Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== -Masih jam 2 pagi. Waktu ketika para siswa Akademi masih tertidur lelap dan Roh dalam Hutan mulai beraktivitas. Di batu pijakan yang disinari oleh rembulan, Kamito tengah berjalan disamping Claire. “Suasananya sangat berbeda, Akademi di malam hari.” “Tentu saja, malam hari adalah waktu bagi para Roh.” Claire tetap berjalan lurus dan menjawab seperlunya. Langkah tegas kaki mereka terdengar jelas. Sejak beberapa saat yang lalu, Claire tidak bicara banyak. Ia mungkin merasa tegang tentang duel melawan para Ksatria. “Dimana kita mau berduel nanti?” Pertarungan pribadi seharusnya dilarang didalam lingkungan Akademi menurut aturan Akademi. Apa ada lokasi khusus untuk duel diluar sana? “Ada disana---“ Claire mendadak berhenti. Di depan lokasi yang ia tunjuk, terdapat lingkaran batu raksasa. Tanahnya sedikit bersinar dengan warna putih kebiruan. “Itu kan........<Gerbang Astral>?” “Yup, Gerbang yang menghubungkan dunia ini dengan Astral Zero. Alasan mengapa Akademi dibangun di tempat terpencil ini.” “.......Begitu.” Kamito terkejut karena ada ‘Gerbang’ didalam wilayah Akademi. Lingkaran batu itu mungkin reruntuhan peradaban kuno, yang digunakan sebagai seni tak diketahui. Mungkin fungsinya untuk menstabilkan Gerbang yang tak stabil. “Bukannya berbahaya? Ada Roh yang tak bisa dikendalikan oleh manusia berkeliaran didalam Astral Zero.” “Begini, ’Gerbang’ itu terhubung ke area aman yang hanya berisi Roh level rendah. Kalau tidak, pihak Akademi nggak akan membiarkannya begitu saja kan?” Claire bergumam bodoh, dan melangkah ke tengah tengah lingkaran batu. Ia melafalkan mantra untuk membuka Gerbang dalam bahasa Roh dan cahaya biru di tanah semakin meningkat kecerahannya. “Ayolah, kamu juga harus kesini!” Dituntun oleh Claire, Kamito dengan panik melompat ke bagian atas formasi cahaya. Di saat itulah, bidang pandangnya terisi oleh kilatan putih. Ia merasa kalau seluruh tubuhnya diserang oleh perasaan kaku. Dan kemudian--- ...... --Setelah membuka matanya, pemandangan dunia lain mulai menyebar. Terdapat hutan gelap dan dalam dengan pohon melingkar yang menjulang tinggi. Bersinar dengan cemerlang di langit adalah bulan merah-seperti darah. Terdapat kabut berwarna biru pucat yang tersebar di wilayah sekeliling. Astral Zero – dunia seberang yang menjadi tempat tinggal para Roh. “Kalau disini, tak seorangpun akan mengusik kita. Bahkan meski kita terluka, nggak akan serius, jadi tempat ini sering digunakan oleh para siswa Akademi ketika berduel.” Dalam situasi kalau hal itu terjadi, tubuh fisik manusia yang memiliki kekuatan spiritual akan diperlakukan sama seperti Roh, ini berarti hampir tak ada luka fisik yang terjadi. Namun tetap saja, ini tidak betul-betul aman. Sakit tetap bisa dirasakan; sebagai ganti tubuh fisik tak menerima luka, pikiran akan menerima dampak yang sebanding. Jatuh kedalam kondisi tak sadarkan diri masih hal yang bagus, namun kalau kalau menerima serangan fisik serius, seseorang akan menerima kerusakan ingatan dan kehancuran pikiran parah, ada juga kemungkinan tak akan sadarkan diri. “—Api, membaralah!” Claire melafalkan mantra Roh dan bola api mungil tercipta di telapak tangannya, sedikit menerangi jalur sempit di tengah-tengah hutan. “Ayo pergi, Kamito.” Claire dengan lembut menyibakkan rambut kuncir duanya dan mulai berjalan. “Apa kita punya kesempatan menang?” “Itu tergantung kemampuan kita.......Jujur saja, mungkin akan sangat sulit.” “Apa iya?” Kamito cukup terkejut. Bagi Kontraktor Roh selevel Claire, sungguh tak terduga kalau kata-kata itu meluncur dari mulutnya. “Abaikan dua yang lainnya, Ellis sangatlah kuat. Posisinya sebagai Ketua Ksatria bukan hanya untuk tontonan. Selain itu, Scarlet masih lelah usai pertarungan tadi pagi dengan <Roh Tersegel>. Kemampuan Rinslet itu – yah, setidaknya aku mengakuinya, tapi kerja tim mereka adalah tantangan terburuk bagi kita.” “......Analisa pertarunganmu cukup kalem