Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===7-4=== Setelah konferensinya berakhir, aku lelah total. Pada akhirnya hal-hal yang akan kami lakukan tidak diputuskan pada konferensi hari ini juga dan itu ditunda untuk dipertimbangkan lain hari. Natal sudah akan tiba seminggu lagi dan besok hari Sabtu. Mendapat hari libur itu merupakan kehilangan waktu yang lumayan menyakitkan. Yukinoshita yang berada di sampingku juga merasa patah semangat. Dia meletakkan tangannya pada dahinya seakan mencoa untuk menahan sakit kepala dan membuat suatu helaan. “Itu jauh dari yang kubayangkan… Apa kalian sudah membuat percakapan seperti itu selama ini?” “…Ya.” Itu apa yang kujawab, tapi kenyataannya, itu jauh lebih buruk. Tapi ketika “saat sekarang” muncul dalam pikiranku, itu sebenarnya ada beberapa kemajuan. Ketika aku melihat kejadian-kejadian masa lalunya, suatu senyuman tidak mengenakkan muncul keluar ke wajahku. “Diskusinya benar-benar tidak sejalan sama sekali dengan satu sama lain, jadi hanya menontonnya saja menjengkelkan…” “Yap… Itu terasa seperti mereka juga tidak mendengarkan.” Ketika Yukinoshita berkata begitu dengan jengkel, Yuigahama mengangguk dengan letih. Tapi Tamanawa bukan orang semacam itu. Telah mengamatinya akhir-akhir ini, aku sudah dapat memahaminya dengan cukup bagus. “Kalau dia sama sekali tidak mendengarkan, maka nasib kita akan lebih baik… Tapi karena dia mencoba memasukkan hal-hal dengan paksa setelah hanya setengah-setengah mendengarkan hal-hal itu, keadaannya hanya akan lebih salah arah<!--stray off course--> lagi.” “Aah, ya. Itu benar…” Isshiki mengiyakan dengan satu helaan. Di dalam suasana berat itu, Yuigahama menyemangati dirinya, berharap untuk membalikkan suasananya, dan menghadapku. “Jadi, apa yang harus kita lakukan?” “…Aku tidak tahu.” Aku menjawab dengan jujur. Terus terang saja, ada satu bagian dalam diriku yang berpikir kalau semuanya diputuskan dalam konferensi hari ini, kami bisa langsung mengerjakan pekerjaan kami dan keadaannya akan berjalan menjadi lebih baik. Aku memiliki harapan bahwa kami akan membuat beberapa kemajuan yang berarti meskipun belum semuanya yang sepenuhnya diputuskan. Tapi sekarang setelah konferensinya selesai<!--lid was taken off-->, inilah apa yang kita dapat. Selagi aku jatuh melamun mengenai apa yang harus dilakukan, Yukinoshita menatap ke arahku dan bergugam. “…Jadi ada hal-hal yang tidak kamu pahami juga.” “Kenapa, apa kamu sedang bersikap sinis? Tentu saja akan ada segunungan hal-hal yang tidak kupahami.” Ketika aku menyahutnya secara refleks seperti sebelumnya, kata-kata Yukinoshita tergagap-gagap. “Aku tidak memaksudkannya seperti itu, um…” Selagi Yukinoshita berkata begitu, dia berpaling dariku dan mengigiti bibirnya dengan pelan. Dia kemudian menjatuhkan pandangannya. Kalau ini terjadi di masa lalu, maka ini seharusnya merupakan suatu percakapan yang tak berarti, tapi sekarang itu agak canggung. Aku tidak terlihat bisa mendapat gambaran bagus mengenai jarak ini. Tidak bisa menahan suasananya, aku menggaruk kepalaku. “…Tidak, maaf. Aku ingin melakukan sesuatu mengenainya, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan.” “…Aku tidak sedang mengkritikmu.” Yukinoshita menjawab dengan suara kecil selagi masih menunduk ke bawah. Yuigahama mengamati kami dengan takut dan menyela di antara kami. “Ya-Yah, mari kita cukup berpikir mengenai apa yang bisa kita lakukan. Oke?” “Baiklah kurasa.” Ketika Yuigahama berkata begitu, Yukinoshita mengangkat kepalanya, Dia kemudian dengan pelan menyilangkan lengannya dan dengan lembut meletakkan tangannya pada dagunya. Membuat postur seperti itu, dia dengan perlahan mulai berbicara seakan mencoba untuk memasika sesuatu setelah menyusun pemikirannya. “Pertama, aku rasa apa yang perlu kita pertimbangkan adalah untuk menurunkan skala acaranya pada sesuatu yang mungkin secara realistis…” “Mmm. Meski kamu bilang begitu, apa yang terjadi tadi itulah bagaimana keadaannya jadi…” Kata Isshiki, memikirkan konferensi barusan. Melihat