Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Pertama
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===▶Hari Pertama <D> Ruangan utama=== Tidak ada siapapun saatku sampai di ruangan utama. Aku ingat [Pertemuan Rahasia] dengan Daiya. Ujung-ujungnya, aku mengungkapkan padanya kalau akulah [Penyihir] dan aku bahkan jadi tidak percaya kalau ialah si 'pemilik'. Tidak perlu lagi kufikirkan dengan Maria hal yang harus kulakukan nantinya. Sebenarnya aku cepat-cepat kemari agar bisa dengan cepat bertemu dengannya, tapi―di saat kumemikirkannya, dia muncul dari pintu kamarnya. "Maria!" Dia melihatku dengan wajah kuatir saatku memanggilnya dan duduk di depanku. Maria telah melakukan [Pertemuan Rahasia] dengan Daiya, setelah ia melakukan [Pertemuan Rahasia] denganku. Dilihat dari ekspresinya, dia telah diguncang sepertiku. "...Apa sesuatu terjadi denganmu dan Daiya?" "......mungkin sama sepertimu. Aku menganggap Daiya lah si 'pemilik', tapi aku mulai berfikir orang lainlah yang mungkin si 'pemilik' ini. Jadi akan buruk kalau kita membicarakan 'kotak'." "Padahal kita tidak punya waktu..." "Ya, itu memang meresahkanku. Aku ingin menggunakan waktu ini untuk berbincang-bincang dengan orang lain untuk mengetahui kepribadian mereka, tapi...aku sendiri tidak bisa membicarakanku. Itu karena aku tidak bisa mengatakan lingkunganku tanpa menyebut 'kotak'." Lingkungan Maria, ya? Aku sendiri hampir tidak tau apa-apa tentangnya. Dia tidak pernah membicarakan dirinya sendiri dan aku langsung melihat 'Kebahagiaan yang Tak Sempurna'<ref>'Kotak' punya Maria</ref> miliknya, aku masih jauh darinya. "Hei, Maria―" "Halo!" Kamiuchi-kun memasuki ruang utamanya dan mengangkat tangannya pada kami. Aku menunjukkan senyuman canggung dan melambaikan tangan. Aku menutupi telinga Maria dengan tanganku agar ia tidak bisa mengengar perkataanku selanjutnya. "Kazuki, tidak perlu berbisik. Menunjukkan pada mereka kalau kita punya rahasia di saat seperti ini justru menimbulkan kecurigaan." "Ah, iya..." "Jangan khawatir, Maricchi. Kalian ini pacaran, jadi tentu saja hal biasa kalau kamu punya rahasia, 'kan?" "Mungkn begitu, tapi tidak berarti orang lain berfikiran sama." "Kamu fikir begitu? Omong-omong tentang itu, mereka ini menyeramkan, ya? Terutama Kaichou dan Oomine-senpai." "...Maria, apa kamu sudah kenal dengan Kamuchi-kun?" Aku bertanya karena nadanya yang sok akrab meragukanku. "Tidak sama sekali." "Wow, bukannya itu kejam? Kita sudah bicara beberapa kali, 'kan, sebelum ini?" "Kamu berbicara langsung denganku beberapa kali, memang, tapi tidak pernah ada pembicaraannya." Kamiuchi-kun mengangkat bahunya dengan tampang yang terkejut. "Aku hanya ingin disembuhkan dengan bicara sama cewek super cantik, jadi jangan begitu berhati-hati... Bukan berarti aku merencanakan untuk mencurinya darimu Hoshino-senpai, sungguh!" "...Dengar, Kamiuchi-kun. Supaya kamu tau saja, Maria dan aku tidak pacaran, loh." "Tidak, terlalu terlambat untuk mengekang atau merendah atau semacamnya sekarang." Ia tidak mempercayaiku, seperti yang kukira. Saat kami membicarakan ini, semua orang datang di ruangan