Tate no Yuusha Jilid 3 Bab 24 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Revision as of 08:01, 11 September 2017 by Ddn Master Lich (talk | contribs) (Created page with "==Bab 74 : Sang Ratu== ===Bagian 1=== "Tuan!?" Di saat aku masih bersimbah darah, Filo memelukku dengan cemas. Bentuk perisaiku dengan sendirinya berubah menjadi Perisai...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 74 : Sang Ratu[edit]

Bagian 1[edit]

"Tuan!?"


Di saat aku masih bersimbah darah, Filo memelukku dengan cemas.

Bentuk perisaiku dengan sendirinya berubah menjadi Perisai Ular Chimera.


"Lukanya sangat parah! Siapapun! Tolong obati Tuan!"


Seorang wanita yang kelihatannya adalah komandan dari pasukan keamanan, berlari ke arah Filo yang berteriak meminta bantuan.


"Ibunda!?"


Melty berseru dengan terkejut kepada sang ‘komandan’.

Aku ingat... Pimpinan pasukan keamanan ini terlihat mirip, dengan seseorang yang pertama kali kulihat bersama Melty. Meski saat itu wajahnya tidak bisa kulihat dengan jelas karena terhalang oleh kipasnya.


"Usahamu saat ini cukup mengesankan, Tuan Pahlawan Perisai."


Mungkin berkat dirinya juga, Uskup itu bisa ‘terjebak’ di sini.


"Semuanya! Kita akan mengutamakan perawatan bagi Tuan Pahlawan Perisai! Ini adalah perintah langsung dari kerajaan. Kita harus berhasil menyelamatkan Tuan Pahlawan Perisai!"

"Baik, Yang Mulia!"


Regu penyembuh dari pasukan keamanan mengelilingiku dan mulai merapalkan mantra.


"Dreifach- Heal!"


Kemudian terlihat cahaya yang menyelimutiku.

Walau begitu... Rasa sakit yang kurasakan masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik.


"A-apa kau telah terkena kutukan?... Kutukannya sampai sekuat ini..."


Dengan ekspresi terkejut mereka, regu penyembuh mengarahkan sihir penghilang-kutukan padaku, namun... Penghilang kutukannya tidak bekerja.


“Lakukan perawatannya dengan menyeluruh! Semuanya, tolong lakukan dengan segera!”


Sang ratu memberi perintah pada regu penyembuh, dan Filo segera mengikutinya.


"Ugh..."


Rasanya seluruh tubuhku tengah menjerit kesakitan. Tapi aku tidak mau kehilangan kesadaranku di sini, karena aku masih tidak tahu, apa sang ratu akan menjadi kawan atau lawanku.


"A-anda ini sang ratu?"

"Ya, aku adalah Mirelia.Q.Melromarc, Ratu dari negeri Melromarc. Maafkan aku karena terlambat membantumu."

"...Kedatangan anda memang terasa sangat lama."


Tapi yang lebih penting lagi...

Apa dia memiliki kekuasaan?

Apa dia penguasa negeri ini?

Apa dia bisa menarik kesimpulan dibalik kejadian ini?

Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya. Kemudian kebencianku terhadap puterinya dan si sampah mulai meluap.


"Sungguh... Untuk sekarang, ini adalah salahku."

"Ibunda..."


"Mama, kenapa kau meminta maaf pada orang seperti dia!?"


Saat si jalang berkata begitu, bisa kulihat beberapa kedutan muncul pada wajah sang ratu yang sedang tersenyum.


"Malty... Persiapkan dirimu, karena saat tiba di istana, ada banyak hal yang perlu aku katakan padamu."


*~Wuusshh~*


Udara pun terasa bergetar.Meski bukan aku yang dijadikan sasaran hawa amarah itu, tetap saja itu membuat bulu kudukku merinding.

Dengan sekali jentikkan jari sang ratu, seorang Shadow muncul di belakang si jalang dan segera mengikatnya.


“Tunggu dulu, Mama!”

"Buat orang bodoh ini diam!"


"Baik,Yang Mulia!"


Shadow tersebut segera menyumpal mulut si jalang dengan kain.


"A-apa yang anda lakukan pada Mein!?"

"Mein adalah...Malty adalah puteriku. Atas nama kewenanganku, kalian para pahlawan harus menghentikan pertikaian kalian hingga kita kembali ke istana. Mari kita kembali ke istana Melromarc untuk beristirahat."


Motoyasu dan kedua pahlawan lainnya langsung terdiam, setelah merasakan ‘aura penguasa yang mengancam’ dari sang ratu.


