Tate no Yuusha Jilid 4 Bab 13 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:43, 23 December 2017 by Ddn Master Lich (talk | contribs) (Bagian 2)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 88 : Naluri dan Pemantauan[edit]

Bagian 1[edit]

Aku dibuat kagum setelah mendengar cerita Raphtalia. Lebih tepatnya... Sesuai dugaanku. Jadi singkatnya seperti ini...

Menghabiskan hari pertama seperti sedang berkencan. Berbelanja di pasar dan mengunjungi tempat-tempat wisata, menyeberangi laut saat matahari terbenam dengan indahnya. Pada malam hari, memasak masakan rumahan, dan minum anggur di sebuah bar.

Lalu, keesokan harinya, pamer dan bersikap sok-keren dan sok-tampan. Sementara itu, setelah memantau sekuat apa mereka berdua, dia mencoba merebut rekan-rekanku dengan cara memikat hati mereka. Namun sepertinya “modus”nya itu tidak mempan pada Raphtalia dan Filo.


"Harus bagaimana aku mengatakannya... Kau mengatakan ‘Bersulang untuk mata indahmu‘ pada Raphtalia...? Memangnya sekarang ini Era Showa?! Apa kau tidak punya kata-kata lain yang lebih efektif?"

"Di dunia ini, semua wanita yang lebih tua, akan luluh dengan kata-kata itu... "


Ah, jadi Motoyasu mempelajari kata-kata itu dari pengalaman, ya...?

Setidaknya, pertimbangkan juga seperti apa gadis yang kau hadapi itu. Dan mungkin memang salahku juga, aku mengajari Raphtalia agar berpegang pada prinsip efisiensi. Mereka yang menunjukkan tindakan kepemimpinan yang bijak, akan lebih dihormati oleh Raphtalia.


"Pria tombak itu sering memuji Kakak."

"Begitu ya... "


"Apa yang menjadi tujuanmu datang ke sini? Apa kau ke sini hanya untuk merayu semua perempuan?"


Raphtalia terus menyudutkan Motoyasu yang menjadi murung. Apa kau ingin menjatuhkan alasan yang diimpikan Motoyasu saat berada di dunia ini, Raphtalia?


"Jika kau melakukan hal seperti itu, saat kau menemui musuh yang kuat, rekan-rekanmu tidak akan bisa membantumu!"


Setelah menyerukan hal itu, Raphtalia berjalan menuju ruangan kami, dan bertanya padaku.


"Apa pertukaran rekan yang selanjutnya dilakukan besok?"

"Ah, ya... "


Luar biasa. Sampai membuat Raphtalia semarah ini...

Hanya sekali aku pernah melihat Raphtalia marah besar seperti ini, yaitu saat berakhirnya duel pertamaku melawan Motoyasu. Yah, itu salah Motoyasu juga; sekarang Motoyasu terlihat uring-uringan di sana.


"Hampir aku lupa, kemana perginya Si Jalang dan rekannya itu?"


Wanita 1 ternyata mendengarkan cerita Raphtalia juga? Setelah berkata begitu, dia mencoba menenangkan Motoyasu dengan mengusap-usap bahu Motoyasu.


"Meski satu hari telah terbuang sia-sia, tapi poin EXP yang didapat tetap meningkat..."

"Maaf... "

"Tidak, bukan itu yang kumaksud, Raphtalia..."


Saat mendengarkan cerita mengenai masa aktif kepulauan ini, berlawanan dengan sikap Raphtalia yang biasanya tenang, sekarang ucapannya penuh dengan luapan emosi. Apa perubahan sikapnya ini dikarenakan masalah level? Atau masalah ini tidak ada hubungannya dengan level, melainkan kekhawatiran akan peluang kemenangan melawan gelombang?

Hm...? Wanita 1 mendatangi kami, dan berkata.


"Apa ‘pembunuh rahasia’ itu masih mengawasi kita?"

"Mungkin."

"Kalau begitu akan kuberitahu satu hal. Tuan Motoyasu selalu pergi dan berburu sendirian di malam hari.”

"..."


Sepertinya aku telah menunjukkan ekspresi yang sangat tidak puas padanya.

Dengan kata lain, ketika Raphtalia... dan rekan-rekan Motoyasu tidur, Motoyasu menaikkan level sendirian di malam hari? Suatu gambar seorang pria pekerja keras yang “diam-diam menghanyutkan” pun muncul di pikiranku, rasanya agak aneh membayangkan dia bisa bersikap begitu.


"Apa kau mengira, aku bisa mengendalikan tindakan Shadow?"

