Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===7-5=== Kami menyerahkan pekerjaan mengawasi anak-anak SD dan memperbaharui notulennya pada anggota staf yang lain dan kami berempat, tiga dari Klub Servis dan Isshiki, kembali ke sekolah. Kami perlu merundingkan berbagai hal dengan supervisor yang bertanggung-jawab untuk acara kolaborasi ini, Hiratsuka-sensei. Kami memasuki kantor guru dan berjalan ke tempat Hiratsuka-sensei. Saat sampai ke tempatnya, Hiratsuka-sensei sedang menulis-nulis. Tumben sekali. Setiap kali aku mengunjunginya, orang ini selalu lagi makan sesuatu atau menonton anime atau apa. “Sensei.” Ketika aku memanggilnya, Hiratsuka-sensei mengangkat kepalanya. Dia kemudian melihatku dan kemudian melihat ke arah Yukinoshita dan Yuigahama di belakangku dan menyeringai. “Hikigaya. Kelihatannya kamu mengerjakan PRmu.” “PR?” “Kita tidak mendapat PR apapun untuk bahasa Jepang modern.” Aku ingin sekali kalau kamu bisa menghentikan frasa-frasa yang bisa membuat kesalah-pahaman itu. Ketika aku mengatakannya, Yuigahama menghela dan mengusap-usap dadanya. “Sudah kuduga<!--I knew it-->, itu hampir saja. Aku super kaget tadi.” Setelah Hiratsuka-sensei tertawa dengan riang gembira, dia memutar kursinya dan menyesuaikan tubuhnya ke arah kami. “Omong-omong… apa urusan kalian?” “Ya… Isshiki-san, jelaskan.” “Eh!? Aku!?” Isshiki sepenuhnya tidak siap sampai Yukinoshita berbicara dan dia terlampau kaget. “Kamu orang yang bertanggung-jawab, bukan?” Dengan suatu tatapan yang tiba-tiba dan sedikit tajam terarah padanya, Isshiki mengerang. A-apa dia akan baik-baik saja…? Ini telat, tapi aku sedikit kuatir tentang hubungan antara mereka berdua. Aku berpikir tentang bagaimana mungkin aku sebaiknya membantunya<!--follow up-->, tapi Isshiki mengambil satu langkah ke depan. “Ummm, sensei, kami ada sesuatu yang ingin kami bicarakan…” “Fumu, mari kudengar.” Setelah itu, Isshiki memberi sebuah garis besar keadaanya sampai sekarang ini dan membicarakan mengenai rencana saat ini dan masalah yang tertunda yaitu uang. Yukinoshita dan aku akan membantu pada bagian-bagian yang terlihat tidak jelas atau tidak masuk akal. Ketika kami selesai membicarakan mengenai sebagian besar keadaannya, Hiratsuka-sensei menghempas kembali ke tempat duduknya dan menyilangkan kakinya. “Jadi, pertama-tama adalah masalah mengenai anggarannya, huh…” “Ya.” Ketika aku menyahut, Hiratsuka-sensei mengangguk dan kemudian berbicara. “Kelihatannya kalian semua tidak mengerti apa itu Natal.” “Hah?” Ketika aku memiringkan kepalaku ingin tahu apa yang sed'ng d'bicarakannya, Hiratsuka-sensei memukul tangannya seakan ada sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. “Kenapa tidak aku tunjukkan pada kalian apa yang kumaksud?” Setelah mengatakan itu, Hiratsuka-sensei mengambil tasnya yang terletak di sebelah mejanya dan mencari-cari<!--rummage--> ke dalamnya. Dan kemudian dia menarik sesuatu keluar. “Itu ini!” Selagi dia menyeru “ta-dah!” sendirian, Hiratsuka-sensei sedang melambai-lambaikan kertas yang terlihat aneh. Sudutnya terlipat dan kertasnya kusut, tapi saat dilihat lebih dekat, itu kelihatannya semacam tiket. “Itu pastilah tiket Destinyland…” Yukinoshita melihat sekejap dan memberitahu apa itu. Ketika dia mengatakan itu, aku melihatnya lebih dekat lagi dan di atasnya terdapat ilustrasi Pan-san kecil. Haaan, itu memang mengingatkanku, sesuatu semacam itu. Omong-omong, mengenai tiket yang kamu pakai untuk masuk, mereka sebenarnya tidak menyebutnya tiket. Destinyland itu dinyatakan<!