Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:The Day Before
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 6=== "...Nah, karena aku kepikiran, apa sih nama dari quest ini? Argo membuka jendela miliknya atas pertanyaanku lalu menjawab. "«Penyihir dari Barat dan Tiga Harta Karun», disini tertulis seperti itu." "...Sungguh biasa. Dan bagian pendukung ceritanya juga aneh..." Ini pertama kalinya bagi Argo menginjak tanah dalam dua hari ini, sedangkan lima belas menit bagi Asuna dan aku, apa yang berdiri dihadapan kita adalah karakter kunci selanjutnya seolah tubuh mereka gemetaran karena bergetar. Akan tetapi, sekali lagi, karakter kunci tersebut bukanlah manusia. Batang tubuhnya bergabung membentuk persilangan batang kayu, itu adalah boneka dengan kepala bulat berserabut—biasa dikenal dengan nama, scarecrow. Meskipun sosoknya lucu, sebenarnya itu adalah monster. Monster monster seperti ini biasa ditemukan di lantai-lantai bertema horor, seekor mob tipe «Scarecrow». Apa yang menyapa kita bukan hanya si scarecrow. Di sisi kiri adalah satu set armor berlubang, seekor monster tipe «Living Armor». Dan disisi kanan adalah seorang manusia yang memiliki kepala singa, seekor monster tipe «Werelion». Ketiganya tidak memiliki tanda-tanda untuk menyerang. Warna kursornya berwarna kuning dan masih belum aktif. Seperti yang aku pikirkan, si scarecrow tiba-tiba berbicara. "Oh, kami telah menunggu kalian!" Tanda «!» yang melayang diatas kepala si scarecrow berubah menjadi «?», menandakan quest sedang berjalan. Pada waktu yang sama, tanda pada kepala si anak anjing menghilang. "Menunggu... katamu?" Aku memberi jawaban dalam selang waktu dan si scarecrow meluncurkan ceramahnya, disertai dengan kepala kerasnya yang bergoyang. Untuk meringkasnya, inti dari perkataannya seperti ini. —Kami, «Scarecrow», «Tin» dan «Lion», sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia, tetapi ditengah jalan, gadis yang menemani perjalanan kami ditangkap oleh «Penyihir dari Barat». Kami ingin menolongnya, tetapi si penyihir mencuri apa yang ada dalam kepala Scarecrow, permata yang menggantikan jantung milik Tin serta rambut tenguk emas yang mengisi keberanian Lion, jadi kami bertiga tak bisa bertarung. Kemudian, untuk memperoleh pendekar pedang yang bisa bertarung dengan si penyihir bersama kami, kami membuat mantra tornado kepada anjing yang dijaga sang gadis, «Toto», dan mengirimnya keluar tembok. "Ha, hahah... Aku mengerti..." Sambil mengangguk, aku menoleh kebelakang. Berdasarkan peta, kami masih berada di lantai duapuluh dua, di bagian barat laut. Sebuah area yang tertutup oleh tebing curam, sehingga tak bisa dicapai dengan jalan kaki. «wall» yang dikatakan Scarecrow pastilah tebing itu. Entah bagaimana aku akhirnya memahami pengaturan quest ini, tapi hal tersebut tidak mengubah penilaianku tentang keanehan seluruh cerita quest ini. Dalam SAO dimana sihir tidak ada, bukankah seorang «penyihir» ataupun «mantra tornadol» juga tidak mungkin ada? Disamping itu, kesampingkan si Scarecrow dan si Lion, mengapa armor hidup bernama «Tin»? —Dan ketika aku memeras otakku akan hal ini, pikiranku tak diragukan lagi memunculkan keraguan, tiba-tiba Asuna mengatakan sesuatu. "...Aku mengerti. Apa yang diinginkan quest ini." Dilanjutkan Argo yang juga berkomentar dan mengangguk. "Aku juga mengerti. Pantas rumah itu melayang." "Heh? Apa maksud kalian?" Aku bertanya sambil menoleh kanan dan kiri, lalu Asuna menyeringai