Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 3 Chapter 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 7[edit]

Hari ketiga Kompetisi Sembilan Sekolah.

“Icicle Destruction” dan “Battle Board” putra dan putri digelar hari ini, menjadikannya sebagai rintangan terberat pada paruh pertama Kompetisi Sembilan Sekolah.

Partisipan dari SMA Satu yang melangkah sejauh ini, termasuk 2 orang pada “Icicle Destruction” putra, serta “Battle Board” putra dan putri masing-masing 2 orang.

Tidak berjalan seperti yang diinginkan, tapi masih dalam taraf yang bisa ditoleransi.

“Hattori-senpai urutan pertama untuk tim putra, Watanabe-senpai memasuki babak kedua untuk tim putri, Chiyoda-senpai bersiap untuk babak pertama, dan pemimpin grup Juumonji dijadwalkan untuk babak ketiga......”

Tatsuya seketika merasa pusing ketika sedang melihat jadwal.

Walaupun waktu dimulainya pertandingan tidak benar-benar bersamaan menurut jadwal, ia hanya bisa melihat salah satu antara pertandingan Hattori atau Kanon.

(Walaupun Hattori-senpai tidak ingin aku melihatnya bertanding......)

Walau begitu, Miyuki dan Hattori sama-sama anggota OSIS, jadi tidak melihat pertandingan Hattori tentu saja sebuah masalah.

“Ah, Tatsuya-kun, ketemu juga.”

Tetap saja, Tatsuya tidak lagi memusingkan dirinya dengan masalah ini, atau mungkin ia tak lagi mempunyai waktu untuk memusingkan dirinya sendiri.

“Ketua, ada masalah apa?”

“Aku harap kamu bisa membantu.”

Mayumi menyeret Tatsuya menuju kendaraan teknisi.


◊ ◊ ◊


“Onii-sama, sudah hampir dimulai.”

Pada akhirnya, Tatsuya bisa lolos pada saat-saat terakhir untuk melihat pertandingan Mari.

Mari tadi mampir pada saat Tatsuya sedang bekerja, khusus untuk mengingatkannya: “kau bakal melihat pertandinganku 'kan?” Kalau Tatsuya tetap menghindar setelah itu, walaupun hanya sedikit terlambat dan melewatkan bagian pembukaan, ia bakal terus-menerus mengungkit-ungkit hal ini.

Tatsuya berterima kasih pada adiknya, serta temannya karena mengamankan tempat untuknya, kemudian berbalik untuk melihat garis start.

Sepertinya ia tiba tepat pada waktunya.

Mari mengenakan headband yang biasa digunakannya, dengan rambut dibiarkan berkibar ketika mengadopsi posisi bersiap.

Ada tiga kontestan pada babak semi-final, yang diadakan dua kali.

Pemenang dari dua pertandingan akan lolos ke babak final di mana mereka akan bertarung satu lawan satu.

Dua orang lainnya diliputi rasa tegang dan kecemasan, sedangkan Mari tanpa rasa takut menunggu sinyal tanda dimulai.

Peluit tanda “bersiap” berbunyi.

Penonton seketika hening.

Setelah beberapa detik, peluit kedua berbunyi.

Balapan dimulai.

Yang pertama keluar dari gerbang adalah Mari.

Tidak seperti babak penyisihan, yang berada di posisi kedua tepat berada di belakangnya.

Pemain di posisi ketiga hanya sedikit jauh di belakang.

“Mereka tangguh......”

“Tidak mengherankan mereka dikenal dengan “Gelombang SMA Tujuh”.

“Aku ingat kalau mereka memiliki tim yang sama dalam final tahun lalu.”

Ombak besar yang menggelembung pada permukaan air merupakan bukti nyata kalau sihir mereka saling mengganggu satu sama lain.

Secara umum, Mari akan menggunakan posisinya di depan untuk memaksimalkan keuntungan dari ombak untuk mengganggu lawan di belakangnya, dengan begitu dia dapat memperoleh efek yang lebih hebat lagi, tapi pemain dari SMA Tujuh dengan lihai melakukan manuver dengan papan selancarnya sebagai kompensasi untuk kekurangannya dalam sihir.

Ketiga pemain dengan beriringan melewati terowongan air yang berliku dan mengitari sudut sempit dengan selisih yang sangat rapat.

Setelah melewatinya, mereka melewati celah yang tidak terlihat dari geladak observasi, jadi sekarang semua aksi harus dilihat melalui layar televisi.

Tatsuya sekilas memandang ke arah televisi layar lebar yang memperlihatkan gambar dari sudut tajam.

“Huh?”

Sedikit keganjilan pada layar menarik perhatiannya.

“Ah!”

Tatsuya secara tidak sengaja melewatkan momen tadi.

Jeritan pecah dari stand.

Tatsuya dengan penuh rasa takut melihat ke belakang.

Pemain dari SMA Tujuh benar-benar kehilangan keseimbangannya.

“Speed Burst?”

Seseorang berteriak.

Seperti itulah keadaanya.

Papan selancar sang pemain tidak menyentuh permukaan air.

Layaknya penerbangan, pemain dari SMA Tujuh terbang melayang melintasi permukaan air dan akan menghantam langsung rel.

—Dengan asumsi kalau tidak ada yang menghalangi.

Mari, yang baru saja mengurangi kecepatan dan sudah siap untuk berlari kedepan, sudah berada tepat dalam lintasan pemain SMA Tujuh.

Mari menghadap rel.