--preached--> sebagai “Dunia mimpi” jadi tiket yang diperlukan untuk masuk itu sebetulnya disebut sebuah pasport. Mereka agak teliti sekali mengenai detail-detailnya. Yuigahama melihat ke arah tiket-tiket yang diangkat tinggi-tinggi dan mengeluarkan suaranya dengan seruan “ohhh”. “Apa-apaan ini? Bahkan ada empat lembar…” Ketika Yuigahama menanyakannya, Hiratsuka-sensei langsung menjatuhkan tiketnya dan menunjukkan senyuman menyeringai yang tidak mengenakkan. “Aah, Aku entah bagaimana memenangakannya<!--kind of won--> pada resepsi suatu pernikahan… Dua kali ditambah lagi… Aku diberitahu dua kali ‘kamu bisa pergi sendiri dua kali!’…” Satu tetes air mata sudah akan berlinang menuruni pipiku karena mendengarkannya. Tunggu! Bagaimana kamu bisa mengatakan hal-hal semacam itu! Kalau itu Hiratsuka-sensei, mungkin saja itu akan sebegitu menyenangkannya sampai anda mau pergi untuk yang kelima kalinya dengan uang anda sendiri! Jika aku tidak hati-hati, aku bahkan mungkin saja akan pergi bersama-sama dengannya saat yang keenam kalinya. Maksudku sungguh, seseorang tolong segera ambil dia atau banyak hal akan menjadi buruk. Ketika aku melihat ke arah Hiratsuka-sensei dengan mata berkaca-kaca, entah kapan, Hiratsuka-sensei sedang mengigiti ujung filter rokok di mulutnya. “Aku akan memberikan ini pada kalian jadi pergi pelajarilah sedikit. Natal di sana itu cukup menabjubkan, jadi itu seharusnya bisa menjadi suatu acuan. Juga… itu akan menjadi suatu waktu istirahat.” Dia tiba-tiba memberikan kami suatu senyuman. Yah, benar-benar tidak ada apa-apa yang bisa kami lakukan sekarang ini. Karena itu akan bertindak sebagai data-data dan waktu istirahatnya, itu tidak pasti <--the case-->bahwa itu akan sepenuhnya tidak berarti. Namun, jika kita membicarakan soal menggunakannya dengan efisien, maka kita mungkin saja cukup menjualnya untuk mendapat uang… Atau begitulah yang kupikir, tapi dengan isshiki dan Yuigahama membuat keributan karena itu, aku tidak bisa mengatakannya. “Apa ini benar tidak apa-apaaaaa? terima kasih banyak!” Isshiki sedang bersikap penuh sukacita, tapi aku tidak begitu senang. Aku berakhir mengucapkan alasannya. “Kenapa pada saat-saat seperti ini ketika di sana begitu padat sekali…” “Itu benar, mungkin itu juga tidak cocok untukku<!--might not be for me too-->…” Yukinoshita mengangguk setuju. Yah, dia terlihat seperti dia tidak terlalu suka tempat-tempat ribut dan keramaian. Tapi ada orang yang hadir yang mencintai tempat-tempat berorientasi festival. Yuigahama melihat ke arah kami dengan wajah tidak puas. “Eeeeh? Ay'lah, ayo kita pergiii.” “Kamu sedang meremehkan Destiny sewaktu musim dingin, bukan? Angin yang bertiup itu super dingin dan itu ada di tepi pantai.” “Ditambah lagi, kepadatan dan antrian panjangnya juga suatu masalah.” Bahkan setelah apa yang aku dan Yukinoshita katakan, Yuigahama tidak mau mundur. “Eeeh… Ah! Tapi, tapi, Pan-san! Mereka ada “Pan-san’s Bamboo Fight<ref> </ref>” di sana! Kamu tahu, kamu bahkan bilang kamu tidak akan ada masalah untuk pergi ke sana ketika kita menonton DVD itu tempo hari<!--last time-->!” Yukinoshita bereaksi terhadap kata “Pan-san”. Dia memalingkan wajahnya dengan tidak dengan tidak wajar seperti sedang menggertakkan sendi-sendi yang kaku. “…Kita bisa pergi kapan saja, jadi benar-benar tidak perlu bagi kita untuk pergi ketika di sana begitu ramai.” Melihat tingkah laku kikuk Yukinoshita sebagai suatu celah, Yuigahama menekannya bahkan lebih jauh lagi. “Ay'lah, ay'lah! Karena ini Natal, maka hal-hal di sana semua akan berala-Natal, bukan?