Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 1 Chapter 2: Difference between revisions

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
 
(2 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Lilia pernah menjadi seorang pembantu-pengawal* untuk istana selir kerajaan Asura. (guards-maid?)
=='''Bab 2 – Pelayan Tanpa Ekspresi'''==


Pembantu-pengawal: adalah pembantu yang yang memiliki cukup kualitas untuk bisa menjadi pengawal.
Lilia pernah menjadi pelayan penjaga untuk selir-selir kerajaan Asura.


Biasanya melakukan pekerjaan pembantu, tapi jika ada sesuatu yang terjadi, mereka akan mengambil pedang untuk melindungi tuan mereka.


Lilia setia melaksanakan tugasnya sendiri. Sebagai seorang pembantu, tak ada keluhan terhadap dirinya.
Seorang pelayan penjaga adalah pelayan yang juga dikhususkan untuk menjaga.


Tapi sebagai pendekar pedang, ia hanya memiliki kemampuan rata-rata.


Karena itu, dalam pertempuran melawan pembunuh yang mengincar putri kerajaan yang belum lama ini lahir, akibat suatu kecerobohan, kakinya terluka karena terkena tebasan pedang pendek milik lawan.
Pelayan penjaga biasanya akan melakukan pekerjaan pelayan biasa, tetapi jika terjadi sesuatu, mereka akan mengambil pedang untuk melindungi tuannya.


Pedang pendek itu telah diolesi oleh racun. Racun itu dibuat khusus untuk membunuh anggota kerajaan.


Tidak ada obat penawar maupun sihir antidote yang bisa menghilangkan efek racun yang merepotkan itu.
Lilia dengan setia menyelesaikan tugasnya. Sebatas pekerjaannya sebagai pelayan, tidak ada keluhan.


Luka itu pun segera diobati, berkat usaha para dokter yang mencoba berbagai metode untuk menawarkan racun itu, namun meskipun nyawanya terselamatkan, masih ada efek samping yang tersisa.


Tidak ada masalah pada kehidupan sehari-hari Lilia, tapi ia tidak akan bisa berlari atau menghentak dengan kekuatan penuh lagi.
Tapi sebagai pendekar pedang, kemampuannya hanya rata-rata, selusin sepeser.


Kerajaan memecatnya tanpa ragu-ragu.


Itu bukan sesuatu yang jarang. Lilia juga menerimanya.
Dan kemudian, dia ceroboh dalam pertempuran melawan seorang pembunuh yang menargetkan seorang putri yang baru lahir, dan ia mendapat cedera di kaki akibat serangan belati musuh.


Kehilangan kemampuannya, itu artinya dipecat.


Meskipun ia tak diberi uang pesangon, ia tetap mengangap dirinya beruntung, karena ia tidak dibunuh diam-diam gara-gara pernah bekerja di istana selir.
Belati itu dilapisi dengan racun yang secara khusus dimaksudkan untuk membunuh keluarga kerajaan.


Lilia meninggalkan ibu kota.


Dalang dari usaha pembunuhan sang putri tidak ditemukan.
Tidak ada obat penawar atau healing magic yang mampu mengobati racun mematikan seperti itu.


Lilia mengenal dengan baik peraturan-peraturan yang ada di istana selir, dan ia juga tahu bahwa ia bisa menjadi sasaran pembunuhan berikutnya.


Atau mungkin, kerajaan sengaja membuat Lilia pergi agar bisa memancing keluar si dalang.
Lukanya segera diobati, dan dia selamat berkat dokter yang merawatnya mencoba berbagai metode untuk menyembuhkannya, tapi ada efek samping yang timbul.


Ia selalu heran, kenapa dirinya yang tidak memiliki latar belakang bagus bisa diterima di istana selir, namun sekarang ia akhirnya mengerti alasannya; mereka hanya ingin mempekerjakan seorang pembantu yang bisa dimanfaatkan dan kemudian dibuang bila sudah tak berguna.


Apapun yang terjadi di kalangan istana, untuk alasan keselamatan dirinya sendiri, ia harus meninggalkan ibu kota sejauh mungkin.
Tidak ada masalah yang timbul dari kehidupan sehari-harinya, tapi dia tidak pernah bisa berlari atau menghentakkan kakinya lagi.


Meskipun kerajaan memperlakukannya sebagai umpan, karena ia tidak diberi perintah apapun, maka tak ada alasan untuk tetap berada di ibu kota.


Dan ia tak punya minat untuk menyelesaikan tugasnya dengan kesetiaan penuh.
Kerajaan kemudian memecatnya tanpa ragu.


Setelah berganti-ganti kereta kuda, Lilia tiba di Fedoa, yang terletak di area perbatasan kerajaan, dan mempunyai tanah pertanian yang luas.


Selain kota Roa, yang merupakan daerah pusat untuk tempat ini, dan dihuni oleh penguasanya, hanya ada ladang gandung yang sangat luas, sebuah tempat yang tenang.
Itu bukan kejadian yang jarang, dan Lilia menerima nasib ini.


Lilia berharap ia bisa menemukan pekerjaan disini.


Tapi, luka yang ia derita membuatnya tidak bisa menemukan pekerjaan yang membutuhkan kekuatan.
Setelah kehilangan kemampuannya, hal itu wajar membuatnya kehilangan posisiny sebagai pelayan.


Memang mungkin baginya untuk bekerja menjadi pengajar ilmu pedang, namun masih lebih baik untuk bekerja sebagai pembantu.


Karena gajinya lebih tinggi.
Meskipun dia tidak diberi uang kompensasi, ia menganggap dirinya beruntung dia tidak diam-diam dibungkam karena dia bertugas di istana bagian dalam.


Di tempat itu, jumlah orang yang bisa menggunakan pedang dan mengajarkan ilmu mereka sangat banyak, tapi sebagai pembantu yang telah sepenuhnya diajarkan untuk menangani urusan rumah tangga, jumlahnya relatif lebih rendah.


Upah tentu akan lebih tinggi bila saingan dalam pekerjaannya lebih sedikit.
Lilia kemudian meninggalkan ibukota.


Tapi, direkrut oleh penguasa Fedoa, atau bangsawan kelas atas sejenisnya itu berbahaya.


Orang-orang dengan jabatan seperti itu pasti mempunyai hubungan dengan raja.
Dalang dari usaha pembunuhan tidak ditemukan.


Jika mereka tahu bahwa ia adalah pembantu yang pernah bekerja untuk istana selir, ada kemungkinan ia akan diperlakukan sebagai alat politik.


Dan karena itu, Lilia menjauhi Roa.
Setelah mengerti aturan dari staf yang bekerja untuk selir, dia tahu ada kemungkinan dia akan menjadi target berikutnya.


Ia tidak ingin lagi mengalami situasi dimana ia hampir mati.


