Editing
Tate no Yuusha Jilid 1 Bab 21 (Indonesia)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
==Bab 21 : Konflik Langsung (Terjadinya Pertikaian)== ===Bagian 1=== Taman istana pun berubah menjadi lapangan pertarungan. Banyak obor yang dinyalakan di sana, dipenuhi semua tamu jamuan makan yang menanti pertarungan antar kedua Pahlawan. Bagaimanapun, hasil akhirnya sudah bisa dibayangkan dengan jelas. Pertarungan antara aku, Pahlawan Perisai yang kekuatan serangannya sangat rendah, dan Pahlawan Tombak Motoyasu. Ini bukanlah pertarungan antar grup Pahlawan Perisai dengan grup Pahlawan Tombak... tidak seperti itu. Ini adalah pertarunganku melawan Motoyasu, satu lawan satu. Dan seperti yang bisa kutebak, kebanggaan diri Motoyasu takkan membiarkan rekan petualangan membantunya, dengan begitu terjadilah duel ini. Siapapun juga bisa membayangkan hasil akhirnya seperti apa. Biasanya di saat seperti ini, orang-orang akan mulai meneriakkan taruhan untuk jagoannya, tapi suara mereka bahkan tidak terdengar olehku. Bukan hanya para bangsawan yang memenuhi area sekitar taman istana, tapi para petualang juga yang ikut berperang melawan gelombang bencana kedua. Biasanya, akan dilakukan taruhan di saat-saat seperti ini. Dengan kata lain, tidak adanya teriakan mereka, berarti mereka hanya mengharapkan kekalahanku. Ren dan Itsuki juga berada di teras taman istana, menyaksikan kami sambil tertawa. Sepertinya kekalahanku, dan dirampasnya budakku-lah yang mereka inginkan. Sial! Sial sial sial sial! Semua orang di sini ingin merampas segalanya dariku. Bahkan saat munculnya gelombang tadi, mereka juga menghujani api padaku. Di seluruh dunia ini, yang kutemukan hanyalah musuh-musuh yang ingin mengejekku. ...terserah. Sepertinya aku akan tetap kalah di sini. Tapi, takkan semudah itu kalian bisa melihat kekalahanku. Waspadalah, Motoyasu. Kebencianku padamu takkan pernah hilang. “Baiklah, pertarungan antara Pahlawan Tombak dan Pahlawan Perisai akan dimulai! Hasil akhirnya akan ditetapkan saat serangan terakhir telah dilancarkan, atau salah satu dari mereka mengaku kalah.” Aku bersiap dengan menggerakkan memutar kedua pergelangan tanganku, dan menggertakkan jari-jari tanganku. “Siapa yang akan memenangkan pertarungan antara sang Tombak dan sang Perisai? Kali ini, jawabannya... takkan sesederhana yang kau pikirkan.” Motoyasu menunjukkan tatapan mencemoohnya padaku. Lawakan yang payah. “Baiklah, kalau begitu...” Motoyasu, sekarang akan kuajarkan padamu, bahwa pertarungan tidak selalu dimenangkan dengan mengalahkan musuh. Penonton di sekitar kami mulai berdebat, membicarakan tentang kalimat yang bertentangan; jika seorang pedagang menjajakan sebilah tombak terkuat, dan sebuah perisai terkuat, yang mana diantara keduanya yang terbukti paling kuat? Kedua pernyataan itu benar-benar bertentangan<ref>Kata ”Pertentangan” ditulis dengan 矛盾 (Mujun) , dalam bahasa Cina/ huruf kanji, ditulis “tombak” (矛 : Mu) dan “perisai” (盾 : Jun), yang digabungkan. Berdasarkan pengibaratan tersebut, Mu (矛) lebih dimaksudkan kepada tombak Motoyasu, yang sekarang mengambil bentuk Halberd.(keterangan dari Web Novel)</ref>. Walaupun begitu, kata “pertentangan<ref>Sama dituliskan Mujun (矛盾) , yang dimaksudkan pada tombak dan perisai.