Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-6=== Satu jam setelah Hiratsuka-sensei menghilang ke dalam matahari sore dan menjadi sebuah bintang yang berkilau di langit malam, kami berada di stasiun Chiba. Komachi membawa kucing kami Kamakura ke rumah. Itu masih terlalu dini bagi murid SMP seperti Komachi untuk pergi ke pusat distrik bisnis Chiba. dia lebih cocok pergi makan bersama temannya di estalase makanan Yokado 14 <ref> Yokado grup supermarket terbesar di Jepang </ref>. Tapi serius, apa yang disukai anak SMP dari Yokado? Aku menjadi benci dengannya dari saat-saat aku pergi berbelanja kesana bersama ibuku. Ibu-ibu lebih cocok pergi ke tempat seperti ''Mother Park''<ref> Tempat dengan daya tarik bunga-bungaan empat musim dan interaksi bersama hewan! Mother Farm (Ladang Ibu) </ref>. Omong-omong, waktunya sudah mendekati jam 7:30 malam. Itu sekitaran waktu ketika kotanya menjadi ramai dengan aktivitas malam hari. “Di dalam pusat distrik bisnis Chiba, hanya dua restoran dengan ‘Angel’ dalam namanya yang beroperasi sampai jam-jam subuh hari, kelihatannya,” kataku. “Dan ini salah satu dari tempat itu?” Yukinoshita melihat dengan waswas pada lampu neon yang bersinar pada sebuah papan toko dengan “''Maid'' Kafé Angel” tertulis di atasnya. Di samping, bahkan ada ilustrasi seorang gadis dengan telinga kucing yang memanggil-manggil bertuliskan: “Selamat datang kembali, woof ♪” “Apa-apaan ini?” terpampang di seluruh wajah Yukinoshita. Aku merasakan hal yang sama. Apa-apaan ini? Selamat datang kembali, woof, meow? Apa mereka pikir mereka itu anjing atau kucing? Dan bahkan nama “Angel” begitu berbau kebodohan. Bagian angel itu tidak ada hubungannya dengan apa yang dilakukan toko itu. “Jadi ada sebuah ''maid'' kafé di Chiba…” Yuigahama melihat ke arah bangunan itu dengan tampang tak percaya. “Kamu begitu naïf, Yuigahama. Tidak ada yang tidak dimiliki Chiba. Salah memahami tren dan melekat pada tren itulah yang membuat Chiba. Lihat, ada kesan ketidakberuntungan padanya. Itulah kualitas Chiba.” Itu benar. Kamu bisa mengatakan Chiba itu sebuah perfektur yang sangat tidak beruntung. Bandara Internasional Narita, ''Game Show'' Tokyo, Desa Jerman Tokyo, “Shibuya-nya Chiba” – hal-hal tidak lazim yang ganjil tersebut adalah sebuah hasil dari keterikatan Chiba dengan tren, biasanya berkat pengaruh Tokyo. Beradaptasi dan menambah-nambah pada hal-hal tersebut itulah yang membuat Chiba. Ketika kamu berpikir tentang eksistensi Seratus Bukit<ref> Mirip dengan ''Beverly Hills'' di California, Amerika Serikat </ref>, distrik permukiman eksklusif Chiba, kamu bisa mengatakan bahwa keterikatan itu sudah menyebabkan Chiba menjadi inferior dibandingkan bagian lain dunia ini. Dan jadi di tengah-tengah jalur Keisei-Chiba, animasi-animasi berkumpul tanpa pandang bulu di satu tempat, membentuk jantung dari sejenis subkultur tertentu di Chiba. Lagipula AKI-BA memiliki rima yang sama dengan CHI-BA. Dengan demikian itu wajar bahwa kami memiliki ''maid'' kafé disini. “Aku tidak benar-benar tahu hal-hal semacam ini tapi… um, jenis toko apa ''maid'' kafé itu?” Totsuka mengamati huruf-huruf