Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Bab2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2 - Mahluk Yang Terlahir Diatas Bumi[edit]

"Kenapa kau begitu tidak senang?"

Rushella penuh cinta menunduk dan bertanya, tetapi Hisui tidak menjawab.

Dia hanya menatap langit, mengutuk perubahan dunia yang menjadi keabnormalan dan hidupnya sendiri.

Sekarang ini adalah waktu istirahat, dan lokasinya adalah di atap.

Itu adalah simbol kehidupan SMA, dengan aroma manis musim semi, tetapi wajah Hisui penuh dengan kebimbangan.

Pelajaran wali kelas yang seperti mimpi buruk telah berakhir, Hisui akhirnya menyelesaikan kelas pagi.

Karena itu adalah hari pertama di sekolah, hal-hal yang mereka pelajari adalah dasar-dasar saja, hanya membutuhkan perhatian ringan dan itu selesai. Tetapi tindakan sombong Rushella di depan para guru telah sepenuhnya menghancurkan hati Hisui.

Bahkan waktu istirahat yang berharga, karena gencarnya pertanyaan dari Rushella mengenai regulasi dan kebijakan sekolah, membuat dia tak memiliki kedamaian ataupun istirahat.

Bukan hanya seorang siswa pindahan, tetapi juga seorang yang benar-benar cantik menawan, dia menjadi populer baik diantara para gadis maupun para laki-laki. Tetapi Rushella sepenuhnya mengabaikan siapapun juga, hanya berbicara pada Hisui, dengan demikian menciptakan sebuah aura berbahaya diantara populasi siswa laki-laki.

Akhirnya istirahat telah tiba, tetapi... dia masih mengikuti.

"Aku bilang... bisakah kamu sedikit lebih berbelas kasihan... seberapa dalam kebencianmu terhadap aku?"

"Sangat dalam. Aku meminum darahmu namun kau menolak menjadi pelayanku, dan bahkan menyemprot aku dengan bawang putih."

"Tapi kamu yang menyerang terlebih dulu, kan?! Dan kenapa kamu berpura-pura menjadi seorang siswa? Kehidupan SMA tidak ada hubungannya dengan tubuhku, kan?"

Pertanyaan Hisui adalah kecurigaan yang masuk akal, dan Rushella berpaling.

"Mungkinkah... kamu melihat para pemuda-pemudi ini sebagai mangsa?"

Nada Hisui menjadi serius.

Pemuda-pemudi berkumpul di SMA, sehingga dalam pandangan tertentu, itu akan menjadi sebuah lahan berburu yang ideal bagi seorang vampir.

Pengetahuan yang umum adalah bahwa para vampir paling menyukai darah seorang gadis perawan -- ada banyak disini.

"Salah, aku bukan tipe yang meninggalkan mangsa setengah-setengah dan berpindah ke orang lain."

"Bahkan tidak satu tetespun, benar-benar kering? Aku tidak akan merasa terhormat kau tahu, logika macam apa itu."

"Bukankah itu lebih baik daripada meninggalkanmu pada perubahan yang tak sempurna?"

"Itu hanyalah logika vampir."

Hisui mendesah, kemudian bersandar pada pagar pembatas.

Setelah tergigit oleh seorang vampir, biasanya hanya ada dua kemungkinan -- kematian, atau berubah menjadi seorang vampir.

Kematian atau perbudakan, ini adalah pilihan yang diberikan oleh vampir. Dalam kasus langka tertentu selama dalam proses seseorang menjadi vampir, dan tuannya menghilang.

Dalam situasi seperti itu, korban yang ditinggalkan akan terjebak pada [Mid-transformation][1] sepanjang sisa hidupnya.

Karena [Mid-transformation], korbannya mungkin akan mendapat karakteristik tertentu dari vampir --- mereka mungkin memiliki insting vampir dan jangka hidupnya lebih panjang dibandingkan manusia rata-rata --- dan mereka akan membawa kutukan tersebut selama sisa hidup mereka.

"Aku dengan hati-hati akan memilih orang yang aku minum darahnya. Jika aku menginginkan dia menjadi pelayanku maka kriterianya akan lebih ketat. Dan selain itu, aku tidak akan pergi sampai dia menjadi pelayanku. Itu adalah etika seorang [Leluhur Sejati] dari masa lampau."

"Lalu kenapa kamu memilih aku?"

"..........."

"Melihatmu, siapa yang begitu serius membuat aku menjadi pelayanmu, kenapa kamu menargetkan aku malam kemarin?"

Hisui masih bingung tentang malam kemarin.

Ketika mereka bertemu malam kemarin, Rushella benar-benar ingin merubah dia menjadi pelayannya.

Tetapi tubuhnya memiliki pencegahan perubahan itu, sehingga Rushella bahkan menyerang ke sekolah.

Karena itu... kenapa dia begitu berminat padaku?

"Tidakkah kamu merasa terhormat? Aku menjadi tertarik padamu. Seolah-olah aku benar-benar tertarik padamu. Untuk mencari seorang pemuda dan tampan, berusia yang hampir sama dengan aku, seorang anak laki-laki dengan rasa darah yang lezat untuk menjadi pelayanku."

"...usia yang hampir sama? Mengoceh tentang apa kamu? Bukankah kamu [Leluhur sejati]-sama? Meskipun kamu tidak bisa disebutkan dari penampilan saja, usia sebenarnya dari seorang vampir pasti lebih banyak dibandingkan aku. Berbicara tentang itu, berapa umurmu?"

Saat Hisui bertanya, ekspresi Rushella membeku.

Itu seolah-olah dia tidak merasa tersinggung dengan seseorang menanyakan usianya... tetapi seolah-olah seseorang menanyai dia sesuatu yang menakutkan.

"Apa? Bukankah umur panjang adalah sesuatu yang seharusnya dibanggakan seorang vampir?"

"Aku...aku tidak tahu."

Itu adalah bisikan ringan yang datang dari Rushella.

Itu adalah suara seorang gadis seumuran Hisui, terasa benar-benar tak berdaya.

"Berapa usiaku... Aku benar-benar tidak yakin."

"Karena kamu telah hidup begitu lama sampai kamu lupa... sepertinya tidak. Lalu, darimana kamu berasal... hei, dimana kerabat dan pelayanmu? Kenapa kamu tidak meminta mereka...?"

"Aku tidak punya... mereka."

"Eh? Tapi..."

"Kerabat.... Aku seharusnya punya mereka, tetapi aku tidak bisa mengingat. Para pelayan... Aku seharusnya belum punya. Meminum darah... kamu adalah yang pertama bagiku."

"Ha----?!"

Benar-benar membingungkan.

Ok, sekarang Hisui bisa paham kenapa teknik penghisapan darahnya begitu kacau, tetapi misterinya menjadi jauh lebih dalam.

"Tetapi... bukankah kamu seorang [Leluhur Sejati]? Seorang Ojou-sama berdarah kerajaan, berdiri diatas ribuan pelayan?"

"Aku tidak punya... ingatan."

"Eh? ...."

"Misalnya, kapan aku dilahirkan, dimana aku dilahirkan... Aku benar-benar tidak tahu. Begitu pula, berapa usiaku... Aku juga tidak tahu."

Rushella memegang tangannya bersama-sama, meringkuk.

Dia menatap ke kejauhan, menggigit bibirnya.

"Kehilangan... ingatanmu?"

"Mungkin begitu... Malam aku bertemu denganmu, aku bangun dari peti mati tersebut. Didekat hutan diluar kota. Tapi, kenapa aku disana, atau kapan aku berada disana... aku benar-benar tidak ingat. Aku hanya tahu namaku, bahwa aku seorang leluhur sejati, selain itu..."

"Suatu pengetahuan sehari-hari ada, tetapi tak ada apapun tentang diriku sendiri. Tapi pengetahuan itu... sedikit ketinggalan jaman."

Hisui akhirnya mengerti.

Model aneh, "gaya' vampir itu langka sekarang ini, teknik idiot dari penghisapan darah.

Suatu eksistensi yang aneh, karena dia bahkan tidak memahami dirinya sendiri.

Itu tampak seperti Rushella tidak berbohong, disamping itu, tak ada manfaatnya mengungkapkan kelemahannya sendiri pada manusia. Tampaknya dia benar-benar kehilangan ingatannya.

"Kamu datang ke sekolah, apa itu artinya kamu mau mempelajari tentang era saat ini? Apa itu intinya?"

"...tepat. Aku ingin tahu bagaimana dunia ini. Tapi... manusia pasti telah banyak berubah. Melihat dunia ini selama siang hari, benar-benar mengejutkan aku. Bangunan-bangunan besar semacam itu, begitu banyak orang... dan jika aku berpikir hati-hati, orang bekerja dan bermain di siang hari. Meskipun itu membuat aku merasa tak nyaman, tapi itu jelas bahwa kekuatan dunia berada di tangan manusia. Tapi itu begitu aneh... lupa tentang para vampir, aku bahkan tidak merasakan jiwa dari binatang buas supranatural apapun. Kenapa seperti ini?"

