Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 9
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===9-5=== Pagi hari setelah semalam semenjak rapat tersebut, Ruang Seminar di pusat komunitas itu diselubungi oleh suasana sibuk. Walaupun kami sudah menetapkan untuk membuat sebuah drama, kami belum memastikan drama jenis apa yang akan kami lakukan. Tapi setelah instruksi misterius Isshiki yaitu “untuk sekarang, malaikat seharusnya muncul bukaaaaan?”, kami sekarang dalam kemajuan pesat membuat kostum malaikat. Seorang malaikat benar-benar akan muncul huh… Dipikir lagi, bukankah itu berarti ada karakter yang tampil yang mati? Dan kemudian ada anak SD yang baru hari itu saja dianggap sepenuhnya menggangu dan membebani, tapi sekarang mereka adalah sekutu produksi kami yang kuat. Mereka sepenuhnya bagian dari pasukan tempur kami. Seperti yang kuduga, anak SD adalah yang terbaik! Rumi, yang terutama hebat dengan jari-jarinya dan terpusat dengan pekerjaannya bahkan di dalam kelompoknya dan ditambah sikap teladannya dimana dia datang pada kami dan bertanya apa yang mau dilakukan, merupakan jagoan melakukan pekerjaan sampingan <!--odd job-->dari tim SD itu. Bahkan sekarang, dia sedang tanpa bersuara mengerjakan kostum malaikat selagi anak SD lain sedang bermain-main dan berbicara dengan satu sama lain. Mereka mengamatinya dari jauh, tapi mereka perlahan-lahan melimpahkan pekerjaannya pada dia seakan keseriusannya itu akan menjadi akhir bagi mereka. Namun, mengerjakan semua itu sendirian benar-benar akan sulit, bukan…? Aku berpikir begitu dan mendekatinya lalu aku dengan egois duduk di sampingnya. Aku kemudian meraih peralatan untuk membuat kostumnya. Ketika aku melakukannya, tanganku dihentikan oleh sebuah suara. “Hachiman, tidak apa-apa. Tidak perlu kamu.” Rumi tidak menghentikan tangannya yang bekerja dan meneruskan kata-katanya tanpa melihat ke arahku. “Aku bisa melakukannya sendirian.” “Uh, kamu bilang begitu, tapi kamu…” Begitulah yang dikatakannya, tapi jumlah yang direncanakan untuk dibuat itu masihlah cukup banyak. Ukurannya pada awalnya disesuaikan dengan ukuran seorang anak Tk dan itu tidaklah begitu besar, tapi melakukannya sendirian masihlah akan sulit. Meski begitu, Rumi menggelengkan kepalanya. “Itu tidak apa-apa.” “…Begitu ya. Kamu bisa melakukannya sendirian, huh?” Dia mungkin benar-benar berencana untuk melakukannya semua sendirian. Itu mungkin dia sedang bersikap keras kepala. Dan dia juga mungkin tidak akan siap tepat waktu dan membuat masalah bagi orang lain pada akhirnya. Meski begitu, bagaimana dia mencoba sebisanya sendirian itu sangatlah menabjubkan. Aku dengan bising mendorong<!--pull--> kursinya dan berdiri. Ketika aku melakukannya, Rumi mengintip ke arahku. Ekspresinya entah kenapa terlihat kesepian dan dia dengan perlahan menjatuhkan matanya. Masih berdiri, aku dengan pelan menepuk dadaku. “Tapi lihat ke mari. Aku bisa melakukannya dengan lebih baik sendirian.” Ketika aku mengatakan itu, Rumi melihat ke arahku dengan kosong, tapi dia kemudian membuat tawa tercengang. “…Apa-apaan itu… Begitu bodoh.” Setelah dia mengatakan itu dengan tawa kecil, Rumi berhenti mencoba untuk mencegah aku bekerja. Kami berdua memotong kartonnya dan terus membuat banyak sayap-sayap. Kerja sama dan kepercayaan itu kemungkinan, lebih dari apa yang bisa kamu bayangkan, sesuatu yang sangat dingin. Itu baik-baik saja jika kamu melakukan sesuatu sendirian, tapi itu karena kamu harus melakukannya. Dengan menjalani kehidupanmu tanpa menganggu siapapun, untuk yang paling pertama kalinya, kamu akan mampu meminta sesuatu dari orang. Setelah kamu mampu untuk hidup sendirian, untuk yang paling pertama kalinya, kamu akan mampu berjalan berdampingan dengan orang lain. Karena kamu hidup sendirian, karena kamu dapat melakukan