Tate no Yuusha Jilid 2 Bab 10 (Indonesia)
Bab 35 : Rumor tentang Pahlawan Kita
Bagian 1
“Hm?”
Sekitar satu jam sebelum tiba di desa selanjutnya, aku mendengar suara yang aneh saat aku bekerja di atas kereta.
Dari posisi di samping kereta kami, ada suara seseorang yang napasnya terengah-engah. Saat aku melihat ke luar, aku melihat seorang pria, yang dengan terburu-buru berlari membawa sebuah tas.
“Kenapa kau terburu-buru begitu?”
Kunci agar bisa piawai dalam berbisnis adalah memanfaatkan keadaan apapun untuk dijadikan peluang.
“Hei kau yang di sana, kau mau kemana?”
“Aku harus secepatnya kembali ke desa di seberang gunung.”
“Kenapa kau ingin segera sampai ke desa itu?”
Pria itu ingin membeli obat untuk orangtuanya, tapi tidak sengaja Filo berlari melewatinya.
“Ya, karena itu aku harus kembali ke desa secepat mungkin.”
Aku mengerti keadaan yang dialami pria ini, hingga akhirnya keretaku berpapasan dengannya.
Hm... Ongkos untuk mengantarkannya sampai ke seberang gunung pasti sekitar 50 koin perunggu.
“Filo, seberapa cepat kau bisa sampai ke sana dengan kecepatan tinggi?”
“Uhmm, kira-kira... kalau Filo tidak sedang menarik barang angkutan kereta, kita bisa sampai ke sana secepatnya.”
“Baiklah.”
Aku melirik ke arah Raphtalia, yang kemudian mengangguk padaku setelah mengerti dengan apa yang kupikirkan.
“Aku akan membawamu ke sana dengan biaya 1 koin perak, apa kau tidak keberatan?”
“Eh!?”
Pria itu langsung terkejut.
“Aku baru saja membeli obat, jadi aku tidak punya uang lagi...”
“1 koin perak itu sudah cukup murah, tahu? Kalau begitu, kau bisa membayarku dengan tanaman obat saat kita samapi di sana. Itu tawaran terakhirku.”
“Kalau begitu......”
“Berarti kita sudah setuju. Filo!”
“Baik~!”
Filo pun menurunkan barang bawaan kami di pinggir jalan, lalu kembali ke bagian penarik kereta.
Aku suruh pria itu naik ke kereta yang akan tarik Filo.
“Uwah!”
Filo menarik kereta itu dengan kedua tangannya, dan berlari dengan kecepatan penuh.
Raphtalia yang kutitipkan barang dagangan kami, melambaikan tangan sebelum kami pergi.
“Aku berangkat~!”
“Oh!”
*Poko poko poko*
Saat Firo sudah berlari dengan sungguh-sungguh, larinya dua kali lebih cepat daripada Filolial kebanyakan.
Tidak lama, kami pun tiba di desa seberang gunung, tempat rumah pria itu berada.
“Perjalanan yang menakutkan......”
“Bukannya kau harus segera memberi obat itu pada orangtuamu? Jangan sampai obat itu jatuh.”
“Oh, kau benar!”
Pria itu kemudian memasuki rumahnya. Aku juga mengikutinya karena aku belum mendapatkan bayaranku.
Ini terlihat seperti rumah kebanyakan yang ada di suatu desa pertanian.
Saat melankah memasuki rumahnya, aku mendengar suara batuk seseorang.
“Bu, aku sudah bawakan obat untukmu. Minumlah.”
Saat aku berjalan mendekati asal suara batuk itu, aku melihat seorang wanita tua yang pucat, seakan dia tidak akan bertahan lebih lama lagi.
Hm...
“Hei. Sebelum kau memberikan obat itu pada ibumu, rebus dulu obatnya dalam air panas.”
“Apa boleh direbus dulu?”
“Sini, berikan obatnya padaku.”
Pria itu menyerahkan obatnya padaku, dan aku membantu wanita tua itu meminum obat sambil mengusap-usap punggungnya.
Efek dari Peningkatan Kemanjuran Obat kelihatannya mulai bekerja.
