Tate no Yuusha Jilid 4 Bab 14 (Indonesia)
Bab 89 : Terciptanya Olahraga Baru di Pulau Cal Mira
Bagian 1
Setelah mendengarkan cerita Raphtalia, hari semakin sore, dan waktu untuk pergi berburu pun telah terlewat.
Jika kami pergi keluar sekarang, biasanya kami pergi ke pulau lain untuk perburuan malam. Meski waktu sangat berharga, aku lebih memilih tidak terlalu sering bertarung di malam hari. Terlalu berbahaya... Kalau sekedar belanja di pasar tidak jadi masalah, tapi... kemarin aku sudah pergi ke sana. Sampai sekarang aku terus meramu obat, membuat perhiasan, atau mempelajari sihir. Tapi belum lama ini, aku sudah kehabisan bahan.
Setelah aku kembali dari pulau ini, Sang Ratu telah mempersiapkan seseorang untuk mengajariku keterampilan yang kusebutkan tadi. Di saat kami punya waktu luang seperti sekarang, kami merasa bosan. Dengan begitu, kami memutuskan untuk bermain di pantai sampai malam hari.
"Wahoi ~!"

Filo sedang bermain di laut.
Dia bermain-main di air, dan dengan suara berisiknya, mencoba menyelam seperti unggas air. Memang begitu kenyataannya, ‘kan?
Bagiku, Filo terlihat seperti sedang latihan berenang. Sekilas dia kelihatan tenggelam. Maksudku, apa Filo bisa tenggelam? ...Dia mengambang hingga kakinya muncul ke permukaan air. Gaya berenangnya itu sangat lucu.
Pose-nya mengingatkanku pada seorang pria di suatu tempat, yang terbunuh dalam posisi yang sama. Siapa ya nama karakter-nya? Dalam kisahnya ada sebuah desa dan seekor anjing. Selebihnya aku tidak bisa mengingatnya.
Empat bulan aku berada di dunia ini dan terpisah dari budaya Otaku, padahal biasanya aku bisa menebak anime, cukup dari judulnya saja.
"Level-mu tidak naik sama sekali. Raphtalia mulai nakal, ya."
"Ehh...? Mau bagaimana lagi, setelah memindahkan barang bawaan kita, hari sudah gelap... Merepotkan juga karena besoknya kita harus kembali ke penginapan."
"Pertukaran rekan ini keterlaluan."
"Itu benar... Saat itu, aku berharap waktu bisa berlalu lebih cepat, meski sekarang jadi terasa menyenangkan."
"Kurasa kau ada benarnya juga... "
Kami meminjam baju renang dari penginapan untuk bermain di pantai.
Apa lagi yang bisa kukatakan...? Lautan di negeri tropis terlihat indah. Serius, malah aku pernah menyangka sedang berlibur di Hawaii dan Guam.
"Kalau dilihat-lihat, ada banyak orang yang bermain di pantai seperti kita."
"Ya, benar juga..."
"Raphtalia, apa kau membawa bolamu?"
"Aku menaruhnya di kamar penginapan... "
"Jadi begitu... Seharusnya kita bisa menyewa bola di sekitar sini."
Entah kenapa, meski aku sudah mencari ke sekeliling pantai, tidak ada toko yang menyediakan perlengkapan untuk rekreasi.
Ada tempat peristirahatan seperti pondok tepi pantai, tapi tidak ada toko yang menyediakan mainan untuk bermain di laut. Karena cuacanya panas, di sini ada sebuah toko yang menjual barang-barang dingin. Namun, toko perlengkapan untuk bermain di laut tetap tidak ada.
Juga tidak ada papan selancar di sini... Bagi pria seperti Motoyasu, berselancar tidak mungkin dijadikannya sekedar hobi saja. Itu dia orangnya...
Sambil berpikir dan melihat sekeliling, aku melihat Motoyasu. Sepertinya dia sudah pulih dari kemurungannya tadi, dan sekarang sedang menemani Si Jalang.
Dia masih tidak kapok juga. Karena ada Si Jalang, akan sangat menjengkelkan berbicara dengannya, aku tidak mau melakukannnya.
“Kau sedang memikirkan apa, Tuan Naofumi?"
