Toradora! ~ Indonesian Version:Volume1 Chapter6

From Baka-Tsuki
Revision as of 07:30, 8 September 2012 by 48henny (talk | contribs) (→‎Bab 6)
Jump to navigation Jump to search

Bab 6

Dia ketiduran.

Meskipun bahan-bahan makanan untuk sarapan dan bento telah disiapkan, dia lupa mematikan kompor, Dia lupa memberi makan Inko-chan dan mengganti airnya juga.

Karena dia buru-buru ketika pergi, setelah itu dia menemukan bahwa pasangan kaos kakinya beda-beda...

"...H,hanya apa yang aku lakukan, sungguh..."

Ryūji menggerutu kepada dirinya sendiri saat dia melihat kebawah kakinya - kaos kaki yang kanan berwarna hitam dimana yang kiri berwarna biru tua.

Ketika dia sampai di loker sepatu di teras sekolah untuk mengganti ke sepatu dalam ruangan yang dia temukan kesalahan yang disesalkan. Tiada yang dapat ia lakukan sekarang, meskipun, kesalahannya kelihatan sangat jelas. Warnanya begitu berbeda, gimana aku bisa mencampur mereka?

Tapi dia tidak punya waktu memikirkannya saat sudah terlambat. Ketua berdiri di tangga mengantarkan para siswa ke dalam kelas mereka. Ryūji mengganguk dengan ramah, mencoba tidak memprovokasikan dia. Sayangnya, dia tidak menduga dirinya sendiri tersandung saat dia naik tangga, ketinggalan langkah terakhir dan memukul garasnya, menyebabkan dia menyipitkan mata kejamnya dalam kesakitan. Dalam beberapa alasan, Murid-murid kelas bawah merinding pada pandangan itu ketika mereka lewat.

Saat dia mendesah dan mengusap garapnya, dia memikirkan satu hal – alasannya dia merasa begitu rendah mungkin karena apa yang terjadi kemarin malam ketika dia berpisah dengan Aisaka.

Ryūji seharusnya merasa lega menjadi bebas dari pagi yang merepotkan dan dari harus melalui kelelahan membuat bento tambahan; dia seharusnya kembali ke kehidupan yang nyaman dari sebelum --- tapi sekarang dia dalam kekacauan yang mengerikan. --- Aku pikir kekacauan sementara ini tidak mudah kembali seperti biasanya! Ketika dia berpikir bahwa dia mungkin telah menjadi terbiasa hidupnya sebagai seekor anjing, dia tidak menolong tapi merasa menyedihkan. Namun untuk beberapa alas an, dia tidak merasa bertenaga seperti sebelumnya tanpa teriakan itu setiap pagi.

Bagaimana kabar Aisaka? Ryūji menimpang dengan lambat ketika berpikir hal-hal yang tidak berguna. Bisakah dia bangun sendiri tanpa aku panggilin dia? Apa ia terlambat? Apakah dia bawa bentonya sendiri? (Meskipun dia pikir seperti itu, dia sendiri pergi membeli makanan dari supermarket.)

Apa gunanya berpikir seperti ini?! Dia membuang pikiran itu?! Mencampakkan pikiran mengasihani diri sendiri, dan membuka pintu ruangan kelas. Saat dia mau masuk…

"...Whoa?!"

Dia berteriak dan mundur, sambil menutup pintu.

Apa barusan yang terjadi tadi?

Dia balik sendiri ke koridor. Bagaimanapun juga, tarik nafas dalam-dalam. Heave… ho… OK, aku sudah tenang. Biarkan aku berpikir. Apa yang barusan terjadi? Apa penyebab terjadinya itu?

Dia tidak dapat memikirkan sebuah jawaban meskipun seberapa keras dia mencoba, dia harus masuk ke dalam untuk memastikan dirinya sendiri. Menelan ludah, Ryūji sekali lagi meletakka tangannya di gagang pintu, dan dengan hati-hati menggeser pintu terbuka.

“…Apakah sudah jelas?”

Ryūji terpaku.