Meskipun ia merasa prihatin dengan situasi sang putri, tapi Lilia berkeinginan untuk menjauh dari pertikaian keluarga kerajaan yang saling berebut kekuasaan.
Mungkin istana membiarkan Lilia mengembara meninggalkan mereka untuk memancing keluar dalang yang sebenarnya.


Tapi, jika gajinya terlalu rendah, uang yang dikirim untuk keluarganya di rumah tidak akan cukup.


Mencoba untuk menemukan pekerjaan aman dan gaji yang terjamin tidaklah mudah.
Dia selalu bertanya-tanya mengapa dia, yang tidak memiliki latar belakang yang luar biasa, telah diterima di istana bagian dalam.  


----


Setelah berkerliaran kemana-mana selama sebulan, Lilia melihat sebuah catatan iklan.
Sekarang akhirnya dia mengerti; mereka hanya ingin menyewa pelayan yang bisa dimanfaatkan dan dibuang.


Di desa Buina yang masih terletak di Fedoa, ada knight kelas bawah yang sedang mencari seorang pembantu.


Ditambah lagi, catatan itu menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai pengalaman merawat anak-anak dan bisa bertindak sebagai bidan akan diberikan prioritas khusus.
Tidak peduli apa pun alasannya, dia harus meninggalkan ibukota secepat mungkin, demi keselamatannya sendiri.


Buina adalah sebuah desa kecil yang terletak di daerah pinggiran Fedoa.


Lebih ndeso daripada desa biasa. Sebuah desa yang sangat terpencil.
Meskipun kerajaan memperlakukannya sebagai umpan, dia tidak punya kewajiban untuk menetap karena ia tidak diperintahkan untuk itu.


Meskipun kelihatannya tempat itu tak terlalu nyaman, tempat seperti itulah yang ia cari.


Dan juga, bahwa perekrutnya adalah knight kelas bawah adalah penemuan yang tak terduga.
Dan ia tidak punya rasa kewajiban untuk memenuhi hal itu.
 
 
Lilia diam-diam berganti kereta kuda saat bepergian, dan tiba di wilayah Fedoa, yang memiliki lahan pertanian yang luas dan terletak di perbatasan.
 
 
Ini adalah tempat yang santai dari ladang gandum yang luas, dengan pengecualian benteng kota Roa, di mana penguasa hidup.
 
 
Lilia bermaksud untuk mencari pekerjaan di sana.
 
 
Tapi, karena kakinya terluka, ia tidak dapat menemukan pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik.
 
 
Dia bisa saja mencoba untuk mengajar ilmu pedang, tapi yang terbaik baginya adalah bekerja sebagai pelayan, karena gaji yang lebih tinggi.
 
 
Di perbatasan ini, ada banyak orang yang bisa menggunakan pedang, dan banyak yang bisa mengajarkan ilmu pedang, tapi pelayan yang berpengalaman dalam urusan rumah tangga relatif jarang.
 
 
Karena orang yang ahli sangat sedikit, gaji yang didapat akan lebih besar.
 
 
Namun, itu akan berbahaya baginya untuk bekerja dalam naungan penguasa Fedoa, atau bangsawan kelas tinggi dengan status yang sama ...
Orang-orang seperti itu pasti memiliki hubungan dengan raja.
 
 
Jika mereka tahu dia adalah seorang pelayan yang pernah bekerja untuk selir istana, ada kemungkinan dia akan diperlakukan sebagai alat politik.
 
 
Dan karena alasan itu, Lilia menjauhcdari mereka.
 
 
Dia tidak ingin mengalami situasi hampir mati sekali lagi.
 
 
Meskipun itu sedikit tidak adil untuk sang putri, Lilia berharap untuk tinggal jauh dari perebutan kekuasaan para keluarga kerajaan.
Tapi, jika gajinya terlalu rendah tidak akan ada cukup uang untuk dikirim ke keluarganya.
 
 
Mencoba untuk menemukan pekerjaan yang aman dan gaji yang terjamin memang tidak mudah.
 
 
Setelah berjalan ke mana-mana selama hampir satu bulan, Lilia akhirnya menemukan sebuah catatan perekrutan.
 
 
Seorang Ksatria kelas bawah dari desa Buina, yang terletak di wilayah Fedoa, sedang mencari seorang pelayan untuk disewa.
 
 
Selain itu, catatan itu mengatakan ia akan memberi prioritas khusus bagi seseorang dengan pengalaman dalam merawat anak-anak atau yang memiliki pengetahuan tentang kebidanan.
 
 
Buina adalah sebuah desa kecil di pinggiran Fedoa.
 
 
Sebuah desa di antara desa-desa. Sebuah desa yang sangat terpencil.
 
 
Itu sangat tidak nyaman, tetapi ini adalah tempat yang dia cari.
 
 
Majikannya yang merupakan seorang ksatria kelas bawah dengan tidak disangka-sangka dapat dia temukan.
 
 
Dan yang paling penting, dia mengenali nama calon majikannya.


Tapi yang paling penting, ia memiliki kesan dengan nama si perekrut.


Paul Greyrat.
Paul Greyrat.


Adik kelas Lilia.


Anak bangsawan yang suatu hari tiba-tiba memaksa masuk ke dojo dimana Lilia berlatih ilmu pedang.
Dia adalah anak didik Lilia.
 


Menurut cerita Paul, dia meninggalkan rumahnya setelah bertengkar dengan ayahnya, dan datang ke dojo untuk mempelajari ilmu pedang.
Seorang anak bangsawan yang cabul, yang pada satu hari, tiba-tiba menerobos masuk ke dojo di mana Lilia belajar ilmu pedang.


Karena dia juga mempelajari ilmu pedang di rumahnya, Paul berhasil melampaui dan menjadi lebih kuat dari Lilia, meskipun gaya bertarung mereka berbeda.


Bagi Lilia, itu bukanlah sesuatu yang menarik, tapi ia mengerti bahwa dirinya tidak memiliki bakat, jadi ia menyerah dalam urusan berlatih ilmu pedang.
Menurutnya, ia telah meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ayahnya, dan datang ke dojo untuk belajar ilmu pedang.


Paul yang memiliki bakat melimpah, meninggalkan dojo setelah membuat kesalahan.


Dia hanya meninggalkan sebuah pesan untuk Lilia, [Aku akan menjadi petualang].
Meskipun mempunyai gaya yang berbeda, ia juga belajar ilmu pedang di rumahnya, dan segera setelah itu, melampaui Lilia.


Seorang pria yang datang dan pergi seperti badai.


Sudah 7 tahun berlalu sejak mereka berpisah.
Lilia tidak senang dengan kenyataan ini, tapi karena dia telah mengerti bahwa dia tidak punya bakat, dan pada akhirnya menyerah.


Dan ternyata dia berhasil menjadi knight dan menikah dengan seorang wanita.