(keterangan dari Web Novel)</ref>” ini, sesungguhnya sedang terjadi sekarang. Lagipula, hal apa yang menentukan kemenangan dalam pertandingan ini? Ini sama saja dengan permainan Shogi<ref>Shōgi (将棋) adalah permainan catur Jepang yang dimainkan di atas papan 9 lajur dan 9 baris, yang semua bidak caturnya berwarna sama. (dikutip dari Wikipedia)</ref> dan Go<ref>Go (碁) atau Weiqi (圍棋(trad.) / 围棋) adalah permainan papan strategis dari Cina yang dimainkan oleh dua orang. Setiap orang memakai bidak berwarna hitam atau putih berbentuk bola gepeng, dengan tujuan permainan, memaksimalkan wilayah yang mereka kuasai, menjebak bidak-bidak lawan yang menyusup ke daerahnya, dan melindungi bidak-bidak mereka dari penangkapan oleh lawan. Nama Cina kuno dari permainan ini adalah Yi (弈), walaupun di Jepang permainan ini juga biasa disebut Igo (囲碁). (dikutip dari Wikipedia)</ref>. Contohnya, apa yang akan kau lakukan, meski tahu kau akan kalah? Tombak adalah senjata yang dirancang untuk membunuh lawan, dan perisai adalah pelindung yang dirancang untuk melindungi si pengguna. Berdasarkan pengetahuan itu, perisai terkuat akan menang jika bisa menghentikan serangan tombak terkuat. Kedua alat itu, sebilah tombak dan sebuah perisai, memiliki kegunaan yang berbeda. Dan sang raja pun berkata. “Pertarungan, dimulai!” “Uooooooooooooo!” “Heaaaaaaaaaaaa!” [[Image: Tate_no_Yuusha_Volume_1_Image_9.jpg |thumb]] Aku berlari ke arah Motoyasu seakan aku bersiap meninjunya dengan kekuatan penuh, sedangkan Motoyasu juga berlari dan menyiapkan tombaknya untuk menusukku. Jarak antara kami semakin dekat, dan saat aku masuk dalam jarak serangannya, Motoyasu mencengkeram erat tombaknya, dan menusukkannya padaku. Suatu serangan yang bisa dilancarkan dari mana saja, adalah serangan yang tidak bisa dihadang. “Chaos Strike!” Tombak Motoyasu langsung memecah menjadi beberapa tombak yang sama. Aku pun menghentikan serbuanku. Sambil melindungi kepalaku, aku terus bergerak mundur. TRANG! TRANG! TSING! TSING! WUSH! Ouh... Rasa sakit menjalar di satu bahuku. Meski hanya sebuah goresan, tapi rasa sakit tak tertahankan itu, kuterima dari serangan seorang Pahlawan. Walau begitu, Motoyasu telah menggunakan serangan terkuatnya, dan sekarang jurus itu harus menunggu jeda waktunya. “Rasakan ini!” Motoyasu masih menyerangku dengan tombaknya. Kelemahan sebilah tombak, atau tombaknya yang sekarang berbentuk Halberd<ref>Halberd adalah tombak dengan mata pisau berbentuk kapak, dan di sisi lain pisaunya, dibentuk seperti logam mencuat yang diruncingkan/berbentuk kail, untuk menjegal kaki kuda, atau menarik penunggang kudanya agar jatuh ke tanah. Panjang Halberd lebih pendek daripada Pike, sekitar 1,5-1,8 meter.(dikutip dari Wikipedia)</ref>, adalah jangkauan serangannya. Sekali penggunanya melewati jarak-menengah, yang mana menjadi jarak paling efektif bagi serangannya, maka dia akan kesulitan dalam menggunakan tombak tersebut. Biasanya, tujuan menjatuhkan lawan dengan tombak, harusnya sudah terpenuhi sebelum lawan bisa mendekat. Tapi untukku, satu serangan seperti itu tidak akan cukup untuk menjatuhkan sang Perisai. Aku menghindari tikaman Motoyasu dengan selisih jarak setipis kertas, lalu melemparkan badanku untuk menindihnya. Kuarahkan tinjuku pada wajah Motoyasu. ===Bagian 2=== Bukk! Cih! Tidak mungkin aku bisa melancarkan damage padanya. Walau begitu, seranganku tidak sebatas pukulan itu saja. Salah satu penggemar Motoyasu (yaitu Mine) mengejekku, karena seranganku tidak menimbulkan rasa sakit ataupun geli sedikitpun. Kira-kira sampai kapan kau bisa mempertahankan ekspresi wajahmu itu? Kemudian aku mengeluarkan “senjata pamungkas” dari balik jubahku, dan menyumpalkannya ke wajah Motoyasu. HAGRRR! “Oow!” Karena saat datangnya gelombang aku