencari-cari kata-kata yang harus kupakai untuk menjawab. Apa yang kuinginkan itu mungkin bukanlah sebuah hubungan yang lazim di masyarakat. Itu mungkin adalah sesuatu yang dimana kamu menarik tangan yang kamu gengam bersamamu ke dalam dasar laut. Itu adalah sebuah sentimen yang teramat egosentris. Tidak perlu mengatakannya. Mulai dari sekarang juga, aku akan terus bertanya, menjawab, dan berpikir untuk waktu yang lama. <br /> <center><big>× × ×</big></center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information