Walaupun Lilia tidak tahu rintangan apa yang dihadapi Paul dalam hidupnya, dalam ingatan Lilia, Paul bukanlah pria yang buruk.
Paul, yang benar-benar penuh dengan bakat, kemudian dibuang oleh dojo setelah membuat kesalahan.


Jika Lilia menceritakan masalahnya, Paul pasti akan mau membantu.


Jika itu tidak berhasil, dia akan menggunakan beberapa peristiwa dari masa lalu.
Dia hanya meninggalkan Lilia satu kalimat, "Aku akan menjadi seorang petualang."


Ada beberapa hal yang bisa dirundingkan.


Lilia telah memutuskan tujuannya, dan pergi menuju desa Buina.
Orang yang seperti badai.


Paul mempekerjakan Lilia tanpa basa-basi.


Kelihatannya, Zenith, istri Paul, akan segera melahirkan, dan dia merasa sangat cemas.
Sudah 7 tahun sejak mereka berpisah.
 
 
Pada saat itu, ia benar-benar menjadi seorang ksatria dan menikah...
 
 
Meskipun dia tidak tahu seperti apa rintangan yang telah ia alami dalam hidupnya, Paul bukanlah orang jahat sejauh yang Lilia ingat.
 
 
Jika ia bercerita tentang masalahnya, dia yakin dia akan membantunya.
 
 
Jika itu tidak berhasil, maka ia hanya akan menyebutkan beberapa peristiwa di masa lalu.
 
 
Ada beberapa hal yang bisa dia gunakan untuk bernegosiasi.
 
 
Memiliki semua faktor yang diperlukan, dia menuju Buina.
 
 
Paul mempekerjakan Lilia tanpa banyak bertanya.
 
 
Tampaknya dia benar-benar cemas karena istrinya Zenith hendak melahirkan.
 
 
Lilia telah diajarkan secara luas pengetahuan bersalin saat kaliharn tuan putri. Selain itu, ia adalah seseorang yang Paul kenal dan ia tahu latar belakangnya.


Lilia sangat memahami teknik dan pengetahuan dalam menjadi bidan untuk membantu kelahiran sang putri. Ditambah lagi, Paul mengenal Lilia, dan bahkan sudah tahu letak kota kelahiran Lilia.


Lilia diterima dengan sambutan hangat.
Lilia diterima dengan sambutan hangat.


Upah Lilia ternyata lebih banyak dari apa yang ia duga, dan keinginannya juga akhirnya tercapai.


----
Gajinya juga lebih dari yang dia harapkan, sehingga keinginannya tercapai.
 


Anak itu lahir.
Anak itu lahir.


Tidak ada sedikitpun masalah atau insiden tak terduga dalam proses kelahiran anak itu. Semuanya sama seperti apa yang telah ia pelajari di istana selir.


Tidak ada masalah sama sekali. Kelahirannya berakhir dengan sukses.
Tidak ada masalah saat bersalin atau apa pun. Nni sama seperti yang dia pelajari saat bekerja di istana bagian dalam.
 
 
Tidak ada masalah sama sekali. Itu sangat sukses.
 
 
Namun, anak itu tidak menangis ketika ia dilahirkan.
 
 
Lilia mengeluarkan keringat dingin.
 
 
Bayi itu mengeluarkan cairan ketuban segera setelah ia lahir, tapi dia hanya mengangkat kepalanya tanpa emosi, dan tidak bersuara.
Wajah tanpa ekspresi itu mengingatkannya dengan bayi yang gagal lahir.
 
 
Lilia menyentuh bayi itu, dan dia memiliki detak jantung. Ia bernapas juga.
 
 
Tapi dia hanya tidak menangis.


Kecuali, anak itu tidak menangis ketika dia dilahirkan.


Keringat dingin mengucur di tubuh Lilia.
Lilia teringat kata-kata pelayan penjaga senior.


Bayi itu mengeluarkan cairan amoniak ketika ia lahir, tapi bayi itu hanya mendongakan kepalanya tanpa emosi sedikitpun, dan tidak membuat sedikitpun suara.


Wajah yang tak memiliki ekspresi itu membuat orang-orang berpikir kalau bayi itu meninggal di dalam kandungan.
Bahwa bayi yang tidak menangis saat lahir biasanya memiliki komplikasi.


Lilia memeriksa bayi itu, detak jantungnya ada. Nafasnya juga ada.


Hanya saja dia tidak menangis.
Sesat dia memikirkan hal ini.


Lilia ingat perkataan senpainya ketika masih menjadi pembantu-pengawal.


Bayi yang tidak menangis saat lahir, biasanya mempunyai beberapa kelainan.
"Ah ah." Bayi itu melihat padanya, dan menggumamkan sesuatu dalam kebingungannya.


Saat Lilia memikirkan itu.


[Ah, ah.]
Lilia menjadi lega setelah mendengar itu.


Bayi itu menatap ke arahnya, dan menggumamkan sesuatu dalam kepeningan.


Lilia merasa tenang setelah mendengar suara itu.
Meskipun tidak ada bukti untuk itu, ia merasa itu tidak akan menjadi masalah.


Meskipun tidak ada bukti yang konkret, ia merasa seharusnya tidak ada masalah.


Nama anak itu adalah Rudeus.
Nama anak itu adalah Rudeus.


Seorang anak yang mampu membuat orang merasa tidak nyaman. Benar-benar tidak menangis atau rewel. Pada awalnya, Lilia berpikir bahwa tubuh Rudeus lebih lemah dibandingkan bayi biasa, jadi merawat dia seharusnya lebih mudah, dan itu adalah hal yang bagus.


Tapi pemikiran itu hanya berlangsung sebentar.
Dia adalah seorang anak luar biasa, tidak pernah menangis atau rewel. Pada awalnya, Lilia berasumsi bahwa tubuhnya sedikit lebih lemah, dan merawat dirinya tidak akan memerlukan banyak tenaga.
 
 
Tapi, gagasan seperti itu hanya terjadi di awal.
 
 
Setelah Rudeus belajar merangkak, ia mulai bergerak ke mana-mana di dalam rumah.
 
 
Di mana pun di dalam rumah. Dapur, pintu belakang, tempat penyimpanan, tempat membersihkan peralatan, perapian...... dll.


Setelah Rudeus mempelajari cara merangkak, dia mulai bergerak kemana-mana didalam rumah.


Kemana-mana, didalam rumah. Dapur, pintu belakang, gudang, tempat menyimpan peralatan pembersih, perapian.....dll.
Dia bahkan naik ke lantai dua, meskipun Lilia tidak bisa membayangkan bagaimana ia bisa melakukannya.


Bahkan lantai dua, namun tak ada yang tahu bagaimana caranya dia memanjat keatas sana.


Pokoknya, sekali Rudeus luput dari penglihatan Lilia, dia langsung menghilang.
Atau, dia akan menghilang setiap kali tidak ada yang terus mengawasinya.
 
