User:Ddn Master Lich: Difference between revisions
Line 6: | Line 6: | ||
===Tes Pemecahan Bagian=== | ===Tes Pemecahan Bagian=== | ||
===Bagian 2=== | |||
Kenapa dia bisa sampai sepenasaran ini, sih? | |||
"Selain itu, makanlah makanan yang cukup dan bergizi. Kau akan mati kalau terlalu kurus, tahu." | |||
Yah, karena aku sudah membelinya sebagai budak baruku, aku tidak bisa membiarkannya mati sebelum dia mengganti uang yang kukeluarkan. | |||
"Terimakasih sudah menunggu." | |||
Makanan pesanan kami akhirnya datang juga. | |||
Apa itu makan siang yang kupesan untuk Raphtalia? Makanan itu terbuat dari daging babi seukuran lengan orang dewasa. | |||
Mhm. Setidaknya cara penyajiannya cukup enak dilihat. | |||
“...” | |||
Raphtalia mematung seakan berkata dalam hati "apa makan siang anak-anak ini, benar-benar untukku?". | |||
"Kau tidak mau memakannya?" | |||
"... Apa aku boleh memakannya?" | |||
"Hah... tidak apa-apa, makanlah." | |||
Raphtalia akhirnya dengan malu-malu mulai memakannya... | |||
Wajah Raphtalia sedikit berubah saat mendengar perintahku. | |||
“Iya.” | |||
[[Image: Tate_no_Yuusha_Volume_1_Image_5.jpg |thumb]] | |||
Raphtalia dengan malu-malu mulai memakan makan siang dengan kedua tangannya. | |||
Yah, aku tidak bisa menyalahkannya juga, karena dia tumbuh di lingkungan yang keras. | |||
Sepertinya jumlah orang yang menggosipkan kami semakin bertambah. Walaupun itu semua bukan hal penting bagiku untuk dipikirkan. | |||
Raphtalia dengan senang menggenggam bendera kecil, yang ditancapkan di atas gunungan daging ayam yang-mirip-nasi miliknya. | |||
*Nyam nyam nyam* | |||
Raphtalia pun mulai menikmati setiap suapan makan siangnya. | |||
Jadi, mulai sekarang aku akan makan bersama budak ini, ya... itulah pikiran yang terlintas di benakku. |
Revision as of 14:18, 13 June 2017
On-going Translation
1. The_Circumstances_Leading_to_Waltraute's_Marriage_(Indonesia) Bab 1-4
2. Tate_no_Yuusha_no_Nariagari_(Indonesia) Jilid 1 Bab 1-10
Tes Pemecahan Bagian
Bagian 2
Kenapa dia bisa sampai sepenasaran ini, sih?
"Selain itu, makanlah makanan yang cukup dan bergizi. Kau akan mati kalau terlalu kurus, tahu."
Yah, karena aku sudah membelinya sebagai budak baruku, aku tidak bisa membiarkannya mati sebelum dia mengganti uang yang kukeluarkan.
"Terimakasih sudah menunggu."
Makanan pesanan kami akhirnya datang juga.
Apa itu makan siang yang kupesan untuk Raphtalia? Makanan itu terbuat dari daging babi seukuran lengan orang dewasa.
Mhm. Setidaknya cara penyajiannya cukup enak dilihat.
“...”
Raphtalia mematung seakan berkata dalam hati "apa makan siang anak-anak ini, benar-benar untukku?".
"Kau tidak mau memakannya?"
"... Apa aku boleh memakannya?"
"Hah... tidak apa-apa, makanlah."
Raphtalia akhirnya dengan malu-malu mulai memakannya...
Wajah Raphtalia sedikit berubah saat mendengar perintahku.
“Iya.”

Raphtalia dengan malu-malu mulai memakan makan siang dengan kedua tangannya. Yah, aku tidak bisa menyalahkannya juga, karena dia tumbuh di lingkungan yang keras. Sepertinya jumlah orang yang menggosipkan kami semakin bertambah. Walaupun itu semua bukan hal penting bagiku untuk dipikirkan. Raphtalia dengan senang menggenggam bendera kecil, yang ditancapkan di atas gunungan daging ayam yang-mirip-nasi miliknya.
*Nyam nyam nyam*
Raphtalia pun mulai menikmati setiap suapan makan siangnya. Jadi, mulai sekarang aku akan makan bersama budak ini, ya... itulah pikiran yang terlintas di benakku.