<!--Christmas like--> Seperti itu dia di ‘Haunted Campus<ref> </ref>.” “Sama sekali tidak. Bamboo Fight tahun ini akan berjalan dengan cara yang biasa. Walaupun, dari awal, itu tidak pernah dibuat ke arah Natal sebelumnya. Mulanya, itu adalah sebuah atraksi yang dipandang tinggi di seluruh dunia.” Dengan kilatan cahaya sekejap di matanya, Yukinoshita membungkamkan serangan Yuigahama. Kata-kata Yukinoshita jauh lebih keras dari biasanya. Apa itu ya? Dia tidak bisa memaafkan pengetahuan asal-asalan tentang Pan-san atau semacamnya…? Yuigahama tergagap-gagap sebagai respon terhadap semangat Yukinoshita yang berkobar-kobar, Isshiki yang disampingnya sedang mundur, dan Hiratsuka-sensei sedang melihat ke arahnya dengan tertarik. Walaupun aku sadar bahwa Yukinoshita menyukai Pan-san, itu sedikit menakutkan. Suaraku menyelip keluar. “Kamu tentu begitu mendetail…” “Segini banyak itu pengetahuan umum.” Selagi dia mengatakan itu, Yukinoshita tiba-tiba berpaling. Pipinya menjadi merah seakan dia merasa malu akan pidato berapi-apinya. Di dunia apa hal itu pengetahuan umum? Dunia Mimpi? Argumen Yuigahama sepenuhnya dihancurkan oleh Yukinoshita, tapi meski begitu, dia tidak menyerah dan menarik-narik lengan bajunya. “Ay'laaah, ayo kita pergiii.” “Tidak akan<!--definitely not-->.” Tapi kelihatannya memperkenalkan Pan-san memiliki efek sebaliknya sebab Yukinoshita begitu keras kepala. Setelah itu, suara Yuigahama menjadi lemah. Menggantikan itu, tangannya yang memegang lengan baju Yukinoshita meremasnya dengan lebih kuat lagi. “…Aku ingin pergi sama-sama dengan Yukinon. Maksudku, akhir-akhir ini kita sudah agak seperti itu dan itu juga akan sayang sekali, jadi…” Ketika dia mengatakan itu, Yukinoshita segera melihat ke arah bawah. Jika itu seperti biasanya, maka Yukinoshita akan segera menyerah pada keinginan Yuigahama, tapi dia sedang bertingkah kalang kabur. Itu terlihat seperti dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. …Seperti yang bisa diduga, keadaannya tidak akan semudah itu, huh? Hal-hal yang kamu hilangkan tidak akan kembali. Itu membuatku sepenuhnya menyadari. Yukinoshita, Yuigahama, dan aku sedang mencoba untuk mengukur jaraknya. Uhaa, orang-orang ini begitu merepotkaaan. Yah, walau orang yang paling merepotkan itu aku! Tapi, yah, aku orang yang bersalah karena membiarkan keadaannya berubah menjadi seperti ini. Kalau begitu, aku akan setidaknya bertanggung jawab untuk itu. Aku menggaruk kepalaku dan aku mengerahkan pengetahuanku mengenai Destiny. Aku tidak bisa membiarkan kalian meremehkan pengetahuanku tentang Chiba. Ketika mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Chhiba, aku adalah orang yang berada di puncak itu semua. Itu juga berlaku untuk Destinyland Tokyo. Jika aku berada dalam sekelompok orang dari Chiba dan ditanyai “Destinyland di Tokyo? Chiba?”, maka aku akan menjawabnya dengan suara falsetto, “Di Dunia Mimpi. Haha!” Omong-omong, jawaban untuk kuis itu adalah Chiba. Selagi aku menggali pengetahuan mengenai Chiba dan Destiny, suatu lampu bohlam muncul di dalam kepalaku. “Barang.” “Eh?” Yukinoshita memiringkan kepalanya sebagai respon terhadap kata-kataku. “Bukankah mereka mempunyai Pan-san versi Natal di sana? Jadi dengan demikian, aku ingin memilih suatu hadiah Natal untuk Komachi…” Ada kemungkinan Yukinoshita biasanya sudah akan memikirkan pemikiran itu<!