Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-4=== Perubahannya segera membuahkan hasil. Selama beberapa hari semenjak kemunculan Yukinoshita Haruno di ruangan konferensi, beberapa anggota mulai absen sewaktu rapat. Ini adalah hasil yang terlihat setelah pernyataan Sagami yang tersebar pada semua anggota komite panitia. Meski begitu, mereka telat tiga puluh menit sewaktu rapat dan anggota yang absen itu sudah memberitahu sebelumnya. Selain itu dampaknya tidak banyak. Sementara beban kerja pada masing-masing anggota meningkat, itu cuma perlu membuat giliran kerja dan giliran istirahat. Tapi dengan bertambahnya lebih banyak organisasi sukarelawan, dan seiring dengannya, bertambahnya jumlah lokasi yang bekerja sama di seksi periklanan publik, dan perhitungan ulang terkait dengan dana, beban kerjanya semakin bertambah berat, dan kesenjangan jumlah pekerjaan mulai terlihat. Bagi seksi kesehatan dan pubdok yang pekerjaannya paling banyak terpusat pada hari H Festival Budaya, anggota absen yang semakin meningkat bukanlah suatu masalah. Tapi untuk seksi humas, periklanan, dan danus, jelas sekali kurang anggota. Untuk mengompensasi area-area tersebut para eksekutif mulai membantu. Orang-orang yang ikut membanting tulang adalah anggota OSIS dan Yukinoshita. Bantuan Yukinoshita merupakan aset yang besar bagi para tenaga kerja, tapi beban kerja yang terus menumpuk terus bersikeras mempertahankan kepadatannya. Tugasku sebagai asisten pubdok juga mendapati peningkatan kerja yang berkaitan dengan-pubdok. Aneh sekali… Aku cukup yakin seharusnya tidak ada pekerjaan sebanyak ini… “Umm… apa kamu ada waktu sebentar?” Ketua pubdok berbicara padaku. “Apa kamu ada waktu sebentar” terus berdering tanpa henti. Alarmku menyala. Tapi pada saat-saat seperti ini adalah saat dimana aku sudah mempersiapkan pendekatan yang sesuai untuk mencegah mereka menyerahkan lebih banyak pekerjaan padaku. Berikut ini, adalah “empat strategi untuk mengurangi jumlah pekerjaan ketika seseorang mencoba untuk menyerahkan beberapa pekerjaan padamu”. “Um, bisa aku serahkan ini padamu?” '''[Nomor 1]''': “Strategi abaikan mereka sampai mereka menyebut namamu”. “Kamu dengar aku?” Bahuku ditepuk. Tch, gagal, huh? “Ah, siapa, aku? Fuheh.” “Aku mau tanya apa kamu bisa melakukannya.” '''[Nomor 2]''': “Strategi kalau kamu diminta melakukan sesuatu, pasang wajah yang tak mengenakkan”. Tapi ketuaku memiliki hati yang cukup tabah, dan membalas dengan ekspresi geram. “…Terima kasih.” Karena lawan bicaraku memasang wajah yang lebih tidak mengenakkan dariku, aku akhirnya kalah di pertarungan itu. Sialan, strategi ini juga tidak bisa dipakai! Baiklah, coba strategi selanjutnya. “……Haa…………Haa~~a…” '''[Nomor 3]''': “Strategi menghela sepanjang waktu saat kamu bekerja”! Dengan ini, aku akan menjadi begitu menjengkelkan sampai mereka lain kali bahkan tidak mau memberiku pekerjaan lagi, dan malah memainkan kartu truf mereka, “kalau kamu tidak ada semangat, pulang saja.” Saat mempraktekannya, ketika aku mendapat pekerjaan paruh waktu, aku benar-benar disuruh pulang untuk alasan itu. Itu dicatat pada riwayat kerjaku. Tapi ketuaku sama sekali tidak memperdulikannya. Malahan, dia berkata padaku setelah mengangkat kacamatanya. “Sudah siap?” Kamu tidak bisa harap aku menyelesaikannya secepat itu… Kalau aku sehebat itu aku sama sekali tidak akan bekerja untukmu… Sudah waktunya bagiku untuk menggunakan strategi terakhirku. '''[Nomor 4]''': “Strategi mengetik-ngetik keyboard dengan menyolok sampai mereka ingin kamu pulang karena kamu begitu menjengkelkan…”. Beberapa komputer dipinjamkan pada komite panitia dari OSIS untuk beberapa lama. Jadi, pekerjaan menulis setingkat lebih efisien, begitu pula ketikan keyboard tidak senangku yang kentara. Tap tap tap. Putaaaaaap (tombol enter). Bagaimana? Kalau aku menunjukkan hasrat tidak mau bekerja sebanyak ini, kamu pasti tidak mau memberiku pekerjaan lagi, kan…? “Kerja bagus, aku akan pulang dulu. Kamu juga boleh pulang kalau kamu sudah siap. Kalau ada yaang tidak kamu mengerti, tanya para eksekutif.” “Mph, hssh.” (Terjemahan: Ah, siap, kerja bagus juga kamu.) Fufu, kelihatannya aku dengan menabjubkannya mencegah mereka mendesakkan lebih banyak pekerjaan padaku… Sekarang kerjaanku paling sedikit! Aku melihat dengan bangga pada pekerjaan yang tertumpuk di atas meja— er… hogeeeeeeeeeeeee!? Dia malah memberiku lebih banyak pekerjaan! Sial, aku jadinya cuma memberinya kesan yang buruk terhadap diriku, cuma berandalan yang sikapnya jelek. Juga, kalimat “kamu juga boleh pulang kalau kamu sudah siap” sebenarnya artinya “kamu jangan coba-coba pulang sebelum kamu