"Karena ini adalah keadaan dunia saat ini. Kebanyakan orang, bahkan jika mereka tahu vampir itu ada, tidak akan percaya itu."

"....sepertinya begitu. Ketika aku mengatakan namaku pagi ini, tak seorangpun memberi reaksi. Namaku memiliki sejarah signifikan dalam pengetahuan vampir. Seseorang dengan sedikit pemahaman tentang sejarah kami seharusnya tahu siapa aku."

"Sepertinya kamu mempertimbangkan itu juga... jadi itu sebabnya kamu mengatakan namamu begitu keras. Hanya untuk memahami situasi."

Pendapat Hisui tentang vampir ketinggalan jaman ini telah meningkat sedikit.

Meskipun akal sehatnya berhenti ratusan tahun yang lalu, kemampuan adaptasinya sudah pasti tidaklah buruk.

"Apa yang terjadi pada dunia ini? Kenapa rasku lenyap? Kenapa manusia tidak tahu aku ada!?"

"Bahkan jika kamu menanyakan ini... aku hanyalah berusia 15 tahun, aku masih mempelajari pengetahuan umum yang dasar."

"Katakan padaku segera. Karena kamu tidak terkejut pada eksistensiku, maka kamu berpengetahuan lebih baik daripada manusia pada umumnya."

Rushella mengetahui dia sepenuhnya, sehingga Hisui tak lagi bisa berpura-pura bodoh.

"Aku hanya mendengar sedikit dari kerabatku[2], secara historis, itu seharusnya suatu waktu sekitar revolusi industrial. Selama periode itu, pengetahuan manusia menjadi lebih dan lebih maju. Karena itu, [posisi] dunia kami dan dunia monster menjadi tak sejajar."

"Tolong jelaskan dalam kata-kata sederhana. Apa itu Revolusi Industrial?"

"...jadi aku perlu menjelaskan dari awal, huh. Aku pikir kamu harus mempelajari tentang sejarah dunia. Sederhananya, itu seperti komunikasi wireless. Ketika ada sebuah stasiun penyiaran wireless, acara TV menjadi mungkin. Tapi kebanyakan pemirsa tidak bisa mendapatkan sinyal. Mereka dimaksudkan untuk menyesuaikan bersama-sama, manusia dan para monster, yang mana sekarang kehilangan posisi. Karena mereka tidak saling waspada. Tapi sekarang dan kemudian mereka akan tersambung, dan kedua dunia tersebut tumpang tindih. Mereka yang sensitif terhadap frekuensi tinggi... Orang-orang menggambarkan sebagai sensitif secara spiritual, yang bisa menerima pengaruh dunia lain jauh lebih mudah."

"Aku benar-benar bingung... apa itu wireless?"

"....maaf, itu kesalahanku."

Hisui pikir penjelasannya cukup bagus, tapi tampaknya Rushella tidak mengerti poin kritisnya. Hisui menggelengkan kepalanya, dan mengulang penjelasannya sehingga ojou-sama dari dunia lain ini bisa mengerti.

"Dengan kata lain, para monster terus ada, tapi manusia tak lagi bisa merasakan eksistensi mereka... sesuatu seperti itu. Itu hampir seolah-olah mereka terpisah kedalam dunia mereka sendiri. Jadi, bahkan para vampir tak akan bisa menemukan monster yang lainnya."

"Kamu seharusnya mengatakan ini lebih awal, bukannya cuma berputar-putar."

"....kesalahanku."

"Aku mengerti. Tapi para vampir itu spesial. Vampir berbeda dengan monster yang lain, Vampir masih eksis di dunia ini, mereka pasti hidup di dunia manusia. Kami korporeal. Dan itu akan merepotkan bagi kami jika manusia tidak ada."

"Memang, itu sepenuhnya berbeda daripada para hantu yang tak memiliki tubuh dan hanya melayang-layang. Vampir masih ada didunia ini. Bisa dibilang mereka adalah perwakilan dari para monster. Jadi, manusia masih waspada terhadap keberadaan mereka."

Mata Hisui menggelap karena keraguan, yang mana Rushella tak melewatkannya.

"Apa yang kamu katakan? Apa kamu mengatakan manusia mengusir rasku?"

"Maksudku adalah, orang-orang seperti itu ada. Mereka memahami penampilan sejati dari dunia ini, dan menganggap monster yang berdampingan di dunia manusia menjadi musuh mereka. Selama perkenalan diri --- kamu bilang, tak seorangpun memiliki reaksi pada namamu? Disisi lain, beberapa mungkin curiga kamu adalah seorang vampir. Kamu harus berhati-hati."

"Kamu tak perlu khawatir, aku tak berencana untuk menyembunyikan identitasku. Bahkan jika manusia bersatu melawan para vampir, tak ada yang spesial."

Rushella membusungkan dadanya saat dia menjawab.

Jawaban seperti itu benar-benar seperti dugaan Hisui, dia hanya mengangkat bahunya.

"Pertama aku harus menemukan ingatanku, jika aku berhasil, aku seharusnya bisa menemukan vampir yang lainnya. Kamu tampaknya memiliki pemahaman yang besar tentang vampir, jadi bantu aku."

"Tidak mau, kamu bisa melakukannya sendiri."

"Tapi kamu adalah seorang pelayan yang dimaksudkan untuk melayani aku."

"Aku bukan pelayanmu, aku bukan peliharaan yang dibuat oleh organisasi rasmu, ataupun aku tertarik."

"Kamu benar-benar tipe yang nakal."

Kebanggaan Rushella tampaknya terluka, dia mendecakkan lidahnya kemudian bergerak mendekat.

Ini adalah siang hari, sehingga kemampuan fisiknya berkurang, tapi Rushella sudah pasti akan menang jika dia memutuskan untuk bermain secara keras.

Hisui masih mempertimbangkan pilihannya ketika Rushella tertawa.

"Meskipun mengalahkanmu itu mudah, namun dengan cara tertentu aku bisa saja kalah. Aku mau kamu menyerah dengan kehendakmu sendiri, berlututlah dihadapanku, maka aku akan mengubur kebencian tersebut."

"(Sumpah Serapah), tapi para vampir umumnya seperti ini. Tapi kamu memiliki taring dan «Mytic Eyes», bukankah kamu bisa menundukan siapapun dengan mudah?"

"Bukankah itu tak berguna terhadapmu!? Tapi dalam cara tertentu, itu masih efektif. Misalnya... kamu khawatir tentang aku mencari mangsa lain, kan? Orang-orang itu tak punya hubungan denganmu, tapi kamu masih peduli tentang mereka..."

"Tentu saja aku peduli. Jika seseorang disekitarku mati, atau berhenti menjadi manusia... aku sudah pasti tidak mau melihat itu terjadi. Jika sudah seperti itu, bahkan aku... aku akan menjadi seorang pemburu vampir."

Untuk melindungi kehidupannya yang damai, bahkan Hisui akan menjadi seorang musuh yang berhati dingin.

Rushella mendesah, lalu berdiri.

"Aku tidak berpikir kamu bisa memusnahkan aku. Tapi, mari kita hentikan membuang-buang waktu. Kamu akan membantuku."

"Itu, aku sudah bilang..."

"Jika kamu setuju membantuku, aku tidak akan menghisap darah orang lain. Aku bisa menjanjikan itu padamu. Jika kamu bersedia mengorbankan tubuhmu padaku, aku akan menjamin keselamatan orang lain disekitarmu. Bagaimana?"

"Ini..."

Ini pasti perasaan dari seorang pria yang ditempatkan di altar dimaksudkan untuk pengorbanan manusia.

Ini adalah hari pertama disekolah, dan nasib semua orang yang ada disini berada di pundaknya.

"Jadi? Putuskan dengan cepat."

"....aku akan melayanimu."

"Aku tak bisa mendengarmu, bicara lebih keras."

Rushella ingin menunjukan telinganya yang cantik, menggerakkannya ke semping Hisui.

"Biarkan aku membantumu."

"Apa kamu lupa sesuatu?"

"Tolong ijinkan aku membantumu, nyonya."

"Hum, kamu berbicara dengan baik!"

Itu jelas dia tidak kehilangan kemanusiaannya, tapi Hisui tiba-tiba mencapai tingkat yang lebih rendah daripada manusia rata-rata.

"Sialan... aku tak pernah berpikir aku akan mengutuk tubuhku sendiri suatu hari..."