di papan toko itu berulang-ulang, tapi dia tidak dapat memahaminya. Aku rasa dia juga tidak akan mengerti kalaupun “Maukah kamu menghabiskan MOE MOE waktu ''maid'' bersama?” tertulis di atasnya. “Bagaimana kamu menghabiskan waktu ''maid''?” dia akan bertanya. “Apa itu benar-benar seorang ''maid''?” “Oh, karena sebenarnya akupun tidak pernah pergi kesana, aku tidak bisa menjelaskannya…” aku mengaku. “Jadi aku memanggil seseorang yang mengetahui hal semacam ini secara detil.” “Oho. Kamu memanggil, Hachiman.” Seakan atas aba-aba, Zaimokuza Yoshiteru muncul di palang tiket di tengah stasiun Keisei-Chiba. Dia mengenakan jaket meskipun sedang awal msim panas, dan keringat bercucuran dari dahinya selagi dia tertawa dengan nyaring. Kristal-kristal garam melayang dari kerah jaketnya. Kamu tahu, jika ini adalah China Kuno, dia akan dieksekusi karena memproduksi garam secara ilegal. “Whoa…” Yuigahama meringis sedikit. Tapi itu sulit untuk menyalahkannya melakukan hal itu. Alasan untuk itu adalah karena aku meringis lebih kuat dari dia. “Kenapa kamu memasang tampang itu di mukamu ketika kamu yang memanggilku?” tuntut Zaimokuza. “Oh, kamu tahu, seseorang harus melakukannya, tapi aku hanya sedang berpikir begitu menjengkelkan dirimu itu.” “Aku mengerti,” kata Zaimozuka, tertawa dengan jahatnya. Semua itu hanya membuat suaranya terdengar menjengkelkannya berlaras tinggi. Cepat menghilang sana. “Memang, itu susah untuk menahan kekuatan sejati seseorang ketika bertarung dengan musuhmu yang ditakdirkan. Kamu harus merangkul kebencianmu seratus kali!” “Yap, yap. Itulah mengapa kamu itu menjengkelkan.” Aku benar-benar tidak ingin memanggilnya, tapi dua orang yang kukenal yang mengerti hal-hal semacam ini secara detil hanyalah Zaimokuza dan Hiratsuka-sensei. Tapi Hiratsuka-sensei lebih mengetahui manga shonen daripada hal-hal semacam ini, jadi itu tinggal menyisakanku satu pilihan. Aku sudah menyampaikan inti-intinya pada Zaimokuza lewat pesan teks. Mengenai waktu Kawasaki Saki sedang pulang ke rumah, mengenai bagaimana kami berpikir dia sedang bekerja di tempat dengan kata “Angel” dalam namanya, dan mengenai sifatnya. Respon Zaimokuza pada informasi itu hanya satu: “Maid Kafé Angel”. “Zaimokuza, apa kamu yakin ini tempatnya?” “Oh, tak diragukan lagi.” Zaimokuza dengan berapi-api menekan tombol-tombol di telepon pintarnya dan menunjukkan informasi yang diajarkan suhu google padanya dengan lambaian dramatik. Telepon pintar itu berguna, tapi jika kamu menggunakannya untuk segala hal kecil dalam kehidupanmu, jarimu pasti akan letih. Korporasi Teknologi Komputer Ubiquitous adalah sebuah perusahaan yang membuat bantalan untuk jarimu ketika kamu menggunakannya terlalu berlebihan pada telepon pintarmu. “Menurut ini, ada dua kandidat yang mungkin dalam kota ini. Dan dalam kasus Kawasaki, kita harus mesti memilih tempat ini. Aku mendengarnya dalam hantuku<ref> Kutipan dari Ghost in the Shell </ref>.” jawab Zaimozuka dengan penuh keyakinan. Aku menelan ludah. “Bagaimana kamu bisa tahu?” Mungkinkah pria ini sudah menerima semacam intuisi unik? Zaimokuza sedang menyeringai lebar. Ah, pria