utama ini. Kami duduk di kursi seperti yang ditunjukkan Kaichou. "Oke, apa ada yang sudah tau cara untuk keluar dari [Perebutan Kerajaan]?" Setelah dia mengatakan ini di permulaannya. Kaichou menyilangkan kedua tangannya dan menunggu pendapat dengan sebuah senyuman. Aku melirik Daiya; ia melihat ke arah lain seperti ia tidak mendengarkan pembicaraan kami. Kalau tiga orang yang mengetahui soal 'kotak' tidak mengatakan apapun, tidak ada yang akan mengatakan apapun. ―adalah yang kuyakini, tapi ada orang yang tak disangka-sangka mengangkat tangannya dengan lugu. "Oh, Yuuri, kamu tau sesuatu?" "Umm, bukan cara untuk keluar, tapi bertahan... Tidak apa, 'kan?" "Ooh, bagus! Ceritakan pendapatmu dan jangan kuatir!" Dipaksa Kaichou, Yuuri-san mengangguk pelan. "Uumm... Kurasa kita semua setuju kalau kecurigaan akan memperburuk situasi kita. Aku tidak salah, 'kan?" Setelah melihat kami mengangguk, Yuuri-san melanjutkan. "Kita tidak tau siapa yang punya [kelas] apa. Kita tidak tau siapa musuh kita di permainan ini. Aku yakin ini penyebab keraguan. Tidak ada yang mau permainan ini berlangsung begitu saja, 'kan? Jadi, mau tidak menghitung sampai tiga dan mengungkapkan [kelas] kita?" Semua orang cukup terkejut akan permintaan datar ini yang berbeda dengan nada penakut yang ada berasal dari suaranya. Yuuri-san sedikit bimbang setelah melihat reaksi kami, tapi dengan beraninya membuka mulutnya lagi. "Tapi kalau kita melakukannya, tidak ada lagi yang bisa menarik pelatuknya. Aku yakin kita akan bisa percaya semua orang. Juga mustahil untuk berbohong karena kita semua mengatakannya sekaligus. Jadi kalau dua orang memiliki [kelas] yang sama, kita akan tau kalau salah satu dari mereka berbohong. Bagaimana...menurut kalian?" "Aah, Yuuri-chan kamu jenius! Ini tentu sangat benar!" Setelah mendapatkan pujian dari Kamiuchi-kun, wajah Yuuri-san menjadi malu dan memerah. "Juga, kita hanya bisa melakukannya kalau kita berenam ada. Karena kalau satu orang menghilang bisa saja ada yang berbohong. ...ah, 'menghilang' terdengar tidak menyenangkan, ya, maaf." Ya, lumayan...mungkin. Tapi aku tidak bisa langsung menyetujuinya. Mungkin ada sesuatu yang kulupakan. Maria seharusnya berfikiran sama. Setelah berfikir beberapa saat dengan tangan yang disilangkan, dia membuka mulutnya dan berkata, "Aku setuju." Bahkan Maria tidak curiga? Maka tidak masalah. Aku baru saja akan menyetujuinya, saat― "Hmph" Daiya mendengus dengan menghina. Yuuri-san memasang wajah kebingungan karena reaksinya. "...kamu tidak suka, Daiya-san?" "Sama sekali." "Aku minta maaf kalau pemikiranku ini salah...tapi bolehku tanya alasannya?" "Aku tidak suka kau memainkan peran gadis baik." Yuuri-san melebarkan matanya dan menjadi kaku karena kata-kata yang tidak terbayangkan itu. "Apa-apaan ringisanmu itu? Apa telinga kalian dibuat untuk mendengar kata-kata yang selalu terdengar meyakinkan saja? Aku hanya ingin bilang tidak mau mematuhimu karena aku membencimu, ayam kampus." Air mata berkumpul dalam mata Yuuri-san. "Oomine-senpai. Bukankah kau terlalu berlebihan? Minta maaflah pada Yuuri-chan." "Hah? Minta maaf? Harusnya