“Uhuk...... Uhuk......”
Wanita tua itu akhirnya bisa meminum dan menghabiskan obatnya.
Yang kulihat, ada cahaya yang berpencar di sekitar wanita tua itu setelahnya. Ternyata obatnya sangat manjur. Keadaan wanita tua itu sekarang sudah lebih membaik dari sebelumnya. Air mukanya kembali pulih, dan batuknya juga sudah berkurang.
“Kau harus istirahat sejenak. Putramu akan segera membawakan makanan untukmu.”
Wanita tua itu memandangiku dengan gemetar.
“Baiklah.”
Aku pun pergi menuju dapur tempat pria itu berada.
“Oh, apa ibuku sudah meminum obatnya?”
“Yah, keadaannya sudah lebih baikan sekarang.”
Setelah mendengar jawabanku, pria itu menghembuskan napas dengan lega.
“Kau bisa membayarku nanti.”
“Baik.”
Aku pun meninggalkan rumah itu, dan menemui Filo yang menungguku di luar.
Sebelum kami meninggalkan desa itu, ekspresi wajah pria tersebut menjadi serius.
Bagian 2
“Um...”
“Ada apa?”
Aku menjawab pria itu sambil menyiapkan beberapa barang daganganku.
“Berkat bantuanmu, keadaan ibuku sekarang sudah lebih sehat.”
“Kau tidak perlu berterima kasih padaku.”
Karena ketenaranku sudah buruk, di saat orang lain tahu identitas-ku yang sebenarnya, mereka pasti akan meragukanku.
“Setidaknya, tolong beritahukan siapa namamu.”
“Aku tidak punya alasan untuk memberitahukan namaku. Lagipula, membaiknya ibumu itu berkat obat yang kau beli juga. Sekarang, bawakan 1 koin perak atau tanaman obat yang cukup padaku.”
“B-baik!”
Pria itu membawa beberapa item dan makanan dari rumahnya, lalu memberikannya padaku.
“Terima kasih, dan sampai jumpa.”
“Terima kasih banyak!”
Sekarang pria itu terlihat lebih ceria.
Pada kunjunganku selanjutnya, wanita tua itu terlihat sangat bersemangat... Mungkin sedikit terlalu bersemangat untuk seorang wanita yang sudah tua.
Saat pulang, kami kembali ke tempat Raphtalia dan mengangkut kembali barang dagangannya, lalu aku mulai meramu obat sambil menerjemahkan buku Resep Obat Tingkat Menengah dalam perjalanan. Buku obat itu lebih mudah diterjemahkan daripada buku sihir yang kudapat. Akhirnya, aku kelelahan setelah susah payah menerjemahkan sebuah resep Potion Penyembuhan. Bulan lalu, banyak hal yang telah terjadi. Aku jadi penasaran, apa aku bisa menemui adikku suatu hari nanti...
“Tuan Naofumi, aku sudah selesai menjual dagangan kita.”
Saat hari sudah sore, kami pun tiba di desa lain.
“Apa kau bisa membawakan koper dan surat ini?”
“Tentu saja.”
Lalu aku turun dari kereta, dan mulai mengisi koper itu dengan barang dagangan.
Isi koper ini tidak terlalu bernilai tinggi, untuk bisa kami jual pada pedagang yang lain. Karena bisa saja dicuri, koper ini sengaja kuisi diisi dengan barang-barang murah. Yah, bukan urusanku juga. Karena aku masih bisa mendapat sedikit keuntungan dari dagangan ini.
Aku terus berkelana dari desa ke desa, dan kota ke kota dengan cara seperti ini. Kalau aku yang langsung memberi obat kepada seseorang, sepertinya efek obatnya akan meningkat.
Setelah dua minggu berlalu, aku sudah dikenal sebagai “seorang pedagang dengan seekor monster langkanya”. Seiring kepercayaan orang-orang padaku mulai bertambah, penumpang yang menaiki keretaku juga ikut bertambah. Walau perlahan, aku terus mengumpulkan uang.
Ada beberapa keuntungan jika menjadi seorang pedagang keliling. Pertama, obat yang kubuat bisa terjual dengan lancar. Kedua, monster manapun yang sudah kami kalahkan, akan diserap dan menambah stat-ku.