sambil mengatakan suatu hal yang tak aku duga. "Aku kira kamu juga pernah membacanya ketika kamu masih kecil, Kirito-kun. Walaupun sedikit berbeda setiap ceritanya, tetapi quest ini... sebenarnya berasal dari cerita «The Wizard of Oz»!" "...Ah, aah, Aku mengerti, jadi cerita itu!" Dan, itulah yang aku ucapkan, namun sejujurnya aku tak bisa mengingat sesuatu tentang cerita itu. Anak perempuan dan anjingnya yang diterbangkan oleh tornado dengan rumah mereka lalu ketika mendarat, mereka menyadari telah berada dalam dunia paralel, dan berpetualang bersama scarecrow, sesosok armor dan singa sebelum akhirnya kembali ke dunia nyata—mungkin ceritanya seperti itu yang aku pikirkan. Sekarang sudah jelas mengapa si Armor hidup bernama «Tin», namun aku merasa cemas akan hal yang datang nantinya. "...Jika seperti itu masalahnya, quest ini akan berlangsung sangat lama, huh..." Asuna seolah membuat ekspresi, "Mengapa?", ketika ia mendengar perkataanku, jadi aku mengangkat bahuku dan melanjtkan penjelasan. "Well, kamu mengerti kan, jika kamu melihat bagaimana quest ini berjalan, kita harus mencari otak Scarecrow, Jantung Tin serta rambut tenguk si Lion, benar kan? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan..." Asuna dan Argo bertukar pandang atas gerutuku dan entah mengapa, mereka berdua tersenyum puas. "Ki-bou, kamu tak mengingat ceritanya kan?" "Ugh... tidak, well, itulah yang aku pikirkan..." "Fufu, aku ragu jika kita perlu mengumpulkan item penting. Mari kita lewati hal itu dan langsung menuju istana penyihir!" "E-Eeeh!?" Aku juga membayangkan wajah ketiga NPC menunjukkan reaksi "Eeeh" yang sama, menemani teriakanku. Aku mengecek peta sekali lagi dan melihat tanda emas «!» (tujuan berikutnya) ditampilkan dalam bentuk tiga bagian lingkaran area quest, dengan tanda abu-abu «!» (tujuan akhir, tetapi karena belum dipicu) disamping ketiganya. Berpikir secara normal, bukankah tak berguna jika kamu pergi ke tujuan akhir sebelum menyelesaikan tanda emas yang ada pada tiga tempat itu, tetapi tidak ada tanda keraguan dalam langkah yang diambil Asuna dan Argo. ketiga monster yang ingin menjadi manusia dan aku mengejar mereka berdua dengan langkah yang tak pasti, setelah mereka berdua berjalan cepat melalui jalanan yang terbuat dari batu bata kuning. Anak anjing yang berada di pergelangan Asuna tampaknya menjadi alasan bagi Argo untuk menjaga sedikit jarak di belakang. Argo dan aku menyarankan agar Toto ditinggal dalam rumah kayu karena perannya sebagai karakter kunci telah selesai dengan menghilangnya tanda quest diatas kepalanya. Akan tetapi, Asuna tetap memeluk erat si anjing sambil berkomentar "Uu~" dengan mata tertutup, jadi aku tak bisa memaksanya lebih dari itu. Secara pribadi, aku tak memedulikannya, tetapi hal itu tampaknya menjadi tes emosi bagi Argo yang seorang pembenci anjing. Jika Argo benar-benar seperti itu, pastilah ia adalah orang yang seperti itu karena menyebutkan hal tersebut sebelumnya, tidak terbatas pada roleplay sederhana pada dunia ini sendiri. Argo yang berada di dunia nyata pastinya membenci anjing juga. Akan tetapi, jika aku berada di posisinya, aku ingin tahu apakah aku bisa menunjukkan diriku—diriku sebenarnya. Akankah aku memaksa mengecek perasaanku, untuk mempertahankan kesan yang aku bangun sepanjang waktu di dunia ini? Apakah perasaan untuk Asuna dari orang seperti aku benar-benar bisa disebut cinta......? "......Apa yang kamu pikirkan?" Aku bertanya pada salah satu NPC