ini tidak memiliki keyakinan dalam dirinya, pikirku. Apa yang dia miliki adalah kepercayaan diri. “Yah, diamlah dan datanglah… Aku bisa membuat para ''maid''nya tergila-gila padamu,” katanya selagi dia menyentak jaketnya dengan berlebihan. Aku bisa melihat angin memyebabkan jaketnya melengkung ke atas. Pria ini… Jika dia bisa mengatakan semua itu, maka tentu saja aku bisa mengikutinya. Ke tempat yang dijanjikan itu, sebuah tempat yang melimpah dengan susu dan madu – Kerajaan Suci Harem <ref> Referensi pada Shinsei Motemote Oukoku, manga komedi tentang seorang alien yang ingin populer dengan para gadis.</ref>! Selagi jantungku berdebar akan antisipasi dari apa yang akan dilakukan para ''maid'' itu padaku, aku melangkah selangkah ke depan. Itu adalah sebuah langkah kecil bagi kaum manusia, tapi sebuah lompatan raksasa bagiku. Seseorang menyentakkan jaketku. Aku berpaling untuk melihat Yuigahama sedang menatapiku dengan wajah cemberut. Dia tidak mengatakan apapun untuk sesaat. “…ada apa?” tuntutku. “Tidak apa. Pikir kamu juga tidak pergi ke toko semacam itu, Hikki.” Dia meremas jaketku terus menerus dengan ujung jarinya, dengan sebuah ekspresi yang misteriusnya jengkel di wajahnya. “Firasat Buruk.” Berhenti menyentuhku. Kamu akan merusak jaketku. “…Aku bahkan tidak mengeri apa yang sedang kamu bicarakan. Pakai struktur kalimat subjek-predikat-objek dalam kalimatmu.” “Maksudku, bukankah ini tempat yang dikunjungi para pria? Apa yang akan kita para gadis lakukan?” Hm? Oh ya, dipikir-pikir lagi, bahkan apa ada para gadis yang pergi ke ''maid'' kafé? Berpikir bahwa Zaimokuza-sensei berkenan untuk mengajariku, aku menatap ke arahnya. Tangan Zaimokuza-sensei dilipatnya dengan gaya tingkah “serahkan ini padaku!” selagi dia berteriak dengan suara berlaras tinggi. “Jangan takut, mademoiselle<ref> Bahasa Prancisnya nona </ref>!” “Siapa itu madder mozell…?” Aku sebenarnya tahu apa yang dia katakan, tapi aku tidak mau mengakuinya. “Aku pikir sesuatu seperti ini akan terjadi, jadi aku membawa kostum ''maid'' untuk dipakai sebagai alat penyusupan,” katanya selagi dia mengeluarkan satu kostum ''maid'' dari belakang punggungnya, sekaligus dengan kantung plastik bening yang berisikan produk sanitasi. Yang benar saja, disana juga ada sebuah tongkat besi dan panci penggorengan. “Ohohohoho. Kalau begitu sekarang, Tuan Totsuka, Mari kita pergi…?” Aku melihat apa yang kamu lakukan disana. Kerja b'gus. “H-huh? Apa yang harus aku…?” Totsuka melangkah selangkah dan kemudian selangkah lagi dalam usahanya untuk menjauh dari Zaimokuza, yang dengan perlahan-lahan berjalan dengan malu-malu ke arahnya. Yang benar saja, ada apa dengan reaksi seperti film horor ini? Pada hari biasa, aku pasti sudah meninju Zaimokuza di perutnya dan menyelamatkan Totsuka seperti pahlawan diriku ini, tapi hari ini, itu adalah satu-satunya tindakan yang tidak dapat kulakukan. A-Aku agak ingin melihatnya dalam kostum ''maid''… Akhirnya, Zamokuza menyudutkan Totsuka ke dinding. Persis pada saat yang sama, lampu latar itu membuat Zaimokuza terlihat seperti seorang monster asli. “Sekarang kalau begitu, Tuan Totsuka… Aku