 
Tapi, dia akan selalu ditemukan di suatu tempat di dalam rumah.


Tapi, dia pasti akan ditemukan disuatu tempat didalam rumah.


Rudeus tidak pernah meninggalkan rumah.
Rudeus tidak pernah meninggalkan rumah.


Meskipun dia kadang-kadang akan melihat keluar dari jendela, dia mungkin masih takut untuk pergi ke tempat terbuka.


Lilia takut pada naluri bayi ini. Kapan sebenarnya saat Lilia mulai takut?
Dia kadang-kadang akan melihat keluar dari jendela, tapi sepertinya dia masih takut untuk pergi ke luar.
 
 
Lilia secara naluriah takut terhadap bayi ini, dan membuatnya bertanya-tanya kapan dia merasa takut terhadapnya.
 
 
Itu mungkin saat ketika Lilia menemukannya setelah menghilang.
 
 
Di sebagian besar waktu, Rudeus akan tersenyum.
 
 
Kadang-kadang ia akan melihat sayuran, menatap api lilin yang berkedip-kedip, atau hanya melihat celana dalam yang belum dicuci.
 
 
Rudeus menggumamkan suara dan menunjukkan senyum yang membuat orang merasa cukup jijik dengannya.
 
 
Itu adalah senyum yang secara alami membuat jijik seseorang.
 
 
Ketika Lilia bekerja di istana bagian dalam, ia harus pergi ke istana utama untuk melakukan tugasnya, dan para bangsawan kelas atas yang ditemuinya di sana mereka memiliki senyum yang sama.
 
 
Mereka botak, memiliki perut gemuk, dan meliriknya dengan tatapan mengarah ke payudaranya. Sangat mirip dengan bayi yang lahir tidak lama ini.
 
 
Itu sangat menakutkan ketika dia harus membawa Rudeus.
 
 
Hidungnya akan membesar, sudut-sudut mulutnya akan naik, dan napasnya semakin cepat saat Rudeus membenamkan wajahnya ke dadanya.
 
 
Dan kemudian dia akan membuat suara-suara aneh, "Huuu" dan "Orhhh", tampaknya dia tertawa saat membuat suara-suara itu.
 
 
Saat itu, seluruh tubuh Lilia didominasi oleh hawa dingin mengerikan yang menyebabkan dirinya menggigil.
 
 
Dan dia memiliki keinginan untuk membuang bayi itu dan membantingnya ke tanah.
 
 
Bayi ini tidak lucu sama sekali. Senyum itu menyebabkan rasa takut pada orang lain.
 
 
Itu adalah senyum yang sama dengan para pejabat tingkat tinggi tampilkan ketika mereka membeli banyak budak perempuan muda.


Mungkin rasa itu muncul ketika Rudeus mulai keluyuran kemana-mana.


Di kebanyakan tempat, Rudeus bakal tersenyum.
Dia seharusnya hanya seorang bayi yang baru saja lahir.


Kadang-kadang dia akan melihat sayur-sayuran, memandangi api lilin yang menari-nari, atau hanya menatap celana dalam yang belum dicuci.


Rudeus menggumamkan suara, dan menunjukan senyuman yang bisa membuat orang merasa jijik.
Lilia merasakan rasa tidak nyaman yang tak tertahankan, dan bahkan mengalami perasaan bahaya ketika ia memikirkan hal-hal ini.


Itu adalah senyuman yang secara alami akan membuat orang merasa jijik ketika melihatnya.


Ketika Lilia bekerja di istana selir, ia harus pergi ke istana utama untuk menjalankan misi. Para bangsawan kelas atas yang ia temui mempunyai senyuman yang mirip.
Bayi ini sangat aneh. Mungkinkah ada sesuatu yang buruk yang dimilikinya? Atau mungkin itu adalah sesuatu yang mirip, seperti kutukan.


Kepala botak, dengan perut gendut yang bergoyang-goyan, memandangi dada Lilia sambil tersenyum. Dibandingkan dengan bayi yang belum lama ini lahir.


Hal yang paling mengerikan adalah ketika Lilia menggendong Rudeus.
Setelah dia memikirkan ini, dia mulai merasa sangat cemas.


Lubang hidung Rudeus akan bergejolak, sudut-sudut mulutnya akan naik, dan nafasnya akan menjadi cepat, sembari membenamkan wajahnya di dada Lilia.


Dan kemudian dia akan membuat suara aneh, seolah-olah menyembunyikan tawanya sendiri, sambil terkadang mengeluarkan suara [Huuu] dan [Orhhh] diantara suara itu.
Dia pergi ke toko item, dan menghabiskan sejumlah besar uang saat dia harus membeli beberapa hal yang diperlukan.


Dan saat itu, seluruh tubuh Lilia akan terasa merinding.


Dan ia tidak bisa keinginannya untuk membuang bayi itu dan membantingnya ke tanah.
Ketika keluarga Greyrat pergi tidur, dia melakukan ritual di dalam rumah untuk mengusir roh jahat pergi.


Elemen kawaii, bayi ini tidak memilikinya.


Senyuman itu membuat orang merasa takut.
Tentu saja, hal ini disembunyikan dari Paul dan keluarganya.


Senyuman yang sama seperti yang dimiliki bangsawan kelas atas, orang-orang yang dikabarkan senang membeli banyak budak perempuan muda.


Meskipun ini bayi baru lahir.
Hari kedua, setelah menggendong Rudeus, Lilia akhirnya paham.


Lilia merasa sangat tak nyaman, dan bahkan merasa dirinya sedang berada dalam bahaya.


Lilia memikirkan banyak hal.
Itu sia-sia.


Bayi ini sangatlah aneh.


Mungkinkah ada sesuatu yang buruk yang merasukinya?
Dan dia masih menjijikkan seperti biasa. Itu menakutkan ketika bayi itu menunjukkan ekspresi seperti itu.


Atau, sesuatu yang mirip, seperti kutukan.


Lilia bangkit dalam kegelisahan.
Zenith mengatakan, "Ketika memberikan susu pada bayi ini, dia akan menjilat ..."


Ia pergi ke toko barang, menghabiskan sedikit uang untuk membeli beberapa hal yang dibutuhkan.


Ketika semua keluarga Greyrat tidur, ia melakukan ritual tradisional untuk mengusir setan.
Ini telah menjadi keterlaluan.


Tentunya, ritual itu dirahasiakan dari Paul dan keluarganya.


Hari kedua, setelah menggendong Rudeus lagi, Lilia mengerti.
Paul tidak pernah menahan diri ketika menyangkut masalah perempuan, tetapi tidak pernah menjadikannya terlihat menjijikkan sejauh ini.


Itu tidak berguna.


Dan Rudeus masih membuatnya jijik seperti biasa.
Ini terlalu aneh untuk menganggapnya sebagai sifat turunan.


Seorang bayi,  hanya dengan menunjukan ekspresi seperti itu akan membuat orang merasa takut.


