Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-8=== Adalah pada keesokan harinya ketika Hayama membuat keputusan mengenai nasib dirinya. Di dalam kelas, nama-nama semua murid kelas didaftarkan di papan tulis. Setiap kelompok terdiri dari tiga nama, dan nama-nama itu dituliskan untuk menandakan kelompok-kelompok untuk tur tempat kerja. Tiga gadis disampingku cekikikan dan tersenyum pada satu sama lain selagi mereka berjalan menuju papan tulis dan mulai menuliskan nama mereka sendiri, telah membuat janji dengan satu sama lain sebelumnya. Kalau mengenaiku, aku tidak memanggil siapapun dan hanya duduk disana menonton seakan aku sedang melamun. Ini adalah caraku menangani kejadian-kejadian ketika kami harus terbagi ke dalam kelompok. Pada saat-saat seperti ini, itu penting untuk tidak membuat satu langkah pun. Mendiang Takeda Shingen juga mengatakan hal yang sama: “Tak tergoyahkan bagaikan gunung.” Dia sepenuhnya benar. “Cepat bagaikan angin, diam bagaikan hutan rimba, ganas bagaikan api, tak tergoyahkan bagaikan gunung.”<ref> Seorang daimyo (penguasa zaman feodal) dari era perang antar wilayah yang terkenal akan kehebatan militernya. Kata-kata itu adalah slogannya dan digunakan untuk melambangkan baik kekuatan militer Takeda dan dirinya sendiri.</ref> Itulah aku disana. Aku sedang menunggu angin keberuntungan untuk berganti dan menunggu guru wali kelasku untuk berkata, “Ya, ya, Aku tahu kalian semua membenci Hikigaya-kun, tapi itu tidak baik untuk meninggalkannya sendiri! Tidak baik!” (…itu apa yang dikatakan guru wali kelas 4 SDku. Aku tidak akan pernah memaafkan Isehara si nenek tua bangka itu.) Yang penting, seperti kata pepatah “Hal baik akan terjadi untuk mereka yang menunggu”, semua yang perlu dilakukan seorang penyendiri adalah menunggu sambil setengah-tertidur sepanjang waktu sampai dua murid kelas yang tidak bisa menemukan orang ketiga pergi memanggil namamu. Dan itulah bagaimana kelompok kecil kami yang bahagia terbentuk! …meh, Aku akan pergi tidur. Aku memakai salah satu dari 108 kemampuan spesialku – pura-pura tertidur. Omong-omong, salah satu kemampuanku yang lain adalah “menjadi salah satu orang baik selama bagian cerita <ref> Arc. </ref> yang lebih panjang”. Aku kurang lebih mirip Gi@n<ref> Gian dari Doraemon. Pada cerita utama dia itu seorang yang membully Nobita, tapi dalam ''the Movie'', dia membantu Nobita ketika Nobita benar-benar dalam masalah/bahaya. </ref>. Selagi aku mulai tertidur, seseorang dengan pelan menggoyang bahuku. Aku bahkan dapat merasakan kelembutan tangan halus tersebut dari bajuku. Ketika suatu suara memanggil “Hachiman”, itu terdengar seperti musik surgawi di telingaku. Seakan aku dengan pelan digoyang bangun oleh surga, aku membuka mataku dari tidurku. “Pagi, Hachiman.” “…seorang malaikat? Oh, itu Totsuka.” Whoa, itu membuatku terkejut. Dia begitu imut sampai aku berpikir dia pasti seorang malaikat. Terkekeh, Totsuka duduk di tempat duduk disampingku yang barusan diduduki para gadis itu. “Ada apa?” tanyaku. Totsuka mengenggam lengan baju olahraganya dengan ketat dan menatapku dengan mata menengadah. “M-Mengenai pembentukan kelompok itu…” dia mulai berkata dengan ragu-ragu. “Hm? Oh, ya. Kamu sudah melakukannya dengan baik untuk dirimu.” Jadi Totsuka benar-benar sudah menentukannya. Sungguh mengecewakan. Selagi aku meregangkan diri, aku melihat ke sekeliling kelas. Sebagian besar kelompok sudah dibuat, jadi sudah hampir saatnya bagi kami para penyendiri untuk tampil. Aku harus ikut ke dalam kelompok dengan