Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-5=== Selagi kami sedang menghabiskan waktu, melakukan ini dan itu, waktu editnya berlalu dan fotonya dicetak. “Kulitku begitu putih…” kata Totsuka. “Augmentasi yang lumayan hebat…” ujarku. “Memang,” kata Zaimokuza dengan satu batukan. “Dan namun melihat Hachiman sedang berbinar mengirimkan hawa dingin menjalari sumsumku… dia sedang berbinar-binar namun matanya tetap busuk…” Yah, tidak usah dikatakan lagi bahwa selembar foto terlampau silau ini adalah hasil dari kilatan cahayanya yang dihidupkan begitu tinggi. Efek pemutihnya jelas terlihat pada Zaimokuza. Kalau untuk Totsuka, efek itu menampilkan ciri-ciri gadis cantiknya hingga sedemikian hebatnya sampai-sampai tidak akan berlebihan untuk memanggilnya seorang bishojo. “Benar, mari. Ini punyamu, Hachiman.” Totsuka menyerahkanku satu dari tiga foto yang telah dipotongnya dengan rapi dari tumpukan itu. “Dan ini untukmu, Zaimokuza-kun.” “O-oh? Aku juga boleh mendapat selembar?” “Huh? Ya,” kata Totsuka dengan senyuman yang lebih berseri dari augmentasi apapun yang bisa dihasilkan sebuah bilik foto. Zaimokuza menjadi gembira sebagai responnya. “Oh, baiklah. K-Kalau begitu aku terima.” Dia mengambilnya, memperlakukannya seperti sebuah harta karun, dan dia memandangnya dengan sejenis pandangan yang bahagia nan linglung. Aku mengarahkan pandanganku ke foto-foto di tanganku dengan cara yang sama seperti Zaimokuza. Karena tidak ada banyak waktu di bilik pengeditan, hanya tiga fotoku yang ada tulisan di atasnya. Di atas salah satu fotonya, “Pendjasbro” tertulis dengan tulisan tangan Totsuka yang agak bersambung. Aku suka julukan itu, itu imut… Foto lain terdapat kata “nakayoshi” – sobat. Zaimokuza mendengus. “Hachiman dan aku bukanlah sobat.” “Kurang lebih begitu. Kami bukanlah sobat.” “Kalian pikir begitu? Aku rasa kalian cukup akur-akur saja.” Totsuka menggelengkan kepalanya, merasa kaget. “Nah, Aku lebih fans pada Ribon daripada Nakayoshi<ref> Ribon dan Nakayoshi adalah dua majalah shojo</ref>..” “Memang,” kata Zaimokuza. “''Kodocha'' cukup bagus…” “Aku tahu bukan? Aku mengikuti komik manga itu sampai ke akhirnya.” “Oh, benarkah? Versi animenya lebih bagus.” Zaimokuza dan aku berpaling dari satu sama lain sambil mengugamkan huff. Aku menggeram. Dia menggeram. Selagi percikan api menyala-nyala dan kami berdua bersiap-siap untuk berperang mati-matian, Totsuka tiba-tiba terkekeh. “Kalian berdua benar-benar sobatan.” “Huh? Bagian mana…?” Zaimokuza mendengus. “Yang benar saja.” “Yah, kamu tahu bagaimana itu. Karena rasa hormatku pada senyuman super imut Totsuka, aku akan memaafkanmu. Aku akan membawa komik manganya datang pada hari Senin dan kamu sebaiknya membacanya dan menuliskanku sebuah esai mengenainya.” “Hmph. Kalau begitu aku, juga, akan membawa DVD-DVDnya dan kamu sebaiknya menyiapkan sebuah laporan penuh mengenainya.” Zaimokuza memalingkan pandangannya dengan tiba-tiba dan menjejalkan foto-foto di tangannya ke dalam dompetnya. “Jujur saja, Hachiman, kalau kamu tidak membuat keributan, aku akan bisa mendapatkan foto-foto teraugmentasi itu. Aku hanya berhasil mendapat dua lembar. Sebagai hukumannya, kamu harus memilih bola voli untuk kelas pendjas bulan depan. Kalau kamu gagal melakukan itu, aku akan sendirian.” “Ya, aku berencana untuk memilih bola voli dari awal karena aku tidak mau berlari. Tunggu. Kamu bilang dua foto?” ''Yang benar?<!