Dia merasakan sebuah tanda suara yang dalam memasuki telinganya dengan maksud untuk membunuh. Orang yang tidak menyetujui akan membunuh tanpa rasa kasihan! Menetapkan kata-kata yang memukul jatuh setiap orang pada pandangan.

“Jika aku ada dengar seseorang katakan sesuatu tak berguna lagi… Aku akan. Benar-benar. Membuat. Dia. Membayar!”

Berdiri di tengah ruangan kelas, dengan belakangnya ke arah Ryūji adalah Aisaka Taiga – juga diketahui sebagai Palmtop Tiger.

Sekeliling dia sekumpulan teman sekelasnya berjuang menjaga jarak mereka dari dia ketika memeluk dinding, semua mengangguk kepalanya dengan penuh semangat.

Apa yang terjadi disini? Selain pertanyaan ini, Ryūji berpikir tanpa mengatakan apapun, meskipun seberapa banyak dia mengulangnya… Apa yang terjadi disini??

“… Aku harap aku sudah jelas. Aku tidak suka mengulang diri ku…”

Harimau kecil mengulang, “Yatuan…!” Semuanya, keduanya pria dan wanita, mengulang dengan lemas, gemetar ketakutan.

Ketika pemeriksaan lebih dekat, meja dan kursi sekitar Aisaka semuanya terbuang, tas dan jenis-jenis isinya terbuang berserakkan. Seluruh ruang kelas kelihatan sangat buruk, meniru rongsokan yang hanya dihancurkan oleh tofan. Walaupun suara Aisaka tenang, bahunya gemetar dengan kecapekan, seperti dugaan dia baru saja teriak dengan kuat. Apakah dia… Tidak, aku tidak salah, ini pasti perbuatan Aisaka. Tapi kenapa?

"Oh... Takasu..."

Semua melihat aku. Ya, aku tentu saja Takasu, tapi…

“…A, apa yang terjadi? … Ada apa?”

Kenapa setiap orang melihat aku dengan ekspresi aneh? Walaupun ini bagus tiada satu pun jijik, tapi mereka melihat tidak nyaman, atau apakah malu? Bagaimanapun juga, mereka sedang melihat padaku dengan ekspresi yang aneh.

Dan kemudian Aisaka memalingkan kepalanya juga dan dengan diam mengganti pandangan sekilas dengan dia, dia juga tidak katakan selamat pagi. Malahan, dia mengangkat dagunya secara rancu, dan dengan sederhana beritahu seluruh kelas “Bubar”.

Teman sekelas mereka yang gemetar yang berkumpul bersama mulai kembali ke tempat duduk mereka dalam grup 2 atau 3. Salah satu mereka mendekati Ryūji.

“…T, Takasu… Aku aku sungguh minta maaf. Ini semua karena rumor aneh kami…”

“Ha? Rumor aneh?”

“Aku begitu minta maaf, kami tidak akan pernah memikirkan hal aneh seperti itu lagi!”

“… Ap? Imajinasi apa? Hanya apa yang kamu sedang katakan?”

Noto pun yang biasanya bergaul akrab dengan dia, berkata,

“…Hei Takasu… Sekarang aku tidak berpikir hal-hal lucu disini, aku dengan sebenarnya berpikir bahwa kau seorang anggota yang luar biasa… dan aku pikir aku sedikit cemburu juga! Aku sungguh minta maaf, aku tidak akan pernah memikirkan hal aneh itu lagi!”

Dia berkata dengan ekspresi gugup di wajahnya, saat dia mau pergi jalan, Ryūji memegang dia di pundak, dan dengan kebingungan menanyakan apa yang dia maksud,

“H, hanya tunggu dulu sebentar! Apa yang barusan kau katakan? Apa yang baru saja terjadi? Ini perbuatan Aisaka, kan? Apa yang telah ia lakukan kali ini?”

“Bukan, ya…”

“Kau jelas ini dengan segera!”

Ekspresi Noto kelihatan cukup malu, matanya berganti arah sekitar. Noto adalah salah satu beberapa teman yang tidak terpengaruh oleh mata Ryūji, meskipun dipertanyakan oleh ia.