sesuatu sendirian, sehingga kamu bisa melakukannya dengan orang lain. Aku melirik ke arah Rumi yang sedang bekerja di sampingku. Gadis ini mungkin akan mampu untuk hidup sendirian. Jia dia sudah mampu melakukan ini sewaktu SD, dia sudah berada pada posisi yang bagus. Dia juga imut. Itulah kenapa, suatu hari, dia akan mampu berjalan berdampingan dengan seseorang. Demi saat-saat tersebut… Itu akan lebih baik baginya jika dia melakukan latihan untuk itu di sini. “… Hei, kamu, apa kamu mau tampil dalam drama kami?” Aku menanyakannya selagi aku memotong karton tersebut. Ketika aku melakukannya, Rumi segera menghentikan guntingnya dan menatap ke arahku. “…Itu bukan ‘kamu’.” “Hmm?” Apa, kenapa kamu menatap ke arahku seperti itu tiba-tiba? Apa kamu salah satu hantu itu yang akan melirik ke wajahmu di samping bantalmu ketika kamu pergi tidur di sebuah penginapan? Seperti cerita-cerita hantu umum<!--typical--> itu? “Rumi.” Dia mengucapkan namanya dengan nada yang sedikit tidak senang dan berpaling. Kelihatannya dia ingin aku memanggilnya dengan itu. Namun aku sedikit keberatan<!--opposed--> untuk memanggil seorang gadis kecil dengan nama depannya… Tidak hanya itu memalukan, tapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak khawatir bahwa dia akan mengucapkan “Haa? Kamu bertingk'h macam pacarku atau apa, huh?” jika aku memanggilnya dengan nama depannya. Selagi aku kuatir tentang apa yang harus kulakukan, Rumi sepenuhnya mengabaikanku dan sedang melanjutkan pekerjaannya. Tidak terlihat seperti dia akan merespon kecuali aku memanggil namanya, huh… “Kamu tahu… Rumi?” Ketika aku memanggilnya, Rumi menjatuhkan pandangannya ke atas meja dan menganggukan kepalanya. “Apa kamu ingin mencoba berpartisipasi dalam drama kami?” YOU harus pergi ke luar sana. Dan kemudian kita berdua bisa pergi langsung ke Aikatsu! Kamu juga memiliki wajah yang sungguh cantik, pasti akan bisa. Izinkan aku memproduksi ente, memproduksi ente. Kamu sebaiknya benar-benar memulai Aktivitas Idola denganku. Entahkah semangat berapi-apiku<!--zealous passion--> itu tersampaikan padanya atau tidak, Rumi berpikir untuk sejenak dan kemudian berbicara. “…Apa itu sesuatu yang bisa kamu putuskan, Hachiman?” “Ah? Aah, Aku sesuatu seperti si produsernya, jadi ya.” Aku juga bertindak sebagai seorang laksamana<ref>Kancolle</ref> dan seorang produser Love Live<!--love liver--><ref>Love Live!</ref>. Yah, aku tidak yakin apa aku bisa memutuskannya sendiri, tapi dramanya ditetapkan untuk menampilkan murid SD dan TK jadi itu seharusnya tidak menjadi masalah. Rumi menatap ke wajahku dengan linglung dan terlihat seperti dia sedang memikirkan sesuatu, tapi dia segera memalingkan wajahnya dan berbicara dengan nada tidak tertarik. “Hmmm…. Tidak seperti aku tidak bisa melakukannya atau apa.” “Serius? Terima kasih banyak, Rumi Rumi.” “Kamu menjijikan untuk memanggilku Rumi Rumi.” Aku heran, apa ini bagaimana rasa para ayah-ayah itu ketika anak perempuan mereka menyebut mereka menjijikan…? Itu mengejutkannya tidak begitu mematahkan hati<!--heart rendering-->, hey. Selagi aku diliputi dalam kegembiraan yang misterius, Rumi merekatkan karton putih itu bersama dan bertanya. “Drama apa yang kamu buat?” “…Oh iya, kami masih belum memutuskannya.” Aku yakin OSIS sedang membicarakannya, tapi itu mungkin ide yang bagus untuk memeriksa kemajuan mereka untuk sekarang. Selagi aku sedang berpikir, Rumi menarik kartonnya dari tanganku dan berbicara dengan nada kurang ajar. “Kenapa tidak kamu bergegas dan memutuskannya?” Kelihatannya dia sedang mengatakan untuk menyerahkan semuanya padanya. Jika dia akan mengatakan itu, maka aku harus segera pergi. Untuk sekarang, aku akan membuat persiapan untuk menyerahkan pekerjaan pada penolong-penolongnya dan melakukan hal yang perlu kulakukan. “…Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa nanti.” Aku berdiri selagi aku mengatakan itu dan aku menuju ke SMA Sobu di tengah-tengah pekerjaan mereka. Hal pertama untuk dilakukan adalah menanyakan Isshiki dan selagi aku melihat ke sekeliling, Yuigahama datang ke arahku dengan amplop coklat. “Hikki, apa kamu tahu di mana Iroha-chan dan Yukinon?” “Sedang mencarinya sekarang.” “Oh oke. Aku mendapat uangnya jadi aku ingin tahu apa yang harus kulakukan dengannya.” Hahaa, kelihatannya dia pergi dan merampok uang dari SMA Kaihin Sogo. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sedang menangani uangnya dengan cukup bagus meskipun dia bodoh. Dia tentu seperti ibu rumah tangga… Kami berdua melihat ke sekeliling mencari Isshiki dan pintu ke Ruang Seminar terbuka. Dan yang datang terhuyung-huyung keluar adalah Isshiki. “Ada apa denganmu…?” Ketika aku menanyakannya, Isshiki berdiri terpaku dengan ekspresi gelap. “Ketika aku meminta Hayama-senpai untuk membantu, dia bilang tidak…” “Eh, tidak mungkin, Hayato-kun bilang begitu?” Yuigahama terkejut. Aku juga sedikit terkejut. Aku terkejut tidak hanya karena Hayama menolak untuk membantu seseorang, tapi juga pada Isshiki terus menyerang meskipun sudah ditolak. Namun, bagi Hayama itu untuk melakukan itu, huh… Isshiki berpaling dengan sedih dan mengisak, tapi sudut mulutnya perlahan membentuk menjadi seringai lebar. Dia kemudian mengangkat kepalanya dan menampilkan senyuman yang super bagus dan berkata.<!--blurted out--> “Cuuuuuma bercand. Ini seperti, Hayama-senpai benar-benar sadar dengan diriku, kalian tahuuuuuu? Oh astaga, ini berhasil lebih baik dari yang kukira!” “Aah, begitu ya…” Aku berkata begitu dengan nada tercengang. Tegar sekali. Kalau ini biasa baginya, maka dia itu orang yang tidak boleh diremehkan<!--force not to be reckoned with-->. Jika dia hanya memaksa dirinya, sekali lagi, dia benar-benar tegar. “Ah, ngomong-ngomong, dia memang berkata dia akan datang pada hari acaranya.” “Aah, begitu ya. Kalau begitu apa tidak masalah kalau aku memanggil orang lain?” Kata Isshiki dengan wajah acuh tak acuh dan Yuigahama berbicara selaras<!--in sync--> dengannya dan berpaling ke arahku. “Tentu, kenapa tidak? Walau aku tidak tahu siapa yang sedang kamu bicarakan.” “…Seperti biasa, kamu mengatakan apapun yang kamu suka.” Suatu suara yang pasrah memanggilku dari belakang. Ketika aku berpaling ke belakang, Yukinshita sedang berdiri di belakangku, telah tiba di sana entah kapan.<!--at some point--> Yukinoshita menyapa Yuigahama dan Isshiki dan mulai berbicara dan memberikan arahan dengan uapan yang terkadang bercampur ke dalamnya. “Kamu terlihat mengantuk.” “Aku tidak tidur. Ada sedikit hal yang harus kulakukan, kamu tahu…” Ketika aku menanyakannya, Yukinoshita menjawab dengan singkat. Namun, apa itu yang membuatnya sampai harus bergadang sepanjang malam? Selagi aku memikirkan itu, Yukinoshita mulai mengeluarkan barang dari tasnya. Dia kemudian melihat langsung ke arah Isshiki. “Isshiki-san.” “Y-Ya…” Itu mungkin karena kurang tidurnya, tapi mata Yukinoshita lebih tajam dari biasanya. Berpikir dia membuatnya geram lagi, Isshiki mengeras. Yukinoshita mendadak tersenyum ketika dia melihat itu. Dia kemudian menyerahkan sejumlah halaman kertas-kertas printout. “Aku menyusun ini jadi pakailah kalau itu bisa berguna sebagai acuan.” “Haa…” Isshiki mengambil kertas-kertasnya dan aku melihat padanya juga. Ketika aku melakukannya, itu kelihatannya sebuah daftar checklist dan dokumen-dokumen. Daftar checklistnya terdiri dari hal yang sebaiknya diselesaikan sebelum hari-H acaranya beserta barang-barang yang diperlukan. Dan mengenai dokumennya, yang tertulis di atasnya adalah saran-saran berala-Yukinoshita. Dokumen itu menyarankan mempersiapkan kompensasi bagi anak-anak yang akan berpartisipasi dalam dramanya, memiliki resep kue-kue Natal, biskuit roti jahe beserta perkiraan biaya bahan-bahannya. Ada juga laporan kosong tidaknya ruangan-ruangan memasak yang terletak di sekolah dan pusat komunitas.