bagaimana keadaannya berjalan sekarang, kami tidak bisa persisnya memilih pilihan untuk mengurangi skala acaranya. Itu mungkin sesuatu yang dilihat dan dibayangkan Yukinoshita. Isshiki mengangguk balik. “Kalau begitu itu berarti kita perlu memikirkan mengenai tambahan-tambahan ke dalam anggarannya. Ada biayanya jika kita menuju ke arah memesan sebuah konser dan meski kita pergi memakai band murid, kita harus segera menetapkan waktu dan lokasi untuk latihan. Kalau soal lokasi, ruang musik bisa dipakai, tapi jika itu terlalu sulit kita akan harus menyewa sebuah studio dan itu akan dimasukkan sebagai biaya juga.” Ketika dia mengatakan itu, aku sadar. Aah, kita perlu menghitung biayanya bukan hanya untuk hari acaranya tapi juga biaya dari awal… “Jadi kalau begitu, perkiraan biayanya akan terus meningkat…” Belum disebut aktivitas acaranya belum ditetapkan jadi kami juga tidak bisa membuat perhitungan awalnya<!--preeleminary-->. Kita sepenuhnya tersudutkan di sini. Pada saat aku berpikir, Yukinoshita melanjutkan pemikirannya. “Kalau mengenai apa yang tersisa, aku rasa itu soal bagaimana mendapatkan anggarannya. Kita bisa menyerahkan pada sekolah untuk menanganinya atau membagi biayanya dan setelah itu, kita juga bisa mencari sponsor lain dari suatu tempat, tapi melihat jumlah waktu yang tersisa untuk kita, itu mungkin sulit.” “Ya, toh, kita hanya punya sisa seminggu lagi.” Batasan seminggu ini lebih parah<!--harsher--> dari yang kukira. Meskipun acara-acaranya sudah diputuskan, jadwal ini tidak terlihat begitu bisa dilaksanakan. Pada akhirnya, kita perlu melakukan sesuatu mengenai konferensinya atau jika tidak kita tidak akan bisa melihat kemajuan apapun. “Realistisnya, mereka seharusnya mengambilnya dari anggaran OSIS, tapi aku tidak merasa mereka akan mengalokasikan apapun menurut proposal dan rencana ini…” Yukinoshita melihat ke arah rangkuman yang dibagikan nan dibuat oleh Tamanawa dan dia sedang menuliskan sesuatu dengan pena merah serta memggambar garis-garis. Rangkuman yang diberi perbaikan kecil dan memo-memo itu tiba-tiba terlapisi dengan tinta merah. Yuigahama yang sedang melihat Yukinoshita melakukan itu membuat suara “howaah” sementara Isshiki sedang mengamatinya dengan kagum yang dicampur dengan rasa takut dan ngeri<!--withdrawal-->. Yah, aku paham. Dalam jangka waktu sependek ini, dia menyusun poin-poin masalahnya dan mengajukan sebuah rencana yang mendetail. Itulah Yukinoshita. Kelihatannya tidak ada orang di sekolah ini yang bisa melampaui Yukinoshita dalam hal-hal praktis seperti ini. Namun, bahkan dengan Yukinoshita di sini, dia terlihat seakan dia tidak bisa dengan mudahnya memikirkan suatu solusi. Ketika dia membuat suatu tanda “X” besar pada memonya sendiri, dia membuat suatu helaan dangkal. “Namun, aku rasa bukan itu masalahnya. Ada sesuatu yang lebih mendasar lagi…” Orang tersebut tidak terlihat begitu teryakinkan, tapi bagiku, itu merupakan beberapa kemajuan. Paling tidak, kami mempunyai sesuatu yang bisa kami lakukan sekarang ini. “Pokoknya, mari kita coba hal-hal yang kamu pikirkan barusan tadi. Untuk sekarang, kita akan membicarakan masalah uangnya di sekolah. Kita akan mengecek apa kita bisa melaksanakannya<!--follow through--> dengan sedikit tambahan ekstra ke dalamnya.” Aku berkata begitu, berdiri, dan Yukinoshita melihat ke arahku dengan ekspresi yang sedikit bimbang. Untuk melihat Yukinoshita kurang percaya diri itu cukup jarang sampai aku sedikit kelimbungan. “…A-ada apa?” Ketika aku menanyakannya, Yukinoshita tiba-tiba berpaling. “Tidak… Aku hanya berpikir apa kamu juga sudah memikirkan semua ini di dalam pikiranmu.” “Tidak, aku belum memikirkan apapun yang sekonkret itu.” “Begitu ya… Tidak ada masalah kalau begitu.” Setelah mengatakan itu, Yukinoshita juga ikut berdiri. Pokoknya, pertama-tama soal uang… Ini adalah acara Natal, namun hal pertama yang akan kami lakukan adalah membicarakan tentang uang. Tidak ada impian di sana, bukan? <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information