Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-4=== Apa itu kebahagiaan, boleh kutanya<!--dare I say-->? Itu pastilah kotatsu. “Ah, onii-chan. Selamat datang kembaliii.” Dengan hari yang panjang ini berakhir, ketika aku berhasil sampai ke rumah, yang ada di ruang tamu adalah Komachi. Dia memiliki mata yang terlihat mengantuk. Itu terlihat seperti dia sudah tidur cukup lama. Dan alasan untuk mengapa dia tertidur adalah karena kotatsu yang dikeluarkannya entah kapan ke ruang tamu. Pada akhirnya, itu dibangkitkan kembali… Mesin iblis aneh ini.<!--This demonic mechanical contraption.--> Kotatsu adalah suatu mesin yang menghasilkan orang-orang yang tidak berguna. Aku bahkan dapat mengusulkan kita mengirimkan kotatsu kami kepada semua negara musuh lain selagi musim dingin karena kami akan bisa dengan mudahnya menjajah mereka. “Komachi, jangan belajar di kotatsu. Kamu hanya akan menjadi mengantuk dan kamu akan mengidap flu ketika kamu tertidur. Kotatsu mengubah orang menjadi orang tidak berguna.” Ketika aku memberitahunya secara singkat, Komachi menatapiku dengan sinis. Astaga, wah wah. Mungkinkah dia sedang dalam fase suka melawan sekarang ini…? “Tunggu, itu bukan sesuatu yang patut kamu katakan padaku selagi kamu sedang merasa nyaman di dalam kotatsu…” Hahaha, apa yang kamu bilang, Komachi-chan? Aku tidak sedang merasa nya… Oooh! Aku sudah masuk ke dalam kotatsu sebelum aku bahkan menyadarinya!? Hanya bercanda. Aku memainkan sandiwara kecil tidak berarti itu selagi aku memasuki kotatsu. …Mfmmeoow. Dengan hari yang panjang ini berakhir, sinar inframerah panjang ini terasa nyaman pada tubuhku yang terbeku saat berjalan ke rumah pada jalan dingin di malam hari. Ketika aku merenggangkan kakiku, kakiku bersentuhan dengan sesuatu yang halus. Ketika aku melakukan itu, sesuatu yang halus itu melilitkan tubuhnya pada kakiku. Apa sesuatu halus yang memiliki otakknya sendiri ini…? Nah nah<!--now then-->, mungkinkah itu kaki Komachi? Aku melihat ke arah Komachi dan ketika mata kami bertemu, Komachi membuat suatu seringaian. Untuk dipikir dia mau melilitkan kaki kami bersama di bawah kotatsu… Akhir-akhir ini, adik kecilku sudah agak sedikit tidak biasa<ref> Saikin, Imouto no Yousu ga Chotto Okashiinda ga </ref>. Sebenarnya, apa ini? Ini begitu memalukan…! Gadis manja sialan ini. Aku mendorong kakinya untuk memberitahunya untuk berhenti. Ketika aku melakukannya, perasaan halus itu pergi. Dan kemudian, sesuatu datang merangkak keluar dari bawah kotatsu. Itu adalah kucing kami, Kamakura. Kelihatannya, itu bukan Komachi yang meliliti kakiku, tapi anak ini. Persisnya kenapa kucing cenderung suka memakai kakimu sebagai bantal, non? Ketika Kamakura meninggalkan kotatsu, dia merenggangkan diri dan membuat helaan panjang. Apa itu? Apa anak itu orang tua yang baru saja keluar dari sauna atau semacamnya? Ketika dia melihat ke arah wajahku, dia mendengus. Dia pastilah merasa tidak puas untuk diusir dari kotatsu oleh kaki terrenggangkanku. Atau mungkin itu karena kakiku bau… Itu membuatku kuatir, jadi tolong hentikan reaksi itu, oke…? “Onii-chan, kamu sedang menatap dengan begitu kerasnya pada Kaa-kun. Apa ada yang salah?” “Tidak sama sekali…” Meskipun Kamakura sudah keluar dari kotatsu, kelihatannya dia masih merasa dingin sebab dia melompat ke atas kaki Komachi dengan posisi roti tawar<ref> Posisi keempat kakinya dimasukkan ke bawah perutnya </ref> dan mulai tertidur. Semua yang dia lakukan adalah tidur sepanjang sore, namun dia masih ingin pergi tertidur lagi? Menjadi seekor kucing itu tentu menyenangkan. Aku ingin hidup dengan gaya hidup itu juga. [[File:YahariLoveRom-v9-097.png|thumbnail|200px]] Komachi mulai membelai Kamakura selagi dia tertidur di kakinya. Aah, tidak peduli berapa banyak waktu yang sudah berlalu, setiap kali aku melakukan itu, dia hanya