penyendiri lain. Ada kesulitannya juga bahkan dalam mengelompokkan di antara para penyendiri, dan jika aku terlambat mulai, akhirnya aku akan dipaksa ikut ke dalam kelompok dengan dua orang yang sobat-sobatan. Sudah saatnya untuk mencari para pecundang dengan memeriksa nama-nama di papan tulis. Persis pada saat yang sama, suatu kelompok sedang ditulis. Itu adalah suatu regu tiga orang yang kuingat dalam sekali pandang. “Tobe, si pirang tolol.” “Yamato, si bimbang goblok.” “Ooka, si perjaka opportunis <ref> Fence-sitter.. seseorang yang mendukung kedua pihak dalam perselisihan karena mereka tidak dapat membuat keputusan atau tidak mau menjengkelkan atau membuat marah kedua belah pihak.</ref>” Tiga Musketir baru! Tanpa kusadari aku telah menyaksikan lahirnya suatu legenda baru. Omong-omong, karakter favoritku adalah “Ooka, si perjaka opportunis”. Setelah dia menuliskan namanya dan melihat wajah yang lain, dia tertawa dengan canggung. Aku tidak bisa melihat nama Hayama dimanapun. Selagi aku melihat mereka bertiga, tiba-tiba aku mendengar suara. “Bolehkah aku duduk disini?” Tanpa menunggu jawabanku, dia duduk di samping Totsuka. Pada kemunculan orang baru yang tiba-tiba dan tak terduga, Totsuka melemparkan pandangan gugup ke arahku dan bergugam, “Er, uhhh…” Itu super imut. “Berkatmu, kami menyelesaikan masalahnya dengan damai. Terima kasih, men.” Si orang baru tersenyum riang. Dia adalah Hayama Hayato. “Aku tidak melakukan apapun,” tekanku. Jadi mengapalah pria ini berbicara denganku seakan dia mengenalku? Apakah dia pria yang baik? Seorang pria yang benar-benar baik? “Beri dirimu sedikit pujian. Jika kamu tidak mengatakan apa yang kamu katakan itu, mereka mungkin masih berselisih.” Atau begitulah yang diklaim Hayama, karena aku tidak melakukan satupun hal baik. Malahan, semua yang kupikirkan adalah menarik Hayama ke dalam jalan seorang penyendiri. Alasan mengapa mereka bertiga berselisih adalah karena mereka ingin bersama Hayama. Jadi hilangkan akar penyebabnya dan voila. Singkatnya, jawabannya adalah dengan memisahkan Hayama Hayato dengan teman-temannya. Eksistensi seorang penyendiri mirip dengan sebuah negara yang netral permanen. Jika kamu bukan seorang penyendiri, masalah akan datang kepadamu meskipun itu bukan disebabkan oleh perbuatanmu. Jika seluruh dunia dihuni sepenuhnya oleh para penyendiri, maka tidak diragukan lagi tidak ada yang namanya perang atau diskriminasi. Hei, aku pantas menerima Hadiah Nobel Perdamaian untuk itu. “Aku selalu ingin semua orang menjadi akrab, tapi sekarang aku tahu aku juga bisa menyebabkan konflik…” gugam Hayama, dan untuk yang pertama kalinya, dia terlihat kesepian. Tidak mampu menemukan sepatah katapun untuk merespon pada Hayama, aku membuat suara bersungut-sungut yang tidak jelas. Hayama telah datang ke Klub Servis karena keinginannya untuk menemukan solusi untuk membantu teman dan kelompoknya, dan semua yang kuberikan padanya adalah sebuah pilihan yang keras dan pahit. Meskipun dia telah bersusah payah berbicara denganku dan mengingat nama Zaimokuza. Meskipun dia itu pria yang baik. Meskipun dia menjalani kehidupan SMA yang lebih bahagia dari yang lain. Dan malah itu karena Hayama Hayato tidak menyukai itu mengenai dirinya sehingga dia mengucapkan semua itu. “Mereka bertiga terkejut ketika aku berkata aku tidak akan ikut ke dalam satu kelompok bersama mereka. Aku rasa akan bagus jika ini bisa memotivasi mereka untuk menjadi teman sejati.” “…ya, kurasa.” Jujur saja, aku rasa semua orang yang sebegitu baiknya pasti