Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-5=== Aku kembali ke ruangan konferensi, dan Yuigahama memberiku kuliah mengenai rencana pertunjukkannya. Selain hal-hal yang konkret seperti perlengkapan yang diperlukan, jumlah orang yang terlibat, serta bagaimana anggarannya digunakan, aku juga harus mengisi beberapa hal yang lumayan abstrak, seperti tujuan pertunjukkan dan gambaran umumnya. Aku bisa mengarang sesuatu kalau cuma perlu tulisan saja, tapi aku juga diharuskan untuk menggambar sebuah diagram susunan pertunjukkannya. Ini benar-benar menyusahkan. “Sudah kubilang, itu salahǃ" kata Yuigahama. "Itu seharusnya lebih, ''bamǃ'' Dekorasinya akan begitu menabjubkan, okeǃ" “Aku tidak paham…” Bukan menggambar diagramnya itu yang menyusahkan, tapi memahami ''maksud'' Yuigahama yang menyusahkan. Kenapa penjelasannya selalu memakai feeling? Penjelasannya begitu membingungkan sampai membuatku ngeri. “Dan juga, jumlah orang yang kamu masukkan ke sini itu salah.” “Ini memalukan... Sampai aku harus diajari oleh Yuigahama...” “Apa katamu?ǃ Cepat perbaiki ituǃ” Dia mengejutkannya begitu tegas. Aku menggambarkan beberapa garis dan entah bagaimana berhasil membuat suatu kemajuan. Melihat siswa yang lain begitu rajin bekerja membuat para anggota OSIS juga bersemangat karena Meguri-senpai juga terlihat tersenyum selagi dia bekerja. Selagi waktu berlalu, ruangan konferensi tersebut tidak terasa sedikit tegang seperti biasanya tapi malah terasa damai dan sentosa. Kemudian, suatu suara deritan yang melengking memotong suasana tersebut. “Maaf aku telaaaatǃ Oh, Hayama-kun, kamu ada disiniǃ" Ada dua teman biasa Sagami yang mengikuti di belakangnya. Ini salah satu momen langka kedatangannya ke tempat kerja. Setelah menyapa Hayama, dia baru saja akan menghampirinya ketika Yukinoshita berjalan ke depannya. Sagami terlihat kelimbungan melihat Yukinoshita mendadak menghalangi jalannya, tapi Yukinoshita tidak memberi dia waktu untuk terkejut. Dia segera menyodorkan beberapa berkas dan sebuah stempel kepada Sagami. "Sagami, aku perlu kamu untuk mengecap berkas ini. Aku yakin tidak ada masalah dalam peninjauan berkas ini. Aku juga memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kutemukan." “...Benarkah? Makasihǃ” Percakapan tersebut langsung masuk ke intinya, tanpa ada ruang untuk basa basi. Mungkin karena percakapannya dengan Hayama diganggu, atau mungkin tidak senang karena dipaksa ke dalam suatu pembicaraan mengenai pekerjaan, Sagami terlihat datar untuk beberapa saat. Namun, dia segera menerima berkas tersebut dengan senyuman pada wajahnya untuk menyembunyikan rasa ketidak-sukaannya. Sagami mengecap berkas-berkas tersebut dengan stempelnya, ''bam, bam, bam'', tanpa melihat isi berkas tersebut dengan baik. Sementara itu, Yukinoshita beranjak ke sampingnya, menerima berkas tersebut kembali dan memeriksanya sekali lagi sebelum dia menyusunnya. Ini bukan sesuatu yang baru, tapi komposisi orang-orang ini punya cukup banyak masalah, huh? Ini adalah sesuatu yang dapat kurasakan, karena aku orang yang terlibat di dalamnya, tapi aku penasaran bagaimana ini kelihatannya bagi orang luar. Dengan pemikiran ini, aku melirik ke arah Yuigahama dan melihat bibirnya ditekan kuat dan pandangannya menatap ke lantai. Yah, dia pasti memiliki pendapatnya sendiri mengenai hal ini. Tanpa adanya aktivitas klub, terasa ada suatu jarak antara dia dan Yukinoshita, dan sekarang dia sendiri melihat percakapan ini antara Yukinoshita dan Sagami. Melihat ini sama sekali tidak mengenakkan hati. Di sisi lain, orang luar yang satu lagi, Hayama, memasang senyumannya seperti biasa. Dia bahkan memanggil Sagami. "Hei. Apa kamu ada di kelas, Sagami?" Mendengar suaranya, Sagami menggeliat seperti musang dan menghadap Hayama. “Oh, uh-huh.” “Ohh begitu… Jadi bagaimana keadaannya?” “Kurasa semuanya berjalan cukuuuuup lancar,” sahut