akan pergi ke tempat lain… Er, itu benar. Melihat ke arah Komachi membuatku teringat. “Heeei, Komachi-chan. Apa ini, hmm?” Aku mengeluarkan surat yang masih berada pada kantong dada seragamku. Komachi mencondongkan dirinya ke depan untuk melihatnya tanpa membangunkan Kamakura. Dia kemudian dengan kalem berkata. “Eh? Itu persis seperti yang kamu lihat.” “Hoh…” Dia benar-benar ingin sebuah peralatan elektronik…? Persisnya apa adik kecilku itu? Komachi terlihat seperti dia tidak ingin menjelaskannya lebih jauh lagi dan bersenandung selagi dia membelai Kamakura. …Yah, jika aku mendesakknya lebih jauh lagi, pesan di dalam surat itu akan muncul dan itu akan benar-benar memalukan. Aku akan cukup memakai daftar itu sebagai acuan ketika aku memikirkan beragam hadiah untuk dibeli buat Komachi. Kami berdua menghabiskan waktunya dengan hening dan termenung-menung tanpa membuat banyak percakapan. Tiba-tiba, Kamakura berdiri. Dia menggaruk telinganya dengan kaki belakangnya dan membuat ekspresi siap <!--posed expression-->selagi dia meninggalkan ruang tamu. Dia kemudian pergi menuju pintu masuk. Kelihatannya, ibu kami sudah pulang. Kamakura agak hebat ketika dia datang menemui ibu dan Komachi ketika mereka kembali. Omong-omong, dia tidak akan pernah sama sekali menyapa aku dan ayahku di pintu masuk. Hanya dalam sesaat, suara pintu masuknya terbuka dapat terdengar. Suara langkah kaki bergema selagi kaki tersebut memanjat tangga dan di ruang tamu muncullah ibu kami. Di belakangnya terdapat Kamakura. “Aku pulaaang. Aaah, begitu lelah.” Ibuku meletakkan tasnya di tempat itu dan meniup kopi yang entahkah dibelinya sewaktu pulang atau dari suatu kafé. Komachi dan aku menyapa penampilan lelahnya dengan rasa berterima kasih. “Selamat datang kembali, maaama.” “Aah, kerja bagus. Di mana ayah?” Jika ayah juga sudah pulang, maka aku pikir aku bisa menuntut sejumlah uang darinya untuk hadiah Komachi, tapi ibuku membuat ekspresi kaget. “Mana kutahu?” “Ada apa dengan itu?” HEI, HEI, MY MOTHER? YOU itu WIFE FATHERku, bukan? Bukankah kamu rasa kamu seharusnya sedikit lebih hormat terhadapnya? Atau apa itu karena kamu tidak tertarik dengan suamimu? “Selama waktu-waktu musim ini, dia benar-benar tidak bisa pulang ke rumah karena dia baru nyaris bisa lewat<!--scraping by--> dengan jadwalnya itu, mungkin? Aku juga pulang dengan kerjaanku.” Ibu kami mengatakan itu dengan begitu alamiah tanpa mencoba untuk membuatnya terdengar kurang serius. Daripada tidak tertarik sama sekali, itu lebih terlihat seperti itu hal yang sangat wajar bahwa dia tidak memperhatikannya. Hohmm, itu bervariasi tergantung pada tipe industrinya, tapi pekerja kantoran pada waktu-waktu musim ini benar-benar sibuk, bukan? Tidak mungkin aku bisa tahan pergi bekerja ketika sudah mendekati hari Natal, yang benar saja. Aku ingin menjadi orang dewasa yang akan menghabiskan waktunya dengan keluarganya selama musim Natal. Aku sudah pasti tidak akan bekerja. Selagi aku menguatkan tekad keras kepalaku, ibuku berkata ketika sesuatu terlintas di pikirannya. “Oh iya, Hachiman. Kamu senggang bukan? Pesan satu party barrel<ref> Kentucky Fried Chicken </ref>. Dan juga kue.” “Ahn?” Kenapa harus aku<!--Why I have to-->? Dipikir lagi, namun itu tidak pasti bahwa aku akan senggang? Respon “ahn” adalah respon yang tanpa dibuat-buat<!--in a nutshell-->. Tidak ada satu “oke”pun yang bisa ditemukan dimanapun. “Aku biasanya meminta Komachi untuk melakukannya, tapi tahun ini mungkin lebih baik jangan begitu<!