Meski begitu dia tetap melihat ke arah belakang, mungkin karena dia merasakan sosok yang akan datang dari arah belakang.

Aksi Mari berikutnya, hanya bisa di deskripsikan sebagai tindakan yang sangat tepat.

Mari membatalkan akselerasi ke depan dan mengalihkannya dengan akselerasi paralel berputar, memanfaatkan ombak yang memantul dari dinding terowongan dan sihirnya sendiri untuk setengah memutar.

Selanjutnya, Mari menggunakan kalkulasi berganda untuk menggunakan dua sihir baru dan bersiap untuk menerima pemain SMA Tujuh yang kehilangan kontrol.

Pertama dia menggunakan Sihir Berpindah untuk menyingkirkan papan selancar pemain SMA Tujuh, dan kemudian menggunakan Sihir Beban Netralisasi Inertia untuk menjaga dirinya dari hantaman dengan rel setelah menangkap pemain dari SMA Tujuh.

Ini sudah cukup untuk menghindari bencana.

Kalau permukaan air tidak menurun secara tiba-tiba.

Sebenarnya hanya selisih beberapa detik.

Hanya saja, Mari sedang melakukan teknik tingkat tinggi untuk memperoleh manuver berbalik 180 derajat.

Mari bukan pakar surfing, dia hanya menggunakan sihir hebat dan kemampuan sendiri untuk mengganti kuda-kudanya. Saat kemampuan mengapungnya memudar, keseimbangannya juga ikut hancur.

Yang menyebabkan sihir yang sedang aktif menjadi lemah.

Mari berhasil menyingkirkan papan selancar pemain SMA Tujuh yang meluncur cepat ke arah kakinya.

Tapi Sihir Netralisasi Inertia tidak aktif, yang menyebabkan pemain dari SMA Tujuh meluncur ke arah Mari.

Mereka berdua menghantam rel bersamaan.

Jeritan histeris terdengar dari seluruh penjuru.

Dengan segera, bendera naik sebagai tanda kompetisi dihentikan sementara.

Tatsuya hanya bisa berdiri terdiam.

Mari terhimpit di antara rel dan pemain dari SMA Tujuh.

Sepertinya dia tidak bisa membuat tindakan perlindungan apapun.

“Onii-sama!”

Pucat pasi, Miyuki menatap Tatsuya.

“Aku akan ke sana, kalian semua tunggu di sini.”

Tatsuya sudah mendapatkan pelatihan militer dan pelatihan pengawalan sejak dini, yang membuatnya lebih dari mampu untuk melakukan operasi ringan.

“Baiklah.”

Suara Tatsuya yang kuat menyadarkan Miyuki jika semuanya pergi melihat ke sana hanya akan membuat keadaan semakin panik, jadi ia melambaikan tangannya untuk memberi tanda pada temannya untuk duduk dan mengangguk pada Tatsuya.

Tatsuya bergegas ke geladak observasi dan meliuk melewati kerumunan seakan melakukan trik sulap.


◊ ◊ ◊


Dia tidak bangun dengan segera.

Kelihataannya ada awan tebal yang menyelimuti kesadarannya, jadi sangat sulit untuk memahami keadaan sekitarnya.

Apa yang dilakukannya di sini......?

Inilah pertanyaan pertama yang terlintas di benak Mari setelah dia sadar.

“Mari, sudah sadar? Apa kamu mengenaliku?”

Teman licik — bahkan di saat seperti ini pikirannya, Mari masih belum memakai istilah “teman” — bisa terlihat dari wajahnya.

Mari tahu maksud harafiah dari pertanyaannya, tapi tak bisa memahami kenapa pertanyaan itu ditanyakan, jadi dia berguman dalam kebingungan.

“Mayumi, apa yang kau bicarakan? Kenapa tanya......”

—di pertengahan kalimatnya, Mari teringat alasan mengapa Mayumi menanyakan pertanyaan tersebut dan juga kondisinya.

“Jadi, aku berada di rumah sakit......”

“Ya, rumah sakit pangkalan Susono. Syukurlah...... sepertinya tidak ada kerusakan mental.”

“Sudah berapa lama aku tak sadar?”

Masih ada denyutan kusam dari belakang kepala, yang menyadarkan Mari kalau dia tidak tertidur, tapi kehilangan kesadaran secara paksa setelah gagal membuat perlindungan tepat pada waktunya.

“Sejak sore. Ah, jangan bangun dulu!”

Mari ingin duduk sendiri, tapi Mayumi dengan cepat mendorong Mari kembali.

Dia tidak mengerahkan seluruh tenaganya, tapi kemampuan gerak Mari sedang berkurang lebih dari setengahnya.

“Tulang rusukmu patah dan walaupun mereka menggunakan sihir untuk menyambungnya kembali, masih perlu waktu untuk menstabilkannya. Kurasa kamu sangat paham kalau healing magic pada akhirnya hanya sebagai tindakan emergency.”

“Hanya sebagai pemulihan yang tampak dari luar selama periode stabilisas, daripada dikatakan sebagai pemulihan instan — jangan khawatir, setidaknya aku tahu itu.”

Mari mengambil kata-kata dari bibir Mayumi ketika dia bergumam sendiri sambil membenamkan dirinya kembali ke tempat tidur.

“Berapa lama aku akan menepi?”

“Paling tidak seminggu untuk pemulihan menyeluruh, walaupun kamu bebas melakukan aktivitas seperti biasanya setelah istirahat satu hari. Tetap saja, untuk berjaga-jaga, Mari dilarang melakukan aktivitas berat untuk sepuluh hari ke depan.”

