Oregairu (Indonesia):Jilid 10 First Memorandum: Difference between revisions

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Blank (talk | contribs)
No edit summary
Blank (talk | contribs)
mNo edit summary
Line 1: Line 1:
Hidupku sudah menjadi tak berarti sama sekali.
Aku Rasa mungkin itu sebabnya alasan mengapa aku berusaha membaca buku ini ketika aku masih SMP tertulis didalam buku itu juga.


Mataku tiba-tiba terfokus pada kalimat itu.
Meski begitu, alasanku membaca buku ini baru-baru sekarang ini adalah karena aku pikir itu hanya sesuatu yang harus dibuang. Aku mengambilnya dengan tanganku keheranan.


Aku sedang berada ditengah bersih-bersih untuk tahun baru yang akan datang . Sewaktu aku menata koleksi bukuku, Aku merasakan diriku menarik keluar sebuah buku.
tapi kalau lebih dipikirkan, Tidak mungkin bisa aku membuang buku ini.


Alasan kenapa aku berakhir memilih mengambil buku ini dari sekian banyak itu karena aku merasa ada semacam kaitannya dengan 3 kata judulnya.
Mereka bilang bahwa buku adalah cerminan dari kepribadian pemiliknya.


''Ningen Shikkaku'' (Bukan lagi manusia).
Dalam hal ini, aku yakin buku ini adalah cerminan dari sifat asliku. Itu sebabnya, satu-satunya hal yang dapat aku lakukan pada akhirnya hanya menyingkirkannya tanpa melemparkannya dan berlagak seolah aku tidak pernah melihatnya.


Sepertinya aku pernah sekali membaca buku ini kira-kira saat aku menjenjang SMP
belum selesai disini, aku menarik sebuah buku lagi.


Ketika aku sampai dipertengahan di Memorandum kedua, Aku menutup buku itu dengan buru-buru dan tidak akan pernah berusaha membaca lebih banyak dari itu. Dulu, Agak rumit dalam memahaminya sebagai seorang murid SMP, itu cukup membosankan juga. Aku punya banyak hal lain yang menyenangkan untuk dibaca selain buku itu, jadi ini tidak seperti aku hampa akan hiburan yah semacam Aku dapat mengalami masalah seperti harus membaca dengan teliti bukunya dan itu menjengkelkan.
Mungkinkah ini pesan dari dewa,atau mungkin takdir?


Itu sebabnya aku menutup bukunya.
Aku tidak menganggap kata-kata itu dengan serius, Tapi itu sangat tidak menyenangkan seperti aku terlihat memaksakan pendapat malahan menjadi sok benar dan menyangkalnya.
 
Aku mengelap debu yang terkumpul pada buku dan menjatuhkannya ke sofa I wiped off the collected dust on the book and dropped onto the couch.
 
Mari lanjutkan bukunya; melanjutkan dari dimana aku tidak bisa membacanya waktu itu.
 
Karena sepertinya aku perlu melihat apa yang selanjutnya yang akan terjadi dari sana.

Revision as of 11:36, 15 June 2015

Aku Rasa mungkin itu sebabnya alasan mengapa aku berusaha membaca buku ini ketika aku masih SMP tertulis didalam buku itu juga.

Meski begitu, alasanku membaca buku ini baru-baru sekarang ini adalah karena aku pikir itu hanya sesuatu yang harus dibuang. Aku mengambilnya dengan tanganku keheranan.

tapi kalau lebih dipikirkan, Tidak mungkin bisa aku membuang buku ini.

Mereka bilang bahwa buku adalah cerminan dari kepribadian pemiliknya.

Dalam hal ini, aku yakin buku ini adalah cerminan dari sifat asliku. Itu sebabnya, satu-satunya hal yang dapat aku lakukan pada akhirnya hanya menyingkirkannya tanpa melemparkannya dan berlagak seolah aku tidak pernah melihatnya.

belum selesai disini, aku menarik sebuah buku lagi.

Mungkinkah ini pesan dari dewa,atau mungkin takdir?

Aku tidak menganggap kata-kata itu dengan serius, Tapi itu sangat tidak menyenangkan seperti aku terlihat memaksakan pendapat malahan menjadi sok benar dan menyangkalnya.

Aku mengelap debu yang terkumpul pada buku dan menjatuhkannya ke sofa I wiped off the collected dust on the book and dropped onto the couch.

Mari lanjutkan bukunya; melanjutkan dari dimana aku tidak bisa membacanya waktu itu.

Karena sepertinya aku perlu melihat apa yang selanjutnya yang akan terjadi dari sana.