Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===1-6=== Selagi dia memegang kepala Yukinoshita dan mengelus-elusnya, Yuigahama membuka mulutnya. “Tapi kamu tahu, Hikki, aku agak terkejut mendengar kamu belajar begitu keras.” “Nah, itu tidak seperti aku belajar karena aku ingin melanjutkan pendidikanku atau semacamnya seperti murid yang lain. Aku tidak mengikuti kursus musim panas manapun.” Sekolah Menengah Atas Soubu Kota Chiba terdedikasi untuk mempersiapkan para murid untuk masuk ke universitas. Sebagai hasilnya, angka yang masuk universitas cukup tinggi. Rekan muridku yang sudah sadar akan itu mungkin telah terpikir tentang ujian masuk universitas di dalam otak mereka sejak musim panas tahun kedua SMA mereka. Itu sudah semakin dekat pada waktu dimana mereka akan mulai khawatir apakah mereka akan menghadiri seminar penuntun di Tsudanuma atau Pusat Sekolah Kursus Kawai atau sekolah kursus di Inage-Kaigan. “Oh, tapi ada satu hal,” tambahku. “Aku sedang mengincar sebuah beasiswa untuk les.” “…belasiswa?” Yuigahama mengulang. “Dalam kasusmu, kamu tidak usah mengincar apapun ketika kamu sudah mencapai puncak kesuksesanmu,” kata Yukinoshita. “Kamu sangat mirip dengan limbah industri.” “Ada apa ini, Yukinoshita? Kamu begitu baik hari ini. Aku pikir kamu akan langsung menolak hakku untuk hidup.” “Sebuah saran yang sangat bagus.” Yukinoshita menekankan jarinya pada dahinya, sebuah tampang keji terpampang di wajahnya. “Hei, hei, apa itu belasiswa?” Kelihatannya Yuigahama sudah bingung dari bagian 'beasiswa' tadi. Wow yang benar saja, Yuigahama-san? “Beasiswa itu adalah ketika kamu menerima uang tunjangan untuk pendidikanmu,” jelas Yukinoshita. “Tempat les sekarang ini mengratiskan biaya les untuk murid-murid bagus,” kataku. “Singkatnya, jika aku mendapatkan beasiswa, uang yang dibayarkan orangtuaku untuk biaya lesku jatuh ke tanganku.” Aku berdansa kecil ketika realisasi itu sampai padaku. Aku mulai ''breakdance'' di dalam ruanganku, yang terang-terangan mendapatkan rasa jijik dari adikku. Orangtuaku akan tenang jika aku bisa belajar dengan rajin dengan sebuah tujuan yang jelas di dalam pikiranku dan meraup hasilnya untuk membalas investasi mereka. Dan aku bisa mengantongi uangnya selagi aku melakukannya. Itu adalah sebuah rencana yang jenius, jika kubilang sendiri. Tapi kedua gadis itu terlihat sangat meragukan. “Bukankah itu penipuan…?” “Tidak ada masalah baginya karena kamu tidak bisa menuduh bahwa dia sedang merugikan orangtuanya dengan menerapkan sebuah pendekatan yang berorientasikan-hasil dalam kelasnya, dan itu hanya masalah tentang tempat les menerima murid dengan beasiswa. Menurut kepribadian abnormal laki-laki ini, kamu tidak bisa dengan cara apapun menyebut ini penipuan,” kata Yukinoshita dengan pedas. J-jadi kenapa, oke? Sebuah kebohongan sepele yang kecil tidak akan menyakiti siapapun. Yuigahama memandang ke arahku. “Jadi itu rencana dalam hidupmu, huh…” gugamnya. Dan kemudian dia memegang lengan baju Yukinoshita lebih erat lagi dari sebelumnya. Terkejut akan intensitasnya, Yukinoshita menatap ke bawah pada wajah Yuigahama dengan kekhawatiran yang ragu-ragu. “Apakah ada masalah…?” “Oh, um, tidak ada, kurasa…” kata Yuigahama, tidak membodohi siapapun dengan tawa gugupnya. “Aku hanya berpikir bahwa karena kalian begitu cerdas, aku tidak tahu apakah kita akan bertemu lagi setelah kita tamat.” “Memang…” Yukinoshita berkata dengan sedikit senyuman. “Satu hal bagiku aku tidak akan pernah melihat Hikigaya-kun lagi.” Aku hanya mengangkat bahu tanpa bersuara atas perkataan itu. Bingung dengan tidak adanya reaksi verbalku, Yukinoshita memandang padaku dengan aneh. Jangan begitu keras denganku. Aku sedang setuju denganmu disini, Yukinoshita. Yah, mereka memang ada di dalam dunia ini: orang-orang yang belajar mati-matian supaya mereka dapat masuk ke dalam sekolah paling elit yang jauh dari rekan murid SMP mereka. Tipe-tipe orang tersebut memutuskan untuk membuang masa lalu mereka dan bersumpah tidak akan pernah bertemu dengan teman sekelas mereka lagi. Yuigahama kurang lebih benar tentang tipe-tipe tersebut. Lalu ada orang yang terus melekat pada pertemanan mereka dengan berkomunikasi dengan