“Hei, kalau begitu......!”

“Mari juga harus mundur dari pertandingan “Mirage Bat”, apa boleh buat.”

“Begitu ya......”

Mari menghela nafas dan menutup mata.

Dia membuka mata kembali setelah beberapa saat.

“Jadi bagaimana keputusan mengenai pertandingannya?”

“Penghasut dari SMA Tujuh di ban sebagai hukuman, sedangkan SMA Tiga dan SMA Sembilan malangkah ke final. Kobayakawa-san saat ini sangat termotivasi, jadi aku rasa kita punya peluang merebut peringkat ketiga.”

“Kobayakawa lebih dari mampu selama dia tidak memperberat dirinya sendiri.”

“Tentu saja, dan ceritanya, pemain dari SMA Tujuh tidak menderita cedera serius, jadi usahamu tidak sia-sia.”

“...... Ini tidak dianggap sebagai menolong jika aku sendiri terluka serius.”

Mari mengenakan wajah muram sambil menggerutu, meskipun demikian “aktingnya” bersikap negatif menyebabkan Mayumi tertawa ringan.

Mayumi memalingkan wajahnya dan berpura-pura tidak tahu.

“Dari tim putra, Hattori-kun melaju ke final, tapi Murakami-kun nyaris saja tertinggal. Juumonji-kun dan Kanon-san masing-masing melangkah ke babak eliminasi “Icicle Destruction”.

“Jadi hanya aku saja yang tidak bisa menunaikan tugas......”

“Bukan salahmu, Mari mengambil keputusan yang tepat. Jika tidak menghentikan akselerasimu, mungkin Mari bisa menghindari tabrakan dan melangkah ke final, tapi...... pemain dari SMA Tujuh mungkin akan menderita cedera serius sampai pada situasi di mana hidupnya sebagai seorang penyihir akan berakhir, seberbahaya itulah situasi yang dialaminya, Tatsuya-kun juga sependapat.”

“...... Hei, kenapa kau jadi membawa-bawa nama orang itu sekarang?”

“Karena dialah yang mengantarmu kes ini dan berjaga di pos saat kau sedang menjalani perawatan.”

“Apa?”

“Yah, tentu saja kita tidak menyerahkan semuanya pada Tatsuya-kun...... Terkejut?”

Mayumi menyeringai ketika Mari berbalik dengan ekspresi menyedihkan di wajahnya.

Justru karena merasa simpul kuat telah terurai dalam hati Mari, serigai dari Mayumi bahkan membuat Mari makin kesal.

“Tentu saja, laki-laki tidak akan di sana ketika wanita sedang mengganti pakaian, jadi dia dengan patuh menunggu di koridor ketika perawatan sedang berlangsung. Lebih baik kamu berterima kasih padanya nanti. Dia tiba di saat yang bersamaan dengan tim emergecy dan membantu membawamu ke pangkalan. Dia juga menemukan cederamu dengan sekali lihat dan memberikan petunjuk untuk perawatan.”

“...... Siapa dia sebenarnya?”

Mata Mari terbelalak dengan penuh kekaguman sedangkan Mayumi mengangguk setuju.

“Bagaimana ya mengatakannya...... dia terlihat sangat cekatan ketika menghadapi kecelakaan dan korban kecelakaan...... ceritanya, bagaimana keadaanmu?”

“Kenapa kau menanyakan ini sekarang...... sedikit pusing, tapi itu cuma fisik, dan kepalaku sendiri aman.”

“Kelihatannya memang tidak ada trauma...... kalau begitu, izin menanyakan ini.”

“?”

Mayumi menyematkan Mari yang masih bingung dengan tatapan serius.

“Mengapa sikapmu yang tiba-tiba serius?”

“Mari...... pada saat itu, apa Mari dihalangi oleh sihir orang luar?”

“Apa maksudmu?

“Tepat sesaat Mari akan menangkap pemain dari SMA Tujuh, apa kamu kehilangan keseimbangan karena orang lain dengan niat jahat menggunakan sihir untuk mengacaukan permukaan air? Inilah yang ingin kutanyakan.”

Ketika memahami maksud dari pertanyaan Mayumi, mata Mari bersinar dengan kewaspadaan.

“...... Sesaat sebelum papan selancarku tenggelam, aku memang merasakan getaran aneh di sekitar kaki, tapi aku tak tahu apa memang disebabkan oleh sihir, apalagi mengetahui kalau itu niat jahat...... kenapa kau berpikir seperti itu?”

“Saat Mari kehilangan keseimbangan, pergerakan air sangat tidak wajar, sampai pada tahap di mana muncul kecurigaan kalau itu disebabkan oleh cara yang tak masuk akal seperti sihir penulisan ulang fenomena. Namun, tidak ada pemain dari sekolah lain yang menggunakan sihir ini, jadi kemungkinan yang tersisa adalah orang luar yang menggunakan sihir ini. Tatsuya-kun juga sependapat. Kudengar dia juga meminta rekaman dari komite untuk menganalisa fluktuasi pada permukaan air. Setidaknya kita bisa mengetahui kalau ini memang disebabkan oleh kekuatan asing yang tidak wajar.”

“Sebenarnya aku ingin mengubahnya menjadi pertanyaan, kenapa murid kelas satu SMA mampu memberikan analisis seperti tadi, tapi kita kesampingkan dulu untuk saat ini...... karena pemain lain dan aku sendiri menggunakan sihir, kenapa kita menyelidiki apakah memang ada kekuatan asing yang tak wajar yang memang bekerja? Aku sendiri beranggapan ini sia-sia......”