dihujani oleh api sialan mereka, sebelum pergi ke istana, aku pun mengambil beberapa “senjata” untuk jurus ancaman andalanku. “Ap? Ap!?” Pft pft pft... Kata yang tak beraturan muncul dari mulut Motoyasu. HAGRRR HAGRRR HAGRRR!!! “Oow! Ooow!” Motoyasu merintih kesakitan, karena wajah tampannya sedang dijadikan santapan gratis sekarang. Seperti yang kalian lihat, seranganku bukanlah hanya tinjuku saja. Untuk seorang ahli pengguna Balloon, monster itu adalah senjata yang berguna. “Hya hya hya!” Selain digigit dua ekor Balloon di wajahnya, Motoyasu juga tertahan di tanah hingga dia tidak bisa berdiri, lalu kulemparkan seekor Balloon lain ke badan bagian bawahnya. “K, kenapa Balloon bisa...?” Teriakan para penonton semakin riuh. Tapi harusnya mereka sudah tahu alasannya! Aku gunakan berat badanku untuk menahan Motoyasu, dan terus melancarkan serangan, bersamaan Balloon yang menggigiti selangkangannya. “Ugh... kau! Bisa-bisanya kau melakukan hal semacam ini!” “Aku akan melakukan apapun agar bisa menang! Sasaran seranganku adalah tampang gigolo-mu, dan ‘barang’ yang menjadi bentuk ‘kejantanan’ semua pria! Dengan wajah dan ‘barang’mu diacak-acak seperti ini, akan kubuat kau menangis memohon ampun, dasar otaku menjijikan!” “Ap!? Hentikaaaaaaaaaaaan!” “Tidak akaaaaan!” Dengan suara benturan yang dalam, aku terus menendang selangkangan Motoyasu. Untuk bisa menyingkirkan Balloon yang ada di wajahnya, Motoyasu mencengkeram erat tombaknya, dan menegakkannya saat dia masih terbaring di tanah. Dengan tombak itu, semua Balloon di wajahnya dilenyapkan satu per satu, dan aku pun terus melempar Balloon cadangan untuk menggigitinya. Dengan begitu, akan kupermalukan dia sebanyak yang kubisa. Lagipula aku ini akan kalah, jadi akan kuberikan trauma yang terberat pada Motoyasu. “Hya hya hya!” “Ugh! Sampai melakukan hal sekotor iniiiiii!” Aku menggunakan seluruh badanku untuk menekan Motoyasu, yang sekuat tenaga mencoba untuk berdiri, dan meneruskan serangan ganasku. Mwa ha haa! Sangat membahagiakan mendengar teriakannya ini! Teriakan penderitaannya yang sudah lama kunantikan! Kemudian suatu senyuman seseorang muncul di sela-sela gelak tawaku. “Uagh...!” Suatu tekanan yang kuat tiba-tiba menghantam punggungku, dan membuatku tidak bisa bergerak. Aku melihat ke arah apapun itu yang telah membuatku kaku. Di sana, si “racun dunia” itu! Mine telah menyusup di antara kerumunan penonton, dan merentangkan tangannya ke arah area pertarungan kami. Kemungkinan besar, itu adalah sihir elemen angin. Kalau tidak salah, nama sihir itu adalah Wingblew, yaitu sihir yang menembakkan bola udara seukuran kepalan tangan manusia. Bola udara itu tembus pandang. Kalau kau tidak mengamatinya dengan baik, kau takkan bisa melihatnya. Si jalang itu! Senyum picik kembali tersirat di wajahnya, kemudian mengolok-olokku dengan memejamkan satu mata, dan menjulurkan lidahnya. “Kaaaaaaaau!” Aku berteriak karena telah dibuat tidak bisa bergerak seperti ini, yang kemudian dibungkam oleh serangan balasan Motoyasu yang sudah berdiri sekarang. Aku pun dibanting ke tanah, dan Motoyasu menindih balik badanku sambil menggenggam tombak di punggungnya. Tarikan napasnya terdengar berat di dekat bahuku. Semua monster Balloon-ku telah dihancurkannya. “Haah... Haah... Aku... menang!” Dengan ekspresi kesakitan seperti saat terjadinya gelombang bencana, Motoyasu mengayunkan tombaknya, dan menyatakan diri sebagai pemenangnya. ===Referensi :===
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information