orang-orang di dalam kelompoknya. Dengan teknologi, mereka bisa mempertahankan sedikit potongan kekariban mereka. Jadi kurang lebih mereka yang menolak untuk terus berhubungan akan berakhir sendirian. Apa yang ingin kukatakan adalah kalian ''hanya'' berhubungan dengan orang lain melalui telepon atau email, atau kalian tidak pernah berhubungan sama sekali. Bisakah kalian menyebut itu pertemanan? Aku yakin kalian bisa. Itu berarti telepon gengam menangani semua hal untuk semua orang, dan jumlah teman yang kalian miliki bisa setara dengan jumlah kontak di telepon gengam yang kalian miliki. Yuigahama mengenggam telepon gengamnya dengan erat saat dia menampilkan senyumannya pada Yukinoshita. “Tapi tidak ada masalah karena kita mempunyai telepon. Kita akan selalu tetap berhubungan!” “Ya, tapi aku ingin kamu berhenti mengirimkanku SMS setiap hari…” sahut Yukinoshita. “Huh?! K-Kamu tidak suka itu…?” Yukinoshita terdiam untuk sejenak, mencari kata-kata. “Itu terkadang sangat menjengkelkan.” “Sungguh blak-blakan!” …meski begitu, mereka berdua sangatlah dekat. Sejak kapan mereka begitu akrabnya sampai-sampai mereka saling berSMS? Dan omong-omong, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk SMS Yukinoshita. “Persisnya SMS jenis apa yang kalian kirimkan setiap hari?” “Uhh…” kata Yuigahama. “Sesuatu seperti ‘Aku makan kue sus hari ini ☆’” “Aku bilang ‘sungguh’,” kata Yukinoshita. “‘Yukinon, bisakah kamu membuat kue sus?! Aku ingin coba makan manisan yang lain nanti!’” “‘Baiklah’.” “Sungguh kemampuan berbicara yang mempesona, Yukinoshita…” Yukinoshita berpaling dengan merasa bersalah. “Tidak banyak yang bisa membantuku,” dia bergugam. Itu sedih bahwa aku tahu apa yang dia rasakan. Tidak, sungguh, apa yang seharusnya kamu katakan dalam obrolan semacam itu? Sesuatu seperti keadaan cuacanya merupakan sebuah pemulai percakapan, tapi itu berakhir pas setelah mereka berkata “Cuacanya bagus, huh?” dan kamu berkata “Ya”. Itu seperti berkata, “Er, uh, un ange passe<ref> Frasa Prancis. Secara literal berarti : Malaikat sedang lewat. Digunakan ketika seseorang menyadari keheningan yang berkepanjangan, terutama pada waktu jeda antar percakapan </ref>. Eheheh,” setelah keheningan yang canggung di telepon. “Ya… Aku tidak menjunjung tinggi telepon gengam,” kataku. “Aku rasa itu adalah sebuah cara komunikasi yang tidak sempurna.” Aku rasa benda telepon gengam itu merupakan tipe alat khusus yang menekankan tingkah laku penyendiri. Kamu dapat meninggalkan teleponmu sendiri bahkan ketika ada panggilan masuk, kamu bisa memblokir nomor telepon, kamu bisa menolak membalas SMS - sesuatu semacam itu. Kamu bisa memilih untuk menerima atau menolak semua komunikasi tergantung dari suasana hatimu saat itu. “Memang. Si penerima diwajibkan untuk menjawab SMS atau mengangkat telepon.” Yukinoshita mengangguk dengan kuat pada gugaman santaiku. Dia tidak begitu buruk ketika kamu hanya melihat pada wajahnya saja. Dipikir-pikir lagi, itu mungkin mengapa dia diminta alamat<ref> Orang Jepang saling ber-SMS dengan alamat email. </ref> email dan nomor teleponnya oleh begitu banyak orang yang beraneka ragam. Kalau aku, ada satu saat ketika aku mengumpulkan keberanianku untuk meminta nomor telepon seorang gadis imut. Ini jauh sebelumnya saat aku masih anak sekolah menengah pertama yang polos. Setiap kali aku meminta nomornya, dia memberitahuku, “Maaaaaff, bateraiku lagi habis sekarang. Aku akan meng-SMSkannya padamu nanti, oke?” Itu merupakan sebuah misteri bagaimana dia tidak pernah memberitahuku nomor teleponnya dan tapi untuk beberapa alasan bermaksud untuk mengirimkannya padaku. Aku masih menunggunya sampai hari ini… “Selain itu, aku tidak melihat pada SMS manapun yang membuatku muak…” Yukinoshita mengaku, seakan itu pemikirannya kemudian. “Hmmm?” Yuigahama menekankan jari telunjuknya pada dagunya dan memiringkan kepalanya ke samping. “Jadi itu berarti… SMSku membuatmu muak?” “…Aku tidak berkata begitu.” Yukinoshita, yang sedang menatap lurus pada Yuigahama sampai tadi, mengalihkan pandangan matanya. “Itu hanya menganggu.” Wajahnya merona. Itu reaksi yang agak imut, kurasa, tapi karena itu tidak ada hubungannya denganku, aku tidak peduli