“Tatsuya-kun bilang kalau efek sihir tiap pemain bisa dijadikan catatan sekaligus untuk menentukan jika kekuatan dari luar bermain dalam situasi tersebut. Isori-kun juga berkata kalau dia akan membantu Tatsuya setelah pertandingan selesai hari ini, jadi kurasa di antara mereka berdua, kita bisa menemukan jawaban berharga. Mari, jika kamu terpikirkan akan sesuatu, tolong beritahu aku. Ini tidak hanya menyangkut kita — klasemen untuk SMA Satu, ini dapat mempengaruhi Kompetisi Sembilan Sekolah secara keseluruhan dan semua sekolah sihir yang tergabung.”

“.........”

Selagi Mari mencerna semua ini dengan diam dari tempat tidurnya, Mayumi berkata “aku pergi dulu” dan berangkat dari ruangan.

Sendirian, Mari mengarahkan pandangan khidmat ke arah langit-langit.


◊ ◊ ◊


Ketika mendengarkan bunyi mengetuk, Miyuki bergegas membuka pintu dan menemukan sepasang murid kelas 2 menunggu di luar.

“Silakan masuk...... Onii-sama, Isori-senpai dan Chiyoda-senpai datang.”

Perkataan Miyuki mendorong Tatsuya untuk berhenti mengetik dan bangkit dari kursinya.

“Maaf sudah memanggil senpai ke sini.”

“Tidak masalah, jangan mengkhawatirkan itu. Bagaimanapun juga, akulah yang dengan sukarela membantu dan tidak membawa perangkat terminal yang masih aktif ke sini.”

Tatsuya sedikit mengangguk sebaliknya Isori dengan santai melambaikan tangannya.

Setelah berterima kasih lagi pada Isori, Tatsuya berbalik menuju Kanon.

“Chiyoda-senpai, selamat atas keberhasilannya mendapatkan emas.”

“Terima kasih, karena Mari-senpai terlibat dalam insiden tersebut, kita semua harus bekerja lebih keras lagi untuknya!”

Mudah panas mungkin sesuai untuk mendeskripsikan Kanon yang sedang mengepalkan tangan, menyebabkan Tatsuya untuk mengevaluasi ulang Kanon sebagai orang yang mempesona.

“Jadi, apa kita menemukan sesuatu?”

“Aku sudah melihat rekamannya sekali, dan tiba pada kesimpulan kalau ini jelas pekerjaan dari pihak luar. Isori-senpai, maukah memverifikasikannya ini satu kali lagi?”

“Baiklah...... seperti yang diharapkan dari Shiba-kun, cepat sekali.”

Isori menerima undangan dan duduk sambil menggunakan gestur tangan untuk mengekspresikan kekagumannya.

Monitor sederhana (ukuran standar, 20 inch) pada tablet yang dibagi menjadi 2 bagian, satu menampilkan rekaman sebenarnya sedangkan yang satunya hanya garis besar dari kejadian.

Isori memilih petunjuk visual yang berbentuk seperti monocle dengan brain wave supplementary add-on dan dengan lembut membentangkan C-type metal frame yang tipis dan panjang di sekitar kepalanya, menyesuaikan monocle dengan mata kanannya, dan meletakkan jarinya pada tombol di dekat tombol tengah dari keyboard.

Brain wave supplementary add-on dan penunjuk visual awalnya ditujukan bagi pengguna untuk memasukkan data tanpa perlu mengangkat tangan mereka dari keyboard, tapi sejak berkembang pesat pada titik di mana input langsung pada keyboard sudah tidak diperlukan lagi.

Hanya saja, Isori memilih untuk menggunakan fungsi aslinya, sebagai suplemen tambahan untuk keyboard input.

Rekaman sebenarnya dan model image mulai bergerak menurut arahan Isori.

Dia dengan cekatan mempercepat ke momen terjadinya kecelakaan, dan melanjutkannya dengan memainkan urutan slow-motion.

Di atas model image, baris data menggambarkan perubahan pada permukaan air.

Di dalam scene yang menjadi persoalan, di mana ketika permukaan air turun ke bawah, kuantitas yang tidak dikenal bergerak, menunjukkan kalau “kekuatan” yang dilepaskan tak bisa dijelaskan dari intervensi sihir ketiga pemain.

Isori menghentikan image-nya berbalik badan.

“...... ini mungkin lebih menyusahkan daripada yang kita bayangkan.”

“Kei, apa yang terjadi?”

“Kanon, kau tahu 'kan untuk mencegah orang luar menggunakan sihir untuk mengintervensi kompetisi secara ilegal, Kompetisi Sembilan Sekolah merekrut penyihir dengan kemampuan counter-magic tingkat tinggi dan menempatkan mereka sebagai anggota komite di berbagai arena, kemudian menempatkan kamera di banyak titik untuk memantau situasi. Karena jaringan tidak menangkap ini, aku mencurigai kalau pelaku bertindak dari dalam ketinggian yang melampaui jaringan keamanan dan menembakkan tekanan udara ke bawah yang menyebabkan lubang pada permukaan air. Tapi kalau memang begitu masalahnya, tak mungkin Watanabe-senpai bisa melewatkan ini, dan aku juga sadar betul ini memang hipotesis yang memalukan. Tetapi, berdasarkan analisis Shiba, lubang pada permukaan air berasal dari dalam air itu sendiri. Jika seseorang memanfaatkan Rangkaian Sihir dari luar terowongan air, jaringan keamanan bisa langsung menangkapnya. Jadi cara natural agar permukaan air naik turun akan bocor, jadi kemungkinan itu juga kita kesampingkan. Satu-satunya kemungkinan yang tersisa adalah seseorang bersembunyi di bawah air sambil menunggu saat yang tepat...... tapi hal itu hampir mustahil.”