Meskipun demikian, Ryūji tidak melepaskan pundak Noto, dia tidak melepaskannya sampai dia mendapatkan jawaban… Noto mengerti ini juga, makanya dia menjawab samar-samar, “ya, bagaimana aku harus katakan ini?”

“Ini seperti… kami seperti penguping rahasia orang… kami menyebarkan gosip tentang kau dan Palmtop Tiger…

"Gosip?"

“Ya… ya, gosip tentang… kalian berdua pacaran… Pada akhirnya, Palmtop Tiger member ilmu balistik karena ini. Dia bilang, ‘Aku tidak punya hubungan apapun dengan Takasu-kun!’ dan kemudian semua gerangan mulai hancur lebur… Itu hanya terlalu mengerikan, sungguh… ini kali pertama aku sebenarnya melihat Palmtop Tiger mendatangkan malapetaka. Aku tidak akan pernah pergi melawan kehendaknya lagi. Dia kemudian menambah ‘Tidak ada omong kosong! Tidak ada lagi kesimpulan gegabah! Jika seseorang berani menyebarkan gosip itu ke sekitar lagi, aku akan membunuh mereka! Tiap dan setiap orang!’ Tidak kecuali Kushieda dapat menghentikan dia… kan, Kushieda?”

Noto memanggil Kushieda Minori, yang baru saja lewat… Biasanya, dia seharusnya hanya seorang yang tahu baik Palmtop Tiger, tapi sekarang wajahnya kekurangan senyuman seperti sinar matahari terbit.

“U…umm, Takasu-kun, Aku…”

Mata seriusnya kelihatan mempertimbangkan sesuatu saat dia melihat mata Ryūji… Dia melihat saat dia lebih dulu ingin mengatakan sesuatu. Dan kemudian..

“…Minorin, jangan keluarkan banyak omong kosong yang tak berguna, atau aku akan marah, meskipun itu kamu---“

Aisaka berjanji dengan paksa dibelakangnya.

“Minorin, kamu harus minta maaf ke Takasu-kun juga… Beritahu dia bahwa kau tahu itu semua kesalahpahaman kemarin… kamu harus minta maaf dengan sungguh-sungguh! Semuanya ini terima kasih ke teman sekelas yang menyebarkan gosip ini… Karena aku ingin Minorin semua orang tahu bahwa ini sebuah kesalahpahaman.”

"... Taiga."

“Katakan, Minorin!”

Mulut Aisaka berubah menjadi bentuk V terbalik saat dia jadi lebih dan lebih terganggu seperti anak kecil. Matanya menatap lurus ke Minorin tanpa menjauhkan diri atatu melihat pada Ryūji, ketika alisnya dikunci di tempatnya.

Minorin masih tidak bisa berkata-kata untuk beberapa waktu, dan hanya mendapat tatapan Aisaka. Pada akhirnya dia terkalahkan, dan berkata “Baiklah” ketika berputar ke Ryūji sekali lagi.

“Takasu-kun, aku minta maaf aku salahpaham tentang kau kemarin.”

“…Y, Ya… I, ini tidak … butuh minta maaf…”

"Taiga...!"

Cinta Ryūji sekarang menampakkan sepasang mata bermasalah. Meskipun dia sudah minta maaf ke Ryūji, dia masih menunjukkan wajah tak puas,

“… Itu Taiga yang beritahu ku untuk mengatakan itu. Dia ingin ku beritahu kau bahwa kau tahu semua ini hanyalah kesalahpahaman. Tapi… aku tidak percaya Taiga benar-benar akan melakukan sesuatu seperti ini…”

“Atau mungkin…” Saat dia mau lanjut, suasana hati yang seimbang dengan nyaman rusak…

“Whoa?! Apaan hal yang berantakan ini?! Aku tidak dapat percaya susunan ruangan kelas telah berantakan seburuk ini meskipun kelas reputasimu hanya sedikit terlambat!”

Kitamura sampai dengan menunjukkan kesombongan. Minori menelan apa yang dia akan katakana dan meninggalkan Ryūji dibelakang dan memberi tepukan di belakang kepala Aisaka, “Jangan lihat begitu muram!” Dia berkata, kembali ke kebiasaannya bersikap riang sebelum kembali ke bangkunya.