quest dalam suara rendah yang berjalan disisiku, si laki-laki singa yang «keberanian» miliknya telah dicuri. Kebanyakan diantara NPC yang tak terhitung jumlahnya dalam Aincrad memiliki algoritma tak lebih dari siklus pola jawaban yang telah diatur sebelumnya, membuat mereka bisa membuat percakapan dengan para pemain. Jadi, aku sebenarnya tidak mengharapkan sebuah jawaban, tetapi "...Apakah sesuatu diambil darimu juga?" Dan si laki-laki singa memberikan sebuah jawaban lemah, membuatku agak… tidak, sedikit terkejut. "Hmm... well, mungkin seperti itu, huh. Setelah sejauh ini, aku tidak pernah mengingat mencintai seseorang secara sungguh-sungguh sejak aku datang kemari." Ketika aku terpancing dan menjawab seperti itu, si pria Werelion yang tampak bersemangat dibandingkan mob sejenisnya, ras Werelion yang muncul di dekat lantai empat puluhan, mengangguk dengan ekspresi sedih. "Aku mengerti. sejujurnya, aku juga tidak memiliki keyakinan. Apakah aku benar - benar memiliki «keberanian» sebelum si penyihir mencuri rambut tenguk milikku." Si pria singa menundukkan kepalanya dengan sedikit mendesah, menunjukkan ekspresi maaf atas rambut tenguk yang ada di belakang kepalanya, yang mana kini sebagian telah menghilang seakan rambut itu telah digunting. Ketika mendekatinya dari sudut itu, ada semacam jahitan dalam belakang kepala si Scarecrow, seolah-olah pernah ada air mata yang di tambalan kain kasar tersebut ketika ia mengambil langkah satu demi satu di sisi si pria singa dan lubang besar yang ditutupi perban perekat bisa terlihat dari zirah bagian dada milik Tin ketika ia melangkah kedepan. Semua itu mungkin bekas ketika «Penyihir dari Barat» mencuri benda terpenting dari mereka bertiga. Tentu saja, aku tak memiliki ingatan atas «hati yang mencintai orang lain» milikku telah dicuri oleh si penyihir. Jika aku kehilangan hal itu disuatu tempat, pastilah itu akan menjadi kesalahanku, menjaga jarak dari orang-orang disekitarku sejak muda... bahkan dari keluargaku sendiri. Jika seperti itu, aku bertanya-tanya dimana aku bisa memperoleh hati itu. Akankah menemukannya jika aku menikahi Asuna dan hidup bersama dengannya? Tetapi seperti yang pria singa katakan, bagaimana jika sejak awal aku tidak memilikinya...? Dan, pada saat itu, ketika ia menyadari kegelisahanku, Asuna berbalik menghadapku beberapa meter dari depan. Ia memiringkan kepalanya kesamping sebelum menunjukkan senyuman padaku, senyuman yang tak berbeda dari senyuman lain yang ia biasa berikan padaku. Ia menunjuk dengan tangan kanannya kedepan dan berteriak riang. "Lihat, Kirito-kun, kamu bisa melihat kastil itu sekarang!" Argo bertepuk tangan dengan cakar besi yang terequip pada tangannya tanpa delay. "Jika aku tidak mengetahui tentang quest ini, tempat ini pastilah dungeon yang belum dijelajahi! pasti akan ada banyak peti harta yang belum tersentuh!" "...Hei, bahkan jika kamu mengatakannya, ini masih berada di lantai duapuluh dua, pastilah tak ada sesuatu yang hebat." Memotong pengamatan seperti itu tidaklah sepertiku, aku mempercepat langkahku untuk mengejar mereka berdua yang masih menatap kastil yang berada jauh dibalik rimbunnya pepohonan. Kastil itu memiliki jumlah menara panjang yang berlebihan, dengan temboknya yang memiliki warna corak abu-abu kehitaman. Sosok menara yang menodai langit karena warna merahnya sebagai latar belakang memberikan suasana yang cocok bagi «istana milik penyihir». Quest ini seharusnya dapat diselesaikan jika si