Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-4=== Ruangan kelas terlihat hiruk pikuk dengan aktivitas setelah sekolah dalam persiapan untuk festival. Suara dari sejumlah besar orang-orang yang sedang mempersiapkan acara menunjukkan sebesar apa mereka menikmati kegiatan mereka. Ketika perempuan dan laki-laki saling berbicara, jumlah keberhasilannya dalam membuat si perempuan tertawa sama dengan satu jempol masa muda (jMM), setiap jam dia melakukan pekerjaannya sama dengan satu jam masa muda (jMM), dan perkalian dari dua nilai tersebut menjadi jumlah juara menaklukan momen masa muda (jMM²). Mereka akan membandingkan level mereka dari satuan-satuan tersebut. Satuan tersebut sulit dimengerti karena satuannya sama semua. Dan untuk 2-F, nilai jMM mereka lumayan tinggi. Ada pertunjukkan, ada panggung yang disusun dari meja-meja yang digabung bersama, ada yang sedang menjahit kostum-kostum , dan ada para pemeran yang sedang berlatih lakon mereka. “Heii, kalian, lakukan yang benarǃ" teriak Sagami pada beberapa lelaki, termasuk Ooka. ''Jadi Sagami ada disini, huh?'' Yah, meskipun Sagami ada bersama kami, dia tidak akan begitu banyak berguna, jadi tidak masalah. Terkadang, terasa agak kejam melihat seseorang jauh mengungguli dirimu. ''Aku tidak tahu apa aku harus memintanya datang ke komite atau tidak.'' Aku mempertimbangkannya, tapi satu patah kata dariku akan membuatnya berkata di belakangkuː ''Uhhh, Hikitani, dia komplaaaaaaiiiin tentangku. Ew. Ini perundungan. Dia begitu jijik, jadi sebenarnya lebih ke pelecehan seksual, kan? HAHA. Tuntut, HAHAǃ Tapi, dia bukan bosku juga, HAHA. Siapa dia itu? HAHA... Eh, tunggu dulu, dia siapa ya?''. Khayalan itu terputar di dalam otakku dengan begitu jelas, sampai aku mulai berpikir apa akan ada suatu pertarungan supranatural karena aku membangkitkan kemampuan untuk melihat masa depan. Mengamati ruangan kelasku, aku melihat teman sekelasku tidak mengenakan seragam biasa mereka. ''Itu sudah terjadi...'' Senjata penghancur jiwa yang mengerikan ituː kaos kelas. Kaos kelas. Intinya, kaos yang dibuat setiap kelas untuk festival budaya. Penjelasan yang tidak berarti, karena sebenarnya artinya sudah jelas dari sebutannya. Aku merasa kaos itu dibuat untuk menekankan solidaritas, keakraban dan kegembiraan kelas untuk festival budaya. Aku mengerti bahwa itu adalah suatu memento dari acara ini, bukti nyata dari masa muda mereka. Pada kaos kelas, entah kenapa kamu biasanya akan melihat nama panggilan mereka tercetak di punggung kaos mereka, setidaknya sepengalamanku begitu. Pada kaos-kaos ini juga terlihat nama panggilan mereka tertulis di punggung kaos mereka, dan cuma punyaku yang tertera namaku yang sebenarnya, yakni ''Hikigaya-KUN''. Karena sebagian besar nama panggilan tertulis dengan huruf katakana atau hiragana, sehingga kata-kata kanji pada namaku terlihat amat menonjol. Ditambah lagi, mereka bahkan menambahkan sisipan ''KUN'' di belakang namaku dengan katakana agar membuatku terlihat lebih menjadi bagian dari kelompok mereka. Kebaikan hati yang salah tempat itu membuatku menjadi merasa bersalah. Pada saat aku kelas satu, hal semacam ini akan membuatku cukup terpukul, tapi sekarang ini, aku cuma, ''ayo bawa sini''. Hah, aku bahkan tidak akan peduli biarpun mereka menuliskan nama lengkapku dengan kanji. Ha-ha-haǃ Setelah festival budaya sudah selesai, aku akan langsung menggunakan kaos ini menjadi kain lap. Kain kaosnya tidak begitu berkualitas, jadi kaosnya tidak cocok jadi baju tidur. Aku mencari-cari sosok Yuigahama di dalam kelas tersebut. ''Hmm… Gahama, Gahama…'' Dan pada saat itulah sosok yang indah mendadak memasuki lapangan pandangku. Wujud gemulai yang memancarkan aura yang lembut. Lengan mantel kedodoran yang begitu panjang menutupi semuanya kecuali ujung jemari Totsuka yang mengenakan kostum Pangeran Kecil-nya. Kelihatannya ujung celananya sedang disisip. Kain celananya yang disingsingkan ke atas diberi jarum-jarum pentul. Dia terlihat bosan sampai dia melihatku, dan tangan yang mengintip dari lengan mantelnya melambai ke arahku. “Oh, Hachiman. Selamat datang kembali.” “...Ya, aku pulang.” ''Meskipun itu memalukan, aku sudah pulangǃ'' Aku nyaris akan refleks membungkuk. Kalau Totsuka akan menyambut kepulanganku dengan kata-kata tersebut, aku akan senang untuk pulang kepadanya setiap hari. “Oh ya!” Totsuka berlari kecil seakan dia baru saja mengingat sesuatu. Dia mengambil keluar sesuatu dari tasnya dan kemudian bergegas kembali. Saat dia kembali, dia menginjak ujung mantelnya dan tersandung jatuh persis ke dalam pelukanku...