Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:The Day Before
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== Diantara daerah tanah lapang yang tak terhitung banyaknya pada setiap lantai di Aincrad, lebih dari sembilan puluh persen memiliki atribut «immortal»<ref>Immortal, atribut benda dalam SAO yang tak bisa dihancurkan</ref>. Atribut tersebut berlaku pada benda-benda yang ada di alam, seperti bebatuan dan pohon, begitu pula objek yang diciptakan orang itu, seperti rumah dan tembok kastil, yang melindungi dari tujuan penghancuran oleh pemain-pemain. Lain halnya desain dalam dungeon, disana terdapat «dinding yang bisa dihancurkan» hingga sekarang, sedangkan «bebatuan yang bisa dihancurkan» dan «pepohonan yang bisa dirobohkan» bisa ditemukan di field <ref>Field, area di diluar dungeon</ref>, meskipun jarang, akan tetapi aku tak pernah mendengar cerita tentang «rumah yang bisa dirubuhkan». Terutama, pada hari seorang pemain membeli sebuah rumah yang mungkin bisa roboh, sebuah lubang besar akan muncul tiba-tiba ketika orang tersebut tertidur, dengan berkumpulnya orang-orang dari guild orange berkumpul disana... bahkan hal-hal yang tak diinginkan bisa saja terjadi. Hal ini tak seperti cerita dalam "Tiga Babi Kecil." Lalu, aku bisa membayangkan jika menghilangnya rumah pribadi seseorang, rumah kayu yang pernah aku temukan dan kuidamkan, telah dihancurkan oleh pemain. "...Well, itu hal yang aku yakini." Setelah mendengar apa yang aku duga sejauh ini, Asuna mengangguk sekali dan melanjutkan. "Kecuali kalau seseorang telah menemukan sebuah skill extra seperti «Land Speculation» <ref> Land Speculation, penulis tidak tahu maksud dari skill ini, jadi menggunakan bahasa inggrisnya saja</ref>, ya itu." "Ta-Tak ada gunanya melakukan hal seperti itu di tempat seperti ini, kan? Danau di tepi laut yang berada di Salemburg lain cerita lagi." "Aah, memang benar jika tanah di sisi danau cukup mahal. Harganya tiga kali lipat dari harga ruanganku.... tenang saja, jika kita tidak menemukan rumah itu disini, memiliki rumah disana mungkin bagus juga." "Ha-Hal itu sedikit... mahal dengan pemasukanku..." Hanya gurauan, sebuah gurauan, Asuna berkata padaku yang berubah pucat untuk waktu singkat sambil tertawa,.Separuh candaaanya berubah menjadi mode pemimpin grup clearing ketika ia menatap lahan kosong. "Dalam hal itu, ayo singkirkan kemungkinan jika seseorang telah merubuhkan rumah tersebut....untuk memastikan saja, tapi exterior dan atap dari rumah itu jauh dari jangkauan modifikasi, kan?" "Eh... apa maksudmu?" "Dengar, ketika kamu membeli sebuah rumah, kamu mendapat hak Menu Modifikasi sebagai pemiliknya, kan? Kamu bisa memasang dan melepas perabotan dari menu tersebut?" Setelah memahami apa maksud Asuna, aku mengangguk. "Aku mengerti... kemungkinan jika pemain lain telah membeli rumah itu, lalu menghilangkan tembok, atap, dan lantai melalui modifikasi untuk membuatnya seperti lahan kosong, huh. Hmm... Aku tak pernah tinggal menetap kecuali di apartemen, jadi aku tak pernah melihat Menu Modifikasi untuk sebuah rumah..." "Sebenarnya, aku juga sama...Benar, aku akan mencoba bertanya pada Liz." Asuna membuka Menu Utama miliknya dan dengan terlatih mengetik pesan untuk sahabat karibnya, si pandai besi, Lisbeth. Liz juga temanku, begitu juga seorang yang menempa pedang tersayangku, Dark Repulser, jadi ia masuk daftar orang-orang yang akan aku berikan informasi tentang pernikahan antara Asuna dan aku, satu diantara beberapa pemain lainnya. Kami berencana mengirim undangan untuk sekitar sepuluh orang, termasuk Liz, setelah kita selesai membeli sebuah rumah dan melakukan pernikahan disini—namun hal itu kini berubah menjadi diskusi tentang masalah