Setelah itu, dibawah instruksi Kitamura sangat dilupakan, setiap orang mulai merapikan bangku dan meja yang berantakan.

“Ayo! Cepat semua! Jika Koigakubo melihat ini, dia akan sangat terkejut bahkan bisa memperlambat pernikahannya!”

Dibawah tatapan Ryūji, dia melihat Aisaka berjalan menuju Kitamura. Berdiri di jarak yang dekat dari ia, dia katakan sesuatu yang hanya mereka dapat dengar.

Kitamura dengan segera menyatakan ekspresi kebingungan, sebelum dengan cepat menjawab kembali ke senyum tidak kenal susah dan mengangguk ke Aisaka.

Ryūji melihat bibir Aisaka berkata – Aku punya sesuatu untuk dikatakan padamu. Sampai ketemu setelah sekolah. – Atau seperti ini.

Dia katakan sesuatu dengan lembut waktu ini. Dia tidak berbicara gagap disebabkan gugup. Dia tidak tetap tersandung, tidak ada lagi yang terjadi. Aisaka akhirnya berhasil memanggil Kitamura keluar, dan tanpa pertolongan dari anjing apa pun.



* * *



Jadi diselesaikan dilain hari untuk kelas yang kelihatan aneh Kelas 2-C. Pada kenyataannya mata Ryūji tidak pernah meninggalkan Kitamura dan Aisaka.

Ketika gadis tunggal tiada harapan berpakaian terusan merah trendi meninggalkan ruangan kelas setelah kelas sudah mengakhiri pelajaran, ruang kelas menjadi hidup lagi. Beberapa orang buru-buru ke klub aktifitas, mereka sedang pertemuan, menunggu pulang ke rumah bersama, melanjutkan percakapan mereka dari sebelum akhir kelas - sama juga orang yang berganti pandangan dan berjalan keluar kelas bersama.

Tanpa menyadarinya, Ryūji meninggalkan bangkunya dan berjalan dengan cepat dibelakang Aisaka dan Kitamura yang baru saja pergi beberapa saat yang lalu.

Ini tidak teras benar, tapi… Setelah beberapa detik ragu, Tapi… sebab dia menjaga kepercayaan, kakinya masih lanjut jalan dengan tenang.

Tapi, ini kisah nyata Aisaka! Dan ini tidak seperti aku tidak tahu seberapa ceroboh dia. Mungkin dia akan tersandung, mungkin dia akan jatuh ke bawah tangga, mungkin dia akan gagap pada saat yang penting, atau mungkin dia juga akan menangis… Sejak kecerobohan Aisaka hanya menakjubkan, dan hanya saja aku tahu itu.

Itulah mengapa, itul;ah mengapa aku sangat khawatir… aku harus menjaga dia… makanya…

Jadi…?

"...!"

Kaki dengan bermula mengikuti mereka berdua yang berhenti di jalan mereka di tangga.

Ryūji bertanya pada dirinya lagi,

Jadi, jadi apa? Meskipun aku khawatir tetang si bodoh yang ceroboh itu, apa yang aku dapat lakukan? Menolongnya? 'Mari kita berpura-pura ini tidak pernah terjadi, mari kita kembali ke mana kita sebelum surat cinta!' Itulah yang ia katakan.

Jika itu keadaannya, aku harus menghapus semua tentang Aisaka yang hanya aku tahu dari dalam hatiku. Tidak, selain berpikir tentang saat sedih ini, aku sebaiknya memikirkan situasiku sekarang ini! Jika gadis ceroboh ini gagal menyatakan cintanya ke pria itu, bagaimana sebaiknya aku menolongnya? Apakah aku sebaiknya pergi jalan dengan dia dan berkata 'kau tidak pa-pa? Aku kan melindungimu!' Maksudku, betapa culunnya itu? Itu juga tidak lucu.

Ryūji mengerutkan alisnya dan menyipitkan mata ganasnya, sebab laser berbahaya akan di keluarkan... Meskipun dia tidak marah. Aku berpikir aku akan menuju teras, tapi tidak karena aku ingin memblok beberapa orang sibuk dari melewati, tapi... Walaupun tiada benar mengerti, bahwa tidak beralasan nyata.