penyihir yang mendiami di bagian terdalam terkalahkan, akan tetapi kita tak dapat masuk kedalam istana sekarang, benar kan? Umumnya, jika sub-quests pada masing-masing lokasi belum diselesaikan dan Scarecrow, Tin serta Lion belum memperoleh pikiran, hati, dan semangat mereka kembali, pintu menuju dungeon akhir tak akan terbuka atau si boss tak akan muncul. Tidak, kesampingkan semua itu, bukankah sedikit menyedihkan jika mengacuhkan apa yang mereka bertiga cari... Bahkan jika aku mempertimbangkan masalah ini, Asuna dan Argo melanjutkan langkah mereka dengan cepat sambil menjaga jarak satu sama lain, dan gerbang istana yang mengerikan hampir terlihat. Pintu gerbang yang tingginya mencapai lima meter benar-benar tertutup, tanpa tanda-tanda akan terbuka seperti yang kuharapkan— Crack, crack, clank. Dan diikuti suara tak terkunci yang sungguh jelas, gerbang tersebut secara otomatis terbuka, menyebabkan mulutku juga terbuka. Anak anjing yang digendong Asuna menggonggong, tetapi aku ragu jika penyebabnya adalah terbukanya gerbang tersebut. Dua pemain perempuan juga mengangguk satu sama lain seolah mereka telah memprediksikannya, tetapi diriku sendiri tak memahaminya. Bertukar pandang dengan Scarecrow dan kawannya yang kehilangan otak, jantung, dan rambut tenguk, aku mengangkat bahuku dan melangkah melewati pintu gerbang. Tepat pada saat itu, raungan mengerikan terdengar dan empat monster muncul dalam jarak empat yard dari istana. Kepala macan kumbang hitam diatas tubuh besar, mereka berasal dari ras Werepanther. Si penyihir menggunakan kucing hitam, jadi tak perlu ragu untuk mengatakan jika mereka adalah penjaga tempat ini... mungkin. "Gyaoooo!" Si macan kumbang meraung sekali lagi dan pada saat mereka menghunuskan scimitars dengan tepi bergerigi, Scarecrow dan dua lainnya berteriak "Eek" dan meringkuk kebawah. Mereka bukanlah terkena efek negative status «Fear», atau benar-benar ketakutan; aku tidak mengharapkan kemampuan bertarung mereka, akan tetapi, jika mereka akan seperti ini sejak awal, aku khawatir jika kita sampai di pertarungan melawan bos. Aku menggelengkan kepalaku dengan ringan dan menghunus pedang tercintaku, Elucidator, dari punggungku lalu mengincar kedua Werepanthers yang menerjang di sisi kananku. Aku mengaktifkan serangan satu tebasan, efek sword skill, «Serration Wave», yang jarang ada pada one-handed swords. Pedang yang diayunkan ke tanah bergetar dengan frekuensi tinggi dan efek cahaya yang mirip dengan pedang menyebar dalam pola radial. Dua dari macan tersebut tertelan oleh cahaya tadi dan terjatuh kedepan. Teknik tadi adalah teknik yang bertujuan untuk menghalangi pergerakan, menyebabkan sedikit damage, akan tetapi karena mereka monster yang muncul pada quest di lantai duapuluh dua. Sebelum mereka bisa menegakkan diri, HP mereka berkurang dan mereka terpotong sebelum akhirnya menghilang.. Dua sisanya dikalahkan Asuna dengan tangan kirinya masih menggendong si anak anjing, serta Argo yang sebenarnya sungguh kuat dalam pertarungan satu lawan satu, ia mengakhiri pertarungan dalam sekejap. Salah satu panther menjatuhkan kunci dengan tanda quest item, jadi kita menggunakan kunci tersebut untuk membuka pintu kecil di sisi pojok istana. Aku menatap langit lagi sebelum melewati pintu tersebut; langit berwarna keunguan mulai menyatu dengan langit berwarna merah. Sepertinya sekarang ini sekitar satu jam sebelum tengah malam, huh. Istana ini ukurannya cukup besar, jadi tampaknya akan