<!--regarding--> Mengenai saran untuk dramanya, ada semacam skenario yang tertulis tentang membuat pengunjung berpartisipasi. Hahaaan, ini pasti yang itu. Ini singkatnya seperti hal-hal Miracle Light itu<ref> [http://i.imgur.com/YeDOBTx.jpg Miracle Light] </ref> yang biasa kamu pakai untuk bersorak di film Pretty Cure. Yuigahama, Isshiki, dan aku menyerukan “ooooh”, “haaaah”, “heeeeh” dan selagi kami menjadi terkesan, kami terus membacanya. Yukinoshita mengosongkan tenggorokannya terlihat mendapati hal itu sedikit tidak mengenakkan dan mengeluarkan sesuatu lagi dari tasnya. “Juga, ini.” Di tangan Yukinoshita terdapat beberapa buku. Dia memberikannya pada Isshiki. “Aku tidak yakin apa ini sesuai dengan seleramu, tapi aku telah mengumpulkan apa yang bisa kucari tentang tipe-tipe drama Natal tradisional. Dan juga, seharusnya ada pemutar CD gratis di ruang OSIS, jadi coba cari itu. Aku yakin itu akan diperlukan untuk dramanya.” “…Te-terima kasih banyak.” Isshiki berdiri di sana dengan tegap dengan buku-buku dan kertas-kertas printout di tangannya dengan kebingungan. Aku rasa untuk diberikan semua barang-barang ini dengan begitu mendadaknya akan mengejutkan. Setidaknya aku terkejut karena aku tidak berpikir Yukinoshita akan bertindak sejauh ini dalam persiapannya. “Kamu tentu mengagumkan<!--are something-->.” Ketika aku mengucapkan itu, Yukinoshita dengan lembut berpaling. “Itu karena aku tidak bisa berurusan dengan orang seperti yang bisa kamu dan Yuigahama lakukan.” Ketika dia mengatakan itu, Yuigahama dan aku melihat satu sama lain. Kami kemudian tertawa sedikit. Kendati bagaimana dirinya itu, Yukinoshita mungkin cukup kuatir dengan Isshiki. Kamu begitu sulit untuk dibaca, astaga! “Jadi dengan ini, sebagian besar masalahnya seharusnya sudah ditangani.” Yukinoshita menyilangkan lengannya dan meletakkan tangannya pada dagunya. Kelihatannya dia masih ada hal lain di pikirannya. Aku mencoba untuk berpikir juga, tapi program pertunjukkannya sudah kurang lebih diputuskan dengan ini, jadi masalah satu-satunya yang tersisa seharusnya adalah waktu untuk menyelesaikan pekerjaaannya. “Yah, kurang lebih.” “Begitu ya.” Ketika aku menjawab, Yukinoshita membuat helaan puas dan segera menghadap Isshiki. “…Isshiki-san, Aku percaya kamu sebaiknya mengambil alih untuk sisanya. Itu seharusnya tidak masalah, bukan, Hikigaya-kun?” “Ya, toh dari awalpun tidak seperti aku yang bertanggung jawab atau apa.” Sampai sekarang ini, aku hanya bekerja sebagai pengganti<!--stopgap--> sementara jadi tindakanku itu tidak seakan aku yang bertanggung jawab. Sampai pada saat ini, seorang pemimpin dengan artian terketat dari kata tersebut masih belum ada sama sekali. “Um…” Isshiki mengalihkan pandangannya antara aku dan Yukinoshita dan berbicara dengan nada patah semangat. Yukinoshita menghentikannya. “Aku tidak keberatan jika kamu memberikan arahan. Aku akan juga berpartisipasi dalam pekerjaannya. Itu tidak masalah bagimu untuk meminta bantuan jika kamu mendapat masalah.” “Tapi, ummm… Aku masih merasa itu agak tidak memungkinkan bagiku.” Isshiki membuat tawa “ahaha” risau. Ketika dia melakukannya, Yukinoshita memejamkan matanya dan dengan lembut menggelengkan kepalanya. “Kamu bisa melakukannya. Ada orang-orang di sini yang mendukungmu, jadi tidak apa-apa untuk percaya dengan mereka.” Sebagai balasan terhadap nada lembut itu, Isshiki menjawab “ya” dengan suara kecil. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 8|Bab 8]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 10|Bab 10]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information