Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 10
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===10-4=== Ketika aku kembali ke ruang memasak, Yukinoshita sedang duduk dengan letih sementara Yuigahama sedang mematahkan sebuah biskuit. Um, biskuit itu hadiah untuk bagian akhirnya, kamu tahu… Yah, kalau itu hanya sisa-sisanya, maka tidak ada masalah. “Kerja bagus. Apa kamu menyiapkan semua kue-kuenya?” Ketika aku bertanya, Yukinoshita menunjuk ke arah meja dapur. “Kami entah bagaimana berhasil menyiapkannya… Bagaimana di panggungnya?” “Kelihatan bagus. Sudah hampir bagian akhirnya, jadi kita sebaiknya bergegas membawa ini pergi.” Aku mengatakan itu dan mengangkat kue terakhirnya. Ketika aku melakukannya, Yuigahama menghabiskan biskuitnya, menepuk tangannya, dan berdiri. Yukinoshita juga berdiri mengikutinya. “Aku benar-benar ingin melihat dramanya juga.” “Kamu akan bisa melihat adegan terakhirnya, itu sudah cukup bagus bukan? Ayo kita pergi.” Dan kemudian, dengan kue terakhir itu di tanganku, kami memanjat tangganya dan membawanya ke aula. Kue-kue lain yang sudah siap sudah diangkat ke sana. Di depan pintu ke aula terdapat sejumlah anak TK bersama-sama dengan guru-guru sekolah mereka. Dan yang tertempel ke pintu dengan telinganya terlekat pada interkomnya adalah si wakil ketua. “Sudah hampir waktunya. Kami akan menyerahkan persiapannya padamu.” “Tentu<!--Sure thing-->.” Jawabku dan ketika aku mempercayakan kuenya pada Yuigahama, si wakil ketua dan aku meletakkan tangan kami pada pintu yang berlawanan<!--on opposite doors-->. Pintu ini akan dibuka pada suatu adegan tertentu pada waktu yang sama. Ketika aku mengintip pada pintu yang sedikit terbuka itu, kelihatannya mereka sedang mendekati adegan akhirnya. “Sekarang, kita ambil sumpitnya<!--Now, put the chops on-->.” Murid SD yang dipaksa bekerja itu mengucapkan kalimatnya dan di atas panggung terdapat sebuah pembukaan makan malam Natal. Dan kemudian, siaran narasi oleh murid-murid SD itu berlanjut. “Dari semua yang memberi hadiah, mereka berdua adalah yang terbijak.” “Dari semua yang memberi dan menerima hadiah, orang seperti mereka berdua adalah yang terbijak.” “Tidak peduli di manapun dalam dunia ini, orang-orang ini adalah sang magi terbijak<!--the greatest magi-->.” “…Itulah kenapa dari kami, kami akan memberikan itu. Dan kemudian, kami akan memberikannya pada semuanya. Sebuah hadiah yang hanya mengandung isi hati.” “Selamat hari Natal!” Pada paling akhir, semua sejumlah suara yang bernarasi itu bergabung bersama-sama dan yang turun dari panggung itu adalah seorang malaikat. “Selamaaaaaaat hariiiiiii Nataaaaaaal!” Yang muncul dari sisi panggung adalah adik kecil Kawasaki, Keika. Keika dihias dalam kostum malaikat dan sedang menbawakan sebuah kue. Ketika aku memandang sekilas ke arah penonton, Kawasaki sedang menyoraki Keika selagi dia menontonnya. Apa kamu itu ibu-ibu atau semacamnya? Para penonton dengan meriah menyoraki penampilan si malaikat yang menggemaskan itu. Mencocokan dengan saat tersebut, si wakil ketua dan aku menghempaskan pintunya dengan segera. Serupa dengan Keika, anak-anak TK yang mengenakan kostum malaikat memasuki aulanya dengan kue di tangan mereka. Anak TK itu malaikat. <ref> Mungkin pun. Anak TK = enji, malaikat = enjeru </ref>Anak TK itu membawakan kue-kue pada orang-orang tua di dalam para penonton. Wajah orang-orang tua itu melembut atas anak-anak TK yang menggemaskan itu. Tapi dramanya masih belum usai. “Selamat hari Natal.” Di atas panggung, Keika, Rumi, dan anak kerja paksa itu menyalakan lilin-lilin. Dan kemudian, anak-anak TK yang bagaikan malaikat itu menyediakan layanan penyalaan lilin pada kue-kue yang mereka sebarkan. Lilin-lilin di atas panggung dan pada para penonton hampir secara bersamaan dinyalakan pada waktu yang sama. Cahaya satusatunya sekarang ini