"Lalu kamu akan bekerja keras kan. Seorang pelayan yang bisa bergerak selama siang hari sangatlah berharga bagiku. Dan suatu hari kamu akan menjadi salah satu dari jenisku. Kalau begitu, mari lakukan layanan hari ini."

"Ha?"

Hisui terlihat bingung, tiba-tiba bidang pandangnya menjadi gelap, dan wajah Rushella mendekat.

Dalam sekejap, dia mendapati dirinya sendiri di lantai.

Apa yang memblokir matahari adalah Rushella yang berada diatasnya sambil memegang payung.

"Lalu.... Rushella-sama?"

"Kamu pergi ke 'cafetaria' untuk membeli makan siang kan? Maka aku akan makan siang juga."

Rushella menjilat bibirnya, lalu meluncur ke leher Hisui.

Hisui berusaha meronta, untuk menghindari nafas manis dilehernya.

"Hei, lepaskan! Bukankah kamu menghisap aku pagi ini?! Itu seharusnya sudah cukup kan?"

"Diamlah, aku tidak merasa baik, apa masalahnya? Yang aku inginkan hanya menghisap sedikit!"

"Aku bilang itu tak diijinkan...!"

Bibir Rushella mendekat dan lebih dekat, sementara Hisui meronta.

Keduanya berjuang, sampai bibir Rushella mencapai lehernya.

"Membuat aku membuang-buang begitu banyak energi...! Ok, aku akan merawatmu...!"

"Apa kamu seorang birokrat korup yang mencuri putri rakyat?"

Saat Hisui mempersiapkan garis pertahanan terakhirnya, pintu atap tiba-tiba terbuka.

"...Hisui...-san?"

Hisui mengenali suara tersebut, dan membeku.

Disana ada beberapa orang yang berdiri di tangga.

Bibir Rushella masih berada di lehernya, saat dia memutar pandangannya.

Diantara para siswa yang dia nyaris tidak tahu, ada seorang yang memiliki hubungan baik dengannya --- Ketua Kelas Sera Reina.

Menilai dari kotak makan siang yang dia bawa, Reina berencana untuk makan siang bersama Hisui.

"Itu... aku minta maaf karena mengganggu!"

Mendengar permintaan maaf yang tulus dari Reina, Hisui mulai berkeringat tak terkendali.

Anggota tubuhnya sendiri saat ini tengah ditekan ke lantai oleh Rushella.

Itu tampak seperti mereka hendak berbagi ciuman penuh gairah.

Bahkan jika dia mendorong vampir tersebut menjauh, disana akan masih ada tanda ciuman yang tertinggal.

"Aku, aku bilang...!"

Sebelum Hisui bisa menjelaskan, semua gadis telah bubar.

Tapi gosip-gosip tak berbahaya mereka masih mengalir ketelinganya.

"Hum, mereka... benar-benar bersama? Mereka telah menyelesaikannya begitu cepat?"

"Sepertinya mereka tidak hanya akan berciuman..."

"Sekolah baru saja dimulai, dan itu adalah di siang bolong, apa-apaan sih..."

"Gadis-gadis asing... begitu terbuka."

Meskipun itu hanyalah bisikan-bisikan, tetapi mereka terasa seperti raungan menyakitkan di kepala Hisui.

... Dan menusuk di hati.

Draculea V01 - 063.PNG

Hisui menatap langit seperti tanpa jiwa.

Rushella tampaknya kehilangan minat juga, mengibaskan rambutnya dan merapikan pakaiannya yang berantakan karena Hisui, dia bangun dari tubuh Hisui.

"Mengintip orang lain makan siang, sungguh sekelompok orang yang tak sopan. Tidakkah kamu berpikir begitu?"

"Aku akhirnya mengerti apa yang seorang gadis rasakan ketika dia dengan paksa di tekan kebawah..."

Hisui bergumam penuh air mata. Tangannya menjadi longgar, dan kantong plastik makanan yang dia bawa dari kantin terjatuh.

"Ah ya, apa yang kamu beli? Biarkan aku melihat, aku ingin mencicipi."

"Terserah kamu... dalam kenyataannya, itu akan sangat membantu jika kamu membantu aku memakannya."

Mencari-cari di kantong tersebut, dia akhirnya memilih sebuah susu strawberry.

Dia mempelajari pembungkusnya dari depan dan belakang, dan setelah akhirnya mengerti cara menggunakannya, mulai meneguk isinya.

"Apa? Susu yang manis dan merah muda! Mungkin mereka menambahkan darah kedalamnya?"

Tidak, bahan aslinya adalah hal yang sama, tak ada kebutuhan mencampur itu... Hisui bahkan tak memiliki kekuatan untuk mendesah.

Rushella mulai meneguk susu tersebut! Dan mulai melepas suara manis. Hisui duduk didekatnya dengan mata berkaca-kaca.

Sedikit belas kasih kelas akhir, tersapu oleh angin.

Benar-benar ingin pergi ke kelas sore.

Kemampuan menyebarkan gosip milik jenis kelamin yang berlawanan jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.

kehilangan kemampuan untuk memiliki kehidupan sekolah yang normal.

Sekarang dia telah menyambut kehidupan SMA-nya yang "dicap sebagai aneh".

Hisui sedang mempertimbangkan sebuah perpindahan sekolah, sementara Rushella dengan bahagia meminum susu.

"Ini begitu manis! Ini hanyalah darah sekunder..."

".... Bunuh saja aku."

Hisui menjawab dengan batuk darah keputusasaan, tetapi seseorang yang tak jauh sedang mengamati keduanya.

Dia bukan salah satu dari kelompok para gadis sebelumnya, dia berdiri dalam bayangan dibelakang pintu akses atap, dan terfokus pada Hisui dengan sebuah laser.

"Lelaki yang bagus, ketemu ♥"

※※

"...kenapa kamu begitu mengerikan kemarin? Bahkan jika kamu tak berdaya tanpa bakat, kamu seharusnya tak seburuk ini!"

"Ini hanya pemeriksaan fisik, kenapa aku harus mengerahkan semuanya?"

Setelah sekolah, didepan ruang loker, Rushella sedang mengkritik hasil tes Hisui. Hasil tesnya biasa-biasa saja.

Tapi Rushella menolak untuk menerima hasil tersebut, dan terus menerus mengkritik dia.

"Itu seperti kamu tidak serius. Kamu benar-benar tidak memperhatikan, kan?"

"Bukankah semua orang juga sama? Juga, aku tidak seharusnya di kritik oleh seseorang yang tidak ikut serta."

Karena Pelajaran Olahraga dilakukan di luar gedung, Rushella menggunakan mata mistiknya untuk tetap berada didalam.

Meskipun dia bukan seorang guru, dia duduk di kursi memegang payungnya, sambil menyoraki Hisui.

Sejujurnya, itu sangat memalukan. Dan pelajaran olahraga pria atau wanita seharusnya terpisah.

"Kenapa kamu melihat Ujian Olahraga ku?"

"Itu adalah tugasmu untuk menempa tubuhmu sendiri sehingga kamu bisa melindungi aku. Meskipun kamu secara aneh tak bisa menjadi anggota rasku, kamu bisa bekerja dibawah matahari, oleh karena itu menutupi kelemahanku."

"Prinsipku adalah tidak membuang-buang energi, apa yang begitu spesial tentang pelajaran olahraga? Hanya berkelok-kelok saja itu akan baik-baik saja."

"Jangan terlalu membanggakan dirimu sendiri, ketika kamu serius sebelumnya, kamu bukanlah sesuatu yang spesial."

"Kamu benar-benar tahu bagaimana membuatnya sakit, kamu menghancurkan semua garis pertahananku."

"Tetaplah semangat. Ketika itu 'waktunya pelajaran', kamu hanya setengah memperhatikan, kan? Kenapa kamu begitu pemalas?"

"Itu bukan masalah besar. Di saat-saat kritis, kekuatan dalam tubuhku akan keluar."

"Berhenti mengucapkan omong kosong. Kamu adalah pelayanku, di saat-saat ketika kehidupan berada dalam bahaya, kamu harus bersedia mati demi aku!"

Rushella menunjukan penampilan "kelas tinggi"-nya lagi, dan Hisui tak ingin membantah.

Dia berhenti menatap Rushella, dan membuka loker sepatunya. Mengulurkan tangannya untuk mengambil sepatunya, dia menemukan selembar kertas.

Pesan tersebut misterius dan menarik.

"Aku akan menunggumu di lantai pertama di bangunan kedua, di ruang kelas yang kosong."

Dia berpikir sebentar, kemudian meninggalkan loker sepatu dan kembali ke sekolah.

"Tunggu sebentar, mau kemana kamu?!"

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Kenapa kamu tidak pulang?"

"Kenapa kamu marah? Berhenti mengatakan omong kosong, kamu adalah pendampingku, antar aku kembali ke rumah berantakan itu."