"Mungkin."


Hmm, tidak buruk juga menunjukkan kepada rekan-rekanmu, sisi lain dirimu yang lebih kuat. Tentu saja jika sikap itu bisa dipertahankan, maka beberapa pertengkaran di dalam party bisa dihindari. Diatas semua itu, rencana ‘kencan’ Motoyasu perlu diselidiki, tapi aku tidak punya cukup waktu.

Rencananya itu bukan hal yang buruk, tapi masalahnya dia melakukan itu pada Raphtalia. Itu berarti orang ini tidak berencana untuk menaikkan level, jadi dia hanya bermain-main saja.

Sejak awal, kelemahan terbesar dari tindakannya ini adalah, rekan-rekannya tidak akan bisa menaikkan level. Aku tidak bisa melakukan itu pada rekan-rekanku. Bagiku yang hanya bisa menggunakan perisai untuk bertahan, keberadaan rekan petualang sangat penting. Karena itu, selalu menjaga kondisi rekan-rekanku menjadi prioritas bagiku. Kelelahan akibat pertempuran malam yang berkepanjangan pun harus diperhitungkan.

Tentu saja, itu akan berdampak juga pada jumlah monster, yang akan muncul hanya pada malam hari.


"Baiklah. Raphtalia."

"Ada apa?"


Kami saling berbisik agar Motoyasu dan yang lainnya tidak bisa mendengar kami.


"Bagaimana cara bertarung Motoyasu? Apa ada tindakan khusus yang harus kau lakukan, seperti saat kau bertarung bersamaku?"

"Ya, monster yang dia kalahkan tidak dibongkar, lalu senjatanya tidak berubah bentuk... Cara senjatanya menyerap bahan mentah, sama seperti senjata Tuan Naofumi."


Hmm... Sepertinya Motoyasu tidak mau dibuat repot. Jadi untuk bisa sekuat itu... Apa Level tinggi adalah segalanya? Ada banyak game online yang mengutamakan tingginya level si pemain.


"Dan juga... Dia mengeluarkan sebuah alat dari tombaknya."

"Alat? Alat itu tidak dia serap dengan tombaknya?"

"Ya. Alat itu berbeda dengan bahan mentah yang dia serap."


Alat yang dikeluarkan dari tombak... Bagaimana dia melakukannya?

Bagian 2[edit]

Akhirnya dengan ini, kesempatan untuk mendapatkan informasi yang meyakinkan telah muncul.


"Motoyasu, ada sesuatu yang ingin kutanyakan..."


Motoyasu yang harusnya masih duduk termenung di sana, menghilang bersama Wanita 1... tepat saat aku ingin menanyai mereka! Kapan perginya mereka!?


"Pria tombak itu pulang dengan wanita tadi. Mereka sudah meminta maaf pada Kakak."

"B-Begitu, ya...”


Cepat sekali... Padahal aku ingin meminta waktu lebih untuk bertukar informasi. Apa yang Motoyasu lakukan, mungkin tidak sama dengan yang dilakukan Ren dan Itsuki.

Yah, ada banyak kerugian, tapi banyak juga keuntungan yang kudapat. Mau bagaimanapun, para Pahlawan seperti Motoyasu adalah sumber informasi. Walau selama masa aktivasi, tinggal masalah waktu sebelum rahasia mereka terbongkar.

Setidaknya aku belajar bahwa Motoyasu saja memiliki sesuatu yang tidak kuketahui. Ada kemungkinan, Motoyasu terlihat sedang bermain-main seperti ini, sebenarnya untuk menyembunyikan rahasia tersebut. Jika aku menjadi Motoyasu, aku akan menolak pertukaran rekan, dan selama masa aktivasi, aku akan bekerja keras untuk menaikkan level.

Jika memikirkan efisiensi, mungkin mudah saja bagiku menolak pertukaran rekan ini. Meski begitu, mungkin hanya di sini aku bisa mencari informasi tertentu. Walau yang didapat di sini hanya poin EXP, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini sedikitpun, dan perasaanku mengatakan, ketiga orang itu mengetahui informasi yang penting. Insting-ku mengatakan, menolak ikut serta dalam pertukaran rekan ini adalah keputusan yang salah.

Pasti ada sesuatu yang terjadi.

Ketiga Pahlawan itu, tidak salah lagi, pasti menyembunyikan sesuatu selain keunggulan level. Kalau hanya memikirkan level, maka mereka tidak ada bedanya dengan para petualang. Dugaanku ini didukung oleh pengetahuan dan pengalamanku memainkan game online sampai sekarang.