--completed the thought--> kalau itu hanya barang-barang saja<!--simple goods-->. Tapi dengan berpura-pura mau memilih sebuah hadiah dan barang-barang yang terbatas pada musim, maka itu akan agak berbeda. Wajah Yuigahama menjadi cerah seakan membaca maksud di balik kata-kataku<!--reading behind my intention-->. “Ah, itu terdengar bagus! Kita sebaiknya semua pergi dan memilihnya!” Yuigahama mencengkram tangan Yukinoshita dengan kedua tangannya. Ketika dia melakukannya, Yukinoshita berhenti melawan dan menyantaikan bahunya. “…Kalau begitu adanya, yah, tidak banyak yang bisa kita lakukan.” “Ya!” Yukinoshita melihat ke arah Yuigahama yang dengan polosnya merasa senang dengan suatu senyuman, tapi dia tiba-tiba melihat ke arahku. Dia kemudian bertanya dengan ekspresi sungguh-sungguh. “Jadi Komachi-san suka Pan-san?” “Eh…? Aah, kurang lebih.” “Begitu ya. Aku tidak tahu itu. Kalau begitu, memilih hadiah mungkin sedikit sulit…” Selagi dia mengatakan itu, Yukinoshita entah kenapa terlihat senang. Dia mungkin sedang berpikir bahwa dia bisa membuat seorang sahabat Pan-san. …Oh sial. Aku hanya membuat alasan asal di tempat, jadi itu mungkin ide yang bagus untuk memberitahu Komachi mempelajari Pan-san… Ya-yah, aku yakin Komachi akan entah bagaimana bisa menemukan suatu percakapan tentang itu! Aku percaya pada dia! Aku yakin Yukinoshita akan menjadi super berang jika Komachi salah menjawab kuis Pan-san, tapi kalau itu Komachi, dia akan baik-baik saja! Onii-chan percaya pada dirimu! Selagi aku meminta maaf pada Komachi di dalam kepalaku, aku dapat mendengar suatu suara mengerang yang pelan. Ketika aku melihatnya, Isshiki membuat mulut bebek dan melihat ke arah kami dengan mata setengah tertutup. “Kenapa kamu?” “Tiiidak. Aku hanya sedang memikirkan tentaaang sesuatu.” Bahkan setelah menanyakannya, Isshiki tiba-tiba berpaling dengan rasa ketidak-tertarikan. Setelah itu, dia perlaing ke arah kami lagi seakan sesuatu terlintas dalam pikirannya. “Kalau begitu, kita akan pergi dengan kami berempat di sini?” Sekarang setelah dia mengatakannya, itu benar. Ada empat tiket dan hal itu sudah pasti yang paling wajar, tapi memikirkannya sedikit lagi, menjadi satu-satunya pria itu agak berat… Aku melihat ke arah Hiratsuka-sensei ingin tahu apa kami bisa menghindari hal ini dan dia membuat sebuah senyuman lebar. “Yah, karena itu kalian berempat yang mengumpulkan data, jadi itu terlihat cocok.” “Tidak, tapi masalahnya…” Ketika aku akan membantahnya, Yukinoshita menyilangkan lengannya dan memiringkan kepalanya. “Aku punya paspor setahun jadi salah satu tiketnya tidak diperlukan.” Paspor setahun? Apa kamu serius? Persisnya sesuka<!--how into it--> apa kamu…? Memakai paspor tahunan, apa ini sesuatu seperti Yukinon Biyori<ref> </ref>, non? Nenpassuuu<ref> </ref>. Mendengar informasi mengenai paspor setahun Yukinoshita, Isshiki segera menjadi bersemangat. “Ah. Kalau begitu, itu tidak apa-apa untuk memanggil satu orang lagi, bukan? Kita juga bisa mendapat keseimbangan yang baik dengan begituuuuu.” Isshiki tersenyum. Melihat ke arah senyuman itu membangkitkan firasat yang tidak mengenakkan. “Siapa yang ingin kamu panggil…?” “Itu. Rahasia.” Isshiki meluruskan jari telunjuknya dan mengedip. Dengan kesan menjengkelkan itu padanya, Isshii tidak terlihat seperti dia berencana untuk menjawab pertanyaannya yang juga membuatku sadar siapa yang ingin dia panggil. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information