"Kamu masih berencana untuk tinggal di tempatku...? Jika kamu tidak puas lalu kamu bisa pergi mencari tempat yang berbeda, Vampir-sama."

Saat Hisui mengeluh, Rushella menyadari bahwa dia tak memiliki argumen, dan menjadi diam.

Jadi Hisui pergi dan menuju ke ruang kelas yang kosong.

Dia masih tak akrab dengan struktur bangunan sekolah tersebut, sehingga dia tersesat beberapa kali sebelum akhirnya menemukan tempat yang benar.

Hisui membuka pintu, dan itu adalah ruangan yang penuh kursi dan bangku yang kacau.

Tampaknya tempat ini tak digunakan, kerena itu sebuah ruangan yang berada di sudut, itu tidak memasuki pandangan siapapun.

Saat Hisui menatap jendela yang memudarkan matahari, dia mendengar suara dari belakang.

"Ah, kamu datang."

"...tampaknya tidak sia-sia, apa yang kamu mau?"

Hisui berbalik, dan itu adalah salah satu gadis dari kelasnya.

Dia tampak sangat feminim untuk seorang gadis di usianya, rambut berwarna teh dengan kuncir ekor kuda, dan Hisui bisa mengingat wajahnya dari perkenalan diri dipagi hari.

Tapi dia tak bisa mengingat namanya.

"Kamu..."

"Mei, Sudou Mei."

"Ah, ya..."

Saat Hisui teringat, Mei mendekat, bukan, memeluk sepertinya penjelasan yang lebih akurat.

Dengan "pertumbuhan" menyaingi Rushella menekan dadanya, dan sebuah kancing tak terpasang, Hisui bisa melihat belahannya yang mempesona. Mei juga mengangkat kepalanya untuk melihat dia.

"Kenapa...kamu menatap aku?"

Menekan insting lelakinya, Hisui berpura-pura tenang.

"(Sumpah serapah dalam cara yang manis)... kamu benar-benar tidak mengerti?"

Sudou menjawab dengan senyum iblis.

Sejujurnya, itu sangat sexy.

Dia terlihat seperti seseorang yang sangat berpengalaman, roknya juga pendek. Dan membiarkan kemejanya tak terkancing dalam gaya yang akan membuat dia #1 di sekolah.

"...aku benar-benar tidak mengerti, ini adalah hari pertama sekolah, untuk alasan apa kamu memanggilku kesini?"

Hisui meningkatkan kewaspadaannya, dan mulai melihat kesekitar.

"Selain kita berdua, tak ada siapapun lagi disekitar sini. Siapa yang kamu cari?"

"Seseorang bisa saja berbaring menunggu, siap untuk mengejek orang bodoh yang dengan naif percaya catatan tersebut, membangun imajinasi mereka dalam kegembiraan, dan datang kesini tanpa malu... kemungkinan seperti itu tak bisa dikesampingkan."

"Apa? Kenapa kamu tiba-tiba mengatakan itu? Apa kamu telah mempercayai kabar? Bahkan jika kamu tertangkap basah hari ini, seharusnya tak ada seorangpun di kelas yang akan memulai menggosip di hari pertama pelajaran, kan?"

"... Ok, itu bagus."

Hisui mendesah lega.

Sementara berpikir dalam-dalam, wajah Mei yang bergairah semakin mendekat.

"... Itu sedikit terlalu dekat?"

"Aku sengaja mendekat. Hisui-san... kamu tampaknya sedikit dingin... sulit bagi orang untuk mendekat. Selama perkenalan diri, aku merasa kamu mengamati setiap orang."

"... Apa kamu benar-benar punya hak untuk mengatakan itu? Apa, apa itu ketika kamu mulai memeriksa aku?"

"Tentu saja, tampan, kulit putih, pastilah yang terbaik di kelas, pasti akan bagus dalam ber-cross-dress?"

"Mungkinkah aku?"

Hisui menyentuh wajahnya sendiri.

Sejujurnya dia benar-benar tak memiliki perasaan itu. Meskipun penampilannya sepertinya menarik para vampir, tapi itu bukanlah sesuatu yang membuat senang.

"Anak laki-laki tampan... apa tak ada seorangpun disekitarmu yang pernah itu mengatakan padamu?"

"Orang yang membesarkan aku terus memberitahuku aku 'seperti seorang gadis' dan 'jangan menjadi seorang banci'."

Hisui bergumam pada dirinya sendiri, tapi Mei menjadi semakin tertarik, dan membawa wajahnya semakin mendekat.

Mereka berdua begitu dekat satu sama lain, mereka bisa merasakan nafas masing-masing dan bibir mereka hampir bersentuhan.

"Aku bilang..."

"Jika kamu tidak menyadari seberapa menariknya kamu, maka aku akan memberitahumu sekarang."

Iblis didepannya tersenyum.

Hisui tidak bisa menghentikan nafasnya, dan terus menggelengkan kepalanya.

"Kamu seharusnya berhenti bermain-main, dan carilah orang lain."

"Ahh, begitu serius? Kehidupan SMA... menginginkan pacar yang tampan untuk melewati hari bersama-sama... itu sangat normal kan?"

"Pagi ini saat perkenalan diri. Bukankah itu sangat aneh? Itu bukanlah cinta pada pandangan pertama... semua yang harus dilakukan adalah untuk menjadi tampan?"

"Apa kamu ingin mempelajari tentang orang lain terlebih dulu? Tak masalah, aku akan memberitahumu."

Mei mengulurkan tangan dan melingkarkan lengannya di leher Hisui.

Dia mendekat pada bibirnya.

"Kamu memiliki sesuatu dengan anak bernama Rushella kan? Rumor diantara para gadis sangat menakutkan."

"Tidak, aku tak memiliki apa-apa dengan dia!"

Dia menggunakan kesempatan ini untuk menjernihkan, tapi Sudou masih curiga.

"Benarkah~? Dia begitu cantik, dan dia punya tubuh yang bagus."

"Sepenuhnya kepribadian yang mengerikan."

Juga bukan manusia... tapi dia tak bisa mengatakan itu. Melihat wajah jujur Hisui, Sudou mulai mempercayai dia.

Sehingga dia mulai mengejar dengan sungguh-sungguh.

"Maka itu bukanlah masalah jika aku menjadi pacarmu. Biarkan aku menjadi pacarmu."

Bibirnya semakin mendekat sekarang.

Saat mereka hendak bersentuhan, Hisui akhirnya membebaskan dirinya dari dekapannya.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Itu seharusnya kata-kataku. Berhenti membuat candaan seperti ini. Hal semacam ini... sangat aneh kan?!"

Hisui tak punya niat menyakiti, tapi perkataan ini membuat Sudou mengerutkan dahi dalam-dalam.

"Aneh... maksudmu aku?"

"Tentu saja. Aku tidak benar-benar membenci fakta kamu memuji aku, dan aku merasa caramu melakukan ini benar-benar manis, tapi tiba-tiba dipanggil olehmu, menarik aku, dan menyatakan cinta... tak peduli bagaimana kamu memikirkannya, itu aneh. Fakta tersebut tidak membuat syok, tetapi itu mengejutkan..."

Suara Hisui tiba-tiba terhenti.

Mei menggigit bibirnya, dan memegang pojok bangku.

CRACK! Bangku tersebut hancur berkeping-keping.

Itu jelas bahwa dia tidak mengerahkan kekuatan apapun - itu seolah-olah dia mematahkan cabang kayu kecil.

Lalu jari-jari halusnya menggenggam kepingan tersebut --- dan menghancurkannya menjadi serbuk.

Tak peduli bagaimana kau melihatnya, itu sudah jelas bukan kekuatan dari seorang siswa SMA normal.

Tiba-tiba dipanggil untuk menerima pengakuan -- dan kemudian kekuatan supranaturalnya.

Aneh. Segalanya tampak sangat aneh.

Hisui memandang gadis muda di depannya.

"DIMANA ANEHNYA AKU! DIMANA YANG KAMU TIDAK PUAS!?"

Wajah Mei meledak dalam kemarahan dan giginya mulai saling gemeretak.

Hisui menjadi ketakutan, dan mengambil langkah mundur.

"Tidak, aku tidak mengatakan aku tidak puas..."

"Kenapa kamu tidak bisa melakukannya dengan aku?!!! Sudah jelas kamu melakukannya dengan seorang vampir!?"

"KAMU...!"

Mei kehilangan suaranya, kemudian menutup mulutnya.

Tapi itu sudah sangat terlambat, Hisui mulai menanyai dia.

"Apa kamu menyadarinya selama perkenalan diri...! Apa kamu memanggiku hanya untuk mengkonfirmasi?"

"Tidak, sepenuhnya tidak..."

Dengan posisinya berbalik, Mei mundur kebelakang.