kalian yang berterimakasih! Ayolah, kujelaskan pada kalian kalau dia ini pengecut. Ya, 'kan, Yanagi?" Bahu Yuuri-chan gemetaran; dia ada di ambang tangisannya. "P-Pengecut? Aku? Kenapa...?" "Biar kutanya: kau [Revolusioner] atau [Penyihir]?" Yuuri-san langsung memucat. "Kau bukan satupun dari itu, 'kan?" "...K-Kenapa, kamu―" "Sebenarnya kau sendiri sudah tau. Kau tau resiko dari kemungkinan-kemungkinan yang yang ada dari setiap [kelas]. Jadi, kau pastinya bukanlah salah satu dari kedua [kelas] paling berbahaya. Aku yakin kau dapat [kelas] yang sangat aman. Bagaimana?" Wajahnya masih memutih sampai dia terlihat menyedihkan. "Gadis nakal sepertimu meminta ini hanya untuk dirimu dan bukan untuk memperbaiki situasinya, 'kan?" Akhirnya dia menangis setelah mendengar kata-kata menyakitkannya. "Oi oi, kau fikir kita akan memaafkan tipuanmu karena tangisanmu? Wow, tangisan cewek itu sangat penting, ya? Karena jadi pelacur seperti itu, kau bisa membuat mereka dikendalikan olehmu, ya?" "Jahat...kamu begitu jahat..." "Kau hanya ingin cepat tau siapa pemilik [kelas] yang berbahaya - untuk bertahan hidup." "Bukan... Itu... Aku hanya, tidak ingin kita saling membunuh, jadi, uuu..." Yuuri-san masih tidak bisa menghentikan aliran air matanya dan menjatuhkan pandangannya. ...Ya, Yuuri-san itu lugu, jadi dia tidak mungkin membuat permintaan yang berbahaya ini kalau dialah si [Revolusioner] atau si [Penyihir]. Tapi tetap, dia mengusulkan itu dengan seluruh kemampuannya untuk memperbaiki situasinya. Hasil yang dia dapat memang terlalu kejam. Dan mungkin juga, Kamiuchi-kun memiliki pemikiran yang sama; ia menatapi Daiya dengan sangat tajam sampai tidak mengejutkan lagi kalau ia langsung menyerang Daiya. "Apa kau cuma tidak mau bilang itu karena kaulah si [Revolusioner]? Maaf, Senpai, tapi kalau kaulah si [Revolusioner], jujur aku tidak akan membiarkanmu bertingkah semaumu, oke?" "Oke, jadi aku [Revolusioner], ya. Kalau begitu aku akan [membantai]-mu di blok <E> selanjutnya." Kamiuchi-kun kelihatan terkejut oleh Daiya yang mengatakan dengan jelas kata yang lebih menyakitkan, dan langsung berhenti bicara. Ia kehilangan keinginan untuk membalasnya dan hanya menutup mulutnya. "Pada dasarnya juga, aku tidak perlu menolak pernyataan-pernyataan itu! Ya, 'kan, Kaichou-san?" Yuuri-san mengangkat wajah yang ibasahi oleh air matanya dan untuk melihat Kaichou. Kaichou tersenyum dengan masam dan menyatakan, "...ya, begitulah. Maaf Yuuri, tapi aku sebenarnya tidak setuju juga." "Ke, napa...?" "Tentunya, ada untungnya seperti yang kamu bilang. Tapi, keburukkannya jauh lebih besar. Contohnya, memangnya kita akan tetap tenang setelah kita tau Oomine-kun, yang bertingkah kejam ini, adalah si [Revolusioner]? Dalam kemungkinan terburuknya, kecurigaan kita bisa saja bertambah, 'kan?" "Yah..." "Aku juga yakin Oomine-kun akan mulai bertindak kalau itu terjadi. Ia mungkin membuat kita di bawah kendalinya dengan menunjukkan kekuatannya... Ada beberapa kemungkinan buruk lain yang tidak bisa kufikirkan. Jadi, aku menolak hal ini." "......aku mengerti." Yuuri-san menjadi putus asa ketika