Sagami. Hayama terhening untuk beberapa detik. Keheningan yang mencolok tersebut membuat komentarnya yang selanjutnya lebih berdampak besar. "Oh, bukan itu maksudku. Maksudku tentang komitenya. Kurasa pekerjaan di kelas berjalan cukup lancar karena Yumiko menanganinya." Ada sedikit racun di dalam kata-katanya, entah disengaja ataupun tidak. Kalau Hayama sengaja memilih untuk menyampaikan kalimatnya seperti itu, pasti ada suatu maksud tertentu di baliknya. Jika diterjemahkan secara kasar, kurasa maksudnya seperti ini, ''Sepertinya kamu membolos dari komite... Apa kamu rasa itu tidak masalah?'' Tapi kelihatannya, Sagami kebal terhadap racun tersebut, karena dia terus menjawabnya tanpa terpengaruh apapun. "Aah... Miura-san, dia amaaaaaat bersemangat melakukannya, huh? Sampai aku hampir tidak mengenalinya. Sungguuuuh bisa diandalkan." (Terjemahanː ''Miura sialan it lebih menjengkelkan dari biasanya. Memuakkan sekali melihat dia terus ikut campur.'') “Ha-ha-ha. Ya, dia banyak membantu, jadi bagus kan? Itu bukan hal yang buruk." (Terjemahanː ''Kamu sebaiknya berhenti berbicara, oke?'') Aku pasti memakan sejenis jeli penerjemah <ref> Salah satu alat Doraemon – Sepotong jeli dari konjac yang membuat seseorang bisa memahami dan mengucapkan semua bahasa yang ada di alam semesta ini.</ref>, karena aku mampu mengamati begitu banyak maksud di balik kalimat mereka. Bukannya aku amat memperhatikan mereka. Cuma saja kurasa karena kalimat yang dipilih Sagami begitu buruk sampai entah kenapa aku jadi tertarik. Aku bahkan bisa merasakan implikasi yang tersembunyi di dalam kata-kata lelaki baik seperti Hayama. Otakku memproses informasi ini dan menampilkannya ke dalam lapangan pandangku dalam bentuk takarir<ref>Bahasa indonesia dari subtitle.</ref>. Aku terus mengikuti percakapan mereka sampai ada suatu tepukan nyaring di depan wajahku. “Hei, buruan. Aku mau cepat kembali," kata Yuigahama. “Tapi, ini, ini sebenarnya bukan pekerjaanku...” Ya, bukankah ini sesuatu yang Sagami bilang akan dia kerjakan? Kenapa malah jadi aku yang mengerjakannya? ''Aku tidak mengerti. Aku tidak paham... Aku gak tak ndak pahammm Niyander Mask.<ref>Mighty Cat Masked Niyander</ref>'' “...Ribut sekali,” tutur Yukinoshita dengan pelan mendengar semua ''bla bla bla'' yang ada di sekeliling ruangan ini. Yuigahama dan aku secara otomatis menutup mulut kami, tapi Sagami pasti tidak mendengarnya, dan terus menikmati percakapannya dengan Hayama. "Tahu tidak, aku haraaaap aku bisa seperti Miura-san. Caranya memimpin semua orang begitu menginspirasikuǃ" (Terjemahanː ''Aku ingin menghancurkannya dan mengambil alih posisinya.'') “Kamu punya kelebihanmu sendiri. Kamu sudah cukup baik menjadi dirimu sendiri, iya kan?" (Terjemahanː ''Aku sudah bilang berhenti berbicara, kan? Tahu diri kamu-untuk kebaikanmu sendiri, oke?'') “Huh? Tapi aku tidak punya banyak kelebihan." (Terjemahanː ''Nah, sekarang aku sedang merendahkan dirikuǃ Puji aku, puji akuǃ Hayama, puji akuǃ'') “Semua orang itu berbeda. Mungkin itu tidak terlihat seperti suatu kelebihan bagimu, tapi orang lain dapat melihatnya." (Terjemahanː ''Maaf, aku tidak begitu mengenalmu untuk memberimu pujian, jadi berikut pujian standar untukmu.'') Sepanjang waktu, aku terus membaca takarir yang diterjemahkan secara bebas yang kadang bisa kamu lihat di film-film Amerika, dan itu begitu menganggu. Alih suara adalah cara terbaik untuk menonton film luar negeri. Suara ''tap'' dari ponsel yang ditutup memutus rentetan pemikiranku. "Hikki, kamu berhenti bekerja. Aku sudah menunda rapat pertunjukkannya sampai petang nanti, jadi kita akan mengerjakan ini dengan benar.” “Dua puluh menit lagi sebelum kita pulang," kata Yukinoshita. Mereka semua menekanku... “Hei, dia tidak ada di kelas, jadi dia pasti akan butuh lebih banyak waktu mengerjakannya, ya kan?" Tidak sanggup cuma menonton