tempat tinggal. Tampaknya Asuna menerima sebuah jawaban dengan cepat dan setelah mata Asuna membaca kata-kata di jendela miliknya, ia mengangguk pendek. "Tampaknya perabot luar dan atap tak bisa dipindah atau dihilangkan. Merubah warna atau menambahkan objek seperti jendela atau kebun bunga masih mungkin jika kamu memiliki banyak uang..." "...Aku rasa meskipun jika kamu merubah warnanya, tampaknya tak mungkin kamu membuat rumah tersebut menjadi tembus pandang." Asuna dan aku telah menyusuri lahan kosong ini sebelumnya, telah dipastikan jika tak ada sedikitpun jejak. Jika ada sebuah rumah tembus pandang disini, kita bisa menyentuh atau menemukannya. "Jadi... bagaimana tentang pilihan lainnya? Seperti... suatu alat yang menyembunyikan rumah dalam tanah?" Ketika Asuna mengatakan hal seperti itu dan mencongkel tahan berumput dengan sepatu miliknya, aku tak sengaja tersenyum masam. "Haha, ini tak seperti markas dari organisasi jahat. Terutama, jika kamu menggali lubang yang cukup besar untuk mengubur sebuah rumah, kamu akan terjatuh ke lantai bawah." "Eeh, bukannya bagus. Seperti rumah yang ada di the Hobbits." "Aku ingat jika rumah itu digali melalui bukit... tidak didalam tanah seperti milik para kurcaci? Mengerti, tak ada istana kurcaci yang membentang sejauh sepuluh tingkat,." "Aku benci tempat itu. Rumah kurcaci begitu basah dan ada begitu banyak monster tipe serangga yang muncul... umumnya, bukankah rumah itu berada dalam gunung" "Itulah masalah yang ada pada struktur Aincrad, ada batasan pada tanahnya, jadi sebuah labirin RPG bawah tanah tak bisa dibuat." "Tak apa jika memiliki yang seperti itu kan! ...terlebih lagi, apa kamu tak apa? Saling mengobrol. Aku sendiri menikmatinya, jadi aku tak keberatan." Mendengar itu dari mulut Asuna, aku berbalik untuk melihat lingkungan luar dari awal. Gumpalan awan menyebar melewati langit berwarna kekuningan. Tampaknya akan segera malam jika kamu menunggu dua jam lagi. "It-Itu benar, jika rumah itu tidak tembus pandang atau masuk kedalam tanah, selanjutnya mungkin... sebuah rumah bergerak? Nah, jika ada objek seperti itu, pastilah mudah untuk menuju labirin dari kota... jadi aku kira sebuah rumah melayang juga, huh..." Pada perkataanku yang menyimpang dari sebuah dugaan menjadi sebuah delusi, Asuna menatap langit dengan pandangan bingung. Di lain sisi, aku menatap kebawah dengan sungguh-sungguh sambil merenungkan masalah ini dengan menyilangkan kedua tanganku. "Rumah tersebut sepertinya tidak menghilang karena menu modifikasi. Untuk memulainya, itu berarti pemain lain telah membelinya... jadi aku kira hilangnya rumah ini tak ada hubungannya dengan pemain lain..." "......Hei." "Itu berarti... seekor boss field yang memiliki kemampuan menghancurkan objek...? Nah, bahkan boss lantai lima puluh enam «GeoCrawler» tak bisa melewati gerbang desa. Jika boss yang tak masuk akal muncul di lantai duapuluh dua, pastilah ada panggilan untuk mengadakan penyerbuan..." "Hei, ayolah, Kirito-kun." Karena Asuna menarik-narik jubah lenganku, aku menghentikan dugaanku dan menatapnya. "...Ada apa?" "......Itu." Asuna mengacungkan tangan kanan yang diselimuti sarung tangan putih kesana, jadi aku mengamati menuju arah yang ditunjuk Asuna. Itu berada disana, berada tepat diatas pohon cedar jepang raksasa, di bagian utara dari lahan kosong. Melayang tak stabil pada ketinggian yang hampir menyentuh bagian bawah lantai atas, disana ada sebuah rumah— meskipun bagian bawahnya hampir tak terlihat dari bawah karena sudut pandang, tak salah lagi jika itu adalah rumah kayu yang aku cari, melihat dari penampilannya yang tersusun dari beberapa kayu indah. Meskipun kesenangan dalam menemukan rumah tanpa kesulitan yang berarti, keterkejutan