“Apakah analisa Shiba-kun kurang tepat?”

Pertanyaan blak-blakan dari Kanon membuat Miyuki tersentak.

“Tidak.”

Hanya saja, sebelum Miyuki bisa berbicara, Isori menyangkal tuduhan Kanon.

“Analisis Shiba-kun sempurna, atau setidaknya ini di luar kapasitasku untuk menemukan adanya kesalahan.”

Isori dan Kanon terdiam.

Keheningan bertahan sekitar dua menit sebelum pecah oleh suara ketukan lainnya.

Miyuki secara visual menginterogasi kakaknya dan hanya bergerak membuka pintu setelah kakaknya mengangguk tanda setuju.

Miyuki kembali dengan cepat.

Dengan menggandeng dua teman sekelas.

“Mizuki bilang Onii-sama ingin mereka datang......:”

“Maaf karena memanggil kalian berdua kemari.”

Tatsuya memverifikasi pertanyaan adiknya dan menghadap ke arah dua senpai.

“Izinkan aku memperkenalkan mereka: mereka berdua adalah teman sekelasku, Yoshida dan Shibata. Aku rasa kalian berdua kenal Isori-senpai dan Chiyoda-senpai dari kelas 2.”

Mikihiko dan Mizuki sedikit tegang, dan setelah perkenalan singkat dari Isori dan Kanon, Tatsuya menggunakan jawaban singkat untuk merespon lima orang yang melihat ke arahnya.

“Aku meminta mereka berdua datang untuk mengidentifikasi pelakunya.”

Kalimat ini tentu saja masih terlalu samar untuk dimengerti semua orang.

Tatsuya sudah tahu, jadi ia terus menjelaskan tanpa jeda.

“Kita sekarang menguji kemungkinan kalau insiden Watanabe-senpai disebabkan oleh intervensi jahat dari pihak luar.”

Di sinilah keunggulan Mikihiko dan Mizuki.

Mikihiko menyentak alisnya sedangkan Mizuki memperlihatkan ekspresi terkejut.

“Saat Watanabe-senpai kehilangan keseimbangan, lubang yang tidak wajar muncul pada permukaan air, yang mana mengacaukan timing Watanabe-senpai untuk Sihir Netralisasi Inertia dan membuatnya berbenturan dengan rel. Perubahan pada permukaan air hampir dipastikan karena sihir dilepaskan dari bawah air.”

Mizuki masih belum bisa lepas dari rasa terkejutnya.

Tetapi, karena mendengar perkataan Tatsuya, mata Mikihiko menatap dengan keras.

“Mustahil melepaskan sihir dari luar stadion tanpa terdeteksi. Kemungkinan karena sihir yang di delay juga rendah, sebab kalau ini masalahnya, Kobayakawa-senpai akan mendeteksi ini sejak awal.”

Sihir modern juga memiliki sihir yang bisa aktif setelah delay-nya diatur, tapi Rangkaian sihirnya harus “direkam” kedalam objek. Setelah sihir yang di delay aktif, obyek target akan berada di bawah pengaruh penulisan ulang sihir dan menghalangi sihir berikutnya yang akan dilepaskan ke target tersebut.

“Kalau begitu, maka satu-satunya kemungkinan yang tersisa adalah sesuatu bersembunyi di dalam air untuk melepaskan sihir — inilah kesimpulan yang Isori-senpai dan aku dapatkan.”

Tatsuya mencari konfirmasi secara visual dari Mikihiko dan Mizuki, yang sudah paham dan mengangguk.

“Tapi tetap saja, penyihir yang hidup dan bernafas menyelam ke dalam air terdengar sangat konyol. Sampai saat ini, baik sihir modern maupun sihir kuno belum ada yang mampu melakukan ini tanpa cela sedikitpun.”

Kali ini, perkataan Tatsuya mendorong Isori dan Kanon untuk mengangguk tanda setuju.

“Kalau begitu, hipotesis yang lebih sesuai adalah “sesuatu yang bukan manusia” melepaskan sihir sambil bersembunyi di bawah air.”

Isori dan Kanon saling memandangi satu sama lain, mencerminkan hal yang sama.

Selang berapa lama, Isori akhirnya bertanya.

“...... Shiba-kun berpikir ini mungkin perbuatan Spirit Magic?”

Tatsuya mengangguk sebagai respon dari pertanyaan Isori.

Penyihir yang menggunakan sihir modern secara khusus menggunakan dorongan psion untuk mengidentifikasi sihir.

Tapi SB, Spiritual Being, pada dasarnya tersusun dari pushion. Psion adalah suplemen yang digunakan untuk “menggerakkan” benda — tepat seperti memerintahkan spirit untuk bergerak — inilah teori yang dominan saat ini.

Bukannya penyihir tidak bisa mengidentifikasi pushion.

Akan tetapi, dalam keadaan biasa, mereka tidak bisa mengidentifikasi pushion sebaik ketika mereka mengidentifikasi psion.

Contohnya, walaupun indera manusia bisa merasakan sinar infrared sebagai rasa “hangat”, tak mungkin bisa membedakan warnanya seperti saat membandingkan warna yang biasa terlihat oleh manusia.