sama sekali. Setelah melihat ekspresi Yukinoshita, Yuigahama melompat dan memekik. Yang cukup misteriusnya, Yukinoshita berpaling dengan tampang melembut di wajahnya - dia sudah sepenuhnya mencair. Sekali lagi, itu tidak ada hubungannya denganku, jadi aku tidak peduli sama sekali. “Oh, begitu ya. Tapi telepon gengam tidak sesempurna itu, ya.” Yuigahama memegang tubuh Yukinoshita dengan erat, seakan merasa sakit akan betapa dangkalnya hubungan mereka. “Aku akan benar-benar belajar keras, ya… itu akan menabjubkan jika aku bisa pergi ke sekolah yang sama denganmu,” dia melanjutkan dengan suara kecil, pandangannya jatuh ke lantai. “Apakah kamu sudah memutuskan tujuan universitasmu dan semacamnya, Yukinon?” “Belum, belum ada tujuan yang pasti. Aku berencana memasuki fakultas MIPA di universitas negeri nasional.” “Kamu tahu begitu banyak kata-kata susah!” seru Yuigahama. Lalu dia berkata, “Jadi, um… bagaimana denganmu, Hikki? Aku mu-mungkin lebih baik menanyakanmu juga.” “Sastra di universitas swasta.” Senyuman kembali ke wajah Yuigahama. “Itu terdengar dapat dicapai!” Oh, ayolah, ada apa dengan reaksi itu? “Aku sudah memberitahumu sebelumnya, tapi mempelajari sastra di universitas swasta bukanlah sesuatu yang sangat mudah. Aku minta kamu meminta maaf pada semua departemen sastra swasta di negara ini. Kamu dan aku bahkan tidak berada pada level yang sama.” “Ooooh… kalau begitu aku akan bekerja keras!” Yuigahama melepaskan Yukinoshita. “Dan itulah itu. Kita akan mengadakan belajar kelompok mulai minggu ini,” dia menyatakan dengan keras. “…persisnya apa maksudmu?” Yukinoshita bertanya dengan ragu-ragu. Yuigahama sepenuhnya mengabaikan pertanyaannya dan dengan cepat meluncur pada pengorganisasian hal-hal. “Kita tidak ada aktivitas klub satu minggu sebelum ujian, jadi kita ada waktu luang di sore hari, kamu tahu? Oh, Selasa juga bagus, karena para guru ada darmawisata minggu ini.” Yang benar saja, “darmawisata”? Anak SMA macam apa yang ada mengatakan itu? “Darmawisata” yang dibicarakan Yuigahama adalah sebuah pertemuan dengan departemen penelitian pendidikan kota, dan karena itu wajib untuk diikuti para guru, kelas dipersingkat dan aktivitas klub diliburkan sehari. Yah, aku tidak bisa bilang aku tertarik pada rencana Yuigahama. Yukinoshita, murid peringkat pertama yang bercita-cita masuk ke fakultas MIPA di universitas negeri nasional, dan aku, murid peringkat ketiga dalam bahasa Jepang, akan hampir tidak gelisah menjelang ujian. Lagipula, aku memiliki sejumlah keyakinan dibandingkan dengan adikku yang tolol dalam segala bidang - adik tololku itu, yang tidak bisa mendapatkan nilai lumayan di bidang manapun. Setiap kali dia memiliki soal yang tidak bisa diselesaikannya, aku tidak pernah peduli untuk membantunya. Jika ada sesuatu yang kubenci, itu adalah merampas waktu pribadiku. Aku bahkan tidak mengikuti acara selebrasi setelah festival olahraga. B-bukan karena aku tidak diundang atau semacamnya! Alasanku adalah bahwa aku menghargai waktuku, dan itu akan cukup menyakitkan bagiku untuk menghabiskannya dengan orang lain. “Uhhh…” Cepatlah dan segera tolak dia, aku pikir dalam diriku sendiri, lidahku kaku, selagi Yuigahama terus berbicara. “Kalau begitu kita pergi ke Saize di Chiba <ref> Versi pendek 'Saizeriya', sebuah restoran berantai Italia yang populer di Jepang </ref>?” “Aku tidak benar-benar keberatan…” kata Yukinoshita. “Yuigahama, um, kamu tahu…” Jika aku tidak cepat dan berkata sesuatu, mereka akan benar-benar melakukannya! Berhenti bertele-tele dan tolak ajakannya, pikirku. Aku membuka mulutku. “Ini adalah yang pertama kali kita pergi keluar bersama-sama, Yukinon!” Yuigahama memotongku. “Hanya kita berdua!” “Memang,” kata Yukinoshita. … Jadi aku tidak pernah diundang dari awal. “Hikki, apa kamu mengatakan sesuatu?” tanya Yuigahama. “N-nah… bersenang-senanglah saat belajar.” Toh itu lebih efisien belajar sendirian. …Aku tidak kalah, oke. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Formulir Survei Tur Tempat Kerja Prospektif|Formulir Survei Tur Tempat Kerja Prospektif]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 2|Bab 2]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information