usulannya ditolak temannya sendiri. "Ya, orang bodoh sepertiku sebaiknya tetap diam... Maaf, karena telah merepotkan kalian." Air mata lain jatuh dari matanya. "Y-Yuuri-san, tolong jangan begitu! Aku fikir itu ide yang bagus, loh? Dan lihatlah; bukankan Maria sendiri menerimanya?" "...Hoshino-san." Aku harus akui kalau ini penyemangat yang payah, tapi Yuuri-san sedikit tersenyum padaku. "Omong-omong, kenapa kamu menerima usulan ini, Otonashi-san?" Kaichou menanyai Maria. "Karena aku yakin saling percaya itu jauh lebih penting dari apapun. Selama kita tidak mengungkapkan [kelas] kita pada yang lain, tidak akan ada yang benar-benar jujur, bukan begitu? Aku sendiri tidak yakin kalau hal semacam itu akan menyebabkan perlawanan satu sama lain. Jadi bagaimana menurutmu?" "Bukankah itu karena kamu tidak punya rasa takut? Kami tidak sekuat dirimu, tau? Aku cukup ketakutan, kalau boleh jujur." "Tidak kelihatan begitu." "Karena aku membuatnya tidak begitu. Karena semua orang akan memanfaatkan kelemahan yang kutunjukkan sebagai keuntungannya...oh, justru percuma kalau aku tetap tenang setelah kukatakan ini, ya?" Dia berkata dengan tenang. ...ya, aku juga percaya kalau dia berbohong soal ketakutan. "Kamu mungkin benar bahwa penting untuk mengungkapkan [kelas] kita agar mengerti satu sama lain. Tapi terlalu cepat untuk itu karena situasinya sendiri terlalu tidak meyakinkan sekarang ini." "Tapi akan sangat terlambat kalau mayat pertama muncul." "Benar. Kita ingin memecahkan masalah ini secepat mungkin..." Dia menggumam dan mengerutkan bibirnya. Kebiasaan Kaichou saat dia berfikir. "Oke, kita simpan ini untuk hari ini. Tidak akan ada yang mati di hari pertama, mungkin." Pada akhirnya, tidak ada orang yang memiliki usulan yang lebih baik daripada Yuuri-san. Tentu kita terus berbicara satu sama lain agar bisa saling mengerti, tapi waktu berakhir tanpa kami bisa mendapat sesuatu untuk memperbaiki keadaan. «SudAh - saATnya! - kAlAu kaliAn - tidak kEMBali - kalian - akan - mati!» Tepat pada «20:00» saatku lihat arlojiku setelah mendengar pengumuman Noitan. Akhir dari blok <D>. Daiya dengan cepat kembali ke kamarnya, dan Kaichou juga Kamiuchi-kun dalam perjalanan ke kamar mereka. Baiklah, aku harus cepat kembali juga. Saatku mau melewati pintunya, seseorang menggenggam lengan bajuku. "Apa, Maria?" Aku berbalik. Bukan Maria, tapi Yuuri-san yang berdiri di sana dengan mata yang terbelalak. Aku menyadari kesalahanku dan wajahku memerah. Melihatku seperti ini, dia menyipitkan matanya dan membentuk sebuah senyuman yang lembut. "U-Umm... Ada apa, Yuuri-san?" "Hm, aku ingin mengucapkan terimakasih padamu." "...? Terimakasih untuk...?" Yuuri-san kelihatan lebih tenang saatku memiringkan kepalaku karena bingung. "Kamu tidak langsung mengerti, yang artinya... Kamu tidak begitu baik untuk jadi rekanku..." "...Eh?" "Ah, bukan, lupakan. ...apa kamu benar-benar tidak tau? Begini, tadi kamu menghiburku saatku menangis, 'kan?" "...Ah... Itu." "Sekali lagi, terima kasih." Yuuri-san membungkuk padaku, di mana aku langsung menjawab, "J-Jangan...aku tidak melakukan hal hebat, sungguh." "Tapi kamu sangat membantuku, loh."