"Baiklah, Tuan Pahlawan Perisai... Tidak, Tuan Naofumi Iwatani. Perawatanmu adalah hal yang kami utamakan, karena itu kumohon beristirahatlah. Semuanya akan segera kami siapkan."


Regu penyembuh mulai mengeluarkan berbagai peralatan sihir, obat-obatan, dan air suci untuk digunakan padaku. Seolah aku ini adalah pasien gawat darurat di dalam mobil ambulans di duniaku.


"Tapi..."


Kenapa sang ratu datang ke sini? Ada berbagai pertanyaan yang kupikirkan seperti, kenapa dia tidak berada di negeri yang terletak di barat-daya posisi kami?


"Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan. Kenapa aku berada di luar negeri untuk waktu yang lama, kenapa aku memimpin pasukan keamanan sebagai balabantuan, dan kenapa aku tidak segera membantumu?... Ada banyak hal yang juga harus kuberitahukan padamu. Walau begitu, semua itu bisa dilakukan setelah kau pulih."


"Tuan Naofumi!"


Sembari menangis dan gelisah, Raphtalia berlari ke arahku.


"Aku khawatir jantungmu telah berhenti berdetak! Apa kau baik-baik saja!?"

"Entah... lah..."


Rasanya aku telah mendapatkan beberapa luka yang parah. Seluruh tubuhku terasa sakit, dan terlalu sulit untukku mencoba berdiri.

Dalam wujud manusianya, Filo dan Melty menghampiriku dari arah kereta kuda.


"Lukamu cukup parah... Cepat ke mari!"

"Tapi, Tuan masih......"


Salah satu dari anggota regu penyembuh melihat luka bakar pada perut Filo, dan memanggilnya agar mendekat.

Meski begitu, Filo tidak ingin pergi dari sisiku untuk mendapatkan perawatannya, karena dia begitu mengkhawatirkan luka yang kuderita.

Bagian 2[edit]

"Tidak apa-apa, Filo. Tuan Naofumi akan disembuhkan oleh mereka. Pergilah agar mereka bisa menyembuhkan lukamu."


Dengan lembut Raphtalia mengusap kepala Filo, dan berbisik padanya walau ucapannya masih bernada gelisah.


"Tapi..."

"Tuan Naofumi pasti sulit memaafkan dirinya, kalau tahu dia telah membuat Filo terluka."


Apa kau akan menurut, Filo? Dia pun menatap ke arahku sembari memiringkan kepalanya.

Mau bagaimana lagi. Filo memang biasanya begitu egois dan ceroboh, namun dia tetap mengkhawatirkanku.


“Aku akan baik-baik saja, jadi pergilah untuk menyembuhkan lukamu.”


Akhirnya aku mengatakannya sendiri pada Filo. Meski dia masih ragu meninggalkanku untuk mendapatkan perawatan dari regu penyembuh, Filo akhirnya mengangguk padaku.

Regu penyembuh menggunakan sihir pemulihan yang berbeda, dan sepertinya jenis sihir itu cukup efektif untuk melawan kutukan.


"Kutukannya sangat kuat...!"


Gumam salah seorang penyembuh.

Yah, tentu saja ini adalah kutukan yang kuat. Sudah jelas tertulis, kalau kutukan ini berasal dari Rangkaian Kutukan.

Karena serangannya sangat kuat, maka pengorbanan yang harus dibayar pun sama kuatnya, seperti aku ikut merasakan kutukan yang sama.

Ini sangatlah berbeda dengan sihir biasa.


“Persiapkan Sihir Pensucian Gabungan - Sanctuary!”


Apa kalian akan menghilangkan semua kutukan dari Kutukan yang Membakar Diri?

Mereka ini bukan pengikut dari Gereja Tiga Pahlawan, kan? Kalau begitu, agama apa yang mereka ikuti? Sepertinya mereka pun tidak mengikuti ajaran Pahlawan Perisai.

Saat aku memikirkan hal-hal semacam itu, kelopak mataku mulai terasa berat, dan pandanganku menjadi gelap.


"Tuan Naofumi!"

"Naofumi!"


Raphtalia dan Melty mengguncang-guncang badanku agar aku terbangun.


"Yah? Ada apa?"

"Tolong tetaplah tersadar."

"Kau ini bicara apa? Seolah kau menganggapku sudah mati saja."


Yah, dalam situasi seperti ini, memang kemungkinan besar aku akan mati.Walau aku tidak punya keinginan untuk mati di tempat seperti ini, tapi tetap saja aku merasa lelah. Aku ingin tidur... walau sebentar saja.