karena rumah itu melayang Sembilan puluh meter diatas kepalaku, meninggalkan kebingungan dalam diriku. "......Me-Mengapa... rumah itu melayang......" "......Seperti yang kamu katakan sebelumnya, Kirito-kun, tentang pilihan benteng melayang... kukira tidak seperti itu, huh..." Mendengar apa yang Asuna katakan, aku memfokuskan pandanganku pada setiap sisi rumah yang tampak kecil dari sini, tapi tampaknya tak ada sesuatu seperti sayap, balon, maupun baling-baling yang terpasang. Di sisi lain, aku menyadari dua hal baru melalui penglihatanku yang diperkuat skill. Pertama, ada putaran angin yang tampak seperti kabut panas dibawah rumah tersebut. Rumah kayu tersebut tampaknya diterbangkan sesuatu seperti «tornado pengatur posisi». Dan yang satunya. Sebuah wajah muncul dari jendela yang menghadap selatan dengan malu-malu kemudian melambaikan tangannya dengan panik ke arah kita yang berada jauh dibawah; ada seseorang disana. "Ad-Ada seseorang disana." Setelah mengatakan itu, Asuna berkomentar "Eh" sebelum ia menyondongkan tubuhnya kedepan. "K-Kamu benar. ...Kita tak bisa mengenalinya sebagai NPC maupun pemain dari jarak sejauh ini..." Satu-satunya yang bisa membedakan antara seorang pemain dengan NPC jika dilihat dari penampilan luar «Warna Kursor». Bagaimanapun juga, dengan jarak sejauh ini, warna kursor tersebut tak terlihat. Aku masih tak tahu mengapa rumah tersebut melayang, tapi jika sosok tersebut bukan seorang NPC, tetapi seorang pemain, tak mungkin kita meninggalkannya sendirian. Setelah semuanya, bahkan jika kemungkinannya satu banding sejuta, HP siapapun pasti akan turun menjadi nol jika terjatuh dari ketinggian itu. "Ya-Yang mana..." Itu terjadi ketika Asuna dan aku menarik nafas sambil menatap atas— Tiba-tiba, tangan yang melambai menarik diri, sebelum akhirnya muncul lagi. Tangan tersebut melepaskan sesuatu yang digenggamnya, sekilas bercahaya karena memantulkan cahaya matahari. Benda tersebut seolah terjatuh menuju lahan kosong tempat kami berdiri. "Wo.... wo-woah..." Sebelum aku menyadarinya aku mengambil empat langkah ke kanan lalu tiga langkah cepat kedepan, aku menangkap objek tersebut dengan tanganku. Kemudian Asuna buru-buru mengejarku, kami berdua mengamati benda tersebut lebih dekat. "Sebuah botol recovery potion <ref>Recovery potion, item yang memulihkan HP pemain</ref>... ini sudah digunakan...?" Aku mengangguk atas perkataan Asuna sebelum menoleh menuju rumah kayu yang melayang di udara sekali lagi, lalu berteriak. "—Dia seorang pemain!" Sebuah botol potion yang kering akan pecah dalam waktu sepuluh detik jika ditinggalkan lalu menghilang. Untuk mencegah hal tersebut dan menyimpannya sebagai item «Botol Kosong», botol tersebut harus diletakkan dalam semacam tas, atau setidaknya tempat penyimpanan. Tindakan seperti itu tidak dilakukan oleh seorang NPC, jadi kepemilikan sebuah botol kosong adalah milik seorang pemain yang sedang terjebak dalam rumah melayang tersebut. "Ki-Kita harus menolong..." Aku berbicara sambil memegang botol tersebut dengan tangan kananku sebelum Asuan berbicara. "B-Bagaimana kita melakukannya!?" "........." Itu pertanyaan yang masuk akal. Dalam Aincrad, bukan, dalam SAO, kemampuan seorang pemain untuk terbang tidak ada. Jika ada hal semacam itu, seseorang akan mengacuhkan menara labirin dan langsung menuju lantai berikutnya... tidak, mereka pasti akan langsung menuju tujuan utama, lantai keseratus dalam satu kali penerbangan. Beberapa bulan lalu, aku melakukan percobaan dengan cara memegang ekor naga putih lalu terbang bersama Lisbeth, si pandai besi yang Asuna kirimi pesan sebelumnya, tapi sekarang tak memiliki pilihan untuk melakukannya, tak ada naga pada lantai ini dan yang lebih