siap”, bukan!? Tiiiiidak! Karyawan perusahaan benar-benar susah. Ini sudah di luar apa yang kubayangkan… Terlebih lagi, gelar “asisten” kelihatannya jadi disalah-pahami dengan berbagai cara dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu kukerjakan mulai bermunculan padaku. “Um… kamu asisten pubdoknya, kan? Boleh juga aku minta kamu melakukan ini?” “Haa, tapi ini…” “Festival Budaya itu tempat semua orang melakukannya! Itulah arti pekerjaan ini! Kita harus saling membantu!” Orang ini begitu bersikeras sekali. Hei, mengopi poster itu sudah pasti bukan bagian dari pekerjaanku… Lagipula, dengan cara apa kamu membantuku, hah…? Tapi permintaan dari kakak kelas bukanlah sesuatu yang bisa kutolak. Insting orang Jepang yang tertidur di dalam diriku, tidak pernah aku begitu mengutuk sistem senioritas ini dalam hidupku. Ada juga orang lain yang memiliki status kakak kelas yang sama mengangkat cangkir tehnya tinggi-tinggi. “Teh.” “Haa…” Kenapa, aku harus…? Nah, apa mungkin kamu sedang berpikir bahwa cuma karena orang yang kamu hadapi itu di bawah dirimu sehingga kamu bisa mengatakan apapun yang kamu mau? Kamu mungkin lupa, tapi anak buah juga manusia, kamu tahu? Hei, hei, kalau begini terus, aku akan menjadi karyawan perusahaan yang baik. “Nareru! CM (career man)”.<ref> [[Nareru_SE|Nareru SE]]. </ref> Sial… Aku seharusnya cuti saja dari dulu. Pada saat-saat seperti inilah orang-orang yang rajin mendapat pekerjaan yang tidak mengenakkan. Pekerjaanku sudah tertumpuk padat di depan wajahku, dan jumlahnya tidak bisa kamu selesaikan dalam satu-dua hari. Tanpa kusengajai, aku menghela. Kira-kira pada saat yang sama, helaan yang amat, sangat dalam dapat terdengar. Ketika aku melihatnya, Yukinoshita sedang menekan alisnya, matanya terpejam. Apa dia sedang sakit kepala? Penyebab yang jelas untuk itu ada di dalam lapangan pandang Yukinoshita. Penyebabnya, duduk di dekatnya, sedang memutar-mutar penanya selagi berbincang dengan riang bersama Meguri-senpai, kemungkinan adalah Yukinoshita Haruno. Haruno-san semakin sering datang ke sekolah untuk latihan atau sesuatu semacam itu dengan organisasi sukarelawan yang terdiri atas OB dan OG yang dia ikuti. Sementara itu, dia juga muncul di ruang komite panitia, berbaur ke dalamnya dengan nyaman. “Hikigaya-kun, teh juga untukku~” “Um, pekerjaan seorang asisten pubdok tidak termasuk itu, kurasa…” aku mengakhiri kalimatku dengan lemah, kurangnya percaya diri dalam kalimat yang kuucapkan. Ditambah lagi kesedihan yang kurasakan dari tubuh budak perusahaanku saat aku menuangkan teh sambil mengatakan itu. Selagi cangkir diisi dari ceret teh, Yukinoshita dengan diam meletakkan pulpennya. Sikap kalemnya itu memiliki intensitas yang luar biasa di baliknya. “Nee-san, kalau kamu cuma ingin menganggu, pulang saja.” Tapi itu dimengerti oleh semua orang kecuali Haruno-san. Haruno-san sama sekali tidak gelisah mendengar kata-kata Yukinoshita, seperti kartu joker saat menghadapi kartu as. “Kamu tidak harus bersikap begitu dingin. Ay’lah, aku akan membantu.” “Tidak apa-apa, cepat pulang saja.” Tapi, selagi menyesap cangkir tehnya, Haruno-san tidak menganggap serius kata-kata Yukinoshita dan mengambil kertas printout terdekat. “Mari kulihat, aku akan membantumu sebagai tanda terima kasih untuk tehnya.” “Ah, tunggu, jangan langsung—“ Lebih cepat sebelum Yukinoshita bisa menghentikannya, Haruno-san mulai bekerja, menekan-nekan sebuah kalkulator dengan satu tangan. Setelah mengisi kertas printout itu dengan tanda merah yang menandakan dia sudah menyelesaikan semuanya, dia melemparkannya ke sebelah sana. “Neraca dananya tidak sesuai di sini.” “…Aku berencana untuk memeriksanya lagi setelah ini.” Yukinoshita menyipitkan matanya dengan muram tapi mendengarkan kata-katanya dengan sungguh-sungguh. “Haru-san, sama seperti biasanya, huh?” Meguri-senpai melihat dua kakak-beradik Yukinoshita sambil tersenyum, menghasilkan suasana yang nyaman. Karena efek nyaman itu, bahkan aku mulai merasa nyaman. “Yah, tidak begitu hebat. Aku juga sudah terbiasa. Bagaimana kalau kita selesaikan yang lain juga, hm?” kata Haruno, dan dia mengambil dokumen terdekat dan mulai memprosesnya. Kali ini, Yukinoshita tidak berusaha untuk menghentikannya. Hanya saja, sambil menghisap bibirnya, dia melanjutkan pekerjaannya dengan acuh tak acuh. {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | Mundur ke [[Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 3| Bab 3]] | Kembali ke [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | Lanjut ke [[Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 5| Bab 5]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information