Editing
Bagian 5: Meski Jika Pertarungan Itu Berakhir
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
Di bagian terluar seragam tentara mereka, ada zirah ringan yang melapisi. Dan pada punggung mereka, dibawa pedang yang ukurannya sangat besar sampai kelihatan aneh. Ketiga perempuan ini telah selesai dalam persiapan mereka untuk bertarung. "Oke, aku siap. Dah!" Aiseia melambaikan tangan dengan penuh enerji dengan senyumnya yang khas. "... hm." Nephren mengangguk pelan. Kutori sendiri menolak untuk berbalik atau meninggalkan kata perpisahan pada yang di belakang. Bros perak yang ada pada bagian dekat dada seragam tentaranya memancarkan cahaya lembut, seakan ingin mengatakan sesuatu. Dan dengan begitu, tiga peri terbang ke langit, sosok mereka lambat-laun meleleh ke dalam mentari terbenam.. <p style="font-size:2em; text-align: center;">β΅</p> β... apa kau bodoh?!" Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Grick setelah dengar ceritanya. "Kenapa kau makan bersamaku di sini?" "Kenapa apanya? Aku sudah katakan padamu. Untuk melaporkan situasi sekarang sekaligus berterima kasih." βKau bisa lakukan itu kapanpun! Sekarang disebut sekarang karena kalau bukan sekarang ya kapan lagi, kau mengerti!?" "... hmm, aku ragu kau sendiri mengerti apa yang barusan kau ucapkan." "Siapa yang membicarakan aku!? Ini tentang dirimu! Tentang dirimu!" Yah, itu memang benar, tapi... Bingung terhadap kegusaran si temannya, Willem menyeruput kopi asinnya. "Omong-omong, kepalaku sudah penuh hanya dengan tahu kalau dibalik damainya Regul Aire, terdapat banyak drama dan pengorbanan tersembunyi. Yah, aku rasa menumpahkan darah di tempat tak terlihat adalah tugas seorang tentara. Kalau kau pikirkan, ini wajar, tapi memikirkannya saja dengan mendengarnya langsung darimu terasa sangat beda. Bagaimana ya... rasa bersalah dari tidak tahu hal ini bisa membuatku rusak... atau mungkin ini perasaanku yang ingin memeluk anak-anak itu sekarang... kenapa wajahmu seram begitu?" "Bukan apa-apa." ujar Willem saat ia habiskan kopinya dengan mimik yang pasti akan membuat anak-anak menangis. Grick mendesah. "Aku rasa ini pekerjaan yang lebih mudah dan ringan, jadi aku berikan padamu, tapi... Yah, pada akhirnya pun berhasil, tapi benar juga, kalau aku tidak berpikir dulu dan malah memberikan pekerjaan ini pada orang suram rasanya menyeramkan juga." Ia berhenti sebentar untuk meminum kopi. "Sekarang...kenapa kau di sini?" "Jadi, pertarungan di Pulau Ke-15 akan dimulai besok, dan akan berlangsung selama beberapa hari, dan setiap kontak mengenai hasil pertarungannya bisa dilakukan tidak lama setelahnya,. Intinya, tidak ada apa-apa yang bisa aku lakukan sekarang." "Bukan, bukan begitu! Biasanya di saat-saat seperti ini kita akan sangat khawatir sampai-sampai makan atau tidur atau semacamnya saja susah! Lalu kenapa kau malah hidup biasa seperti tidak ada apa-apa yang terjadi!?" "Khawatir-tidaknya aku tidak akan berpengaruh pada kesempatan menang mereka. Sampai kemarin, aku mengajari mereka semua yang aku bisa dan mengatur pedang mereka semampuku. Tapi, kemungkinan mereka untuk kembali hanya sedikit di atas lima persen. Percuma saja khawatir sekarang." βOh, ayolah! Kau tidak bisa begitu saja meragukan kemenangan seseorang!" "Aku bukan tipe orang yang memalingkan mata dari kenyataan." "Tapi jangan memalingkan mata dari harapan dan mimpi juga! Kau harus percaya!" "Setiap orang berusaha karena hidup itu tidak seperti itu... Pokoknya, yakin pada sesuatu justru membuatnya semakin sulit untuk kembali pada kenyataan ketika ada sesuatu yang tidak terkira terjadi. Kalau aku ingin mempercayai mereka, itu berarti aku harus terima apapun hasil akhir yang mereka bawa.