saja, Hayama memotong untuk mendukungku. Sungguh lelaki yang baik. ''Yah, kalau dari awal kamu bisa memberitahuku tentang gambaran acaranya, ini tidak akan terjadi. Tapi, kalau ini bagian dari pekerjaan komite budaya, yah mau bagaimana lagi,'' pikirku, aku cuma harus bertahan... Sagami berkata, "Karena aku ketua komitenya, jadi ada beberapa tugas yang perlu kuberikan padamu. Makasihǃ" (Terjemahanː "Lakukan yang benar, budak. Cuih.'') Tahan saja... ''Setelah putaran kedua aku akan membalasnya dua kali lipat. Atau aku akan kehilangan semua kesabaranku di putaran itu?'' Jadi, entah bagaimana, setelah apa yang terasa seperti tak terhingga lamanya, kami berhasil selesai menulis formulir permohonannya. "Sudah selesai..." “Iya, akhirnya” sahut Yuigahama, merasa lelah. “Maaf. Tapi terima kasih. Kamu banyak membantu.” “Huh? Oh ya. Tidak masalah. Sebenarnya jarang sekali Hikki datang meminta bantuanku.” “Ya. Bahkan aku juga tidak berpikir hari seperti ini akan tiba.” “Sebodoh apa kamu anggap aku ini?!” Aku tidak menghiraukan komplain dari Yuigahama dan pergi mengumpulkan berkasnya. Yukinoshita menerimanya tanpa berkata apa-apa, memeriksa halaman pertama dan kedua, dan ketika dia selesai membacanya, dia mengambil dan menepuk kertasnya ke atas meja untuk merapikannya. "Bagus, terima kasih atas kerja kerasmu." Tanpa sekalipun melirik ke arahku, dia meletakkan kertas itu ke tumpukan berkas yang disetujui dan menyimpannya. “Tidak perlu distempel?” tanyaku. “…Oh.” Sambil menyahut singkat "Iya juga," Yukinoshita menarik keluar berkas itu lagi. Itu bukan masalah besar. Cuma suatu kecerobohan. Dan itulah kenapa jadi terasa sangat tidak biasa. “Cap disini, Sagami,” kata Yukinoshita. Sagami menghentikan percakapannya sejenak untuk menerima berkas tersebut. "Oh, oke. Oh ya, aku kasih padamu stempelku saja, jadi kamu dapat mengecapnya sendiri, oke?" “Sagami-san, kamu agak sedikit kelewatan,” saran Meguri-senpai dengan terang-terangan, tidak membiarkan itu begitu saja. Tapi Sagami sama sekali tidak merasa malu atas apa yang dia lakukan. "Huh? Tapi cara kita melakukannya saat ini tidak efisien, bukan? Aku rasa yang lebih penting itu apa yang kita lakukan dan bukan formalitas kaku, kaaaan? Maksudku, kepercayaan atau semacam itu?" Kalau tanpa konteks, kata-kata tersebut akan terdengar seperti suatu teori yang menabjubkan. Namun, dari sudut pandang kepragmatisan, memang akan lebih efektif untuk menyerahkan tugas pengecapan pada Yukinoshita daripada menunggu persetujuan Sagami. Meguri pasti memikirkan hal yang serupa, karena dia menghela ragu. "Kalau Yukinoshita tidak keberatan, ya..." Dia kemudian melirik ke arah Yukinoshita untuk melihat pendapatnya. Yukinoshita sendiri tidak terlihat keberatan dan mengangguk. "Tidak apa-apa. Kalau begitu mulai sekarang, aku yang akan menyetujui semua berkas-berkasnya." Sagami mempercayakan stempelnya pada Yukinoshita, dan Yukinoshita segera mengecap berkasku. Sekarang jam kerja hari ini sudah usai. Dan persis di saat itu, belnya berbunyi. “Oke, kurasa cukup sampai disini untuk hari ini. Aku akan mengunci pintunya, jadi kalian semua silahkan pergi duluan. Untuk anggota OSIS, tolong cek semuanya sebelum pulang." Meguri-senpai menyampaikan arahannya, dan anggota OSIS segera bergegas. Komite budaya yang menentukan waktu untuk pulang, jadi mereka tidak boleh melampaui waktu tersebut. Kami segera berberes-beres dan meninggalkan ruangan konferensi tersebut. Pada jalan menuju pintu gerbang, aku melihat Sagami sedang berbincang riang dengan teman-temannya, dan kemudian dia memanggil kami juga. "Hei, bagaimana kalau kita semua pergi makan setelah ini? Hmm?" Selagi dia mengatakannya, matanya hanya tertuju ke arah Hayama. Mata Hayama dan Yuigahama bergerak, seakan sedang mengamati bagaimana yang lain menanggapinya. Yukinoshita menyadari tatapan Yuigahama menuju ke arahnya, dan