sedikit susah untuk menyelesaikan quest ini sebelum matahari terbenam. —seolah membaca pikiranku sekali lagi, Asuna menepuk punggungku dan berbicara. "Jangan khawatir, aku membawa banyak makanan." Bukan, aku sebenarnya tidak mengkhawatirkan tentang makan malam, akan tetapi yang jadi pikiranku adalah apakah aku bisa menikah denganmu hari ini, Asuna. Aku tak bisa menjawabnya seperti itu, jadi aku mengangguk saja dalam posisi aneh dan Argo berkata blak-blakan. "Aku telah menantinya! Aku sebenarnya mendapat rumor jika Aa-chan telah berhasil membuat kecap!" Sudah berlangsung sekitar sepuluh menit sejak kita menerobos istana milik «Penyihir dari Barat». Asuna, Argo, Scarecrow, Tin, Lion, si anjing dan aku; party yang berjumlah enam orang + satu binatang telah sampai ke pintu besar yang kami kira sebagai ruangan boss. Hal tersebut karena kemampuan level bertarung kami telah jauh melampaui batas minimal yang diperlukan untuk menyelesaikan quest ini, akan tetapi yang lebih tak masuk akal adalah kemampuan Argo. Ia melompat ke balkon yang seharusnya diputari karena terlalu tinggi, atau melompat ke pijakan yang cukup sempit dan membuatku ragu-ragu untuk melewati, ia dengan mudah mengambil jalan pintas. Berkatnya, masih ada sejejak warna merah di langit dari jendela kecil yang aku lihat. "...Haruskah kita makan sebelum melawan bos?" Asuna bertanya, tampak kagum, sedangkan Argo mengangguk seperti "Kukira boleh". Si Trio monster memiliki ekspresi wajah benarkah-ini-baik-baik-saja, tetapi perwakilan mereka, si Scarecrow, melompat kedepan dan jahitan kecil yang berada di kain kepala yang berfungsi sebagai mulut bergerak. "...«Penyihir dari Barat» menggunakan berbagai macam sihir mengerikan. Jika saja kepalaku tidak kosong, aku bisa mengingat bagaimana cara kerja sihir tersebut..." ...Seperti yang aku kira, kita seharusnya menyelesaikan masing-masing sub-quest. Itulah apa yang aku pikkirkan, tetapi Asuna menepuk pundak Scarecrow (atau setidaknya, tiang yang berfungsi sebagai pundak), membujuk agar tidak khawatir. "Tenang saja, jika kalian bertiga menyatukan kekuatan kalian, kita bisa menyelamatkan Do... gadis yang menjadi teman kalian. Nah, ayo pergi." Menyelesaikan perkataannya, ia berbalik dengan gagah menuju depan dan tanpa ragu mendorong pintu besar tersebut hingga terbuka. Didalamnya adalah ruangan persegi yang begitu luas dan panjang, memberikan kesan ruangan bos. Ketika kami menginjakkan kaki kami masuk, lilin menyeramkan berwarna hijau yang melekat pada langit-langit menyala. Jarak pandang kita tiba-tiba semakin terang, memungkinkan kita untuk melihat sangkar besar yang diletakkan di dekat tembok yang berada di ujung sisi lain. Gadis yang ditangkap oleh penyihir roboh didalam sangkar—disampingnya, penyihir berpakaian hitam mengaduk panci dengan sendok panjangnya. "Ooh... jadi itu si penyihir..." Pikiranku tak sengaja melayang. Serangan sihir umumnya tidak ada dalam SAO, kemudian keyakinan jika penyihir itu juga tidak ada, jadi monster yang didesain seperti itu benar-benar langka. Sekarang, serangan macam apa yang akan digunakan si nenek? Tepat ketika aku sedang menduga-duga— Scarecrow berteriak tiba-tiba. "Oh, Dorothy-san! Dorothy-san akan dijadikan sup jika seperti ini! Dilanjutkan dengan suara dari gemercing armor milik Tin. "Dorothy, bahaya, cepat tolong dia!" Akhirnya, Lion mencoba yang terbaik karena hilangnya rambut tenguk yang tercukur. "Bertahanlah, Dorothy! Kami akan segera... kami