Mengelah nafas--- dia menghirup terlalu dalam.

"... Aku pikir aku akan pulang!"

Dia terpaksa berubah arah dengan kakinya dan berjalan menjauh dari kedua yang telah pergi, kembali ke kelas. Tanpa ada melihat, orang ini tampaknya telah tumbuh beberapa sentimeter dalam beberapa hari terakhir.

Noto dan Haruta, yang baru-baru Ryūji berkenalan dengan, sudah mengundang Ryūji pergi ke suatu tempat dengan mereka, tapi ia menolaknya dan kembali ke mejanya. Mengapa aku merasa begitu gelisah? Mengapa aku tidak bergaul dengan teman-teman ku atau pulang? Aku benar-benar tidak merasa seperti mau pulang sekarang. Maka, selain Ryūji memutuskan ia akan pergi menghabiskan waktu di toko buku.

Saat dia bersiap-siap untuk pulang, Tebak aku akan menuju kamar mandi dulu! Dan jadi ia berjalan sendiri menuruni koridor...

Setelah berjalan melewati seseorang yang baru saja mengusap tangannya kering, Ryuji menemukan dirinya sendiri di kamar mandi, dengan tenang menakutkan, keharuman abnormal kuat dari deterjen bisa mencium.

Sambil mencuci tangan di baskom, Ryuji menatap wajah di cermin - itu wajah yang sama, wajah membosankan. Meskipun itu adalah hal yang baru baginya, pada kenyataannya, ia mendapatkan itu sedikit lelah, jadi ... Sama seperti yang aku pikirkan...

Pikiran Ryuji tidak diarahkan pada wajahnya, apa yang ia pikirkan adalah sebaliknya...

"... Ekspresinya sungguh tampak menakutkan ..."

Apakah Palmtop Tiger itu sedang melakukan yang terbaik sekarang?

Untuk sepanjang hari, baik pada saat pelajaran atau istirahat, Ryūji terus-menerus melirik wajah Aisaka itu. Pada akhir sekolah mendekati, setiap detik ekspresi Aisaka berubah drastis. Pada akhir periode terakhir beberapa saat, tidak ada lagi ekspresi di wajahnya - Itu tidak merah atau hijau, tapi putih pucat.

Ryuji berpikir, Dia akan mengaku, jadi dia harus menunjukkan wajah lucu. Dasar ceroboh.

Berbicara tentang ceroboh, ia sekarang ingat keributan pagi ini, ketika ia menempa malapetaka pada kelas, dan bahkan mengerutkan dahi teman terbaiknya Minori. Itu karena itu Minori yang membuat suatu ekspresi serius.

Itu berarti, dia melakukannya untuk aku... Itu semua dilakukan untuk Ryūji.

Dia melakukannya sehingga yang disukainya Minori akan menghentikan kesalahpahaman dirinya. Itu untuk tujuan tunggal bahwa dia telah menciptakan semacam keributan.

Ketika kau berpikir tentang hal ini, Aisaka tidak pernah melakukan hal yang sama untuk dirinya sendiri, yaitu, mengakhiri kesalahpahaman Kitamura tentang dirinya - yaitu karena Kitamura tidak di sekitar ketika dia pergi balistik.

Dengan kata lain, dia melakukan semua ini hanya untuk Ryūji, itu sebabnya dia ...

“…Apa a… Apa a…”

Saat dia mendesah, kata-kata yang ia ingin katakan menghilang juga. Tebal, bodoh, ceroboh melakukan apapun... Pada akhirnya, Ryūji tidak bisa mengatakan itu.

Pasti dia benar-benar berusaha berbagai jenis metode untuk semuanya? Mungkin ada cara lain, yang lebih halus untuk memecahkan masalah ini. Untuk menggunakan metode seperti dimana dia tidak memiliki keuntungan apapun, dia benar-benar... lembut ke titik yang menyedihkan. Ryūji benar-benar percaya bahwa, Aisaka sebenarnya seorang gadis yang benar-benar lembut. Tanpa disadari, ia telah menggunakan kata sifat yang menggelikan untuk menggambarkan Tiger Palmtop. Tapi dia tidak bisa membantu, karena itu benar.