memiliki sejenis penyakit. Aku membuat respon umum yang sesuai selagi aku mundur sedikit. “Terima kasih. Oh, dan kamu tahu, aku masih belum menentukan kelompokku, jadi bagaimana kalau kita pergi bersama?” Tersenyum, Hayama menjulurkan tangan kanannya di depanku. …huh? Salaman? Ada apa dengan riajuu ini, bertingkah sobat-sobatan denganku? Astaga, jangan cari masalah denganku. Apa, dia itu orang Amerika atau semacamnya? “O-oke, ''buddy''.” Dan karena itu, aku tanpa sengaja menjawab seperti seorang Yankee Amerika. Aku menepuk tangannya (“Ouch”) dan Hayama tersenyum sekali lagi. Sekarang bahwa dia sudah menjadi seorang penyendiri sepertiku, kami mungkin bisa menjadi lebih memahami satu sama lain sekarang. Kalau begitu sekarang, semua yang kami perlukan adalah mengamankan satu orang lagi dan tugas kami sudah selesai. Tiba-tiba, seorang organisme manis sedang mengerang di sampingku. “…Totsuka, ada apa?” Aku melihat padanya. Mata berlinang-linang Totsuka dan wajah bersungut-sungutnya begitu imut. “Hachiman… bagaimana denganku?” “Er, uh, huh?” Aku berkedip. “Aku, uh, pikir kamu sudah menentukannya.” “Aku sudah menentukannya!” Totsuka menguatkan dirinya dan memegang manset jaketku dengan ketat. “Aku dari awal sudah memutuskan untuk pergi denganmu, Hachiman.” “Jadi itu maksudmu dengan sudah menentukan…” Trik bahasa apa ini? Tapi kamu tahu, karena kemampuan seorang penyendiri untuk melihat apa yang di balik sebuah kalimat begitu tidak perlunya tinggi, aku tidak pernah menyadari bahwa dia tidak pernah menyebutkan dengan siapa dia akan pergi. Ketika aku melihat pada Totsuka yang merona dan bersungut-sungut, wajahku melembut tanpa kusadari. Ketika aku tertawa, Totsuka melihat ke arahku dan terkekeh. Hayama, yang melihat kami berdua tersenyum, berdiri tegak dan melihat balik ke arah kami dari bahunya. “Baik, aku akan pergi menuliskan nama kami. Kemana kalian ingin pergi?” “Terserah kamu saja,” kataku, dan Totsuka mengangguk setuju. Jadi Hayama mulai menuliskan nama kami di atas papan tulis: “Hayama”, “Totsuka”, “Hikigaya”. Oh, jadi dia tidak salah menuliskan namaku. Itu membuatku agak senang, kurasa. Mungkinkah orang-orang ini adalah teman-temanku? Hayama terus menulis dan mulai menuliskan “tempat kerja yang ingin kami kunjungi”. Dan kemudian- “Oh, ooooh,” ucap seorang gadis. “Aku akan pergi ke tempat yang sama dengan Hayama.” “Tidak mungkin, Hayama-kun ingin pergi kesana?” kata gadis lain. “Oh, Aku juga akan mengganti punyaku, aku juga akan mengganti punyaku!” “Aku juga akan pergi kesana!” dan yang lain-lain. “Hayato benar hebat! Dia itu super Hayato!” Teman sekelas kami semua sekaligus membombardir Hayama. Dan kemudian, selagi mereka asyik merumpi, mereka menuliskan tempat yang sama seperti Hayama dan memindahkan nama mereka di papan tulis. Dengan segera, namaku hilang di bawah segunung nama-nama yang ditulis terlampau berlebihan itu. Dan sekali lagi, eksistensiku diabaikan seperti biasanya. Lihat, inilah mengapa aku itu seorang ninja. Aku seharusnya pergi ke Iga atau Kouga <ref> Dua provinsi di jepang ini diasosiasikan dengan ninja. </ref> untuk tur tempat kerjaku. Dan dengan itu, aku menyelip pergi tanpa disadari, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Tak usah dikatakan lagi, pertemanan juga merupakan sesuatu yang bisa menyelip pergi tanpa disadari kapanpun. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 2|Bab 2]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 2 Bab 4|Bab 4]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information