Zenith berkata, [Ketika aku menyusui Rudeus, dia akan menjilat....]
Lilia teringat kembali.


Ini sudah jadi sesuatu yang serius.


Meskipun Paul tidak bisa menahan hasratnya ketika bersama wanita, ia tidak begitu menjijikan.
Dia pernah mendengar cerita di istana.


Sifat yang turun temurun ini sungguh terlalu aneh.


Lilia ingat.
Di masa lalu, seorang pangeran Asura dirasuki setan. Untuk menghidupkan kembali iblis itu, dia akan merangkak setiap malam.


Ia pernah mendengar sebuah kisah ketika masih bekerja di istana.


Di masa lalu, seorang pangeran Asura dirasuki oleh iblis. Untuk membangkitkan iblis itu, dia akan merangkak dengan kaki dan lengannya setiap malam.
Dan ketika pelayan yang tidak curiga memeluknya, pangeran itu menikamnya dengan pisau yang disembunyikan di belakangnya, lalu membunuh dia.


Kemudian, ketika seorang pembantu yang tak mengerti apapun memeluknya, pangeran itu menggunakan pisau yang disembunyikan di punggungnya untuk menusuk jantung pembantu itu, dan membunuhnya.


Itu terlalu menakutkan.
Itu terlalu menakutkan.


Apa kasus Rudeus sama seperti itu?


Tidak ada kesalahan. Pasti ada iblis semacam itu.
Apa Rudeus seperti itu?
 
 
Tidak diragukan lagi. Dia adalah setan semacam itu.
 
 
Dia masih patuh untuk saat ini, tapi suatu hari dia akan terbangun, dan ketika semua orang sedang tidur, satu per satu akan dia.......
 
 
Ahh ..... Ini terlalu dini, terlalu dini untuk memutuskan ini. Aku seharusnya tidak mengambil pekerjaan ini.
 
 
"Aku akan diserang cepat atau lambat."
 
 
....... Lilia adalah orang yang percaya pada takhayul tersebut dengan serius.
 
 
Selama tahun pertama bekerja, dia masih takut kepada Rudeus.
 
 
Tapi dia tidak melihat gerakan tak terduga dari Rudeus yang mulai berubah.
 
 
Dia tidak menghilang seperti biasa, dan biasanya dia tinggal di ruang kerja Paul di lantai dua.
 
 
Berbicara tentang ruang kerja, itu hanya sebuah ruangan dengan beberapa buku.
 
 
Rudeus tinggal di sana tanpa meninggalkan ruangan itu. Lilia diam-diam mengamatinya, dan menyadari Rudeus bergumam sendiri sambil membaca buku.
 
 
Itu adalah gumaman tak berarti.
 
 
Atau seharusnya seperti itu, setidaknya, itu bukan bahasa yang umum digunakan di benua Tengah.
 
 
Itu masih terlalu dini baginya untuk belajar bagaimana berbicara. Tentu saja, ia belum diajarkan abjad.
 
 
Dia hanya seorang bayi yang sedang melihat sebuah buku dan membuat suara acak.
 
 
Jika tidak, itu akan terlihat terlalu aneh.
 
 
Lilia selalu memiliki perasaan suara-suara itu memiliki makna dan terstruktur.
 
 
Rudeus tampaknya memahami isi buku tersebut.
 
 
Itu terlalu menakutkan ..... Lilia selalu berpikir seperti itu, ketika ia mengamati Rudeus dari celah di kusen pintu.


Dia masih aman sekarang, tapi suatu hari dia akan bangkit, dan ketika semua orang tertidur, satu persatu, dia akan.....


Ahhh..... Aku terlalu cepat memutuskan.
Namun, Lilia tidak pernah merasa jijik terhadapnya untuk beberapa alasan yang tak bisa dijelaskan.


Sungguh terlalu cepat memutuskan. Aku tidak seharusnya bekerja di tempat ini.


Cepat atau lambat aku akan diserang.
Kalau dipikir-pikir, sumber yang tidak diketahui dari ketidaknyamanannya secara bertahap menghilang saat Rudeus mengurung dirinya pada ruangan itu.


..............Lilia adalah seseorang yang sangat mempercayai hal-hal semacam itu.


----
Meskipun ia kadang-kadang menunjukkan senyum menjijikkan saat ia membawanya, itu tidak terasa menjijikan.


Pada awal tahun kedua ia bekerja, Lilia masih takut pada Rudeus.


Tapi, ia tidak tahu kapan itu dimulai,
Dia tidak akan mengubur wajahnya ke dadanya, dan ia tidak akan tiba-tiba terengah-engah.


Sikap tak terduga milik Rudeus mulai berubah.


Dia tidak seperti ninja lagi, dan biasanya menetap di ruang belajar Paul di lantai 2.
Mengapa ia selalu menganggap Rudeus menakutkan?


Omong-omong soal ruang belajar, itu hanya ruangan dengan beberapa buku.


Rudeus menetap disana tanpa keluar sesaatpun.
Baru-baru ini, Lilia mulai merasa bahwa Rudeus tulus dan pekerja keras, dan tidak ingin mengganggunya.


Lilia diam-diam mengawasinya, dan menyadari kalau Rudeus selalu bergumam sendiri pada saat membaca buku.


Sebuah gumaman yang tak memiliki arti.
Zenith tampaknya sependapat dengannya.


Seharusnya. Setidaknya, itu bukan bahasa yang umum digunakan di daratan ini.


Masih terlalu cepat untuk mengajari Rudeus cara berbicara. Tentu saja, ia juga masih belum diajari cara untuk membaca tulisan.
Setelah itu, Lilia merasa bahwa tidak peduli padanya akan lebih baik.


Jadi, itu hanyalah seorang bayi yang memandangi sebuah buku dan membuat suara-suara secara acak.


Kalau bukan begitu, maka situasinya akan terlalu aneh.
Itu adalah ide yang bertentangan dengan akal sehat.


Tapi, Lilia selalu punya firasat, kalau suara-suara yang dikeluarkan Rudeus sepertinya memiliki arti dan struktur tertentu.


Rudeus kelihatanya mengerti isi dari buku yang ia baca.
Bahkan, itu adalah hal abnormal bagi manusia untuk tidak peduli pada anak yang baru lahir.


Itu terlalu mengerikan..........


Lilia selalu memikirkan itu ketika ia melihat Rudeus dari celah diantara pintu.
Namun baru-baru ini ada tanda-tanda pengetahuan dalam mata Rudeus.


Namun hal yang aneh adalah, tidak ada perasaan jijik sedikitpun.


Kalau dipikir-pikir, sejak dia mengunci dirinya didalam ruangan, sumber perasaan tidak nyaman yang tak diketahui itu perlahan-lahan menghilang.
Dia hanya menampilkan mata mesum dari dalam matanya beberapa bulan yang lalu, tapi pada saat ini, ada kemauan yang kuat dan pengetahuan yang mempesona di dalamnya.