penting, aku tak ingin melakukan untuk kedua kalinya. "......U-Untuk sekarang, ayo kita pergi ke bawah rumah itu." Asuna sempat meragukan saranku, namun langsung mengangguk. Ketika kami melangkah menuju hutan dari lahan kosong, cabang-cabang pohon yang saling rapat menutupi rumah dari pandangan kami, tetapi aku berjalan lurus kedepan dengan skill yang tidak menjadi bagian dari sistem, «Intuitively Walking Straight» <ref> Intuitively Walking Straight, semacam skill berjalan dengan intuisi</ref>. Di dalam hutan yang tanpa petunjuk arah untuk mataku, hal tersebut benar-benar sangat sulit. Triknya adalah menggerakkan kakimu lebih dulu daripada sistem...yang mana aku pernah jelaskan pada Asuna di lain waktu, meskipun ia bertanya-tanya apa sih yang sebenarnya aku katakan. Tujuan kami sudah jelas dan setelah berjalan dua sampai tiga menit, sebuah pohon cedar jepang raksasa tampak pada pandangan kita. Pohon ini tak salah lagi adalah pohon yang tumbuh dibawah rumah kayu. Menscan keatas ketika sampai, aku menatap melewati dahan-dahan yang menutupi, untuk memastikan sosok bayangan yang menunggu. "...Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Bahkan jika kita memanjat pohon cedar ini, tampaknya kita tak bisa menjangkau rumah itu, kamu mengerti maksudku kan?" Sebuah pertanyaan dari Asuna ketika ia melangkah sambil menatap langit lalu aku menjawabnya. "Aku pikir suatu teriakan akan sampai padanya jika kita berada dibawahnya, tetapi... tampaknya itu juga tak mungkin..." "Aku mengerti, jika kita bisa saling berbicara, kita bisa mendapat penjelasan atas apa yang terjadi, huh. Mungkin kita seharusnya memanjat pohon itu? Berteriak dari puncak pohon mungkin akan memberikan jarak yang cukup." "Tetapi, pasti sulit untuk memanjat pohon konifer seperti ini... Tanpa skill «Akrobat», tampaknya akan sangat menyusahkan..." Kemudian itu terjadi, ketika kita sampai lima meter atau lebih dari pohon cedar raksasa dengan muka menatap atas. Raungan seekor mob terdengar dari titik buta, membuyarkan ketidaksadaran kita. "Woof, woof woof woof!!" Aku secara insting memegang gagang pedang tersayangku, Elucidator, yang tergantung di belakang punggungku, tetapi aku menghentikan gerakanku. Alasannya adalah pemilik raungan tadi adalah binatang berkaki empat dengan panjang empat puluh sentimeter... atau untuk lebih spesifiknya, seekor «anjing». Bulu panjangnya berwarna pucat, matanya besar dan bundar, dengan pita biru pada ekor berbulunya hingga kaki. Warna kursornya berwarna kuning—sebuah warna untuk NPC, binatang peliharaan milik beast tamers <ref>Beast Tamer, pemain yang memiliki binatang sebagai partnernya</ref>, atau mungkin sebuah monster yang sudah menjadi jinak. "Wah, lucunya!" Ketika Asuna menunjukkan reaksi gadis seumurnya, ia berjongkok lalu mencoba memegang dengan tangannya, menyebabkanku menahannya dalam kepanikan. "Tu-Tunggu dulu, tunggu dulu!" "Mengapa tak boleh, dia sungguh lucu." "I-Ini mungkin semacam jebakan! Terutama, sungguh aneh jika ada anjing di field . apa yang akan kamu lakukan jika ia berubah menjadi serigala mengerikan atau sesuatu seperti itu begitu kamu menyentuhnya." "Ya ampun, tak apa kok, lihat, bahkan ekornya berkibas-kibas." —Dan ketika kami saling pandang, si anjing masih ribut dan menggonggong dihadapan Asuna, seolah meminta "Peluk aku, peluk aku!." Ketika aku merebut dan menggenggam sarung pedang milik Asuna karena Asuna ingin berjongkok lagi, aku mengecek kursor binatang ini sekali lagi. Nama yang ditampilkan adalah «Toto». "...Toto? itu seharusnya bukan nama seekor spesies... ini nama yang unik bagi anjing ini...?" "Wah, sungguh nama yang lucu! Sini, sini, Toto!" "Seperti yang kubilang, kamu tak boleh..." Ketika aku mencoba menahan