Hisui melangkah kedepan, tapi secara tak sengaja tersandung.

"AHHHH..."

"Hati-hati!"

Hisui secara reflek berusaha menangkap dia, tapi sudah terlambat.

Saat Mei jatuh, dia juga tertarik olehnya.

PING! Rahang Hisui menghantam lantai, dan bintang-bintang meledak di matanya.

Pandangannya menjadi gelap, tapi Hisui pulih dengan segera.

"Sakit..."

"Eh?"

Meskipun matanya terbuka, dimana-mana tetap gelap.

Dan ada perasaan hangat dan lembut menyapu wajahnya.

Tercengang, dia menyadari apa yang dia lihat.

Didepan matanya adalah sebuah kain potongan segitiga.

Itu sangat berkelas tinggi untuk seorang siswa, dan juga terbuat dari bahan kualitas tinggi.

Itu adalah... pakaian dalam sexy legendaris.

Bagian paling penting tertutupi, jadi Hisui tidak bisa melihatnya, tapi pertahanan itu menyiratkan dengan baik.

(......!)

Pemuda tersebut akhirnya memahami situasinya.

Dia berada dibawah rok.

Dia tahu itu sudah sangat terlambat, tapi dia masih berusaha berpaling seperti seorang gentleman, melihat kiri dan kanan, tapi disana hanya ada kaki.

"Eh....?"

Tertulis di kulit halus tersebut adalah serangkaian huruf-huruf hitam.

Mereka berbeda dengan tato, seolah tercetak dibawah kulit.

Hisui membeku untuk sesaat, saat tulisan itu -- atau lebih tepatnya kaki, akhirnya bergerak dari garis pandangnya. Disaat yang sama, cahaya tertuang dari atas, dan kemampuannya untuk menghargai taman otome berakhir.

"Ahhh..."

Mei sudah berdiri. Tampaknya dia tidak terluka karena jatuh tersebut.

Suasana menjadi canggung selama beberapa detik. Meskipun ini adalah sebuah kecelakaan, tapi Hisui tak bisa memberikan penjelasan.

Dia mempersiapkan dirinya untuk sebuah tamparan yang akan datang, tetapi Mei hanya berbisik.

"...Melihatnya?"

Hisui sudah jelas disuguhi pandangan manis.

Tak mampu menyangkal, dia hanya bisa berpaling, mencari jalan keluar dari ini.

"Ah, itu, itu sedikit menggairahkan."

Hatinya melompat dalam teror saat dia menatap Mei, Mei sendiri menutup kakinya rapat-rapat, dengan tangannya memegang roknya, terlihat sangat malu, benar-benar berbeda daripada sebelumnya.

Berhadapan dengan reaksi alaminya, Hisui secara alami tidak membuat alasan dan hanya bisa mengakui.

"Maaf, itu bukan kesengajaan. Jika kamu mau menampar...aku, aku akan menerimanya."

"Apa kamu... melihatnya?"

Dia mengulanginya lagi.

Hisui memiringkan kepalanya dalam kebingungan.

Itu sudah jelas dia akan melihatnya dalam situasi seperti itu tadi.

Tapi, Mei menggunakan satu tangan untuk memegang roknya, dan tangan yang lain menutupi kaki kanannya, dengan demikian Hisui akhirnya memahami apa yang dia maksudkan.

Draculea V01 - 076.PNG

Dia tidak bertanya tentang celana dalamnya... tetapi barisan tulisan tersebut.

"Ah, aku melihatnya, huh..."

"Itu...tato? Kamu seharusnya tidak memberi tanda pada kulit indahmu seperti itu. Sebuah tato seharusnya manis kan? Huruf inggris dan nomor semacam itu..."

Sambil berbicara, Kujou teringat kata-kata yang tertera.

FC-XX07 seperti sebuah serial mesin.

"Mungkin ini bukan sebuah pengejaran fashion, tapi sebuah cypher? Atau sebuah Mesin Seri?"

Meski itu hanya sebuah gurauan, wajah gadis itu berkedut.

Dia menjawab dengan sebuah pernyataan yang komplek.

"Bergairah... akan datang secara alami. Dengan kata lain, jika kamu tidak ingin ini, kamu akan mengekang ketertarikanmu secara alami. Bisa dikatakan... kebencian, sesuatu yang tak manusiawi."

"Menjadi bergairah... itu akan secara alami keluar sendiri. Dengan kata lain... untuk tidak membiarkan itu terlihat aku harus menahan perasaanku. Bahkan seperti ini... itu masih tak menyenangkan. Ketidak manusiawian ini seperti suatu..."

"Kamu..."

Otak Hisui mulai bekerja.

Ada seorang gadis yang sangat cantik didepannya.

Tetapi sesuatu telah berbeda, ada sesuatu yang salah.

Dia mengetahui Rushella yang sebenarnya, ada ukiran aneh di kakinya, menggabungkan keduanya, orang bisa merasakan sesuatu yang tak alami.

"Kamu itu apa? Apa kamu manusia?"

"...begitu kurang ajar, tentu saja aku manusia, seorang manusia normal."

"Kamu salah, kamu bukan seorang yang normal."

Hisui menyimpulkan dengan dingin.

Mei menatap dengan kemarahan, mendekati niat membunuh.

"Sepertinya menyebutmu tak manusiawi mengarah pada kemarahan, jadi kamu benar-benar bukan manusia. Kamu itu apa?"

"......"

"Kamu tidak takut cahaya matahari, sehingga kamu bukan seorang vampir. Tapi tak peduli apa, kekuatanmu melebihi seorang gadis SMA. Aku bilang nomor serial, apa tebakanku tepat? Apa kamu seorang android?"

"Sungguh tak sopan. Siapa yang seorang android? Aku seorang manusia! ... hanya saja bukan dari rahim seorang ibu."

Mei meredakan kemarahannya, dan berbicara dengan cepat.

"Lalu bagaimana kamu diciptakan? Kloning? Atau dibuat secara buatan? Kita tidak berada dalam sebuah novel sci-fi... belum ada contoh kehidupan, kan?"

"Itu adalah sebuah contoh kehidupan. Setelah 11 bulan di dalam sebuah labolatorium..."

"Ha?"

Kujou mengernyit, mengikuti kata-kata Mei, dan tiba-tiba sampul dari sebuah novel terkenal muncul dalam benaknya.

Dia membaca terjemahan dari buku tersebut sekali -- dan mulai teringat isinya secara perlahan-lahan.

"Aku rasa tak ada gunanya menyembunyikannya. Kamu adalah seorang individu yang tajam, dan kamu sudah melakukannya dengan seorang vampir, aku pikir kamu akan menyadari aku juga, dan itu sebabnya aku ingin memenangkan kamu. Tapi vampir itu tidak pernah menyembunyikan kenyataan siapa dirinya, kan? Dan membawa payung, siapapun yang mengerti sejarah vampir akan tahu siapa dia."

Sepertinya dia menyerah untuk memenangkan Hisui, sehingga dia mulai mengatakan segalanya yang ada dalam pikirannya.

"Hum, Hi-kun, apa kamu pernah mendengar [kisah Frankenstein]?"

"Um, aku pernah membacanya, dan aku masih bisa mengingat beberapa detailnya."

Itu adalah sebuah cerita sedih yang terkenal didunia.

Victor Frankenstein muda yang jenius menemukan rahasia penciptaan, dan untuk membuktikan teorinya, dia menciptakan manusia buatan yang pertama kalinya.

Namun, rencananya seharusnya menciptakan mahluk yang indah, tetapi itu malah menciptakan kekejian yang mengerikan.

Itu adalah monster Frankenstein.

Itu, sama halnya dengan vampir, identik dengan monster.

Berdasarkan pengetahuan Hisui, seperti para vampir, mereka tersembunyi didalam masyarakat manusia, "monster" spesies langka.

"Aslinya ini terkenal. Aku dengar itu adalah sebuah novel sci-fi. Apa itu artinya kamu adalah..."

"Tepat, monster Victor Frankenstein si genius gila itu -- kamu bisa menyebut aku adalah model terbaru. Dan tanda itu, seperti yang kamu bilang, itu adalah nomor serial. Tentu saja aku membencinya."

Mei menatap tanda yang berada di kaki kanannya seolah-olah itu adalah suatu bekas luka yang mengerikan.

Tak peduli seberapa mirip dia dengan seorang manusia, hanya bagian itu yang membuat orang mengetahui dia adalah buatan.

"Berdasarkan cerita tersebut, monster itu tidak memiliki keturunan apapun."

Hisui mulai teringat isi dari novel tersebut, dan mengatakan itu pada Mei.

Pencipta itu, Victor sangat berbeda dengan mahluk tersebut, mengalami begitu banyak kejadian bersama-sama, akhirnya datang pada sang pencipta dan meminta dia untuk menciptakan teman untuk dia -- tapi si pencipta menolak.

