Editing
Dragon Egg Indo:Bab 141
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
==Chapter 141 - Pemusnahan Semut== Aku menahan rasa sakit yang diterima dari peluru batu dan menarik bahu kebelakang untuk meluruskan posturku. Sabar, jangan gegabah. Sekarang, dengan penggunaan [Clay] dan [Clay Gun], kedua semut merah itu harusnya telah menghabiskan sebagian besar MP mereka. Harusnya sisanya sudah nggak cukup untuk menggunakan [Self Regeneration]. Sekarang ini bisa dianggap dua sebagai satu, tapi jika aku menghancurkan salah satu dari mereka, maka itu akan memutuskan siapa yang akan menang dan yang kalah. “Kucha!” “Kucha!” Kedua semut merah itu berbaris dan mulai berlari dan berpencar seperti sebelumnya. Meskipun formasi itu gagal sebelumnya, mereka menyerbuku dengan cara yang sama. Apa kalian pikir sesuatu yang sebelumnya nggak berguna akan berhasil kali ini? Atau ini adalah strategi dasar untuk semua semut merah? Kalau salah satu dari mereka tewas, maka mereka nggak punya langkah yang bisa mereka ambil untuk mengatasinya karena sebuah umpan diperlukan untuk itu. Yang jelas, kalau aku menekan mereka sekarang, itu akan aneh, terutama jika salah satu dari mereka tewas dalam prosesnya dan formasi mereka jadi nggak berguna. Gimana bisa semut kayak mereka ini berperingkat C? Kalau itu setara dengan Little Rock Dragon yang terbagi dua. Segala sesuatu akan sangat sulit di gurun ini. Aku berkonsentrasi pada semut yang ada didepan. Sekarang ini, menghabisi semut ini adalah prioritas utamaku. Aku akan menang kalau aku bisa mengalahkannya. Aku mengayunkan ekorku ke samping dan menyerang wajah semut itu. “Guji!” Si semut merah membuka mulutnya lebar-lebar dan menggigit ekorku. Seperti yang kurencanakan. Bukannya memukul menggunakan ekorku, aku menunggu hal ini terjadi. Dengan begini aku bisa terus menahan semut ini. Aku mengangkat ekorku dan menahan semut itu di udara saar aku mencekik leher dan bagian tengah dari perutnya yang kecil. “Gudya!” Si semut merah nggak bisa menahan rasa sakit yang disebabkan oleh cakarku dan merenggangkan pegangannya pada ekorku. Aku nggak membiarkan dia lepas dan terus menahannya seraya aku menggigit lehernya. “Gujiya!” “Gujiyaa!” Si semut merah meraung dan meronta sambil menendang-nendangkan kakinya. Dia benar-benar tangguh. Akan tetapi, dia seharusnya telah menerima banyak damage, aku akan membunuhnya secepatnya. Melihat rekannya dalam situasi sulit, semut merah yang satunya datang mendekat. Dia berlari ke sisi kiriku dan melompat kearahku. Tempat ini sempit, jadi nggak mungkin menghindarinya. Meskipun aku bergerak mundur, aku nggak punya cara untuk menghindarinya. Kalau ini adalah situasi yang seperti biasanya, maka aku melemparkan semut merah yang kucekik dan kemudian berfokus pada bertahan terhadap serangan dari semut yang satunya. Akan tetapi, kalau aku melakukannya, pertarungan ini nggak akan pernah selesai. Aku hanya harus menahan sedikit damage. Bahkan jika keduanya mulai menggigitku secara terus-menerus, aku akan baik-baik saja selama mereka melakukannya secara sembarangan. Masih memungkinkan untuk menahannya. Aku mengabaikan semut kedua yang mendekat padaku dari samping dan menyerang leher semut yang sudah tertangkap lagi. Taringku menancap pada leher si semut merah. Aku bisa merobeknya kalau kayak gini. Si semut yang satunya tampak terkejut bahwa dia diabaikan sampai-sampai dia berhenti bergerak sesaat. Mata dari semut merah itu yang seharusnya datar tampak penuh emosi, dan itu juga tampak bertanya padaku, "apa, kau serius?" “guu…..” Sakit sekali, meskipun sakit aku masih punya banyak HP. Setelah menghabisi semut pertama, aku akan menghajar semut kedua secara perlahan dan menghabisinya juga. Aku menggertakkan gigiku untuk menahan rasa sakitnya. Untungnya gigiku saat