Asuna yang sepertinya telah terkena pesona negatif dari si anjing, aku berusaha melihat si anjing, tidak, mata bulat Toto untuk mencari rencana jahat yang mungkin disembunyikan. Lalu, aku menyadari hal itu, meskipun terlambat. Melayang dua sentimeter diatas kepala bulat si anjing, sebuah tanda «?». "Hei... sebuah tanda quest <ref>Quest, semacam event dalam suatu game</ref>!? Tetapi mengappa masih berlangsung...?" Tampaknya Asuna juga menyadari tanda itu juga, setelah teriakanku, dan tenaga yang Asuna perlihatkan sebelumnya mengecil. "Kamu benar, ada tanda tanya padanya, huh..." Jumlah quest yang diberikan pada setiap lantai Aincrad tak terhitung banyaknya. Quest tersebut biasanya diperoleh dari NPC dengan tanda «!» diatas kepala mereka, sementara quest dari NPC yang masih berlangsung bertanda «?». Dengan kata lain, itu berarti anak anjing ini adalah kunci untuk sebuah quest yang masih berlangsung. Tetapi masalahnya... aku benar-benar tak memiliki ingatan menerima quest yang berhubungan dengan anjing dan itu berlaku juga untuk Asuna, jadi... "Itu berarti!" Aku melepas sabuk pedang Asuna karena teriakannya. Si pengguna rapier berputar disekitar lalu menatapku dengan hebat. "Kita selalu menyelesaikan labirin dan lantai bos, jadi kita tak banyak mengambil sub-quest kan? Itulah mengapa masalah ini berakhir menjadi titik buta di pikiran kita. Semacam fenomena aneh, tak bisa dijelaskan terjadi, penyebabnya pastilah sebuah quest. Seperti... rumah yang melayang di langit!" "......Aku mengerti." Aku mengangguk karena penjelasan yang masuk akal tersebut lalu Asuna berputar sekali lagi, menghadap si anak anjing yang masih menggonggong. "Seperti itulah, jika kita ingin mengetahui penyebab rumah itu melayang... kita tak memiliki pilihan lain selain berhubungan dengan Toto-chan disini! Aku yakin kamu pasti paham maksudku, Kirito-kun!" Kemudian, dengan percakapan yang masih belum selesai tanpa adanya semangat petualangan dan kemauan untuk berkorban tergantung bagaimana percakapan kami ditafsirkan, Asuna berjongkok tanpa memberiku kesempatan untuk meraihnya lalu Asuna menjangkau kedua tangannya menuju si anjing. "Woof woof woof!" Si anjing kecil melompat ke dada Asuna dengan gonggongan gembira, ia menjilati wajah Asuna sambil mengibaskan ekor miliknya. "Ahaha,geli! Haah, anjing ini sangat lucu! Aku selalu berkeinginan memiliki anak anjing seperti ini!" —Untungnya, anjing ini tampaknya tak akan berubah menjadi serigala pemakan manusia secara tiba-tiba. Akan tetapi, apa yang terjadi beberapa detik selanjutnya diluar dugaanku. Tanpa peringatan apapun, angin kencang berhembus pada kaki kita seolah memutarkan tubuh kita. Kecepatan angin yang begitu hebat dari arah kiri tidak memberikan kami berdua kesempatan untuk berdiri. Secara mengejutkan, kaki kami meninggalkan tanah—dan cukup membuat kami ketakutan karena tak bisa menjangkau tanah sekeras apapun kami mencoba. "Ki-Kirito-kun!" Secara insting aku menarik tangan kiri Asuna yang menjulur karena tangan kanannya memeluk Toto. Dan itulah bagaimana, dua orang dan seekor anjing diterbangkan oleh sebuah tornado. Pemandangan sekitar berputar karena kami pusing sementara mantel milikku berkibar secara menyolok bersamaaan rok mini milik Asuna (sebuah fenomena yang tak akan terjadi karena hembusan angin biasa didalam field), tetapi situasi sekarang ini tak bisa membuatku fokus pada hal tersebut. "Wa-Waa-Waaah~", Aku berteriak; "Kyaaaa—", Asuna menjerit; "Woof woof woof!!", si anak anjing menggonggong senang, dan itulah bagaimana hal ini terjadi. Kita melambung tinggi keatas, membuat jalan langsung menuju rumah kayu yang menggantung jauh di atas langit.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information