Dalam game online, ada sesuatu yang berhubungan dengan event semacam ini, dan aspek lain dari sekedar pengaruh keterampilan yang mengandalkan level. Ada juga kepemilikan item langka melalui keunggulan finansial.

Sebelumnya, berapa kali aku menemui pemain yang hanya mengandalkan level tingginya?

Dalam game online, sistem game yang menghasilkan perlengkapan dan item langka melalui percobaan dan kegagalan, membuat kedua unsur itu menjadi aspek yang penting. Mula-mula tingginya level memang penting, tapi nantinya selisih level hanya sedikit saja mempengaruhi keunggulan dalam pertarungan. Karena itu, tersedianya dana, kuatnya serikat, dan item langka akan sangat dibutuhkan.

Dunia ini bukan dunia dalam game, tapi entah kenapa, ketiga Pahlawan itu masih menganggapnya sebagai game; Aku masih tidak mengerti dengan pemikiran mereka.

Sudah sewajarnya pada masa aktivasi seperti ini, ada batas sampai mana level bisa dinaikkan. Bantuan yang sistem berikan untuk para pemula, lalu peningkatan Class. Apa perpindahan Class di dunia ini, mirip dengan yang ada dalam game? Dalam serikat yang dibuat pemain, anggota serikat yang telah mencapai level tertinggi, akan membantu anggota baru dalam menaikkan level mereka.

Karena sikap Motoyasu begitu santai, ada hal serupa yang mengganjal di pikiranku. Sejauh yang dia perhatikan, tujuannya mungkin mengumpulkan informasi dan mencari rekan-rekan baru, ‘kan? Ada juga kesempatan menggunakan sisa enam hari nanti, setelah acara pertukaran rekan selesai. Jika tidak, aku tidak tahu lagi kenapa Motoyasu bisa bersikap setenang ini.

Ah...


“Shadow."

“Ada apa, degozaru?"

"Apa ada semacam peraturan yang berlaku selama masa aktivasi? Misalnya rumor, teori, atau sesuatu yang tidak terjamin kebenarannya sekalipun...?"

"...... Ketika saya ikut serta dalam aktivasi Pulau Cal Mira, pendapatan poin EXP jadi memburuk setelah Peningkatan Class ke Level 80 dilakukan, degozaru. Tentu saja, setelah kejadian itu, saya lebih sering ikut serta dalam event ini, degozaruka. Ada batas tertinggi dari monster yang menghuni tempat ini, degozaru."


Tepat sasaran, ya.

Dengan kata lain, semua tindakan itu ditujukan untuk menangani batas dalam event. Ada batas tertinggi... seperti dalam game online. Jika aku memiliki pengetahuan memainkan game online, sama seperti ketiga orang itu, mungkin aku juga akan terjebak dalam khayalan, bahwa dunia ini sama dengan game online.

Aku bisa memperkirakan level party mereka secara kasar, dengan menghitung mundur dari sini.

Katakanlah level para Pahlawan sekarang Level 70-80, berarti level rekan mereka harusnya ada di kisaran Level 40-70...? Tidak berlebihan kalau menganggap pada masa aktivasi ini, setiap orang bisa mencapai Level 80 dalam beberapa hari saja. Setelah itu, poin EXP akan sulit didapat melalui perburuan monster. Jika di pulau ini ada monster di atas Level 80, maka poin EXP yang didapat dari mengalahkannya takkan begitu banyak. Aku tahu mau seperti apapun, dalam game online, perhitungan ini belum tentu tepat. Meski awalnya selama masa aktivasi, aku ingin menikmati waktuku berburu monster, apa lebih baik aku mencari jalan pintas saja? Rasanya aku ingin melihat info Panduan untuk game online.

Namun, misteri ini semakin rumit. Dengan kata lain, katakanlah Motoyasu memiliki level terendah diantara mereka bertiga, berarti sekarang level Ren dan Itsuki setidaknya berada di sekitar Level 70. Walau begitu, kenapa kekuatan mereka bisa kutandingi, saat aku memakai bentuk Perisai Kemurkaan? Ini membuktikan bahwa bentuk Perisai Kemurkaan-ku sangat kuat, tapi level-ku masih Level 44, lebih rendah 20 level dari mereka. Apalagi saat melawan Uskup, tetap saja ada keterampilan bertarung yang lebih kuat dari yang dia miliki. Rangkaian misteri ini tidak ada habisnya.

Sambil memikirkan itu dengan serius, hingga aku tiba di penginapan, hal tentang Motoyasu pun terlupakan olehku.

Referensi :[edit]