Kagerou Days:Volume 1 (Indonesia) Chapter 1:Jinzou no Teki

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1: Artificial Enemy(Musuh Buatan)

Translated by NicoNeko


Aku terbangun karena suara sirene yang menusuk telingaku. Saat itu juga, jantungku berdebar keras. Aku melihat ke atas dan hanya melihat langit – langit putih di atasku. Masih belum sadar sepenuhnya, aku terjatuh dari tempat tidur, dan menabrak meja kecil di sebelah tempat tidurku.


“……Ah!”


Tulang tangan kananku tertabrak meja cukup keras, dan setelah itu rasa sakit yang agak panas menjalar di otakku.

Air mata kesakitanku mulai keluar dan karena aku ketakutan mendengar suara ledakan, aku mengumpulkan futon yang tadi terjatuh bersamaku. Setelah aku membungkus benda itu lagi di badanku, sirine itu berhenti.


“Selamat Pagi, Master!”


Seketika saat aku mendengar suara itu, aku langsung memahami situasiku sekarang.

Di sinilah aku—dengan mata berair karena menangis, Kisaragi Shintaro—di posisi yang tidak jelas, hanya memakai pakaian dalam, dengan futon membungkus tubuhku, serta seorang anak perempuan—Ene—melihat dari balik monitor, dengan mata berair karena menahan tawa.


Suatu hari di musim panas.

Akhir – akhir ini, masyarakat sedang hangat membicarakn tentang akhir dunia atau semacamnya. Tubrukan meteor, keruntuhan peradaban suku Mayan, dll. Sekarang, berita terhangat di TV lebih memunculkan topik – topik ringan seperti, “Sudah dapat dipastikan bahwa idola yang sangat terkenal itu akan membintangi Sinetron pertamanya!”


Untuk seseorang sepertiku, yang luar biasa paham tentang top news, dan mengikuti diskusi hebat tentang kontroversi kiamat di forum internet, aku harus mengatakan bahwa topik ringan sekarang ini benar – benar tidak bermutu. Kalian pasti menduga bahwa aku adalah anak laki – laki 18 tahun yang bersekolah di sebuah SMA pada umumnya. Tapi saat ini, aku lebih memilih suka rela terkurung dalam rumah sambil saling balas komentar dengan para pengguna internet. Di waktu luangku, aku menjaga rumah dan menjadi seorang pelindung rumah yang rajin.


Dan dasar dari pekerjaanku sebenarnya, aku sudah mulai memproduksi musik amatir dari awal dan selain itu, meninggalkan pujian serta kritikan di video – video baru di salah satu website video. Aku sudah memiliki pekerjaan ini selama lebih dari 2 tahun.

Kenyataannya… aku belum bisa menghasilkan apa - apa.


Tapi hari ini, tak seperti biasanya aku memiliki motivasi yang lebih!


Sambil duduk di depan komputerku biasanya, aku memakan sandwich buatan ibuku yang beliau berikan pagi ini dan mengamati software rekaman di monitor. Tujuanku adalah untuk mendapat posisi pertama di website video itu, kemudian nada dering dan karaoke, lalu akhirnya, sebuah album perdana……!

Setelah semua yang kukatakan tadi, aku bertekad akan benar - benar melakukannya dan menjadikannya kenyataan.

Normalnya, ambisi tinggi seperti itu akan sia – sia, dan dalam 10 menit akan runtuh karena komentar dan kritikan dari seniman asli. Dengan pengecualian cinta ibuku di sandwich ini, aku berpikir, bahan spesial apa yang terkandung di dalamnya. Sepertinya Tuhan turun dari langit, melihat banyak sekali pujian yang terus keluar atas laguku.


“Ini……Ini akan berhasil terjual!!”


Aku mengatakannya keras – keras dan dengan bersemangat kembali mengerjakan software rekaman itu. Meskipun aku melakukan penyusunan lagu yang cukup baik –yang sejujurnya sangat tidak mungkin kulakukan– aku masih dilanda ketakutan. Karena sejak beberapa saat lalu, sesuatu yang bisa kusebut “virus” ini mulai berlari – larian di monitor, seperti mengganggu pekerjaanku.


“Sepertinya hari ini akan menjadi salah satu hari terpanas yang akan diingat. Wow! Suhu di Tokyo Pusat mencapai 35°C !"