--really now-->'' pikirku, dan baru saja aku mau memastikan hal ini ketika aku merasakan sesuatu menyentak lengan bajuku. Aku berpaling untuk melihat Totsuka meletakkan satu jari pada bibirnya, men-sstku. Aku menyimpan foto itu dalam gengamanku dan meliriknya dengan sembunyi-sembunyi, hanya untuk mendapati diriku agak merasa malu dari apa yang tertulis di atas foto teraugmentasi yang satu lagi: “HACHIMAN SAIKA” [[Image:YahariLoveCom_v3-067.jpg|thumb|200px]] Maksudku, lontong sate. Aku sudah pasti sedang merona. “Ah, waktunya sudah begitu larut,” kata Totsuka. “Aku sudah harus pergi…” “Oh, pelatihannya.” Oh, benar. Totsuka datang kemari untuk melewatkan waktu sebelum pelajaran pelatihannya. Aku agak merasa tidak enak untuk tidak menyisihkan waktu sejenak untuk berpikir tentang membuat waktu Totsuka terasa menyenangkan<!--good time-->. “Oke, aku akan pergi sekarang. Kelihatannya kamu sudah juga ceria, Hachiman.” “Huh?” “Kamu terlihat agak murung belakangan ini. Jadi kupikir kamu perlu perubahan suasana.” Sekarang setelah dia mengatakannya, aku mendapat perasaan Komachi juga mengatakan sesuatu seperti itu pagi ini. Aku tidak benar-benar perduli karena adikku itu gila dan semacamnya, tapi jika seorang pria dengan nalar wajar seperti Totsuka juga mengatakan hal yang sama, maka itu benar-benar menguatirkan. “Aku benar-benar tidak tahu apa sesuatu terjadi padamu, tapi… Aku paling suka dirimu yang bersikap seperti dirimu sendiri, Hachiman,” kata Totsuka. Kemudian, sambil mengecek waktu di ponselnya, dia mengutarakan kalimat “Baik, ayo kita jalan-jalan lagi lain kali!” dan langsung berlari. Persis sebelum dia keluar dari pandangan, dia berpaling dan membuat lambaian kuat. Sebagai jawabannya, aku juga mengangkat tanganku tinggi-tinggi. Zaimokuza mendengus. “Tuan Totsuka begitu berhati-baik. Tidak seperti ada gunanya untuk bersikap baik padamu<!--Not that there is any worth in being kind to you-->, Hachiman…” “Huh? Apa? Kamu masih di sini? Dan kamu tahu apa, macam kamu bisa bilang begitu.” “Oho, persis itulah yang bisa kamu duga dari temanku, Tuan Totsuka. Sungguh petarung yang begitu hebat.” “…kamu berencana menjadi teman Totsuka?” “Er, a-apa aku bukan temannya…?” “Jangan tanya aku. Berhenti bergetar dengan begitu kentaranya.” Bukankah karakter orang ini terus diabaikan<!--get shafted--> akhir-akhir ini? Apa dia baik-baik saja? “Oh, hei, apa yang sedang kamu lakukan? Kamu tidak diizinkan untuk masuk kemari, yo.” Suara santai pegawai tokonya menginterupsi situasinya. “Oh, sial,” kata Zaimokuza. “Disinilah kita berpisah! Selamat tinggal!” “Ini bukan sebuah restoran makan sepuasnya…” Dengan pertukaran kata-kata bodoh itu, kami berdua melarikan diri dari lokasi tersebut. Aku dapat melihat Zaimokuza dikelilingi oleh para pegawai dari sudut mataku. Persis seperti yang Totsuka katakan, itu tidak seperti Hikigaya Hachiman untuk meresahi dan menguatirkan sesuatu. Gaya standarku adalah untuk “menyerah ketika sesuatu menjadi sulit”. Itu lebih baik untuk bersikap benar-benar seperti tidak ada yang salah. Hanya mengubah tingkah lakuku ketika sesuatu terjadi adalah jenis kemunafikan yang tidak bisa kuterima. Sebelum aku menaiki sepedaku, aku diam-diam menyelipkan foto-foto yang kupegang ke dalam dompetku. Sekarang waktunya untuk membeli sebuah bingkai atau apa dan menggantungnya. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 1|Bab 1]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 3|Bab 3]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information