Meskipun kadang-kadang Rudeus menunjukan senyuman menjijikan itu ketika Lilia menggendongnya, senyuman itu tak separah dahulu.


Rudeus tak lagi membenamkan wajahnya di dada Lilia, dan nafasnya pun tak lagi mendadak terengah-engah.
Apa yang harus dia lakukan? Meskipun dia memiliki pengetahuan tentang merawat anak-anak, Lilia yang tidak berpengalaman merasa sulit untuk membedakannya.


Kenapa Lilia selalu menganggap Rudeus menyeramkan?


Akhir-akhir ini Lilia merasa Rudeus sedang sungguh-sungguh berusaha dengan giat, dan ia tidak ingin mengganggunya.
Dia tidak bisa mengingat apakah itu adalah seorang senpai pelayan penjaga atau ibunya yang kembali dari kampung halamannya yang mengatakan ini, bahwa tidak ada hanya satu cara yang benar untuk membesarkan seorang anak.


Zenith kelihatannya memiliki perasaan yang sama.


Setelah itu, Lilia merasa, tidak merawat Rudeus akan memberi efek yang lebih baik.
Setidaknya, dia tidak lagi merasa jijik, tidak nyaman, atau takut.


Itu adalah sebuah ide yang melawan akal sehat.


Faktanya, tak merawat seorang anak yang belum lama ini dilahirkan, adalah sesuatu yang tidak normal untuk makhluk seperti manusia.
Jadi dia memutuskan yang terbaik adalah untuk tidak mengganggu Rudeus, dan membiarkan dia kembali ke seperti biasa.


Namun, baru-baru ini, ada tanda-tanda kecerdasan di mata Rudeus.


Beberapa bulan yang lalu, hanya ada mata "cabul", tapi sekarang ada kemauan kuat dan cahaya pengetahuan didalam kedua matanya.
--Biarkan saja dia seperti ini


Apa yang harus ia lakukan? Meskipun ia memiliki pengetahuan soal merawat anak-anak, tapi Lilia, yang pengalamannya masih kurang, menyadari kalau cara merawat yang ia tahu tak terlalu berarti disini.


Ia tidak bisa mengingat, apakah itu senpainya ketika menjadi pembantu-pengawal, atau ibu kandungnya di kota kelahiran, yang mengatakan ini; membesarkan anak tidak memiliki metode yang pasti.
Lilia akhirnya menyimpulkan.


Setidaknya, ia tidak merasa jijik, tidak nyaman, atau ketakutan.


Kalau begitu, hal yang terbaik untuk dilakukan adalah tidak mengganggu Rudeus. Kalau tidak, mungkin sikap Rudeus akan kembali ke sebagaimana dia aslinya.


{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"

Latest revision as of 13:54, 16 October 2016

Bab 2 – Pelayan Tanpa Ekspresi[edit]

Lilia pernah menjadi pelayan penjaga untuk selir-selir kerajaan Asura.


Seorang pelayan penjaga adalah pelayan yang juga dikhususkan untuk menjaga.


Pelayan penjaga biasanya akan melakukan pekerjaan pelayan biasa, tetapi jika terjadi sesuatu, mereka akan mengambil pedang untuk melindungi tuannya.


Lilia dengan setia menyelesaikan tugasnya. Sebatas pekerjaannya sebagai pelayan, tidak ada keluhan.


Tapi sebagai pendekar pedang, kemampuannya hanya rata-rata, selusin sepeser.


Dan kemudian, dia ceroboh dalam pertempuran melawan seorang pembunuh yang menargetkan seorang putri yang baru lahir, dan ia mendapat cedera di kaki akibat serangan belati musuh.


Belati itu dilapisi dengan racun yang secara khusus dimaksudkan untuk membunuh keluarga kerajaan.


Tidak ada obat penawar atau healing magic yang mampu mengobati racun mematikan seperti itu.


Lukanya segera diobati, dan dia selamat berkat dokter yang merawatnya mencoba berbagai metode untuk menyembuhkannya, tapi ada efek samping yang timbul.


Tidak ada masalah yang timbul dari kehidupan sehari-harinya, tapi dia tidak pernah bisa berlari atau menghentakkan kakinya lagi.


Kerajaan kemudian memecatnya tanpa ragu.


Itu bukan kejadian yang jarang, dan Lilia menerima nasib ini.


Setelah kehilangan kemampuannya, hal itu wajar membuatnya kehilangan posisiny sebagai pelayan.


Meskipun dia tidak diberi uang kompensasi, ia menganggap dirinya beruntung dia tidak diam-diam dibungkam karena dia bertugas di istana bagian dalam.


Lilia kemudian meninggalkan ibukota.


Dalang dari usaha pembunuhan tidak ditemukan.


Setelah mengerti aturan dari staf yang bekerja untuk selir, dia tahu ada kemungkinan dia akan menjadi target berikutnya.


Mungkin istana membiarkan Lilia mengembara meninggalkan mereka untuk memancing keluar dalang yang sebenarnya.


Dia selalu bertanya-tanya mengapa dia, yang tidak memiliki latar belakang yang luar biasa, telah diterima di istana bagian dalam.


Sekarang akhirnya dia mengerti; mereka hanya ingin menyewa pelayan yang bisa dimanfaatkan dan dibuang.


Tidak peduli apa pun alasannya, dia harus meninggalkan ibukota secepat mungkin, demi keselamatannya sendiri.


Meskipun kerajaan memperlakukannya sebagai umpan, dia tidak punya kewajiban untuk menetap karena ia tidak diperintahkan untuk itu.


Dan ia tidak punya rasa kewajiban untuk memenuhi hal itu.


Lilia diam-diam berganti kereta kuda saat bepergian, dan tiba di wilayah Fedoa, yang memiliki lahan pertanian yang luas dan terletak di perbatasan.


Ini adalah tempat yang santai dari ladang gandum yang luas, dengan pengecualian benteng kota Roa, di mana penguasa hidup.


Lilia bermaksud untuk mencari pekerjaan di sana.


Tapi, karena kakinya terluka, ia tidak dapat menemukan pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik.


Dia bisa saja mencoba untuk mengajar ilmu pedang, tapi yang terbaik baginya adalah bekerja sebagai pelayan, karena gaji yang lebih tinggi.


Di perbatasan ini, ada banyak orang yang bisa menggunakan pedang, dan banyak yang bisa mengajarkan ilmu pedang, tapi pelayan yang berpengalaman dalam urusan rumah tangga relatif jarang.


Karena orang yang ahli sangat sedikit, gaji yang didapat akan lebih besar.


Namun, itu akan berbahaya baginya untuk bekerja dalam naungan penguasa Fedoa, atau bangsawan kelas tinggi dengan status yang sama ... Orang-orang seperti itu pasti memiliki hubungan dengan raja.