* "Dingin sekali, woi! Aku tidak merasakan ada kehangatan hatimu di kata-katamu!" "Yah, aku memang bukan dari ras yang cocok untuk jadi pemburu harta." Grick tertawa ''kekeke'', yang mana Willem potong dengan berdiri. "Tunggu, kau mau ke mana?" *Yah, aku perlu belanja makanan." "Willem... kau memang benar-benar kembali ke kehidupan biasamu, ya?" "Tentu. Ada orang yang bertarung demi melindungi gaya hidupku ini." Grick membisu. Tepat setelah Willem mengatakan 'dah' dan pergi, "... ah, benar juga." Ia terhenti, mengingat kalau ia ingin menanyakan sesuatu. "Apa kau tahu toko di sini yang menjual mentega murah dan tepung?" <p style="font-size:2em; text-align: center;">β΅</p> Dan dengan begitu, ia kembali ke gudang ke-4 Perusahaan Perdagangan Orlandri. "Willem!" "Kamu dari mana? Kami cari kamu ke mana-mana!" "Um, lama tidak ketemu, jadi, mau main sama kami?" "Belakangan kamu belum ngobrol sama kami, gara-gara pingsanlah, dan itulah, jadi kami mau setidaknya hari ini saja main sama kami." Tangan-tangan kecil menarik lengan bajunya ke segala penjuru, tapi... "Maaf, hari ini aku ada perlu." '"Ehhh?'' Suara enggan mereka bersatu dalam teriakkan. "Aku akan main dengan kalian setelahnya." Ia langsung menuju ke dapur, tanpa memerhatikan suara sedih yang ditujukan pada punggung Willem.. Dalam benaknya, ia membalik halaman 'Hidangan Penutup yang Populer di Kalangan Anak-Anak' dan mencari kue mentega. Ia hanya sedikit ingat detail-detailnya, karena resepnya belum pernah memberikannya hasil di panti (buatannya selalu dibanding-bandingkan dengan si 'Anak Perempuan'), tapi ia meyakinkan dirinya kalau ini akan berhasil. Masih ada banyak waktu untuk latihan, dan juga, sesendok cinta atau sesuatu yang sejenis pasti memiliki pengaruh besar pada rasanya. Mungkin. ''Ayaaaaah''. Tiba-tiba, ia merasa ada seseorang yang memanggilnya dari suatu tempat. "...Almaria?" Ia berbalik, ia melihat ke langit, tapi tentunya, ia tidak menemukan siapa-siapa. Yang ia dapati hanya awan yang berbentuk seperti sutra tipis, menyebar tanpa batas menembus merah dan merah padam langit. Apalagi, si pemilik suara itu sudah tidak ada lagi di dunia ni. Dia telah lama hilang, tanpa bisa mengucapkan selamat datang pada si orang yang telah dia tunggu untuk waktu lama , pada si orang yang terus dia masakkan kue mentega padanya supaya janji mereka bisa terpenuhi. "Maaf, Almaria." Ia merasa telah melakukan sesuatu yang buruk. Bukan hanya pada dia, tapi juga pada rekan yang bertarung juga dengannya. Pada petinggi yang telah membayangkan kemenangan atas mereka. Kenapa ia tidak mati bersama mereka? Atau setidaknya, kenapa ia tidak akhiri hidupnya sesaat setelah ia bangun dalam dunia ini? Apakah hidup seperti yang aku lakukan sekarang tidak akan merusak janji-janji yang kubuat di masa lalu? Ia mengerti, tapi... "Aku minta maaf. Aku sangat minta maaf." Menghadapi surga, ia menunduk memohon ampun. Ia tidak memiliki tempat di dunia ini. Tapi jika ada seseorang memberinya peran dia pada Willem, maka, demi bisa mengatakan 'selamat datang', ia harus tetap ada di sini. Willem memutuskannya dalam pikiran ketika ia keluarkan apron miliknya. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #CCCCFF; border: 1px #0000FF solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | [[Bagian_4: Langit Berbintang di Balik Langit Berbintang|Bagian 4: Langit Berbintang di Balik Langit Berbintang]] | [[Shuumatsu Nani Shitemasu ka? Isogashii desu ka? Sukutte Moratte Ii desu ka? (Indonesia)|Halaman Utama]] | [[Bab 5: Sebelum Dunia Ini Berakhir - B|Bab 5: Sebelum Dunia Ini Berakhir - B]] |- |} </noinclude>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Γ Cursed Γ Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information