<!--aku sebenarnya bingung masalah "you know", dan aku pakai "loh" sebagai penggantinya. Tapi di saat yang sama juga, "loh" itu gak pantas ditambah tanda tanya, jadi aku pakai tanda titik --> "Kalau begitu... Baguslah..." Terlalu memalukan untuk diberi terimakasih dengan formal seperti ini. Yuuri-san tersenyum untuk suatu alasan terhadap wajahku yang memerah. "...aku yakin tak apa untuk mempercayaimu dalam permainan ini." "Eh?" Dia terlihat segan sedikit, tapi kelihatannya dia telah mempersiapkan dirinya dan melihat langsung mataku. "Kalau kita percaya satu sama lain, tidak akan ada yang membunuh siapapun. Aku percaya itu. ...Hoshino-san. Apa kamu fikir aku ini naif?" Aku langsung menggelengkan kepalaku untuk menjawab tatapan seriusnya. "Tentu tidak! Aku percaya itu juga." "Serius?" Dia tanpa kusadari menggenggam tanganku dengan kedua tangannya karena kesenangan, atau seperti itulah kelihatannya bagiku. Wajahku berubah lebih panas saatku merasakan kehangatan ini, sensasi yang lembut ini. "Aku yakin kita tidak akan kalah pada permainan ini kalau kita saling menyatukan tangan kita dan saling percaya satu sama lain. Jadi, pertama-tama kita harus saling percaya dengan diri kita sendiri." "Y-Ya..." Aku tidak bisa melihat langsung senyuman riangnya dan langsung menjatuhkan pandanganku. Yuuri-san ini, meski kakak kelas... Um, sangat imut. "Kazuki." Aku mengangkat kepalaku saatku dipanggil seseorang. Maria menonton kami tanpa ekspresi. ...belakangan ini aku sadar kalau dia sering menunjukkan wajah ini saat dia dalam mood yang jelek. "Waktunya sudah menyempit. Cepatlah kembali." "Ah, ya..." Yuuri-san mengerti aku saatku melihatnya dan melepas tanganku. Ekspresinya terlihat sedikit kesepian bagiku. "Yanagi, kamu juga seharusnya memikirkan waktunya juga." "Y-Ya..." Yuuri-san masih takut terhadap Maria. "...Um, Yuuri-san. Tak apa, kamu bisa percaya Maria!" "Ah, ya. Kalau kamu bilang begitu, Hoshino-san..." "Jadi kita harus kembali ke kamar kita masing-masing." "Ya, kamu benar... Ah, satu hal." Dengan kata-kata ini, dia mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Aku akan mengunjungi tempatmu untuk [Pertemuan Rahasia] besok." Dia berbisik ke telingaku. Nafasnya menyentuh telingaku. Yuuri-san memasuki kamarnya dengan dansaan kecil dan menghilang di balik pintunya dengan senyum nakal. <!--di naskah hasil translate EusthEnoptEron, tulisannya "danced away with small steps and disappeared" tapi di bawahnya ada penjelasan yang lebih gampang dicerna. So I... > Aku hanya menatapnya dengan keheranan ke arah tempatnya menghilang. "...hmph." Maria mendengus dan menghilang di balik pintunya juga.<!--aku bingung dengan kata "ill-humoredly". Ada yang punya kata yang lebih cocok?--> Ditinggal sendiri di ruangan utama, aku mengingat namanya. «Yanagi Yuuri» «Yanagi-san» "......mereka mirip, mungkin." Wajahnya tidak mirip. Tapi aku merasa kalau senyuman nakal terakhir tadi―mirip dengannya. Mirip «Yanagi» lain yang kutau. Dia, yang mungkin tidak akan bertemu denganku lagi.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information