"Lembut ..." Ryūji berkata pelan. Yang menangis dan meratap tentang bagaimana dia tidak baik menjadi lembut kepada orang-orang yang sebenarnya orang yang paling lembut dari semua. Mereka yang tidak pernah bergaul dengan dia tidak akan pernah tahu, tapi setidaknya untuk Ryūji, ini pasti benar.

"WHA!"

Sebuah teriakan mendadak yang menyebabkan Ryūji untuk mengubah kepalanya refleks.

Seorang teman sekolah yang baru saja masuk kamar mandi hanya berdiri diam dan berteriak ngeri. "Apa yang salah?" Ditanyakan orang di belakangnya, sebelum ia juga berseru, "Wah! A, aku minta maaf mengganggu kau!" Mereka berdua terintimidasi oleh silau intens yang Ryūji tiba-tiba menembaki mereka. Untuk orang lain, baik Ryūji dan Tiger Palmtop digolongkan sebagai berbahaya - seperti biasa.

Mereka mungkin akan mengumumkan 'Takasu telah menduduki kamar mandi, tinggal jauh dari sana, itu berbahaya' atau sesuatu seperti itu. Ini berarti tidak akan ada orang datang masuk Setelan ku saja! Semenjak ia tidak dalam suasana hati untuk melihat siapa pun, ini saja baginya.

Pokoknya, karena tidak ada yang akan datang untuk beberapa waktu, mungkin juga ventilasi tempat ini! Ryūji berpikir, Sejak kelembaban yang menyebabkan bau ini Dia mulai berjalan menuju jendela untuk membukanya sebagai obsesinya untuk kebersihan mendapat lebih baik dari dia.

Dia membuka pegangan, mendorong membuka jendela... dan kemudian ia membeku.

"Kitamura-kun! Aku, Kitamura-kun... Kitamura-kun... y... ya... umm..."

... Ehh!? Ryūji berteriak di dasar hatinya saat ia berdiri di sana membatu. Dia meraih kepalanya, Apakah itu ilusi? Tidak, itu tidak. Ini berarti ...

Dia bisa mendengar suara Aisaka yang sangat keras dan jelas.

Ruangan pria ini terletak di lantai dua, di bawah itu kamar mandi pengunjung, dan tepat di luar itu adalah taman sekolah - Sebuah ruang terjepit di antara jendela kamar mandi dan deretan pohon depan. Merasa percaya, ia perlahan-lahan menjebak kepalanya keluar untuk mengintip, berharap ia salah dengar. Sayangnya, bahkan secercah harapan itu pupus.

Aisaka dan Kitamura berdiri tepat di tempat ambigu itu. Setiap orang dengan sedikit saja pintar akan tahu bahwa siapa pun yang menggunakan kamar mandi akan dapat mendengar apa yang dikatakan di sana!

"Serius... mengapa dia... harus memilih tepat di luar kamar mandi..."

...Si bodoh itu!

Ryūji meraih kepalanya dan mengerang, dan kemudian berjongkok di bawah jendela. Meskipun tidak ada yang lewat sana - alasan itu adalah karena kadang-kadang bau.

Tanpa menyentuh tanah dengan bagian belakang nya, Ryūji dekat dengan mencekik saat ia berjongkok dengan kepala di antara lutut begitu saja di bawah jendela terbuka. Aisaka, Kau benar-benar idiot! Lebih penting lagi, apa yang akan terjadi jika seseorang seperti aku masuk dan membuka jendela? Bukankah mereka benar-benar terlihat?!

Aku tidak percaya ini... Jadi Ryūji memutuskan untuk tinggal di sini untuk sementara waktu. Jika ada yang datang, aku hanya akan memelototi mereka dengan mata sengit. Itulah yang ia rencanakan.

Tidak peduli apa, lebih baik aku menutup jendela. Aku tidak ingin menguping mereka. Hanya saat Ryūji hendak berdiri ...