Tapi aku belum bisa tidur, kami masih jauh dari tempat yang aman. Meski begitu, dalam keadaanku yang sekarang, aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Kalau begitu...


"Raphtalia, jika terjadi sesuatu, larilah bersama Melty dengan menaiki Filo."

"Baik. Tapi aku juga akan membawa Tuan Naofumi. Karena itu apapun yang terjadi, kumohon bangunlah."

"Baiklah. Aku akan tidur sebentar... Kalau terjadi sesuatu, bangunkan aku."


Saat percakapan ini berlangsung, suatu kilas balik muncul di benakku.

... Aku mengingatnya dengan jelas.

Yaitu kenangan saat Raphtalia masih seorang gadis kecil, yang selalu menjerit dan menangis di malam hari. Saat itu, Raphtalia harus selalu diperintah agar dia mengerjakan segala halnya.


"Aku akan tidur dulu sebentar. Untuk sarapannya... apa kau tidak keberatan makan ikan sisa kemarin?"


Raphtalia mengangguk dengan malu.


"Kalau begitu, aku akan tidur sekarang. Bangunkan aku kalau ada monster yang muncul."

“(Kali ini, aku akan melindungi Tuan Naofumi saat dia tertidur).”


Setelah itu, kesadaranku pun menghilang, dan aku mulai berpindah ke alam mimpi.



Dua hari kemudian setelah kejadian itu...


"Ugh... Berat."


"Su...Su..."

"Munya... Tuan~"


"Berat...Tolong... Filo..."


Saat aku terbangun, aku melihat Raphtalia, Filo, and Melty tertidur di atas kasurku.


"Apa-apaan ini! Kalian semua, cepat bangun!"


Aku segera membangunkan dan memarahi mereka bertiga.Tapi bukannya terlihat murung, mereka bertiga malah tersenyum padaku.

Pihak regu penyembuh mengatakan, saat itu aku segera dibawa ke ruang perawatan di istana Melromarc. Kutukan yang disebabkan keterampilan bertarung Blutopfer sangat serius, bahkan semua perawatan khusus untuk kutukan, tidak mampu menghilangkan seluruh kutukannya.

Saat kutanyakan bagaimana cara menyembuhkannya, jawaban mereka adalah kutukanku tidak bisa disembuhkan oleh sihir maupun obat-obatan manapun. Sepertinya satu-satunya cara memulihkannya adalah dengan menunggu seiring berjalannya waktu.

Tapi luka gores dan bakar yang kudapat telah sembuh, kekuatan fisikku juga berangsur pulih. Hanya saja aku masih merasa lemas.

Saat kuperiksa status atribut-ku, semuanya atribut kecuali Pertahanan telah menurun sebesar 30%. Sepertinya sampai kutukan dari Blutopfer menghilang seluruhnya, debuff[1] ini akan tetap berlaku.

Inilah yang kudapat karena berurusan dengan hal yang merepotkan.


"Jadi, butuh berapa lama sampai aku pulih sepenuhnya?"

"Perkiraan kasarnya, kau akan pulih sepenuhnya dalam satu bulan."


Satu bulan, huh... lama juga. Apa aku bisa pulih sebelum gelombang keempat tiba?

Aku kembali teringat, meski telah melalui semua ini, aku tetap tidak bisa pergi ke Silt Welt. Demi meningkatkan class Raphtalia dan Filo, kedudukan kami di negeri menjadi aneh begini.

Bagian 3[edit]

“Bagaimana keadaanmu?”


Saat aku masih mengeluh akan keanehan di dunia ini, sang ratu menghampiriku dan menanyakan keadaanku.

Aku melakukan sedikit peregangan, untuk menunjukkan keadaan tubuhku.


"..."


Sepertinya aku bisa sedikit mempercayai sang ratu, karena dialah yang memberi perintah untuk perawatanku saat aku tak sadarkan diri. Sang ratu juga sudah menanyakan keadaanku pada regu penyembuh di gedung perawatan.


"Aku mengerti. Kalau begitu, bisakah kau ikut denganku?"

"Kita akan pergi ke mana?"

"Kita akan pergi ke istana."


Sang ratu mengeluarkan kipas lipatnya dan menutupi wajahnya, yang mana memberikan suatu aura tekanan yang asing.


“Ibunda terlihat menyeramkan saat beliau sedang marah...”


Melty mulai gemetar saat dia bersembunyi di belakang punggungku.

Aku merasakan hawa yang tidak mengenakkan di sini, apa sang ratu benar-benar sedang marah?


"Apa kau akan menghukumku?"

"Aku takkan melakukan hal semacam itu, Tuan Iwatani."