akan...." Tetapi pada saat itu, rambut tenguk si Lion mengkerut, armor Tin meredam, dan batang milik Scarecrow menjadi bengkok. Menggantikan ketiga trio yang tiba-tiba terdiam, Asuna, Argo dan Aku melangkah kedepan. Menatap si penyihir yang masih memutar panci besar disisinya, kami bertiga mendekat menarik perhatiannya. Si penyihir berbaju hitam menaikkan kepalanya dan menatap kesini. Matanya seolah puas karena berubah menjadi warna kuning, ia berguman dengan nada tinggi. "Maukah kalian meminum sup yang dibuat anak ini? Satu suapan akan membuatmu kembali muda, dua suapan akan memberikanmu kekuatan; sup ini benar-benar enak tahu? Yii-hi-hi-hi." Jika kita sembrono menyawab "Baiklah", kita mungkin akan mendapat event dimana si gadis yang tampaknya dipanggil Dorothy berakhir mendidih didalam panci, jadi aku meneriakkan jawabanku. "Tidak! Kami kesini untuk menolong anak itu!" "Aku mengerti, Aku mengerti, sangat disayangkan. Jika seperti itu..." Saat itu si penyihir mengambil sesuatu dari dalam panci dengan sendoknya sebelum menghembuskannya dengan hembusan keras. "...Aku juga akan membuat kalian semua menjadi sup! Yiii~hi-hi!" Seiring dengan jeritan itu, ia melumurkan isi panci kepada kita. Cairan tersebut berubah menjadi kabut yang terlihat beracun berwarna keunguan, lalu menyelimuti kita semua. Pada saat itu, ikon berwana hijau menyala dibawah bar HP milikku di ujung pandangan bagian kiri. Kelumpuhan. "Geh..." Tidak memiliki waktu untuk mengerang, Asuna, Argo, Scarecrow dan lainnya terjatuh ketanah bersamaan denganku. Bahkan tiga pemain berlevel atas tak bisa menahannya, kita pasti dipaksa masuk ke event kelumpuhan, tetapi itu tidak mengubah bahayanya situasi ini. Aku bergegas mengambil penawar di kantongku, akan tetapi tangan kananku yang biasanya bsa bergerak karena kelumpuhan, kini mati rasa. "Hi-hi-hi... sekar~raangg, siapa yang ingin direbus terlebih dahulu..." Sambil melambaikan sendok seolah menggantikan tongkat sihir, si penyihir mendekat seolah dalam gerakan menari. Kejadian ini benar-benar buruk kukira, aku berjuang keras untuk berdiri, tetapi tubuhku benar-benar tak mau bergerak. "Yihihi, tak berguna, tak berguna. Tak seorangpun bisa mematahkan sihir ini selain raungan si singa." —Oh, begitu. Aku mengganti pandanganku ke petunjuk yang diucapkan tadi, entah bagaimana aku bisa menoleh kebelakang. Scarecrow dan Tin banar-benar lumpuh seperti kita, tetapi si Lion tidak memiliki ikon kelumpuhan. Jika ia bisa bergerak dan mengaum sekali saja, kelumpuham kita semua seharusnya bisa sembuh. Seharusnya, akan tetapi. Bagus. Lion malah meringkuk dan gemetaran sambil tangannya memegang kepala, rambut tenguknya benar-benar tipis. Hei hei, aku berpikir sebelum akhirnya menyadari. Ini sungguh tak bisa dihindarkan. «keberaniannya» masih dimiliki si penyihir. Hal ini sungguh tak bisa diterima jika kita menyelesaikan sub-questnya terlebih dahulu, dan memperoleh rambut tenguknya yang menjadi sumber keberaniannya, akan tetapi tak mungkin bagi si Lion untuk berdiri pada keadaab ini. Hal ini seharusnya bisa diprediksi, mengapa Asuna dan Argo berfikir jika kita tak perlu menyelesaikan sub-questnya— "Woof, woof woof woof!" Kemudian, gonggongan si anak anjing terdengar, menyela pikiranku. Tidak berhenti begitu saja. Lion yang menggigil ketakutan berhentil, dan rambut tenguk yang mengkerut masih tetap mengkerut. Mengapa, keberaniannya seharusnya telah hilang. Berbaring di tanah, aku membuka mataku dan memandang Lion