ǃ Atau tidak, aku hanya membayangkan hal tersebut sejenak. Hidup tidak seenak itu. Dunia nyata itu selalu kejam. “Terima kasih untuk ini.” Totsuka menyodorkan sebuah buku padaku. Itu adalah buku softcover ''Pangeran Kecil'' yang kupinjamkan padanya beberapa waktu yang lalu. Aku sudah membacanya berkali-kali, jadi sudut sampul bukunya terlihat lecek, dan bukunya juga agak sedikit kotor. Aku jadi agak menyesal sekarang, berpikir bahwa ini bukanlah seharusnya sesuatu yang kupinjamkan pada orang lain. “Jadi aku berpikir bagaimana aku bisa membalas rasa terima kasihku...” Totsuka mengangguk kuat seakan dia sedang berusaha untuk menyemangati dirinys sedikit, kemudian langsung menatap ke arah mataku. "Um... jadi apa yang kamu inginkan, Hachiman?” ''Kamu, Totsuka.'' Aku nyaris saja membeberkan kalimat tersebut. Malahan ''K''-nya sudah meninggalkan mulutku. "K... Kurasa tidak ada, ya," sahutku, entah bagaimana berhasil menutupi salah kataku. Totsuka melipat sedikit kedua lengannya dan mulai memikirkan hal tersebut dengan serius. "Hmm... sungguh...? Ka-kalau begitu beritahu aku makanan atau buku yang kamu suka, atau... cemilan? Apapun yang kamu mau.” ''Kamu, Totsuka.'' Sekali lagi, aku nyaris membeberkannya. Malah, kali ini aku sampai menyebutkan ''kam''. “Kam… Kamu membuatku bingung bertanya tiba-tiba seperti itu. Yah, kalau aku harus memilihnya, kurasa aku suka sesuatu yang manis." Seperti Kopi MAX. Dan juga, kacang miso, jeli malt, dan es krim lembut dari Mother Farm asli Chiba, dan pai kacang di Orandaya. “Sesuatu yang manis... Oke, nanti aku akan membawakan sesuatu untukmu!” kata Totsuka sambil tersenyum, tapi kemudian ada suara yang memanggilnya. Sepertinya mereka sudah siap untuk melakukan sisipannya. Totsuka membalas panggilan itu sebelum kembali berpaling padaku. "Oke, aku pergi dulu." “Sampai jumpa nanti," sahutku, melihat dirinya pergi selagi dia mengangkat lengannya. ''...Aku suka ini. Aku ingin melihat Totsuka berangkat pergi dari rumahku setiap pagi.'' Tapi entah kenapa, membuat Totsuka yang pergi bekerja buatku terlihat agak menyakitkan. Itu membuatku merasa bersalah. Sekarang sendirian, sekali lagi aku melihat sekeliling kelas. Totsuka begitu imut, sampai-sampai aku melupakan tujuan awalku. ''Um, Gahama…'' ''Oh, disana dia.'' “Yuigahama.” Es krim yang digigitnya menandakan bahwa dia sempat keluar untuk berbelanja, dan dia memegang secarik kertas selagi dia mengikuti sejenis rapat. Dia mengangkat kepalanya dan berlari ke arahku. "Huh? Apa kamu sudah selesai bekerja, Hikki?" “Kamu dapat berhenti bekerja, tapi itu tidak berarti pekerjaan sudah selesai.” “Apa yang sedang kamu katakan?” sahutnya, melihat ke arahku seakan aku itu orang tolol. Tch, ''manusia yang diberkati dengan lingkungan kerja yang baik... Bagaimana kalau aku mengajari gadis ini derita dan ngerinya menjadi seorang budak korporat?'' Tapi aku tidak punya banyak waktu. Sambil mengunci rasa benciku terhadap bekerja di dalam hatiku, aku berpikir sebaiknya aku segera menyelesaikan hal ini. "Aku masih bekerja. Maaf, bisa kamu beritahu aku apa yang harus aku isi disini? Aku harus mengumpulkannya hari ini." “Kamu buru-buru? Oh, tunggu, apa Hayato juga ada di sana?" Maksudnya pasti ruangan komite budaya. “Ya.” “Kalau begitu kita isi di sana saja, ribut sekali disini soalnya. Aku juga sebentar lagi ingin memanggilnya kembali untuk membahas tentang pertunjukkan kita." Selagi kami berbicara, Sagami menyahut di belakang kami. "Oh, aku juga harus pergi ke komite. Maaf, kawan-kawaaann. Setelah aku selesai disini, aku akan kesana.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information