Ini menyalakan sumbu antara ayah dan anak, saling membenci satu sama lain, yang mengakibatkan siklus balas dendam yang mengarah pada kehancuran mereka.

"Itu benar, prototype original mati sendirian. Dan Victor masih tidak melepaskan rahasia penciptaan. Tapi, dia tidak menghancurkan catatannya, sehingga disana ada fragmen mereka yang tertinggal. Para genius yang mewarisi kegilaannya, dengan mereka melanjutkan penelitian, akhirnya memberi kelahiran pada kami."

Dengan rasa jijik yang parah, Mei menjelaskan kebenaran dibalik maha karya tersebut.

Sepertinya yang original, mahluk jelek yang membenci ilmuwan penciptanya, Mei tampaknya juga menaruh perasaan rumit terhadap si genius gila itu.

"Tapi, sekarang Hi-kun mengetahui aku bukan manusia, apa yang akan kamu lakukan?"

Mei mengenggamkan tangannya bersama-sama, menatap anak laki-laki itu.

Berdasar pada jawaban Hisui — ruang kelas kosong tersebut bisa menjadi sebuah medan perang berdarah - tapi Hisui menjawab dengan tenang.

"Aku tak keberatan, aku tak memiliki ketertarikan apapun mengenai Frankenstein."

"Be...Benarkah?"

Mei sedikit kecewa. Itu jelas bahwa kemampuan pengamatan Hisui menyeramkan tajam, tapi kehendaknya untuk bertindak adalah nol.

"Jadi apa yang kamu katakan adalah, kamu tidak akan membocorkan identitas Rushella? Meskipun tak seorangpun akan mempercayainya, tapi sesuatu seperti ini akan menyebabkan gelombang."

"......"

"Katakanlah, apa kamu benar-benar seorang android? Bukankah kamu seharusnya memiliki sekrup di badanmu?"

"Era apa itu? Dan itu hanya terjadi di film kan? Meskipun yang original[3] adalah sebuah monster, tapi aku terlihat nyata, kan?"

Untuk membuktikan keasliannya, Mei memegang tangan Kujou dan menempatkannya pada wajahnya.

Hati Hisui tersentak, tapi tangannya mengirimkan suatu perasaan yang lembut dari dia, dan langsung menghancurkan setiap dugaan tentang dia.

"Ini benar-benar baik, lembut, tanpa cacat, tidak ada jahitan, ini benar-benar... wajah yang bagus."

"Benarkan?"

Sudou tersenyum, lalu menarik tangan Kujou ke dadanya.

Karena pergerakan tersebut begitu alami, Kujou juga menikmati kelembutan dadanya.

"Benar-benar... kelembutan ini namun elastis, perasaan halus........ Wa ——!!"

Memperoleh kembali kesadarannya, Hisui dengan cepat menarik tangannya dari payudaranya, tapi itu sudah sangat terlambat.

Mei menatap dengan cara kemenangan pada Hisui seolah-olah dia adalah pemenang.

"Apa yang kamu lakukan, meskipun aku yang menarik tanganmu, tapi bukankah itu kamu sendiri yang meremasnya?"

".... Lebih banyak apresiasi."

Hisui malu-malu mengalihkan pandangannya menjauh, tangannya masih mempertahankan bentuk ketika dia menyentuh payudara tersebut, dia berulang kali teringat sensasinya, bagaimanapun dia tidak merasa menyentuh benda yang lain.

Berbicara tentang kebenarannya, dia benar-benar ingin menyentuhnya sekali lagi.

"Apa kamu mengerti sekarang? Saat ini tidak ada perbedaan antara kita dan seorang manusia normal. Selain itu, yang original memiliki kecerdasan dan perasaan, satu-satunya perbedaan adalah penampilan luar."

"Bukankah itu lebih baik jika disana tak ada nomor model? Kenapa mereka dengan sengaja harus mengukirnya di kulit?"

"Itu terdengar...menegur. Yang original, tidak memiliki penahanan diri apapun, sehingga membunuh orang. Untuk tidak berjalan di jalan kehancuran yang sama, kami melatih pembatasan pada diri kami sendiri. Jika kami tidak mau adegan kasar semacam itu terjadi, kami harus mempertahankan rasionalitas kami."

"Aku paham, aku sepenuhnya mengerti. Selamat tinggal."

Menyelesaikan perkataannya, Hisui mencoba untuk pergi.

Tapi Mei menahan lengannya, menolak untuk membiarkan dia pergi.

".... Apa? Tak masalah, aku tidak akan memberi tahu orang lain."

"Sungguh? Kamu tidak merasa bahwa aku adalah... seorang monster."

"Apa yang sama? Bukankah kamu baru saja menyatakan bahwa kamu sama seperti manusia? Aku juga merasa sama. Dibandingkan gadis-gadis itu yang berjalan di jalanan, kamu jauh lebih baik. Ditambah kamu cantik."

Hisui mengatakan pendapatnya, menyebabkan Mei tersipu.

"Apa kamu... merasa seperti itu?"

"Yeah."

"... Benarkah benarkah?"

"Kenapa aku harus bohong padamu? Lepaskan aku. Jika kamu punya sesuatu yang harus dikatakan maka katakanlah."

"Itu...tidak apa-apa sekarang. Ini adalah masalah yang berbeda —— seperti apa yang aku telah katakan di awal, tentang menjadi partner perempuanmu."

"Itu, caramu begitu tumpul... jadi, apakah ini semacam cinta?"

"Ini, tentu saja. Bagaimanapun juga ini adalah keinginan yang dihargai klan kami sejak lama. Jika kami jatuh cinta dengan manusia, bukankah itu membuat kami para manusia buatan menjadi manusia sejati?"

"Jadi seperti ini... memang, menempatkan itu seperti itu maka tak ada cara untuk membedakan dari manusia. Namun, hubungan romantis normal tidak akan terjadi... ngomong-ngomong Sudou, pasti ada yang lain selain ini..."

"Tidak, menempatkan pada cara yang tepat, hubungan romantis bukanlah tujuan akhir, itu hanyalah jalur penengah, sebuah proses diantara keduanya."

Mendengar penjelasannya yang aneh, Hisui menunjukan sebuah ekspresi bodoh.

Meskipun Hisui tak memiliki ketertarikan baik pada manusia buatan ataupun ciptaan mereka, tapi dia ingin tahu tentang tujuan Mei yang mana dia harus bersusah payah melalui banyak kesulitan untuk masuk SMA.

"Lalu apa tujuanmu?"

Mei tertawa sejenak dan menjawab.

"Membuat bayi."

Eh?

Sebelum dia bisa mengerti apa yang terjadi, itu sudah sangat terlambat.

Dia telah ditekan, tubuhnya terbaring di lantai yang dingin.

Mengangkat kepalanya, Mei saat ini menunggangi dia.

"E-eh... Sudou-san?"

"Apa—?"

Dadanya membebani.

Crap.

Istirahat makan siang hampir berakhir, jika ini berlanjut —— itu akan buruk dalam banyak hal.

"K-kamu pikir apa yang kamu lakukan..?"

"Bukankah sudah aku katakan. MEM•BU•AT•BA•YI. Sebagai bukti untuk hubungan kekasih kita. Seperti apa yang Victor Frankenstein miliki dalam pikirannya yang pertama, manusia buatan awalnya memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Tapi itu menjadi tidak berarti jika itu tidak dengan seorang manusia kan? Jika kami ingin menjadi [manusia], itu diperlukan untuk melakukannya dengan seorang manusia. Ini adalah tujuanku, satu-satunya alasan atas eksistensiku. Bisa dikatakan...."

"Dengan kata lain pantatku!!! Carilah orang lain, orang lain!!"

"Apa masalahnya, kamu tidak harus bertanggung jawab untuk ini."

"Ini benar-benar bukan sebuah hubungan romantis!! Biar aku tunjukkan... kamu jauh dari menjadi seorang manusia!! Selain penampilanmu, yang lainnya benar-benar melenceng!!"

"Sungguh merepotkan... Aku tak punya niat mendengarkan pendapatmu tentang ini."

Hisui meronta berusaha untuk memikirkan cara untuk keluar dari kekacauan ini.

Mei terus menekan dia.

Secara umumnya situasi disini telah terbalik, Hisui yang menyedihkan sedang tertahan oleh tangan ramping seorang gadis, tidak bergeming sedikitpun.

"Sungguh memalukan... Kenapa kamu memiliki kekuatan sebanyak ini...!?"

"Itu kasar. Itu karena kebrutalan dari yang original itulah aku, model terbaru memiliki keterbatasan penempatan. Pada dasarnya setengah dari kekuatan original."

"Siapa didunia ini yang akan ingin tahu pengetahuan sepele semacam itu, lepaskan aku!!"