Penyihir bisa menggunakan indera mereka untuk mengidentifikasi pushion aktif.

Tapi akan sangat kesulitan mengidentifikasi yang tidak aktif.

Dengan kata lain, penyihir yang menggunakan sihir modern tidak bisa mendeteksi Spiritual Being yang tertidur.

Jika mereka menggunakan Spiritual Being yang disiapkan sebelumnya — sejenis delay magic yang menggunakan Spiritual Being, maka besar kemungkinan untuk terhindar dari deteksi komite.

“Yoshida merupakan pakar Spirit Magic dan Shibata sangat sensitif terutama terhadap cahaya pushion.”

“Itu sebabnya kau memanggil mereka berdua.”

Tatsuya sekali lagi mengangguk ke arah Isori dan Kanon, dan berbalik badan menghadap Mikihiko.

“Mikihiko, aku ingin mendengar opini dari ahli sepertimu. Apakah ada cara bagi Spiritual Magic untuk men-delay aktivasi selama beberapa jam dan dengan selektif memilih tempat untuk membuat lubang pada permukaan air?”

“Ya.”

Mikihiko langsung menjawab.

“Tergantung kondisinya, yang perlu kau lakukan hanya menetapkan start pada lomba sebagai kondisi pertama, kemudian seseorang mendekat sebagai kondisi kedua dan perintahkan spirit air untuk membuat gelombang atau pusaran air. Walaupun penggunaan spirit air tidak memungkinkan, shikigami juga bisa melakukannya.”

“Kau bisa melakukannya?”

“Dengan cukup waktu untuk persiapan. Aku tak bisa melakukannya saat ini juga, tapi beri aku persiapan selama setengah bulan dan akses memasuki arena berkali-kali untuk menyusun rencana, maka aku bisa melakukannya.”

“Apa kau perlu menyusup masuk ke arena satu hari sebelumnya?”

“Tidak perlu. Selama aku sudah terbiasa dengan medannya, aku hanya perlu menggunakan Ley Line[1] untuk mengirim spirit, inilah tujuan dilakukan penyelidikan terlebih dahulu. Hanya saja......”

“?”

“Walaupun mereka berhasil melakukan ini, hampir tak ada kekuatan yang berarti. Spirit bergerak oleh emosi dan keinginan manusia, jadi walaupun sudah disiapkan beberapa jam sebelumnya, aku rasa hal yang tersisa hanya hal seperti lelucon.”

“Dengan kata lain?”

“Walaupun mereka bisa mengacaukan permukaan air, mereka tidak bisa menggunakan metode ini untuk menciptakan ombak yang cukup besar untuk mengacaukan keseimbangan Watanabe-senpai. Andai saja pemain dari SMA Tujuh tidak kehilangan kendali pada saat bersamaan, ini hanya akan dianggap sebagai mainan anak kecil.”

Karena beberapa alasan, Tatsuya mengangguk mendengar penjelasan Mikihiko.

“Itu dengan asumsi kalau kejadian itu memang kecelakaan......”

“Ah?”

Mikihiko masih belum mengerti kata-kata Tatsuya yang seperti teka-teki, tapi Tatsuya tidak langsung menjawab, ia malah mengarahkan pandangannya pada Mizuki.

“Mizuki, pada saat insiden tersebut, apa kau melihat pergerakan dari SB?”

“...... Aku mengenakan kacamata pada saat itu...... maaf.”

“Ah jangan mengatakan itu. Kau benar, ini kekeliruanku. Mizuki kau tak perlu meminta maaf.”

Tatsuya menundukkan kepalanya ke arah Mizuki yang muram dan Mizuki juga menghibur Tatsuya.

“Dengan mempertimbangkan hal yang baru saja kita bicarakan......”

Tatsuya kembali menghadap Mikihiko.

Tapi Isori dan Kanon juga tahu kalau kalimat tadi juga diarahkan pada mereka.

“Aku merasa pemain SMA Tujuh yang kehilangan keseimbangan bukan murni kecelakaan. Coba lihat ini.”

Tatsuya mengantar Mikihiko ke depan monitor dan memutar kembali model image.

Dia juga memperhatikan Isori dan Kanon, yang sedang mengintip untuk melihat, dan menghentikan rekaman tepat sebelum kecelakaan terjadi.

“Pemain dari SMA Tujuh seharusnya mengurangi kecepatan di sini.”

Kemudian memajukan rekaman frame demi frame.

“Tapi seperti yang kalian lihat, dia malah menambah kecepatan.”

“...... Kau benar, ini memang sangat aneh.”

“Memang, penyihir yang membuat kesalahan fundamental seperti ini seharusnya tak berada di Kompetisi Sembilan Sekolah.”

Tatsuya mengangguk setuju dengan pendapat Isori dan Kanon, dan mengembalikan kecepatan rekaman menjadi normal.

“Aku curiga kalau CAD yang digunakan pemain tadi sudah disabotase”

Ruangan diliputi rasa terkejut.

“Di sini tikungan utama yang memerlukan penurunan kecepatan sepanjang rute, kalau Rangkaian Aktivasi perlambatan ditukar dengan Rangkaian Aktivasi percepatan, kecelakan tak bisa dihindari lagi. Melihat hasil tahun lalu, sudah bisa diperhitungkan kalau pertarungan Watanabe-senpai dengan pemain dari SMA Tujuh akan berlangsung sengit. Kalau aku bertujuan untuk menyabotase mereka, ini merupakan kesempatan sempurna untuk menyingkirkan dua favorit juara dalam sekali sapuan.”