Dalam perjalanan ini, aku sadar kalau setiap wilayah dihuni oleh jenis monster yang berbeda. Setelah aku memutuskan untuk berdagang keliling, kelihatannya perisaiku jadi semakin kuat. Aku juga bisa mendapatkan berbagai informasi di sepanjang perjalanan. Tapi aku tidak tahu apa yang saat ini dilakukan Motoyasu, Ren, dan Itsuki.
Sepertinya Motoyasu sedang berburu di wilayah barat-daya, kudengar dia sudah menyelesaikan masalah hama di suatu desa, dengan menyerahkan suatu biji tanaman legendaris pada para penduduk desa. Pengetahuan itu pasti dia dapat dari game.
Sedangkan Ren berburu di wilayah tenggara, tempat di mana banyak monster mengerikan tinggal. Rumor mengatakan kalau dia sedang bertarung melawan seekor naga buas.
Dan Itsuki... Yah, sepertinya dia sudah menumpas seorang diktator di suatu negeri kecil di utara. Tapi masih belum ada bukti siapa nama diktator yang sudah ditumpas oleh Itsuki. Dan ada rumor kurang jelas yang mengatakan, kalau Itsuki sang Pahlawan Busur adalah Pahlawan terkuat di antara kami berempat.
Sebelum aku datang ke dunia aneh ini, aku membaca buku tentang Empat Senjata Suci, dan peristiwa yang terjadi di dunia ini mirip dengan apa yang kubaca saat itu... Saat aku terus memikirkannya, perjalanan kami terus berlanjut.
Dan level kami setelah perjalanan dua minggu ini adalah...
Aku : Level 34 Raphtalia : Level 37 Filo : Level 32
Kami tumbuh jadi semakin kuat.
Pertumbuhan Filo terlihat tidak biasa, karena dia adalah seekor monster... Khususnya kekuatan fisiknya. Sebelumnya, dia menggunakan kedua tangannya untuk menarik kereta, sekarang dia bisa melakukannya dengan satu tangan sambil menguap. Sosok yang sedang dibahas pun bertanya.
“Kereta ini terlalu ringan, aku jadi bosan.”
Oh, baiklah. Itu adalah hal yang bagus.
Sepertinya bonus Pertumbuhan dari perisaiku cukup efektif.
Meski ada sebagian yang berubah.
Perisai Bijih Kristal Bonus Pemakaian : Keterampilan Pengrajin 1
Saat kami tiba di sebuah desa pertambangan yang makmur, aku menemukan beberapa bijih kristal yang tercecer di jalan. Meski bonus pemakaian bentuk perisai itu berguna untuk mencari uang, tapi informasi yang aku punya masih belum cukup. Kalau aku gagal dalam mengolahnya, bijih tambang yang dipakai akan menjadi sampah. Sepertinya aku butuh resep untuk membuat kerajinan tertentu.
Lagipula, dari awal aku harus bisa menerjemahkan buku Resep Obat Tingkat Menengah. Waktu sampai aku bisa menerjemahkannya adalah dua minggu. Tiga minggu lalu, aku masih tidak mengerti dengan tulisannya, dan hanya bisa memelototi bukunya saja.
Penawar Racun Herbisida[1] Balsem Penyembuhan Potion Penyembuhan (Sudah bisa dibuat) Suplemen Bernutrisi (Sudah bisa dibuat) Mesiu Zat Asam (konsentrasi tinggi) Air Energi Sihir Obat Penyembuhan Jiwa Insektisida
Aku baru bisa menerjemahkan resep semua obat itu. Ilmu dasar dari peramuan obat tingkat menengah, adalah efek obatnya akan berubah, tergantung dari cara pencampurannya. Meski aku belum yakin sepenuhnya, tapi bisa menerjemahkan tulisan di buku resep ini saja sudah memberikan keuntungan tersendiri.
Bagian 3
Setelah itu, aku biarkan perisaiku menyerap buku Resep Tingkat Menengah-nya.