"Tidak."

"Kamu....!"

Bahkan jika dia mengunakan kekuatan untuk melawan balik, dia sudah pasti tidak akan menang. Dibandingkan Rushella, kekuatannya lebih besar di siang hari.

Diambang kehilangan sesuatu yang berharga, Hisui menyerah pada martabatnya. Karena dia tidak bisa bersaing dalam kekuatan, maka satu-satunya pilihan yang tersisa adalah meminta bantuan.

Hisui membuka mulutnya, Mei yang menyadari niatnya, dengan cepat mengambil tindakan.

Namun dia tidak menutup mulut Hisui, melainkan melotot pada Hisui.

Sesaat, keluar sebuah kilatan dari sepasang matanya yang glamor.

Ini benar-benar bukanlah sesuatu yang takhayul, melainkan itu adalah nyata, sebuah kilatan cahaya fisik, diwujudkan dari matanya.

Cahaya tersebut kemudian diringkas menjadi sebuah beam, meluncur melewati wajah Hisui, dan menembus papan lantai di kanannya.

Karena cahaya menyilaukan tersebut Hisui terkejut, kemudian dia berpaling untuk melihat di sisi kanannya.

Dua lubang dengan indah terukir di lantai, asap putih terus naik dari itu.

"Eh—————————?"

"Tenanglah, aku akan memandumu."

"Tungguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu, bukankah kamu baru saja menembakkan sinar laser? Dari mata sialan milikmu? Ini sudah menyimpang jauh dari yang original, bukankah itu sebuah senjata yang dipakai di militer!?"

"Karena kekuatan kami di tekan, output kelebihan energi dari pembakaran internal digunakan untuk memasok senjata sebagai gantinya. Ketika itu digunakan dengan kekuatan maksimal, sejumlah waktu diperlukan sebelum bisa digunakan lagi, tetapi jika itu adalah pengaturan standart maka kamu bisa menembakkan dengan sukses."

"Siapa yang mau mendengar penjelasanmu yang sialan! Situasi apa ini, seorang gadis SMA dengan fungsi tubuh yang berlebihan!? Kamu mau menjadi seorang manusia, kamu sepenuhnya berkebalikan dengan itu!!"

"Kamu sungguh menjengkelkan ~~ apa kamu mau aku mengubahmu menjadi abu?"

Mei sekali lagi mengunci pandangannya pada Hisui.

Karena kekuatan brutal dan sepasang mata penghancur tersebut, ini menyebabkan Hisui untuk menutup mulutnya.

Jika dia menolak, kematian akan menjadi tujuan akhirnya.

Namun, itu juga akan menjadi buruk jika dia tidak menolak.

"T-Tenang, aku punya sesuatu yang harus dikatakan... letakkan senjatamu, jaga jarakmu. Itu bagus bahwa hubungan kita tidak menjadi buruk.......!"

"Kenapa kamu bertindak seperti seorang kekasih yang putus asa? Jangan bergerak.....!"

Mei menggunakan jari-jari rampingnya untuk melepaskan dasi Hisui, lalu kancing kemejanya. Dengan lembut membelai dada putih yang telanjang.

Belaian tersebut sepertinya sebuah sentuhan yang sangat ringan, menenangkan pikiran, jari-jari Mei menyapu bolak-balik di kulit lembut tersebut, menyerupai sebuah melodi.

"Bagaimana, bisa, seperti ini......? Tak bisa mengerahkan, kekuatan apapun......."

"Ah..... Ekspresimu benar-benar manis. Tampaknya aku tepat sasaran. Biarkan aku memberitahumu ini terlebih dulu, standartku sangatlah tinggi. Itu adalah cinta pada pandangan pertama, kamu seharusnya merasa terhormat."

"Siapa, yang akan, mau......."

Hisui membantah dengan suara lemas, terengah-engah.

Seluruh tubuhnya sudah lemas, dan suatu zat yang tak diketahui merangkak naik dari dalam perutnya.

"Apa-apaan ini, ini... Apa yang kamu lakukan padaku...!?"

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya... Aku adalah model terbaru. Untuk berhasil membuat bayi dengan sang target, aku dilengkapi dengan sepuluh ribu fungsi kesenangan yang berbeda. Sebuah boneka peledak yang sempurna."

"Boneka peledak... bukankah istilah itu yang paling menghina bagi manusia buatan!"

"Dalam hal apapun, kamu menolak untuk mundur? Baiklah, persiapkan dirimu..."

Mei menjilat bibirnya dan melepas ikatan ekor kudanya.

Rambutnya turun kewajah Hisui, memberikan aroma menggoda.

Bahkan aroma tubuh dan nafasnya mungkin bagian dari fungsi kesenangan, kan? Hisui merasa lebih tak berdaya, bahkan secara mental dia berangsur-angsur kehilangan penolakan.

"Be-Berhenti..."

"Kamu tampak begitu kurang ajar namun kamu secara mengejutkan sangat rasional. Tapi... kamu berada pada batasmu, eh?"

Mei meluncurkan lidahnya ke telinga Hisui, menggunakan ujung jari-jarinya untuk mengelitik dada Hisui.

Tangannya yang lain sedang membelai Hisui secara keseluruhan, dan akhirnya sampai diantara kakinya. Lalu bibirnya mendekati Hisui.

Tidak bagus.

Ini benar-benar tidak bagus.

"Mari kita membangun pernikahan antara dua ras."

"...."

Hisui bahkan tidak bisa mengerahkan perlawanan lisan.

Bibir yang mendekat dan jari yang sampai dibawah.

Selamat tinggal, milikku yang berharga.

Meskipun dia tidak menangis, entah bagaimana sebuah gambaran lukisan kanvas muncul didepan matanya.

"Menyingkir! Apa yang kau lakukan!?"

Tiba-tiba, sebuah suara keras bergema. Mei tiba-tiba bangkit dan terpisah dari Hisui.

"Siapa itu....!?"

Mei menatap si pembicara untuk menemukan Rushella berdiri disana dengan tangan yang disilangkan.

"Ini adalah tempat belajar, kan!? Disini, melakukan hal seperti itu...! Siapa yang mengijinkanmu mendekati pelayanku!?"

Rushella menunjuk Mei dan bertanya. Dari cara wajahnya yang terlihat, dia akan bergerak mendekat dan menangkap Mei setiap saat.

Mei hanya mengibaskan rambutnya dengan ringan dan menjawab dengan tenang.

"Menyingkir? Apa ada masalah dengan kerja tangan belaka?"

"Hentikan permainan kata-kata kotor itu, oke..."

Hisui bangkit dan tidak lupa untuk membalas.

Tersandung, dia menjauhkan diri dari Mei dan bersandar pada dinding untuk menghindari ditekan lagi.

"Oh my, kamu begitu dingin. Jelas-jelas barusan, kamu begitu senang akan sentuhanku."

"Aku benar-benar merasa jijik dengan diriku sendiri...."

Hisui berbicara pahit, berterimakasih untuk eksistensi Rushella untuk pertama kalinya.

Tapi penyelamat ini tak memiliki kesadaran diri dan mengarahkan permusuhannya terhadap Hisui.

"Kau adalah pelayanku, kau tahu, kenapa kau menawarkan dirimu sendiri pada si palsu ini!?"

Siapa yang pelayanmu? Sebelum Hisui bisa membalas, Mei sudah bereaksi pada kata-kata Rushella.

"Hei, apa maksudmu dengan palsu?"

Mei menyilangkan tangannya dan melotot pada Rushella.

Pilihan kata Rushella telah menyerang ranjau darat si manusia buatan.

"Palsu adalah palsu. Tak peduli bagaimana kau menyamarkan dirimu sendiri sebagai seorang manusia, jangan berpikir kau bisa menipu mata vampirku! Untuk mencegah penghisapan darah sampah yang rendah, jenisku unggul dalam membedakan manusia yang dari bukan manusia."

"Dengan kata lain, kalian berdua sudah saling mengetahui identitas masing-masing. Kamu seharusnya mengatakan padaku."

Mengabaikan keluhan Hisui, sang vampir dan sang manusia buatan memposisikan diri mereka sendiri untuk pertarungan.

"Kata-kata yang besar...untuk seorang vampir biasa."

"Apa!?"

Mei menghina dia sebagai balasan.

Vampir vs mahluk Frankenstein, dua monster besar tengah berhadapan sekarang.

"Kau bilang aku palsu, tapi bukankah vampir hanya nyamuk yang mengenakan kulit manusia? Tidak, kau bahkan lebih rendah daripada nyamuk. Nyamuk bisa dipukul dan mereka hanya menyebabkan gatal-gatal setelah menggigit. Tapi jenismu menghilangkan martabat mereka para manusia. Tak bisa dimaafkan."