hanya pada lampu sorot di atas panggung. Mengikuti para malaikat itu, api-api kecil mulai menyebar ke para penonton satu per satu dan keseluruhan aula itu diterangi oleh cahaya yang hangat dan lembut. Panggung dan penonton dihubungkan oleh cahaya tersebut dan ketika para penonton menjadi satu dengan pemandangan itu, para penonton membuat helaan takjub. Itu juga berlaku pada kami bertiga yang sedang menonton dari balik aula. “…Yah, aku rasa aku akan memberinya nilai pas lulus.” Menonton di sampingku, Yukinoshita bergugam. Meski mengatakan itu, dia sedang membuat senyuman manis. Astaga, kamu tentu tidak jujur, sungguh. Alasan sebenarnya<!--true nature--> di balik layanan itu adalah untuk kepuasan pengunjung. Hiburan sekali itu ditujukan untuk kepuasan pada hanya saat-saat tersebut. Persis karena itu adalah sesuatu yang tidak dapat kamu nikmati dengan melakukannya berulang kali sehingga itu tidak masalah selama kami berhasil menangkap suasananya pada saat tersebut.<!--in that instant--> Ini adalah sesuatu yang disarankan secara tersirat oleh Yukinoshita dan ini adalah jawaban yang diberikan oleh Isshiki. Dia cukup menabjubkan untuk mendapatkan jawaban seperti ini. Apa itu efek Destinyland? Yah benar<!--yeah right-->… “Heeeh, ini tentu menabjubkan, ini macam, API!” Ketika Yuigahama berbicara selagi berseru “whooaa”, Yukinoshita menjawab dengan kalem. “Itu dinamakan layanan penyalaan lilin.” “Apa kamu mengelirukannya dengan api unggun<!--mix campfire together--> atau apa?” “I-Itu kurang lebih sama saja, astaga.” Ketika aku tersenyum masam pada Yuigahama yang berkata begitu dengan geram, curtain call sedang dilakukan. Setelah pemeran-pemeran dan narator dipanggil ke atas panggung, mereka diperkenalkan diikuti dengan membungkuk. Ketika Keika yang tampil sebagai si malaikat muncul, Kawasaki sedang mengambil banyak sekali foto. Seperti yang kubilang. Apa kamu itu ibu-ibu atau semacamnya? Dan terakhir, sang pemeran utama, Rumi, muncul keluar. Rumi terlihat terperanjat atas tepuk tangan yang sangat meriah itu, tapi ketika dia menggandengkan tangan dengan semuanya di atas panggung, dia membungkuk dalam.<!--a big bow--> Jauh di balik aula itu, aku sedang menonton pendaran para penonton, di sisi dimana cahayanya sampai. Secara refleks, aku menjadi emosional atas momen-momen besar Rumi di atas panggung. Ini adalah sebuah berkah yang lebih dari yang bisa kuminta sebagai seorang produser, sungguh. Aku tidak akan lupa oke! Tentang panggung hari ini!<ref> Love Live! </ref> Setelah itu, <!--we have-->kami menyantap kue, biskuit jahe, dan kue tea cake, dan tempat itu berubah menjadi pesta teh Natal. Orang-orang SMA Kaihin Sogo serta orang-orang SMA Sobu sedang memakan kue selagi berbincang-bincang dengan bersahabat. Kami berganti giliran sebagai staf untuk melayani anak-anak TK dan orang-orang tua itu, berbaur ke dalam pesta tersebut. Aku mengujungi aulanya untuk memeriksa apakah ada gelas dan peralatan makan yang kosong. Ketika aku melihat-lihat ke sekeliling, tatapanku bertemu dengan tatapan Tamanawa yang sedang memakan kue. Tamanawa menjentikkan rambutnya dan berpaling. Di dekat Tamanawa ada Orimoto dan teman-temannya yang sedang bersulang dengan gelas plastik dan sedang tertawa dengan keras. Di samping panggung ada Hayama dan yang lain dengan sekerumunan orang-orang di sekeliling mereka. Kelihatannya anak-anak SD itu melihat mereka. Berlanjut dari perjalanan berkemah itu, mereka kelihatannya populer. Dan mengejutkannya, Rumi ada di tengah-tengahnya. Aku tidak tahu apa yang sedang Rumi dan Hayama serta yang lain bicarakan. Tapi senyuman yang Rumi tunjukkan pada saat ini tidak melukai hatiku dan sedang berbinar dengan redup namun hangat seperti pendaran samar dari lilin-lilin. <br /> <center><big>× × ×</big></center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information