dia dengan kalem menyahut, "Aku masih ada pekerjaan." Aku yakin itu bukan cuma sebuah alasan, dan dia memang ada pekerjaan. Ditambah lagi kewenangan tambahan yang baru saja Sagami alihkan padanya atas nama kepercayaan. Tanggung jawab dan beban kerjanya juga jadinya semakin meningkat. “Oh, tentu, ya, baiiiiiiiiklah," kata Sagami. "Mau bagaimana lagi," (Terjemahanː ''Tidak, aku sebenarnya tidak sedang mengundangmu.'') Kelihatannya, takarirku masih belum dimatikan, karena aku bisa langsung menyadari maksud di balik perkataannya. Jangan anggap remeh kekuatan dari Mata Jagan<ref>Referensi dari manga YuYu Hakusho.</ref>... Setelah Yukinoshita. Aku juga menolaknya. "Aku mau pulang." “Ya, oke.” (Terjemahan: ''Kamu tidak dapat tempatǃ'') Aku sudah tahu aku tidak diundang, tapi aku pikir untuk menolaknya dengan benar adalah salah satu sifat diriku yang terpuji. Maksudku, ayolah, memaksa seseorang untuk berkata, E-Em, jadi... kamu bagaimana? kamu tidak harus datang kalau kamu tidak mau di akhir percakapan itu lumayan sakit. Begitu juga bagi orang yang mendengarnya. Tidak akan ada yang senang. Dan lagipula kenapa aku harus dipaksa ikut pesta ''selepas'' kerja? Yang Sagami undang itu bukan aku ataupun Yukinoshita tapi yang dua lagi. Mungkin karena Yuigahama sudah memutuskannya sebelumnya, dia agak ragu saat dia berkata. "Ha-hari ini juga aku tidak bisa... Aku harus ikut pertemuan untuk pertunjukkannya..." "Apa? Kamu tidak ikut, Yui? Ayooolahhǃ" (Terjemahanː ''Hei, kalau kamu tidak ikut, Hayama juga tidak akan ikut, kan? Ayolahǃ'') Woaaah, reaksi yang ini tidak sama dengan yang sebelumnya, kan? Terang-terangan sekali, ya? Kamu agak terlalu terang-terangan seperti salah satu orang itu, tahu tidak? “Oh, ada pertemuan, ya? Aku juga ikut." (Terjemahanː ''Aku akan memakai alasan ini, makasih.'') Hayama dengan berani mengambil kesempatan untuk menolak tawaran Sagami. Sagami pun dengan enggan menarik kembali tawarannya. "Hmm... Baiklah... Kalian semua ada rencana, huh? Lain kali saja kalau begitu." (Terjemahanː ''Kalau Hayama tidak datang, ya sudahlah.'') Meskipun aku sadar bahwa membaca maksud di balik kata-kata tersebut sungguh tidak mengenakkan, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membacanya. Memiliki sifat yang ''se''busuk ini merupakan suatu kemampuan yang unik. Takarir Sagami tidak mau hilang, sampai kita semua berpisah di pintu gerbang sekolah. Sagami masih ingin berjalan bersama dengan Hayama sebentar selagi dia pulang, dan maka meskipun kami sudah di luar, dia masih mengulur percakapannya. Mengikuti bersama dia dan yang lain, aku juga mengenakan sepatuku dan beranjak ke luar. Matahari terbenam sudah lama usai, dan kegelapan malam sudah tersebar di sekeliling langit. “Bye.” Yukinoshita mengucapkan sampai jumpanya dengan singkat dan segera bergegas pergi. Tasnya pasti berat dengan semua kertas-kertas yang harus dia urus di rumah, karena dia berulang kali menyesuaikan tas dia pada bahunya. “Yah, sampai jumpa besok, Hikki." Yuigahama menepuk pelan bahuku dan kemudian berlari pergi. Kurasa dia pergi ke pertemuannya. Dia juga punya banyak tugas. Aku mulai mengayuh sepedaku keluar dari lapangan parkir yang sepi. Lampu jalan teramat terang dan menganggu. Aku banyak menggunakan mataku hari ini. Takarir itu benar-benar melelahkan matamu. Selagi kepalaku diisi dengan pemikiran tidak berguna itu, satu lagi melintasi otakku. ''Oh ya. Untuk beberapa orang, takarir aneh itu tidak muncul sama sekali, huh?'' [[File:Oregairu 6 chapter 5 end.png|thumb]] {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | Mundur ke [[Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 4| Bab 4]] | Kembali ke [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | Lanjut ke [[Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 6| Bab 6]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information