"Dengan susah payah, akhirnya kita bisa bermain di pantai. Kupikir di sini kita bisa bermain voli pantai."
"Permainan pantai itu bisa melatih tubuh bagian bawah, dengan cara membuat bola tetap berada di udara! Aku akan segera mengambil bolanya!"
Setelah mendengar usulanku, Raphtalia langsung berlari mengikuti kemauannya sendiri. Sepertinya aku telah mmebesarkan seorang fanatik kekuatan fisik.
Lagipula aku mengusulkan permainan ini, bukan untuk melatih fisik... Pemahaman dari sudut pandang Raphtalia, pada dasarnya sudah keliru... Dan mungkin memang karena salahku juga.
"Kakak Raphtalia pergi ke mana, Tuan~?"
"Dia mau mengambil bola dulu."
"Hmm, Tuan mau main bola dengan Kakak?"
"Sepertinya begitu."
"Filo bosan. Filo mau lanjut main lagi."
"Oh... Kalau begitu, bersenang-senanglah."
"Iya~!"
Sementara aku menggambar garis untuk bermain voli pantai... Raphtalia pun tiba dengan membawa bola. Bola untuk anak-anak yang terbuat dari potongan Balloon, telah Rapthalia jaga untuk waktu yang lama.
Latihan di pantai untuk memperkuat tubuh bagian bawah, ya...
"Raphtalia, aku ingin bicara."
"Apa? Katakan saja."
Aku memperhatikan baik-baik lengan atas Rapthalia.
Selalu melakukan latihan otot, meski bentuk ototnya ini kelihatan tidak sebesar atribut yang diperolehnya dari membunuh monster.
"Ada apa?"
"Raphtalia, apa kau sedang menyembunyikan sosok aslimu dengan sihir?"
Raphtalia berasal dari ras Rakun, yang terampil dalam penggunaan sihir ilusi, dan memiliki kecocokan lebih besar pada penggunaan elemen Cahaya dan Kegelapan. Dengan kata lain, dia bisa saja memalsukan penampilannya sendiri.
"Kenapa aku harus melakukan hal tidak bermanfaat seperti itu?"
"... Raphtalia, jadilah dirimu sendiri."
"Apa...? Aku mengerti."
Keinginan Raphtalia untuk memperkuat dirinya sendiri, patut diacungi jempol.
Setelah itu, aku menjelaskan aturan sederhana bermain voli pantai pada Raphtalia, dan Filo yang akhirnya bergabung dengan kami.
Yang dijelaskan hanya bagian dasarnya saja, seperti jangan sampai menjatuhkan bola, bagaimana cara menangani bola, dan memukulkannya ke wilayah lawan.
"Kalau begitu, akan kumulai! Tei!"
"Mulai apany-!"
Pertandingan voli pantai yang sengit, dimulai antara Raphtalia dan Filo.
Sejak awal mereka mulai berlari untuk melakukan spike[1], permainan ini sudah tidak bisa disebut pertandingan, melainkan pertarungan yang sengit.
Pergerakan mereka berdua begitu cepat. Rasanya seperti menyaksikan atraksi kawat terbang[2].
Bagian 2
Saat aku melihat ke sekeliling, aku baru tahu orang-orang mulai berkumpul melihat kami, dan dengan semangat meniru apa yang Raphtalia dan Filo lakukan. Yah, karena tidak banyak orang yang membawa bola, ada yang memakai kain yang dibentuk menjadi bundar, untuk menggantikan bolanya...
Mereka yang meniru teknik menyerang dan bertahan Rapthalia dan Filo, bisa disebut sedang bermain voli pantai.
"Apa Tuan Naofumi tidak akan ikut main?"
Raphtalia bertanya padaku, sembari berlari untuk memukul bola.
"Tidak... aku tidak bisa melakukannya."
"?"
Apa yang kukatakan itu terdengar aneh? Meski permainan mereka cukup sengit, Raphtalia dan Filo terlihat bermain bola voli dengan santai.
Sungguh pertandingan antar pemain tingkat tinggi. Aku tidak akan bisa mengimbangi kekuatan fisik mereka.
"Tidak apa-apa. Aku akan menonton kalian saja."