“Memang terdengar masuk akal...... kalau begitu, apa mereka bisa melakukan tamper pada CAD? Kalau memang bisa, kapan mereka melakukannya?”

“Kecuali kalau memang pengkhianat menyusup dalam tim teknisi SMA Tujuh.”

Tatsuya sedikit menggelengkan kepalanya merespon pertanyaan Isori dan Kanon.

“Sedihnya, kita tidak punya bukti. Walaupun kita mengajukan petisi pada SMA Tujuh untuk memeriksa CAD mereka, bisa dijamin kalau mereka akan menolak keras. Tapi tetap saja, aku rasa ada peluang untuk melakukan itu.”

“Jadi memang benar ada pengkhianat ya?”

Tatsuya sekali lagi menggelengkan kepalanya terhadap spekulasi Kanon, tapi sekali ini lebih lembut.

“Walaupun tak mungkin menguji kemungkinan ini dengan tepat...... Aku rasa besar kemungkinan kalau ada celah di dalam komite.”

Perkataannya berhenti di situ.

Isori, Kanon dan Mikihiko tercengang.

Ekspresi wajah mereka menjadi skeptis.

“...... Tapi Onii-sama, andaikan memang ada pengkhianat dalam komite, bagaimana dan kapan mereka melakukan tamper pada CAD? Tiap sekolah sangat berhati-hati menjaga CAD yang mereka gunakan untuk kompetisi......”

Miyuki tidak akan pernah mempertanyakan penilaian Tatsuya. Dia hanya berasumsi kalau hipotesis kakaknya benar dan menanyakan hal berikutnya.

Tatsuya tidak menjawabnya dengan langsung, tapi memberitahu mereka informasi yang diketahui semua orang.

“Semua CAD dijamin meninggalkan pengawasan sekolah dan akan diserahkan kepada komite sekali.”

“Ah......!”

Miyuki menahan nafas karena memang tidak memikirkan hal ini sama sekali. Dan hanya Miyuki seorang yang menahan nafas, karena Isori, Kanon, Mikihiko dan Mizuki sudah tak bisa mengatakan apa-apa lagi.

“Tapi tetap saja, tak mungkin mencari tahu metode yang mereka gunakan, di sinilah bagian yang membingungkan......”

Untuk berjaga-jaga, mereka tak boleh lengah bahkan untuk sekejab sekalipun.

Miyuki dan Tatsuya, yang disebut di awal akan segera memulai pertandingannya, yang akhir merupakan orang yang bertanggung jawab dalam proses kalibrasi CAD, mengukir kata tersebut dalam hati mereka.


◊ ◊ ◊


Pada hari ketiga, SMA Satu menempati posisi pertama pada “Icicle Destruction” putra dan putri, tempat kedua pada “Battle Board” putra, dan tempat ketiga pada “Battle Board” putri.

SMA Tiga menempati posisi kedua pada “Icicle Destruction” putra dan putri serta tempat pertama pada “Battle Boar” putra dan putri, jadi selisih kedua sekolah semakin mendekat dibandingkan semalam.

Sebelum kompetisi dimulai, Mari mengatakan pada Tatsuya kalau Divisi Pendatang Baru tidak terlalu mempengaruhi hasil akhir. Dalam hal ini, kelihatannya dia keliru.

Kebingungan, Tatsuya menghentikan sejenak pekerjaannya dan berpikir “ada perlu apa dia malam-malam begini?”. Sewaktu ia menuju ke ruang pertemuan SMA Satu, ia bertemu Miyuki di depan pintu.

“Apa ketua memanggilmu juga, Miyuki?”

“Iya, Onii-sama juga ya?”

Pada mulanya beranggapan kalau Isori dan yang lainnya meminta Tatsuya untuk datang dan mendiskusikan tindakan terhadap sabotase, tapi mengapa Miyuki juga ikut dipanggil.

“Ayo masuk.”

“Iya.”

Ada beberapa hal yang bisa dipahami setelah berpikir dengan matang, dan beberapa hal yang tetap tak bisa dipahami tidak peduli seberapa banyak kita berpikir mengenai hal tersebut.

Kalau merenung tak menghasilkan apa-apa, maka segera beraksi untuk mencari tahu.

Seperti kata pepatah lama, buang-buang waktu saja merenungkan hal yang sia-sia.

“Permisi.”

Tatsuya tak ingin terperosok dalam pemikiran yang melelahkan — demikian sebaliknya, ia tidak melakukan itu karena suatu prinsip hebat, tapi setidaknya ia tidak perlu sia-sia mengkhawatirkan dirinya sebelum membuka pintu ini.

Mayumi, Suzune, dan Katsuto berada di dalam — ditambah Mari, yang seharusnya berada di tempat tidur.

“Terima kasih atas usahanya sejauh ini. Apa kau sudah siap untuk besok?”

“Belum, aku masih perlu waktu.”

“Begitu ya...... maaf ya, aku juga memanggil Tatsuya-kun.”

Dilihat dari pernyataan menyesal Mayumi, sepertinya penerima utama kata tersebut adalah Miyuki.

“Silakan duduk.”

Kakak beradik duduk bersebelahan.

“Ada sedikit hal yang ingin kami bahas dengan kalian berdua...... maaf, ini bukan masalah kecil. Aku meminta kalian berdua datang untuk mendiskusikan sesuatu hal penting.”

Kelihatannya sudah lama juga tidak mendengar nada bicara Mayumi seserius ini, membuat Tatsuya sedikit senang.