juga, nggak kusangka. Kukira kamu tiba yang impulsif.” “Kamu, memangnya kamu anggap aku ini apa?” “Cewek kasar yang suka menyabetkan cambuk – Ouw!” <nowiki>*</nowiki>Pashii* – cambuk diayunkan cepat ke arah punggung Kamito. ........Setelah berjalan sejenak, terdapat lukisan teater raksasa di dalam hutan. Itu adalah sesuatu ketika Astral Zero dan manusia masih bersatu – Era yang terjadi pada zaman dahulu kala. Gerbang batu yang retak menyapa keduanya. Sepertinya ini adalah lokasi untuk duel. “Strateginya, kamu, Kontraktor Roh Pedang, menjadi penyerang utama. Aku dan Rinslet akan menjadi pendukungmu.” “Kenapa aku dapat bagian yang berbahaya? Bukannya ini duelmu?” “Apa! Mau protes? Oke, kalau kamu maunya begitu, aku akan mengizinkanmu memilih. Penyerang utama atau batubara. Nah, mau yang mana?” “Oke oke, aku akan jadi penyerang utama.” “Keputusan yang tepat.” Claire mengangguk dengan wajah puas. “Ngomong-ngomong, kamu bisa mengendalikan ‘Roh Pedang’ terkontrak itu kan?” “Hn....ah, mungkin saja.” “.........mungkin saja? Apa maksudmu?” Mata Claire terangkat tanda bahaya. Kamito menjawab dengan panik. “Anu, begini, bukankah gawat kalau dia dipanggil tanpa persiapan dan lepas kendali? Karena itu, aku belum memanggilnya sekalipun sejak kutangkap tadi pagi.” Penjelasan yang cukup masuk akal – menurutnya. Sebenarnya, penjelasan itu baru setengahnya. Kenyataannya adalah, menjalin kontrak dengan Roh lain sama saja mengkhianati ''dia''. Ia merasa kalau dia adalah pecundang dengan menggunakan Roh Terkontrak baru. “Kamu berhasil menjalin kontrak hanya dengan sekali percobaan, karena itu nggak mungkin akan lepas kendali tapi – yah, itu adalah Roh Tersegel yang sudah kuno dan nggak akan lucu kalau hal hal buruk terjadi.” Namun, Claire sepertinya menyetujui alasannya. “Untuk sementara waktu, cobalah lepaskan Senjata Elementalmu. Kamu bisa melakukannya kan?” “A.....ahhh......iya....” Melepaskan Senjata Elemental bukan sesuatu yang bisa dilakukan semua orang tapi— ''Nggak bisa cari alasan lagi. Yah, apa boleh buat'' Kamito menutup matanya dan memusatkan kesadarannya pada ‘Simbol Roh’ yang tertempa di tangan kanannya. <center>''Ratu Baja Berkepala Dingin, pedang suci yang melenyapkan kejahatan—''</center> Ia melafalkan mantra pemanggilan Roh dan simbol dua pedang bersilangan memancarkan cahaya. Jalur dengan Roh Terkontrak normalnya akan langsung terhubung – Namun, ''Apa?'' .....Terasa aneh. Ia tak bisa merasakan keberadaan Roh tersegel tangguh itu. Bukan – Ia bisa mendeteksi kehadirannya tapi rasanya ada roda gigi yang tidak tersambung. <center>''Sekarang terbentuklah Pedang Baja dan jadilah kekuatan di tanganku!''</center> Di saat itulah, partikel cahaya kecil berkumpul di telapak tangan Kamito. Namun, yang muncul ternyata adalah--- “........” Satu pedang pendek. Lebih tepatnya, pedang itu begitu pendeknya hingga terlihat seperti pisau. ............................. Ketenangan yang tak mengenakkan muncul. “........Itukah Senjata Elemental dari Roh Pedang?” Claire mengucapkannya dengan wajah shock. Perwujudan dari Roh Tersegel tangguh yang sudah membelah tubuh Scarlet menjadi dua--- .......Jujur saja, nampak begitu payah. “Ja....jangan menilai dari penampilannya. Siapa tahu ini memang punya kekuatan khusus.” “I-iya.......Mungkin saja itu benar.” Claire mengangguk saja meski wajahnya masih menunjukkan ketidakpercayaan. Kamito mencoba menebas sebuah pohon besar untuk mengetes. <nowiki>*</nowiki>Bekk!