sudah mendapatkanmu, manisku!” Selagi makhluk itu melambaikan kostum ''maid'' dengan satu tangan menjulang di hadapan Totsuka yang berlinang-linang, Totsuka menggelengkan kepalanya dengan penuh ketakutan. “Tidak, tidak… tolong…” Tapi meskipun dia tahu perlawanannya itu sia-sia, Totsuka mencoba untuk menolak kenyataan di hadapannya dan memejamkan matanya kuat-kuat, dengan butiran air mata besar terkumpul di matanya. Itu terjadi kemudian. “Oke, oke, okeeeee! Aku ingin mencoba mengenakannya! Itu begitu imut!” kata Yuigahama saat dia mengambil kostum ''maid'' itu dari tangan Zaimokuza. “…keh,” Zaimokuza meludah. Yuigahama memandang tingkah itu dengan rasa jengkel yang kuat dan memandang pada Zaimokuza dengan tampang “sungguh perjaka yang menyedihkan dan menjengkelkan!” di wajahnya. “Huh, ada apa dengan sikapmu itu? Kamu membuatku kesal,” tengkar Yuigahama. Pada hari biasa, Zaimokuza pasti sudah terbatuk dengan berlebih-lebihan dan melarikan diri, tapi karena dia terdorong oleh kekuatan kostum ''maid'', kepercaya diriannya yang tidak berarti tadi muncul kembali ke wajahnya. “Hmph, bukan hanya itu saja yang dimaksud menjadi ''maid''. Apa yang kamu sebut seorang ''maid'' itu hanyalah mengenakan kostum. Kamu tidak ada jiwanya.” “Apa-apaan? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan…” Yuigahama melihat padaku untuk meminta bantuan, tapi ini adalah salah satu situasi dimana aku menolak untuk turun tangan. Kamu tahu, itu karena aku sepenuhnya paham apa yang sedang dikatakan Zaimokuza. “Tidak, aku mengerti. Bagaimana aku mengatakannya? Kamu terlihat sama sekali janggal bahkan jika kamu mengenakan kostum ''maid'' itu. Jika kamu memakainya dalam festival dansa sekolah, kamu hanya bisa melihat tipe-tipe mahasiswa kuliah yang berang.” Jujur saja, karena acara-acara itu hanya untuk memandang rendah para otaku dan para ''maid'' dan juga semua yang berkumpul di sekitarnya, aku heran apa yang begitu hebat tentang memuja dan membaktikan dirinya pada kostum ''maid''. Itu terlihat seperti sebuah perasaan menyenangkan dilihat dari kejauhan. “Kamu mungkin mengenakan ''cosplay''nya, tapi hatimu tidak didandani! Datang kembali setelah kamu membaca Shirley<ref> Komik manga oleh Kaoru Mori, penggambar Victorian Romance Emma, dan itu juga mengenai ''maid''.</ref>! Orang sepertimu mengacaukan ''cosplay''mu di Comiket dan merokok dengan tenang di area merokok!” Yuigahama melangkah mundur tiga langkah menghadapi omongan menggila Zaimokuza. Mengerang keras, dia melihat-lihat dengan gelisah untuk mencari kawan. Kemudian dia menyeludup di balik punggung Yukinoshita yang handal. Yukinoshita, yang telah menjadi perisai Yuigahama, membuat helaan pendek dan singkat serta menunjuk pada papan toko “Maid Kafé Angel”. “Kelihatannya mereka juga menyambut para gadis disini,” katanya. Ketika aku melihat pada huruf-huruf yang ditunjukknya, aku melihat disana memang ada tertulis: Para gadis juga silahkan datang! Berdandan sebagai seorang ''maid''! Lontong sate, papan toko itu tidak berbohong. Itu benar-benar waktunya ''maid''. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information