Jika mereka tahu dia adalah seorang pelayan yang pernah bekerja untuk selir istana, ada kemungkinan dia akan diperlakukan sebagai alat politik.


Dan karena alasan itu, Lilia menjauhcdari mereka.


Dia tidak ingin mengalami situasi hampir mati sekali lagi.


Meskipun itu sedikit tidak adil untuk sang putri, Lilia berharap untuk tinggal jauh dari perebutan kekuasaan para keluarga kerajaan. Tapi, jika gajinya terlalu rendah tidak akan ada cukup uang untuk dikirim ke keluarganya.


Mencoba untuk menemukan pekerjaan yang aman dan gaji yang terjamin memang tidak mudah.


Setelah berjalan ke mana-mana selama hampir satu bulan, Lilia akhirnya menemukan sebuah catatan perekrutan.


Seorang Ksatria kelas bawah dari desa Buina, yang terletak di wilayah Fedoa, sedang mencari seorang pelayan untuk disewa.


Selain itu, catatan itu mengatakan ia akan memberi prioritas khusus bagi seseorang dengan pengalaman dalam merawat anak-anak atau yang memiliki pengetahuan tentang kebidanan.


Buina adalah sebuah desa kecil di pinggiran Fedoa.


Sebuah desa di antara desa-desa. Sebuah desa yang sangat terpencil.


Itu sangat tidak nyaman, tetapi ini adalah tempat yang dia cari.


Majikannya yang merupakan seorang ksatria kelas bawah dengan tidak disangka-sangka dapat dia temukan.


Dan yang paling penting, dia mengenali nama calon majikannya.


Paul Greyrat.


Dia adalah anak didik Lilia.


Seorang anak bangsawan yang cabul, yang pada satu hari, tiba-tiba menerobos masuk ke dojo di mana Lilia belajar ilmu pedang.


Menurutnya, ia telah meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ayahnya, dan datang ke dojo untuk belajar ilmu pedang.


Meskipun mempunyai gaya yang berbeda, ia juga belajar ilmu pedang di rumahnya, dan segera setelah itu, melampaui Lilia.


Lilia tidak senang dengan kenyataan ini, tapi karena dia telah mengerti bahwa dia tidak punya bakat, dan pada akhirnya menyerah.


Paul, yang benar-benar penuh dengan bakat, kemudian dibuang oleh dojo setelah membuat kesalahan.


Dia hanya meninggalkan Lilia satu kalimat, "Aku akan menjadi seorang petualang."


Orang yang seperti badai.


Sudah 7 tahun sejak mereka berpisah.


Pada saat itu, ia benar-benar menjadi seorang ksatria dan menikah...


Meskipun dia tidak tahu seperti apa rintangan yang telah ia alami dalam hidupnya, Paul bukanlah orang jahat sejauh yang Lilia ingat.


Jika ia bercerita tentang masalahnya, dia yakin dia akan membantunya.


Jika itu tidak berhasil, maka ia hanya akan menyebutkan beberapa peristiwa di masa lalu.


Ada beberapa hal yang bisa dia gunakan untuk bernegosiasi.


Memiliki semua faktor yang diperlukan, dia menuju Buina.


Paul mempekerjakan Lilia tanpa banyak bertanya.


Tampaknya dia benar-benar cemas karena istrinya Zenith hendak melahirkan.


Lilia telah diajarkan secara luas pengetahuan bersalin saat kaliharn tuan putri. Selain itu, ia adalah seseorang yang Paul kenal dan ia tahu latar belakangnya.


Lilia diterima dengan sambutan hangat.


Gajinya juga lebih dari yang dia harapkan, sehingga keinginannya tercapai.


Anak itu lahir.


Tidak ada masalah saat bersalin atau apa pun. Nni sama seperti yang dia pelajari saat bekerja di istana bagian dalam.


Tidak ada masalah sama sekali. Itu sangat sukses.


Namun, anak itu tidak menangis ketika ia dilahirkan.


Lilia mengeluarkan keringat dingin.


Bayi itu mengeluarkan cairan ketuban segera setelah ia lahir, tapi dia hanya mengangkat kepalanya tanpa emosi, dan tidak bersuara. Wajah tanpa ekspresi itu mengingatkannya dengan bayi yang gagal lahir.


Lilia menyentuh bayi itu, dan dia memiliki detak jantung. Ia bernapas juga.


Tapi dia hanya tidak menangis.


Lilia teringat kata-kata pelayan penjaga senior.


Bahwa bayi yang tidak menangis saat lahir biasanya memiliki komplikasi.


Sesat dia memikirkan hal ini.


"Ah ah." Bayi itu melihat padanya, dan menggumamkan sesuatu dalam kebingungannya.


Lilia menjadi lega setelah mendengar itu.


Meskipun tidak ada bukti untuk itu, ia merasa itu tidak akan menjadi masalah.


Nama anak itu adalah Rudeus.


Dia adalah seorang anak luar biasa, tidak pernah menangis atau rewel. Pada awalnya, Lilia berasumsi bahwa tubuhnya sedikit lebih lemah, dan merawat dirinya tidak akan memerlukan banyak tenaga.


Tapi, gagasan seperti itu hanya terjadi di awal.


Setelah Rudeus belajar merangkak, ia mulai bergerak ke mana-mana di dalam rumah.


Di mana pun di dalam rumah. Dapur, pintu belakang, tempat penyimpanan, tempat membersihkan peralatan, perapian...... dll.


Dia bahkan naik ke lantai dua, meskipun Lilia tidak bisa membayangkan bagaimana ia bisa melakukannya.


Atau, dia akan menghilang setiap kali tidak ada yang terus mengawasinya.


Tapi, dia akan selalu ditemukan di suatu tempat di dalam rumah.


Rudeus tidak pernah meninggalkan rumah.


Dia kadang-kadang akan melihat keluar dari jendela, tapi sepertinya dia masih takut untuk pergi ke luar.


Lilia secara naluriah takut terhadap bayi ini, dan membuatnya bertanya-tanya kapan dia merasa takut terhadapnya.


Itu mungkin saat ketika Lilia menemukannya setelah menghilang.


Di sebagian besar waktu, Rudeus akan tersenyum.


Kadang-kadang ia akan melihat sayuran, menatap api lilin yang berkedip-kedip, atau hanya melihat celana dalam yang belum dicuci.


Rudeus menggumamkan suara dan menunjukkan senyum yang membuat orang merasa cukup jijik dengannya.


Itu adalah senyum yang secara alami membuat jijik seseorang.


Ketika Lilia bekerja di istana bagian dalam, ia harus pergi ke istana utama untuk melakukan tugasnya, dan para bangsawan kelas atas yang ditemuinya di sana mereka memiliki senyum yang sama.