ini sedang menancap di tubuh semut merah yang satunya. Dari tempat taringku menancap, cairan kental transparan mengalir keluar. Itu lebih kelihatan seperti merembes, gimanapun juga cairan itu transparan. Sebenarnya, karena para semut punya sendi spiracle<ref>'''Spiracle:''' adalah pembukaan pada permukaan tubuh dari beberapa hewan, yang mana biasanya mengarah pada sistem pernafasan</ref>, yang mana oksigen diambil dan disebarkan ke seluruh tubuh, sel darah merah tidaklah diperlukan. Oleh karena itu, cairan tubuh mereka transparan. Aku nggak ingat dimana aku mendengarnya, tapi samar-samar aku bisa mengingatnya didalam benakku. Aku mereka seperti aku menerima pelajaran besar pada hal itu tapi... mungkin salah satu kenalanku menyukai serangga. Aku menggigit kuat-kuat semut merah itu dan memegangnya dengan cakarku. Robeklah! Robeklah! Sudah waktunya buatmu untuk mati! “Gujiyajia!” Semut itu mengeluarkan jeritan saat dia meronta-ronta. “aa......” Kakinya akhirnya berhenti bergerak. Yeah, aku berhasil! <center> {| class="wikitable" style="background: #FFEBCD" width="70%" |- |align="center" | 432 exp poin didapatkan<br/> Title Skill [Walking Egg: Lv–] diaktifkan, bonus exp sebesar 432 poin telah didapatkan |- |align="center" | Level [Calamity Plague Dragon] naik dari level 36 menjadi level 39 |- |} </center> Yeah! Jumlah exp poinnya menakjubkan! Betul-betul peringkat C! Level maksimalku adalah 75, jadi aku sudah melewati pertengahan. Oh, ini bukan saatnya buat merayakannya. Aku masih harus mengurus semut yang menggigit perutku. Aku menjatuhkan semut yang sudah tewas itu ke tanah dan menikamkan cakarku pada punggung semut merah yang menggigit perutku. Aku mengincar celah dari mulutnya dan memegangnya sambil menggunakan [Roll] dan berputar tiga kali sebelum melepaskan semut itu dan melemparkannya ke depan. “Gujiyaa!” Semut yang terlempar itu punggungnya menghantam langit-langit dan jatuh ke tanah. Aku menggunakan [Roll] lagi dan tanpa ampun meluncur keatas semut merah yang terkapar di lantai. “Va!” Mengeluarkan sebuah jeritan, semut kedua akhinya tewas. <center> {| class="wikitable" style="background: #FFEBCD" width="70%" |- |align="center" | 432 exp poin didapatkan<br/> Title Skill [Walking Egg: Lv–] diaktifkan, bonus exp sebesar 432 poin telah didapatkan |- |align="center" | Level [Calamity Plague Dragon] naik dari level 39 menjadi level 42 |- |} </center> Aku membatalkan [Roll] dan berdiri. Fuu... Aku berhasil menang, tapi luka pada perutku cukup parah. <center> {| class="wikitable" style="background: #FFEBCD" width="70%" |- |align="center" | Level skill karakteristik [Dragon Scale] naik dari level 4 menjadi level 5 |- |} </center> Ah, skill itu juga naik.... “Pefupefu!” Ball Rabbit mendekat dan menggunakan [Rest] pada punggungku. Skill itu nggak bekerja dengan baik pada punggungku karena terluka cukup parah, tapi luka pada perutku mulai sembuh cukup baik setelah tiga kali penggunaan skill itu. Makasih Ball Rabbit. Tapi tolong sisakan MPmu untuk menggunakan [Telepathy]. “Pefu!” Aku menyuruh Ball Rabbit membersihkan aku dengan [Clean] dan kemudian menggunakan sihir pemulihan [Rest]. Setelah itu, dia bisa membawa Nina menggunakan [Internal Storage]. Kupikir Ball Rabbit nggak lebih dari cemilan pada awalnya, tapi ternyata dia bisa diandalkan juga. ==Catatan Penerjemah== <references/> <center> {| class="wikitable" style="background: #FFEBCD" width="50%" |- |align="center" width="33%" |[[Dragon_Egg_Indo:Bab_140|Sebelumnya]]||align="center" width="34%" |[[Reincarnated_as_a_Dragon%E2%80%99s_Egg_%EF%BD%9ELets_Aim_to_Be_the_Strongest%EF%BD%9E_(Indonesia)|Halaman Utama]]||align="center" width="33%" |[[Dragon_Egg_Indo:Bab_142|Selanjutnya]] |- |} </center>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information