yang perlahan berdiri. Ia masih memiliki wajah sedih, tetapi cahaya bersinar dari kedua bola matanya. "Aku... Aku datang kesini untuk menolong Dorothy!" Ia dengan keras meneriakkan kata-kata tersebut dan menghirup udara disekitarnya, membiarkan dadanya membesar—si Lion kemudian merauang keras "garooo!". Seperti yang kukira, raungan yang dikeluarkan si Lion menghilangkan icon kelumpuhanku. Si penyihir mencoba serangan kelumpuhan untuk kedua kalinya, tetapi Tin serta Scarecrow yang berada di sisi Lion berdiri, menghilangkan kutukan si penyihir. Mungkin karena lelah melafalkan mantra, si penyihir memutar sendok miliknya seolah ia menyerang menuju kita. Penyihir berbaju hitam dengan topi runcing tak terlihat memiliki skill serangan bagaimanapun kamu melihatnya, tetapi sendok panjang yang ia acungkan diatasnya bersinar merah, sedikit mengejutkanku. Seperti yang kuharapkan dari penghuni dunia ini, tampaknya ia bisa menggunakan sword skill tipe Poleax. "Kukeeeee——!" Ia mengayunkan sendoknya ke bahwa dengan jeritan, namun aku dengan mudah menahannya dengan «Vertical Arc» milikku. Aku membalas serangannya, mendorong mundur serangannya, dan Asuna maju kedepan untuk memukul mundur si penyihir. Aku bertanya-tanya jika ia benar-benar melanjutkan untuk menggendong si anak anjing dengan tangan kirinya dalam situasi seperti ini, akan tetapi, seperti yang kuduga, ia berhasil melancarkan sebuah sword skill. Menerima lima tusukan terus menerus, si penyihir semakin terdorong jauh. Kali ini giliran Argo, gentian menyerangnya tanpa memberi waktu si penyihir untuk menyentuh tanah. Dengan semangat yang melampaui Asuna, ia menyerang dari bawah dan melancarkan serangan skill tipe Wild Dance, menggunakan cakar besi yang ada di kedua tangannya. Seerti yang kuharapkan dari quest level bos, si penyihir bertahan setelah menerima serangan combo skill pemain level atas karena bar HP miliknya masih tersisa. Ia jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk, namun berdiri kembali dan berlari menuju panci besar yang ada didalam ruangan ini. Kami mengejarnya setelah skill delay kami berakhir, untuk mengantisipasinya menggunakan sihir lain dari sup— tetapi hal itu terjadi sebelum kami bisa. Si anak anjing, tidak, Toto tiba-tiba melompat dari lengan Asuna dan mengejar penyihir bagaikan peluru, menggigit sepatu hak tinggi miliknya. Kakinya tersangkut, si penyihir mencoba melangkah kedepan dan terguling dengan keras, ia akhirnya terjatuh kedalam panci besar yang sedang mendidih didahului kepalanya. Dua detik kemudian, efek kematian monster bermunculan dari dalam sup itu. Setelah dikeluarkan dari dalam kandang, si gadis, Dorothy, mengucapkan rasa terima kasihnya berulang kali kepada kami sambil malu pada binatang peliharaannya, Toto. Tampaknya si gadis akan melanjutkan perjalananya dengan Scarecrow dan kawan-kawan untuk mencari «Emerald City» di dunia ini. Setelah sebelumnya berpamitan pada Dorothy dan kelompoknya pada rumah kayu, aku dengan enggan menepuk punggung Asuna (karena sekelompok dengan si anak anjing) dan Argo yang senang (karena hilangnya si anak anjing juga) secara bersamaan. Tanda «!» akhir pada rumah kayu akhirnya menghilang. Kita seharusnya bisa mengembalikan posisinya ke awal jika kita memasuki rumah dan menutup pintunya. "Nah, mari pulang." Aku menatap langit barat sambil berkata seperti itu; matahari baru saja terbenam di bawah lautan awan.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information