Mereka botak, memiliki perut gemuk, dan meliriknya dengan tatapan mengarah ke payudaranya. Sangat mirip dengan bayi yang lahir tidak lama ini.


Itu sangat menakutkan ketika dia harus membawa Rudeus.


Hidungnya akan membesar, sudut-sudut mulutnya akan naik, dan napasnya semakin cepat saat Rudeus membenamkan wajahnya ke dadanya.


Dan kemudian dia akan membuat suara-suara aneh, "Huuu" dan "Orhhh", tampaknya dia tertawa saat membuat suara-suara itu.


Saat itu, seluruh tubuh Lilia didominasi oleh hawa dingin mengerikan yang menyebabkan dirinya menggigil.


Dan dia memiliki keinginan untuk membuang bayi itu dan membantingnya ke tanah.


Bayi ini tidak lucu sama sekali. Senyum itu menyebabkan rasa takut pada orang lain.


Itu adalah senyum yang sama dengan para pejabat tingkat tinggi tampilkan ketika mereka membeli banyak budak perempuan muda.


Dia seharusnya hanya seorang bayi yang baru saja lahir.


Lilia merasakan rasa tidak nyaman yang tak tertahankan, dan bahkan mengalami perasaan bahaya ketika ia memikirkan hal-hal ini.


Bayi ini sangat aneh. Mungkinkah ada sesuatu yang buruk yang dimilikinya? Atau mungkin itu adalah sesuatu yang mirip, seperti kutukan.


Setelah dia memikirkan ini, dia mulai merasa sangat cemas.


Dia pergi ke toko item, dan menghabiskan sejumlah besar uang saat dia harus membeli beberapa hal yang diperlukan.


Ketika keluarga Greyrat pergi tidur, dia melakukan ritual di dalam rumah untuk mengusir roh jahat pergi.


Tentu saja, hal ini disembunyikan dari Paul dan keluarganya.


Hari kedua, setelah menggendong Rudeus, Lilia akhirnya paham.


Itu sia-sia.


Dan dia masih menjijikkan seperti biasa. Itu menakutkan ketika bayi itu menunjukkan ekspresi seperti itu.


Zenith mengatakan, "Ketika memberikan susu pada bayi ini, dia akan menjilat ..."


Ini telah menjadi keterlaluan.


Paul tidak pernah menahan diri ketika menyangkut masalah perempuan, tetapi tidak pernah menjadikannya terlihat menjijikkan sejauh ini.


Ini terlalu aneh untuk menganggapnya sebagai sifat turunan.


Lilia teringat kembali.


Dia pernah mendengar cerita di istana.


Di masa lalu, seorang pangeran Asura dirasuki setan. Untuk menghidupkan kembali iblis itu, dia akan merangkak setiap malam.


Dan ketika pelayan yang tidak curiga memeluknya, pangeran itu menikamnya dengan pisau yang disembunyikan di belakangnya, lalu membunuh dia.


Itu terlalu menakutkan.


Apa Rudeus seperti itu?


Tidak diragukan lagi. Dia adalah setan semacam itu.


Dia masih patuh untuk saat ini, tapi suatu hari dia akan terbangun, dan ketika semua orang sedang tidur, satu per satu akan dia.......


Ahh ..... Ini terlalu dini, terlalu dini untuk memutuskan ini. Aku seharusnya tidak mengambil pekerjaan ini.


"Aku akan diserang cepat atau lambat."


....... Lilia adalah orang yang percaya pada takhayul tersebut dengan serius.


Selama tahun pertama bekerja, dia masih takut kepada Rudeus.


Tapi dia tidak melihat gerakan tak terduga dari Rudeus yang mulai berubah.


Dia tidak menghilang seperti biasa, dan biasanya dia tinggal di ruang kerja Paul di lantai dua.


Berbicara tentang ruang kerja, itu hanya sebuah ruangan dengan beberapa buku.


Rudeus tinggal di sana tanpa meninggalkan ruangan itu. Lilia diam-diam mengamatinya, dan menyadari Rudeus bergumam sendiri sambil membaca buku.


Itu adalah gumaman tak berarti.


Atau seharusnya seperti itu, setidaknya, itu bukan bahasa yang umum digunakan di benua Tengah.


Itu masih terlalu dini baginya untuk belajar bagaimana berbicara. Tentu saja, ia belum diajarkan abjad.


Dia hanya seorang bayi yang sedang melihat sebuah buku dan membuat suara acak.


Jika tidak, itu akan terlihat terlalu aneh.


Lilia selalu memiliki perasaan suara-suara itu memiliki makna dan terstruktur.


Rudeus tampaknya memahami isi buku tersebut.


Itu terlalu menakutkan ..... Lilia selalu berpikir seperti itu, ketika ia mengamati Rudeus dari celah di kusen pintu.


Namun, Lilia tidak pernah merasa jijik terhadapnya untuk beberapa alasan yang tak bisa dijelaskan.


Kalau dipikir-pikir, sumber yang tidak diketahui dari ketidaknyamanannya secara bertahap menghilang saat Rudeus mengurung dirinya pada ruangan itu.


Meskipun ia kadang-kadang menunjukkan senyum menjijikkan saat ia membawanya, itu tidak terasa menjijikan.


Dia tidak akan mengubur wajahnya ke dadanya, dan ia tidak akan tiba-tiba terengah-engah.


Mengapa ia selalu menganggap Rudeus menakutkan?


Baru-baru ini, Lilia mulai merasa bahwa Rudeus tulus dan pekerja keras, dan tidak ingin mengganggunya.


Zenith tampaknya sependapat dengannya.


Setelah itu, Lilia merasa bahwa tidak peduli padanya akan lebih baik.


Itu adalah ide yang bertentangan dengan akal sehat.


Bahkan, itu adalah hal abnormal bagi manusia untuk tidak peduli pada anak yang baru lahir.


Namun baru-baru ini ada tanda-tanda pengetahuan dalam mata Rudeus.


Dia hanya menampilkan mata mesum dari dalam matanya beberapa bulan yang lalu, tapi pada saat ini, ada kemauan yang kuat dan pengetahuan yang mempesona di dalamnya.


Apa yang harus dia lakukan? Meskipun dia memiliki pengetahuan tentang merawat anak-anak, Lilia yang tidak berpengalaman merasa sulit untuk membedakannya.


Dia tidak bisa mengingat apakah itu adalah seorang senpai pelayan penjaga atau ibunya yang kembali dari kampung halamannya yang mengatakan ini, bahwa tidak ada hanya satu cara yang benar untuk membesarkan seorang anak.


Setidaknya, dia tidak lagi merasa jijik, tidak nyaman, atau takut.


Jadi dia memutuskan yang terbaik adalah untuk tidak mengganggu Rudeus, dan membiarkan dia kembali ke seperti biasa.


--Biarkan saja dia seperti ini


Lilia akhirnya menyimpulkan.


Sebelumnya Chapter 01 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Chapter 03