“Rin-chan, bisa tolong kau jelaskan?”

Jadi dia masih menggunakan “Rin-chan” bahkan ketika serius, Tatsuya pikir sambil melihat ke arah Suzune.

“Aku rasa kalian berdua sudah paham dengan posisi kita.”

Ini jelas pertanyaan retorika dari Suzune, tapi Tatsuya dan Miyuki tetap menganggukkan kepala.

“Meskipun kita mengalami kecelakaan yang tak terduga, torehan angka untuk sekolah kita kurang lebih masih sesuai dengan prediksi awal. Sayangnya, torehan angka SMA Tiga jauh lebih besar dari yang kita prediksi, jadi selisih angka kita jauh lebih sedikit dari yang kita harapkan.”

Pada saat ini, kedua kakak beradik menganggukkan kepala untuk menunjukkan bahwa mereka mengerti.

“Meski begitu, kita masih memiliki nilai yang cukup untuk memimpin. Walaupun kita bukan juara umun untuk Divisi Pendatang Baru, kita masih bisa merebut juara umum selama kita merebut tempat pertama pada “Monolith Code” dan selisih angkanya tidak terlalu jauh. Hanya saja jika kita tertinggal terlalu jauh dari SMA Tiga, mungkin kita bisa mengejar lewat “Mirage Bat” Official Division.”

Semua yang Suzune jabarkan masih sebatas asumsi, jadi apa dia mengatakan pada kami untuk bertanding dengan baik?

Kalau memang begitu, tak perlu sampai memanggil mereka malam-malam begini...... Tatsuya cukup bingung dibalik wajah tanpa ekspresinya.

“Total poin dari Official Division dua kali lebih bernilai dibandingkan dengan Divisi Pendatang Baru, maka penasehat taktik dari sekolah kita tiba pada kesimpulan kalau kita harus melakukan beberapa pengorbanan pada Divisi Pendatang Baru dan menyalurkan kekuatan kita pada “Mirage Bat” Official Division.”

Alis mata Tatsuya tersentak. Dia dengan cepat membaca di antara “beberapa pengorbanan pada Divisi Pendatang Baru”, yang mana menghasilkan perubahan seketika pada wajah tanpa ekspresinya.

“Ya, Tatsuya-kun, tepat seperti yang kamu duga.”

Mayumi dengan gesit membaca perubahan kecil pada wajah Tatsuya dan menjawabnya terlebih dahulu.

“Miyuki-san, kami memintamu menggantikan Mari pada “Mirage Bat” pada Official Division. Tatsuya-kun tetap melayani sebagai teknisi Miyuki-san yang akan bertanding pada hari kesembilan.”

Perkataan Mayumi bertentangan dengan pernyataan sebelumnya, ini sama sekali bukan diskusi.

Tapi mendeklarasikan apa yang selanjutnya dilakukan.

“Tapi ada senpai lain yang hanya berpartisipasi dalam satu event, jadi kenapa saya yang dipilih sebagai pengganti kalau sudah mengetahui ini mengancam Divisi Pendatang Baru.”

Suara Miyuki tenang, tidak terlalu gembira karena dia dipromosikan secara mendadak, tapi tetap santai dan santai sambil mengajukan pertanyaan berikutnya.

Reaksi Miyuki mendorong ekspresi “Oh” dari Mari, bahkan Katsuto sedikit tak menyangka.

“Kami percaya dengan begini kita bisa memaksimalkan keuntungan kita.”

Suara Suzune bahkan lebih tenang ketika menjawab.

“Alasan terbesarnya adalah kita tidak menyiapkan cadangan untuk “Mirage Bat”.”

Mari yang pada mulanya hanya sebagai penonton, juga memasuki barisan pembujuk.

“Bahkan untuk pemain utusan sekolah kita, meminta mereka secara mendadak untuk mengudara pada “Mirage Bat” Official Division tetap saja berlebihan. Daripada itu, kita punya peluang lebih baik dengan mengirimkan murid kelas satu yang sudah berlatih untuk ini. Ditambah lagi—”

Mari berhenti sebentar untuk memberikan penekanan.

Mari wanita muda yang senang menikmati drama.

“Tatsuya-kun, adikmu akan menang 'kan bahkan di Official Division?”

Dan menyerang titik lemah untuk kerusakan besar.

Tatsuya merasa argumentasi ini sedikit licik, tapi ia tidak punya alasan untuk merendah.

“Tentu saja.”

“Onii-sama......”

Jawaban yang Tatsuya berikan seakan menyatakan fakta, membuat Mari menyeringai, Katsuto mengangguk santai, Mayumi terbelalak, Suzune menggerakkan alisnya sedikit, dan Miyuki yang tertunduk malu.

“Karena semua memandang kami dengan tinggi, aku akan memberikan segalanya sebagai teknisi. Miyuki, apa kau bersedia?”

“Y...... Ya.”

Punggung Miyuki yang indah lebih tegak dari biasanya ketika membalas pertanyaan Tatsuya dengan suara yang meyakinkan.

Ini dengan sempurna menyatakan keinginannya melakukan hal yang bahkan dihindari orang lain.


Referensi[edit]

  1. Ley Line: Kumpulan garis lurus imajinatif yang saling memotong dan menghubungkan situs-situs purbakala di seluruh dunia, dewasa ini Ley Line lebih sering di asosiasikan dengan hal mistik seperti UFO, Atlantis, dsb daripada arkeologi
Balik ke Chapter 6 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Catatan Penulis