Saat sang ratu tersenyum, suasana di tempat ini pun terasa ikut berubah. Apakah karena saat tertidur aku tidak diserang, maka aku bisa menganggap kita sudah aman sekarang?


"Aku hanya ingin Tuan Iwatani menyaksikan apa yang akan terjadi nanti. Hohoho."

"Apa yang ingin anda lakukan?"

"Silahkan datanglah ke istana, aku yakin kau akan menikmatinya. Ada banyak hal juga yang harus kubicarakan denganmu. Apa kau tidak keberatan datang ke istana dulu, sebelum aku menjawab apapun yang ingin Tuan Iwatani tanyakan padaku?"


Kelihatannya sang ratu telah menciptakan situasi, di mana aku tidak diberi pilihan lain kecuali datang ke istana. Aku membutuhkan kesaksiannya (atau pengaruhnya) agar bisa membuktikan ketidakbersalahanku, karena itu tidak mungkin juga aku menolak permintaannya.

Yah, lagipula tidak ada alasan juga untuk menolaknya.


"Aku ingin menanyakan satu hal."

"Sebenarnya aku lebih memilih membicarakannya setelah kita tiba di istana, tapi... apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa anda... mengirim Melty padaku, agar dia ikut terlibat dalam kejadian ini?"


Inilah masalah yang paling kukhawatirkan.

Tergantung dari jawaban sang ratu, masih ada kemungkinan bahwa semua Pahlawan akan dikumpulkan di istana dan dieksekusi di tempat, semuanya akan sesuai dengan perencanaan sang ratu.


"... Kekhawatiranmu itu berasal dari ketakutanmu yang berlebihan. Mungkinkah jawabanku ini memuaskanmu?"


"Eh!?"


Melty kembali gemetar saat menatap ibunya.


"Melty tidak mengatakannya, tapi dia terlihat sangat ingin bertemu dengan ayahnya, hingga tidak bisa tidur di malam hari. Jadi kuizinkan saja dia mengikuti keinginan egoisnya itu untuk menemui ayahnya."


Bertemu dengan si sampah... Aku merasa tidak enak saat memikirkan sang ratu ‘mengirim’ Melty untuk menemui si sampah.


"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saat peristiwa itu terjadi, aku telah memberitahukan rencanaku kepada Shadow."

"Rencana?"

"Ya, aku mempercayakan Melty kepada Pahlawan Perisai, kalau Pahlawan Perisai mencoba membunuhnya, maka Pahlawan Perisai lah yang akan kami tangkap."


Sang ratu menjentikkan jarinya.

Seketika muncul sekelompok ‘pembunuh rahasia’.


"Sungguh cerita yang menjengkelkan."

"... Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu. Meski begitu, kupikir banyak masalah yang telah terpecahkan."

"Bukan itu yang kumaksud. Apa yang akan kau lakukan jika Melty tidak selamat!?"


Aku tidak bisa menyembunyikan keprihatinanku pada Melty, di saat melihatnya yang sekarang tertunduk sedih.


"Selalu ada dua pengawal rahasia yang mengikutinya, dan membantu Tuan Iwatani dengan berbagai macam cara. "

"Begitu ya..."

"Contohnya saja, seorang ksatria yang mencoba membunuh Melty."


Salah satu dari para Shadow, merubah wujudnya menjadi sesosok ksatria istana, persis seperti tokoh Phantom Thief[2] dalam anime!


"Penduduk desa."


Sekarang Shadow itu berubah wujud, menjadi penduduk desa yang membantu kami saat berada di desa timur.


“Saudagar dari negeri tetangga”


Bahkan para saudagar dari desa sebelah yang berterima kasih padaku...

Tentu saja, terasa aneh melihat seseorang dari negeri tetangga, muncul di desa tersebut.

Bagian 4[edit]

"Akan kujelaskan rinciannya nanti. Apa kau masih meragukanku, bahkan setelah Shadow muncul saat Melty benar-benar dalam bahaya?"


Itu mengingatkanku... sesosok Shadow memang muncul saat para Shadow dari pihak gereja menyergap kami. Meski begitu, saat itu sungguh berbahaya hingga aku tidak bisa berpikir jernih.

Hanya aku dan Filo yang mampu melenyapkan pengaruh racun dalam tubuh kami, yang ditembakkan Shadow dari Gereja Tiga Pahlawan...


"Ibunda... apa Ibunda selama ini tahu aku bisa saja terbunuh?"

"Kemungkinan itu memang bisa saja terjadi."


Saat sang ratu menjawabnya dengan datar, Melty kembali menundukkan kepalanya dengan lunglai.