Perisai Buku Bonus Pemakaian : Energi Sihir tambahan (Sedikit)
Ya. Aku sangat berharap Perisai Resep Menengah yang akan muncul. Tapi ternyata sia-sia saja. Di samping itu, poin pertahanan bentuk perisai ini juga sangat rendah. Meski begitu, di pagi berikutnya saat aku selesai menerjemahkan buku Resep Obat Menengah, monster pohon tiba-tiba mulai bermunculan. Tidak butuh waktu lama untuk mengalahkan mereka, dan setelahnya diserap oleh perisaiku.
Perisai Monster Pohon Bonus Pemakaian : Penilaian 2
Perisai Monster Pohon Biru Bonus Pemakaian : Resep Peramuan Menengah 1
Perisai Monster Pohon Hitam Bonus Pemakaian : Metode “Setengah Reaksi”
Apa sistem dunia ini sengaja membuatku jengkel? Keterampilan itu kudapat tepat setelah aku terjemahkan bukunya!
Dan resep yang kupelajari... Balsem Penyembuhan? Mungkin, semua monster ini dipakai untuk salah satu bahan resepnya. Aku langsung berteriak saat resep kedua dan ketiga muncul.
Aku tidak tahu cara membuat mesiu, tapi monster pohon ini sepertinya digunakan untuk bahan pembuatan Herbisida dan Balsem Penyembuhan. Kelihatannya, bahan pembuatan mesiu juga bisa digantikan dengan beberapa jenis rumput seperti Rumput Tanaman Api.
Aku melakukan ujicoba memakai mesiunya, dengan mengumpulkannya di dalam beberapa kantung untuk membuat bom darurat. Setelah menyalakan api pada kantung itu, aku coba lemparkan pada musuh. Setelah melemparnya, aku langsung menjaga jarak.
*Fussh*
Wah, kemampuan bom-nya terlihat payah, kantungnya langsung terbakar dan berubah menjadi abu.
Bahkan aku juga tidak diperbolehkan menyerang dengan perangkat sejenis bom. Ini csebenarnya cukup “mengagumkan”.
Zat asam dari resep obat yang kusimpan dalam flask, kelihatannya lebih lemah dari asam sulfur. Meski ini bukanlah tanaman obat, tapi sepertinya bisa kucampurkan dengan air. Aku masih belum tahu yang bisa kulakukan dengan zat ini, jadi kubiarkan perisaiku menyerapnya.
Air Energi Sihir akan memulihkan energi sihir setelah diminum. Tapi, bahan-bahan pembuatannya sulit didapat. Itu adalah ramuan obat yang mahal. Kalau aku membuatnya, harusnya kujual saja.
Obat Pemulihan Jiwa kelihatannya akan memulihkan poin SP. Bahannya juga kelihatan sulit dicari dan dibuat.
Kalau insektisida cukup mudah. Aku tinggal melarutkan dan mencampur rumput yang bisa mengusir serangga, hingga campurannya mengental.
Dari semua resep baru yang kupelajari, sepertinya penawar racun, balsem penyembuhan, dan insektisida yang paling banyak dibeli. Walau begitu, herbisida hanya terjual sedikit, karena orang-orang tidak terlalu membutuhkannya dalam jumlah banyak.
Perisaiku kubiarkan menyerap obat yang tersisa.
Perisai Anti-Racun telah Terbuka. Perisai Glyphosate[2] telah Terbuka. Perisai Obat telah Terbuka. Perisai Tanaman Api telah Terbuka. Perisai Pembunuh Serangga telah Terbuka.
Perisai Anti-Racun. Bonus Pemakaian : Pertahanan +5
Perisai Glyphosate Bonus Pemakaian : 5% Pengurangan Damage dari serangan Tanaman
Perisai Obat Bonus Pemakaian : Perluasan Jarak Pengaruh Obat
Perisai Tanaman Api Bonus Pemakaian : Pertahanan terhadap Api (Sedikit)
Perisai Pembunuh Serangga A Bonus Pemakaian : 3% Pengurangan Damage dari Serangga
Mungkin harusnya aku mendapatkan bonus Pertahanan terhadap Racun (Menengah) dari bentuk Perisai Anti-Racun, tapi bonus-nya berubah karena aku sudah mendapatkannya dari bentuk Perisai Ular Chimera.