"Benarkah? Tapi akan lebih menyenangkan kalau Tuan ikut main juga~"
"Ini lebih mirip pertarungan daripada permainan biasa."
Apa karena pengaruh Peningkatan Class, hingga kekuatan mereka bisa seperti manusia super begini?
Kalau aku bergabung dengan mereka, aku harus bermain dengan serius, dan itu jelas melelahkan. Lagipula, aku masih dalam masa perawatan.
"Oh ya, ada juga permainan ‘bendera pantai’."
Setelah kukatakan itu, mata Filo langsung berbinar-binar. Karena dia segera berlari menghampiriku, pertandingan voli pantai mereka jadi terganggu.
"Permainan apa itu!? Bagaimana cara mainnya~!?"
Uh...
"Sebelum itu, kita harus tancapkan dulu sebilah tongkat ke tanah."
"Baik~!"
Aku ambil sebilah tongkat, dan menancapkannya ke tanah.
"Setelah itu..."
Lalu aku berjalan 20 meter menjauhi tongkat tadi, dan berbalik.
"Raphtalia, Filo... Sini."
"Baik."
"Baik~!"
Mereka berdua dengan patuh menghampiriku.
"Selanjutnya, kalian menghadap ke arah tongkat itu, dan bersiap dalam posisi badan bertelungkup."
“Seperti ini?”
"Begini~?"
Keduanya berbaring telungkup sesuai arahanku.
"Aku akan mengatakan ‘Siap...?’ dan ‘Mulai!’. Setelah aku mengatakannya, kalian harus segera bangun dan mengambil tongkat yang kutancapkan ke tanah. Pemain yang mengambil tongkat itu duluan, dia yang menang. Tapi, kalian tidak boleh berbuat curang pada lawan kalian."
"Kedengarannya menyenangkan."
"Iya!"
"Sekarang kita akan latihan memainkannya."
Tidak lama kemudian, ‘latihan’ kami sudah menjadi tontonan orang-orang. Sepertinya beberapa petualang yang bersemangat ini, dengan penuh harap ingin menonton jalan pertandingannya.
Apa mereka se-antusias itu, karena dunia ini berbeda? Kelihatannya tidak banyak permainan yang bisa dimainkan di dunia ini.
"Siap...?"
Raphtalia dan Filo menunggu aba-abaku.
"Mulai! Ayo-------!"
*BRRRRRRTT!!!*
Seketika itu, aku terhempas dan terkubur di dalam tumpukan pasir.
Raphtalia dan Filo benar-benar tega. Meski hanya sedikit mempercepat gerakan, tapi demi bisa menang, mereka tanpa ragu langsung menendang pasirnya bersamaan.
Ngomong-ngomong, sepertinya Filo yang memenangkan permainan. Karena aku masih terkubur di pasir, aku tidak bisa melihat mereka.
"Filo menang~!"
"Lain kali, aku tidak akan kalah!"
"Sampai sekuat itu menendang pasirnya ke mana-mana! Setidaknya coba kendalikan kekuatan kalian!"
Apa yang kami mainkan saat itu... Juga ikut dimainkan para petualang lain, dan menjadi permainan yang banyak diminati. Walau begitu, aku tidak tahu, ternyata kegiatan kami ini menandai “terciptanya dua olah raga baru” di dunia ini.
Rapthalia dan Filo terus bermain di pantai hingga matahari terbenam. Beberapa petualang ikut bermain juga, permainan voli pantai dan bendera pantai pun berakhir dengan sukses.
Yah, permainan ini bagus juga untuk menhabiskan waktu. Raphtalia nampaknya puas, karena kegiatan ini sesuai dengan prinsip-nya tentang memperkuat fisik.
Referensi :
- ↑ Spike adalah teknik dalam permainan bola voli, dengan memukul keras bola saat bola berada di atas net, ke wilayah lawan. (dikutip dari Wikipedia)
- ↑ Atraksi kawat terbang adalah atraksi teatrikal yang melibatkan aktor, yang digantung dengan kawat bertekanan tinggi untuk memperagakan aksi terbang atau terjatuh. Biasanya aktor menggantung dengan memakai “sabuk” yang dipakai di dalam kostum-nya. (dikutip dari Wikipedia)