Yah, tidak heran sikap itu yang akan ditunnjukkan orangtua dari si jalang, dan istri dari si sampah. Dia akan cocok jika ditunjuk untuk memerankan tokoh orang jahat.


"Apa begini sikap anda dan si sampah sebagai orang tua Melty?"

"Aku tidak bisa berdebat tentang itu, meski aku merasa sudah menjadi orangtua yang selayaknya. Lagipula ada banyak kebohongan yang bisa dikatakan... Misalnya kita lihat dari sudut pandang ini. Apa kau paham apa yang menjadi tanggung jawab seorang ratu dari negeri seperti ini, selama bertahun-tahun lamanya?"


Yah... Meski aku tidak setuju dengan keputusannya, tetap saja aku tidak bisa menyangkal perkataannya.

Wanita ini... satu-satunya yang kusetujui darinya adalah dia ini istri si sampah.


"Tapi... aku tetap percaya pada Tuan Iwatani. Apa jawaban itu cukup tepat?"

"... Pengecut."

"Jika tidak begitu, aku takkan bisa melindungi negeri ini."

"Hah... Bukankah lebih baik kau tidak datang ke negeri ini?"


"Tuan Naofumi!?"


Raphtalia menyela pembicaraanku dengan cemas.


"Kelihatannya kau tidak bisa menyangkal pertanyaanku. Baiklah, aku takkan menanyakan itu lebih jauh. Lagipula, sejak awal jika kita adalah musuh, aku takkan mendapatkan semua perawatan ini darimu."

"Ya, tentu saja. Kupikir kau ingin hadir untuk menyaksikan apa yang akan terjadi nanti."


Jika kami berdua mempunyai tujuan yang sama, maka tidak ada salahnya aku memberinya bantuan. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya sang ratu inginkan, tapi jika perlu, aku akan menggunakan bentuk Perisai Kemurkaan lagi.


"Aku juga telah membawakan kereta ‘Burung Suci’ ke sini. Kita bisa segera pindahkan barang bawaan kalian."

"Benarkah!?"


Setelah sang ratu berkata begitu, Filo melangkah ke depan.


"Ya, tentu saja. Keretanya ada di depan gedung perawatan, silahkan diperiksa."

"Yey~! Mel! Ayo kita pergi!"


"Iya!"


Filo dan Melty bersama-sama berlari ke luar ruangan. Filo benar-benar menyukai keretanya, ya.

Setelah memandangi mereka berdua yang berlari ke luar, aku menatap sang ratu.


"Aku merasa muak."


Meski aku telah mendapatkan bantuan darinya, aku tetap tidak tahu tujuan sang ratu yang sebenarnya.

Sang ratu memandang Gereja Tiga Pahlawan sebagai musuhnya, dan lebih jauh lagi, memperlakukan iblis perisai dengan baik. Aku ingin tahu apa alasan dia melakukan semua ini.

Bahkan aku tidak bisa menebak satupun alasannya.

Aku tidak percaya dengan alasan mulia seperti ‘demi melawan Gelombang Bencana bersama-sama’. Atau informasi yang kudapatkan masih kurang banyak?


"Aku memiliki sebuah tujuan. Akan kugunakan cara apapun untuk mewujudkannya. Meski pandangan kita berbeda terhadap suatu hal, aku yakin memiliki perasaan yang sama dengan Tuan Iwatani."


Perasaan yang sama denganku...

Aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya aku bisa mengerti apa yang sang ratu maksud dalam ucapannya itu.

Setelah datang ke dunia ini, aku telah mengalami berbagai hal. Setidaknya, wanita ini berbicara padaku dengan sederajat.


"Untuk sementara, aku akan mengikuti perintah anda."

"Aku merasa senang jika Tuan Iwatani bisa mengerti."


Setelah mendapatkan persetujuanku, sang ratu menyiratkan senyum di wajahnya, yaitu senyum yang menyimpan tekad yang kuat di dalamnya.


"Aultcray… Malty… Ini semua belum berakhir..."

Referensi :[edit]

  1. Debuff adalah pengaruh negatif selain mengurangi poin HP, yang berlaku pada seorang karakter yang dimainkan (Player Character), maupun karakter bukan-pemain (Non-Player Character). (dikutip dari Wikipedia)
  2. Phantom Thief adalah buronan dengan class khusus. Seorang pencuri yang unik dan pandai melarikan diri, yang mampu ‘menghilang’ jauh sebelum korbannya sadar siapa yang telah merampoknya. (dikutip dari allthetropes.wikia.com)