Semua keterampilan yang kudapat, akan berubah karena sudah terbuka sebelumnya. Jadi, sistem di perisaiku mengubahnya dengan bonus yang baru.
Aku juga masih bingung dengan kegunaan Perluasan Jarak dari bentuk Perisai Obat. Apa maksudnya obat yang kupakai akan efektif saat dipakai dari jarak jauh? Atau obatnya akan berpengaruh ke semua orang di sekitarku? Mungkin perkiraanku itu terlalu tinggi.
Aku juga penasaran apa bentuk Perisai Tanaman Api akan efektif saat melawan sihir? Dan apa itu Glyphosate? Sepertinya itu adalah nama kimia untuk sebuah hermisida.
Dan tentang bentuk Perisai Pembunuh Serangga A... Mungkin akan berubah menjadi Perisai Pembunuh Serangga B kalau kuserap campuran dengan jumlah tanaman yang lebih banyak.
Pengaruh “pengurangan damage” dari serangan monster tertentu juga cukup berguna. Masalah yang tersisa adalah saat menerjemahkan buku sihir. Kelihatannya ini sangat sulit.
Sepertinya Raphtalia mulai bisa mengikuti petunjuk dalam buku, tapi masih belum bisa menggunakan sihir dengan efektif. Seperti saat sebuah bola cahaya melayang di depan Raphtalia selama beberapa detik. Kau membuat pahlawan yang “terkenal” ini terlihat payah.
Karena itu, setelah Raphtalia tidur, aku meminta Filo untuk mempraktekkan sihir perubahan wujud. Meski agak sulit kalau perubahan itu dianggap sebagai sihir, aku masih terus berharap agar bisa mempelajari dasar-dasarnya.
“Uhmm. Pertama, Tuan harus membayangkan ingin mengambil wujud apa. Lalu coba rasakan suatu energi yang berhembus dari bagian bawah tubuh Tuan.”
Aku ingin menyerah saja.
Sepertinya, meski aku muai bisa memahami tulisan dalam buku, tetap saja aku tidak bisa menggunakan sihir.
Aku tidak tahu bagaimana rasa dari aliran kekuatan sihir, karena aku datang dari sebuah dunia tanpa sihir.
Tapi tetap saja... aku harus mempelajari sihir.
Aku tidak boleh mengecewakan harapan bibi dari toko sihir.
Tidak masalah kalau aku tidak ikut serta melawan sumber gelombang bencana. Karena tidak ada yang melindungi kota dan desa, sekarang itu sudah jadi tugasku untuk mengamankan para penduduk. Cepat atau lambat, saat aku mampu menggunakan sihir, pasti itu akan berpengaruh besar ke depannya. Meski tetap ada pilihan untuk membeli bola kristal, tapi membeli sebuah buku jauh lebih murah.
Karena itu, saat kupikirkan hal tersebut di dalam kereta, aku terus mengerang kesal sambil memegang sebuah buku sihir. Sepertinya, penjelasan Raphtalia tentang energi sihir juga sama seperti Filo, yaitu tentang sesuatu yang berasal dari dalam jiwa, dan dirasakan oleh tubuhmu.
Sensasi apa yang Filo maksud saat merasakan energi sihir? Aku terus memikirkan pertanyaan itu di benakku. Oh, baiklah... Setidaknya, seperti itu lah hasil kemajuan kami dalam dua minggu ini.
Referensi :
- ↑ Herbisida adalah zat kimia yang digunakan untuk melenyapkan tanaman yang tidak diinginkan. (dikutip dari Wikipedia)
- ↑ Glyphosate adalah suatu herbisida sistemis berspektrum lebar, dan herbisida yang dipakai pada tanaman yang akan dipanen di waktu dekat. Itu adalah senyawa organik yang mengandung fosfor, tepatnya zat fosfonat yang digunakan untuk melenyapkan rumput, khususnya rumput di dekat pohon berdaun datar dan rumput yang mengganggu tanaman panenan. (dikutip dari Wikipedia)