--work out so well-->…” “Aah, tentu saja. Berikan aku uang.” Jika itu alasannya, maka aku sangat rela melakukannya. Sampai sekarang ini, aku tidak pernah begitu menyadarinya, tapi ketika aku murid yang sedang ikut ujian, Komachi mungkin juga melakukan cukup banyak hal untuk kami. Sebenarnya, Komachi toh melakukan semua pekerjaan rumah tangganya. Pada saat-saat seperti ini, aku paling tidak seharusnya melakukan hal ini. Ketika aku menjawab, Komachi menyela. “Namun Komachi bisa melakukan setidaknya segitu banyak?” Tapi untuk beberapa alasan, ibu kami membuat setengah senyuman selagi dia melambaikan tangannya. “Tidak apa-apa. Sekarang ini saja pekerjaan kami sudah banyak mendesakkan tanggung jawab kami padamu, Komachi. Setidaknya biarkan onii-chan melakukannya.” Tidak, salah. Itu salah. Aku memiliki banyak motivasi untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tapi hanya saja setiap kali aku memikirkan “Aku akan melakukan pekerjaan rumah tangganya”! Pada saat itu, semuanya sudah selesai dikerjakan <ref> Jojo’s Bizarre Adventure. Kalimat yang diucapkan Prosciutto. Kalimat aslinya “Setiap kali kami memikirkan kata itu (Bunuh)… Kenyataannya, itu sudah terjadi!” </ref> (oleh tangan Komachi) Memiliki adik kecil yang kompeten merupakan suatu berkah dan suatu kutukan yang merupakan alasan yang akan kuberikan, tapi ibuku tidak terlihat sedikitpun tertarik dengan reaksiku selagi dia mengeluarkan dompetnya dari dalam tasnya. “Ah, Aku lupa untuk menarik uang. Apa lain kali tidak apa-apa?” “Tentu.” Setelah aku menjawab dengan singkat, ibuku mengucapkan terima kasih dengan suatu helaan, membunyikan bahunya, dan meninggalkan ruang tamu. Selagi Komachi melihat punggung lelah ibu, dia menyelipkan beberapa kata. “Dia bahkan tidak perlu kuatir dengan Komachi juga.” “Yah, itu hanya kasih sayang orang tua. Tidak perlu kuatir dan fokus saja sama belajarmu.” Ketika aku mengatakan itu, Komachi menyipit untuk sejenak. Tapi untuk menutupinya<!--play it off -> Made as if previous thing you do is a joke(not serious)-->, dia membuat tawa tegang. “Mmm, mengatakan itu hanya agak sedikit…” “Ah, tidak, maaf. Tidak bisa memikirkan hal lain untuk dikatakan…” Aku secara refleks memberitahunya untuk berusaha keras belajar<!--try your best in her studies-->, tapi dari sudut pandang seorang murid yang mengikuti ujian, itu adalah suatu frasa yang benar-benar sudah capek didengarnya. Lagipula, tidak mungkin, Komachi, adik kecil tololku itu bisa bermalas-malasan<ref> OreImo </ref>. Memberitahu seseorang untuk berusaha sebisanya ketika mereka sudah melakukannya bukanlah sesuatu yang seharusnya kamu lakukan, kurasa. Dari awalpun, untuk diberitahu akan hal itu oleh orang yang tidak sedang berusaha keras hanya akan menjengkelkan saja. Jadi bagaimana aku bisa menyemangatinya kalau begitu? Selagi aku mengerang, Komachi tersenyum. “Onii-chan, kamu hanya perlu mengatakan ‘Aku mencintaimu’ pada saat-saat seperti ini.” “Oh, begitu. Aku mencintaimu, Komachi.” “Komachi tidak merasa seperti itu, tapi terima kasih, onii-chan!” “Begitu jahat…” Suatu air mata mendadak jatuh dari mataku. Baru saja, onii-chan juga mengatakannya dengan segenap hati<!--put a lot of heart into it-->. Aku bahkan juga menyorot lampu remnya lima kali<ref> Kode Morse untuk aishiteru </ref>. Komachi tersenyum geli untuk sejenak dan kemudian dia berdiri. Kelihatannya dia akan kembali belajar di kamarnya. “Oke! Itu perubahan suasana yang bagus.” “Aku merasa senang untukmu…” “Onii-chan, berhenti dan melakukan hal yang lain itu bagus untukmu oke? Macam, ketika kamu terjebak dalam situasi sulit<!--driven in a corner-->, itu lebih baik mengalihkan perhatianmu dengan hal yang lain, kamu tahu?” “Itu… Yah, ya, itu benar.” Itu hanyalah alasan untuk melarikan diri, bukan? Aku mencoba mengatakan itu. Namun, ketika seseorang di suatu tempat yang mengalihkan matanya dengan cara yang sama terlintas dalam pikiranku, aku sama sekali tidak bisa mengatakannya. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 1|Bab 1]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 3|Bab 3]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information