* Pedang pendek itu patah dan lenyap begitu saja. “.........” “.......Ahh, gimana bilangnya ya, mungkin gara-gara itu.” Kamito diserang pelototan tajam Claire dan dengan tenang membuka mulutnya. “Jujur saja, ini pertamakalinya aku menggunakan Roh Terkontrak dalam tiga tahun. Aku belum bisa mengembalikan persepsiku.” “......Hah?” Claire membuka mulutnya dengan blank karena pengakuan mengejutkan itu. “Kamu bohong kan......bukannya kamu menjinakkan Roh Pedang itu dengan mudah?” “Waktu itu karena aku mati-matian berusaha menolongmu. Jujur saja, aku sendiri nggak paham kenapa bisa menyelesaikan kontrak itu.” Tak peduli seberapa kuatnya Roh yang dikontrak seseorang, tak ada artinya kalau orang itu tak bisa mengendalikan kekuatannya. Saat Kontraktor Roh tak berpengalaman menjalin kontrak dengan Roh diluar kemampuannya, sering terjadi kalau kekuatan Roh itu tak bisa dikeluarkan. ''.......Namun, pada kasusku, sepertinya ada yang sedikit berbeda'' Kamito menatap tangan kirinya, yang terbungkus sarung tangan kulit. ''Mungkin, didalam alam bawah sadarku, aku terus memikirkan ''dia'''' --Sehingga, ia tak dapat menghubungkan jalur dengan Roh yang baru. “Ap...ap....apa apaan ini........” Ia mendengar kemarahan kecil. Usai mengangkat kepalanya, Claire memegang cambuk kulitnya erat-erat, yang digunakan untuk melatih binatang, dengan bahu yang gemetaran. “Nggak, maksudku, kemampuan bertarungku masih kecil......” “Apa maksudmu! Aku mengandalkan kemampuanmu!” <nowiki>*</nowiki>Pishiii! Pishiii! Pishiii!* “Ow.....Tunggu, stop!” Cambukan bertubi tubi diarahkan pada Kamito yang mencoba untuk kabur. Kemudian, disana--- “Apa yang sedang kamu lakukan, Claire Rogue?” Dari seberang pohon gelap raksasa, sebuah suara terdengar. Claire menghentikan cambukannya dan dengan cemberut menoleh. Yang muncul adalah Rinslet dan si gadis maid Carol. “Kamu terlambat, Rinslet!” “Aah, seorang Nyonya perlu waktu untuk berdandan dulu.” Rinslet dengan anggun menyibakkan rambut pirang platinanya. “...? Apa, kenapa Carol ada disini juga?” “Tentu saja, sebagai suporter Nyonya.” Usai Kamito mendengar itu, ia melihat Carol mengeluarkan bendera entah darimana dan mulai mengibar ibarkannya. “Ngomong-ngomong, kenapa kamu malah menganiaya Kazehaya Kamito?” Rinslet meletakkan jari telunjuknya di dagunya dengan wajah bertanya tanya. Namun – Sebelum Claire menjawab, Carol sudah menyela lebih dulu. “Nyonya, itu bukan sesuatu yang boleh dilakukan.” “Apa maksudmu?” “Tadi terlihat seperti bentuk cinta yang tidak biasa. Dalam cara unik, mirip permainan mesum.” “Ehh! Apa itu benar, kalian berdua!?” “Bu...bu...bukan itu! Ap....apa yang kamu katakan, maid bodoh!” Wajah Claire memerah sambil menolaknya setengah mati. .......Tak ada bedanya, dia tak ingin menerima cambukan lagi. Karena itu sakit. ''.......Kenapa aku sudah capek sebelum duel?'' Kamito mulai berpikir serius tentang kesemrawutan hidupnya. Pada saat inilah. “----Kelompokmu sepertinya sudah hadir semuanya, Kelas Raven.” Suara dingin muncul dari arah atas. “.....!?” Mereka berempat menoleh ke arah datangnya suara secara bersamaan. Disana, diatas dinding teater rapuh terdapat— Sesosok Ksatria wanita gagah dengan rambut birunya mengayun lembut tersapu oleh angin. Disampingnya, dua Ksatria wanita, juga mengenakan armor yang sama, tengah berdiri. Kamito mendengar namanya dari Claire. Yang berambut pendek namanya Rakka. Yang berambut kepang namanya Reishia. “----Ellis Fahrengart! Sudah berapa lama kamu berada disini?” “Ngomong-ngomong, kamu nggak akan sengaja datang lebih dulu supaya bisa muncul keren di waktu yang tepat kan?” “Ap....Ng-nggak mungkin aku melakukan itu! Aku baru sampai disini!” Usai Kamito menyatakan itu dengan mata setengah terbuka, Ellis tampak kebingungan dan nyaris jatuh dari posisinya berdiri. .......Entah kenapa, sebagai Ketua Ksatria, posenya barusan nampak menyedihkan. Ellis melotot tajam pada Kamito dan yang lainnya, kemudian mencabut pedang di pinggangnya. “Mari, Kelas Raven. Mari selesaikan duel ini sebelum subuh!” Pada saat itulah, pancaran api raksasa menyinari panggung teater. Sesuatu yang disinari oleh pancaran itu adalah--- “Itu kan........” Elang raksasa mengembangkan sayapnya dan tampil gagah di malam yang merah. “Biar kuperkenalkan padamu, Kazehaya Kamito. Inilah Roh Terkontrakku – Roh Elemen Angin ‘Simorgh’!” Dengan teriakan seperti angin - Elang raksasa itu diselimuti oleh lapisan udara.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information