"Kau jalang....!!"

Permusuhan. Bukan, ini adalah geraman penuh niat membunuh.

Cahaya crimson ditembakkan dari matanya. Awalnya menambah daya pikat tangannya yang ramping, kuku-kuku itu juga semakin panjang dan menjadi tajam.

Dengan matahari setengah terbenam, semua sel di seluruh tubuh Rushella penuh dengan kekuatan.

Jika dia benar-benar menggila, konsekuensinya tak bisa dipikirkan.

Agar sekolah tidak hancur di hari pertama, Hisui tak punya pilihan selain berusaha untuk menengahi.

"Hei hentikan itu. Godzilla vs Gamera kombinasi tim impian ini harusnya dibiarkan untuk mimpi."

"Aku tidak peduli. Aku harus repot-repot mengurus si jalang ini. Aku hanya tidak mau darahku dihisap. Setelah jenisku menjadi manusia sepenuhnya, itu akan membuang-buang usaha, jika darahku dihisap."

"Seolah-olah ada orang yang mau menghisap mu! Sebagai seorang Leluhur Sejati yang ditinggikan, aku tidak akan pernah menghisap darah dari si palsu sepertimu!!"

"...Leluhur Sejati? Tak mungkin, apa kau serius!?"

Mei tertawa begitu keras hingga bahunya berguncang.

Wajah Rushella menjadi semakin buruk. Hisui tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Leluhur Sejati berarti eksistensi tertinggi dari garis keturunan para vampir, berdiri di puncak, kan? Kenapa seseorang yang penting seperti itu menjadi seorang siswa SMA disini?"

"Apa seorang manusia buatan punya hak mengatakan itu tentang aku?"

"Apakah fosil-fosil itu sudah punah? Apa yang coba kau tarik?"

"Diam, aku yang sebenarnya!"

"Kalau begitu buktikan. Menggunakan metode yang bisa kami berdua pahami, bagaimana?"

Mei melihat Hisui, mendekati dia dan memeluk lengannya.

Karena dia tidak bisa mengulangi adegan menekan dia lagi, bagaimanapun juga Hisui masih tetap waspada.

"....Umm, kenapa aku di sisimu?"

"Oh my, sungguh dinginnya kamu... Untuk berpikir kita telah melakukan dasar kedua."

"Sialan, aku bahkan tidak bisa menyangkal itu..."

"Hei, menjauh dari dia sekarang! Dia adalah pelayanku!!"

"Apa, kau bukan pacarnya, kan? Kesampingkan itu, cepat dan buktikan bahwa kau adalah seorang Leluhur Sejati."

Mei menekankan lengan Hisui pada payudaranya.

Rushella tidak membalas tetapi hanya mengepalkan tinjunya dan mengarahkan amarahnya pada Hisui.

"Kenapa kau melekat dengan dia!?"

"Sebenarnya, dia yang mendekat dan menempel padaku."

"Kau milikku, kau tahu!? Bukankah aku menghisap darahmu juga pagi tadi...!?"

"Tolong jangan berbicara tentang pagi tadi anggap saja itu adalah sebuah ciuman sebelum meninggalkan rumah..."

Hisui bergumam, Mei menatap dengan matanya yang lebar.

"Eh... Hei kamu, darahmu telah dihisap!? Tapi aku tidak melihat luka apapun..."

Hisui yang tergantung di sekitar Rushella tidak menunjukan gejala apapun tentang berubah menjadi seorang vampir.

Normalnya, tidak ada segel kutukan di lehernya.

"...apakah kamu digigit di tempat yang tersembunyi? Tapi kebanyakan vampir memilih...."

"Leher. Rasanya akan buruk di tempat lain. Juga, itu menyebabkan masalah selama proses perubahan, memungkinkan mengubah korban menjadi mayat hidup tak rasional, sehingga mereka tidak pernah meminum dari manapun selain dari leher."

"Lalu mungkinkah kamu telah sepenuhnya berubah menjadi seorang vampir...?"

"Apa aku kelihatan seperti itu?"

Nada Hisui menandakan dia tidak pernah melepaskan kemanusiaannya.

Mendengar itu, Mei teringat tindakannya selama siang tadi.

Bahkan dalam proses perubahan, korban akan menunjukan kecenderungan untuk menghindari cahaya matahari, tetapi Hisui tidak.

Tetapi Rushella jelas-jelas mengatakan dia menghisap darahnya.

"...apa yang terjadi?"

"Orang ini adalah orang yang aneh. Meskipun aku menghisap darahnya, dia tidak berubah menjadi pelayanku!"

Rushella berbicara dengan marah. Memeluk lengan Hisui, Mei hanya menatap terkejut pada si "aneh" menurut vampir itu.

"Tak mungkin... Bisakah sesuatu seperti itu terjadi? aku tahu itu juga... Gigitan seorang vampir adalah 'kutukan' dan 'racun' tingkat tertinggi... sekali tergigit entah itu seorang yang suci atau pendosa, keduanya akan berakhir dengan cara yang sama, kan?"

"Aku hanya seorang manusia biasa."

Hisui menyatakan dengan acuh tak acuh. Mei menjadi lebih tertarik, matanya menjadi bergairah.

Rushella semakin kehilangan kesabaran karena keduanya berpelukan begitu dekat. Dia mengayunkan lengannya dan menggeram.

"Sudah saatnya kau pergi! Dia adalah pelayanku!!"

"Apa? Dia tidak berubah menjadi seorang vampir, kan?"

"Di~am~! Dia akan menjadi milikku cepat atau lambat!! Cepat lepaskan!!"

Mei mengabaikan protes dari Rushella dan suara manisnya berbisik ke telinga Hisui.

"Hei, tunjukan padaku dimana kamu tergigit. Aku ingin tahu seperti apa itu."

"Disini. Jika itu adalah aku, tidak akan ada luka. Lihat."

Hisui tidak mengambil tindakan pencegahan yang khusus dan meregangkan lehernya untuk di tunjukkan pada Mei.

Mei membawa bibirnya mendekati leher putih pucat itu.

Cium.

Tak seperti ciuman vampir, bibirnya yang manis dan menggoda dengan ringan menyentuh leher Hisui.

"...Hei, apa yang kamu lakukan!?"

"Pengobatan, hanya pengobatan. Bukankah itu terasa jauh lebih baik daripada gigitan seorang vampir?"

"Memang benar..."

Mengingat sensasi lembut di lehernya, Hisui dipenuhi dengan sukacita dan hanya bisa menatap ke atas pada langit-langit.

Ini menyebabkan kemarahan Rushella mencapai puncaknya.

"Apa yang kau lakukan!? Kau melakukan ini dengan wanita seperti itu...! Tak tahu malu!!"

"Katakanlah, aku bahkan tidak meninggalkan bekas... Kau tidak perlu segitu marahnya, kan..?"

"Apa kau seorang pria yang dengan mudahnya menawarkan lehermu pada orang lain...? Apa kau tak masalah dengan siapapun!?"

"Bisakah kau berhenti dengan penggambaran itu? Kau membuatnya terdengar seperti aku seorang wanita yang gampangan, oke!? Selain itu, kenapa aku harus memberimu prioritas? Jelas-jelas kau begitu canggung dalam penghisapan darah."

Dihadapkan dengan pertengkaran tak masuk akal dari Rushella, Hisui melepaskan ketidakpuasannya sekaligus.

Mei menuangkan lebih banyak bakar diatas api.

"Eh, apa, anak ini canggung dalam penghisapan darah? Eh, bukankah gigitan seorang vampir biasanya disertai dengan kenikmatan seksual? Terutama ketika menghisap dari jenis kelamin yang berlawanan."

"Karena konstitusiku, aku rasa kesenangan perlu dipedebatkan lagi... Lagipula, itu benar-benar sakit."

Mendengar perasaan Hisui, Rushella tiba-tiba menjadi tanpa ekspresi.

Air mata secara samar-samar merembes di sudut matanya, tetapi Hisui dan Mei tidak menyadarinya.

"Wow~ tak terpikir yang seperti itu benar-benar ada, vampir tak berharga semacam ini. Katakanlah, bahkan jika penghisapan darahnya begitu ceroboh, lalu apa nilai dari eksistensi yang disana? Apalagi seorang Leluhur Sejati, bahkan bukan setingkat sampah. Sungguh, itu adalah tingkatan nyamuk."

"Hei, itu sedikit terlalu jauh..."

Hisui masih belum selesai ketika pipinya bertemu dengan pukulan ringan.

"..... Idiot."

Pada saat dia kembali ke akal sehatnya, dia menemukan Rushella berdiri didepannya.

Matanya penuh dengan air mata.

"Ah..."

Hisui tidak mendapat kesempatan untuk berbicara. Pukulan-pukulan kecil mulai menghujani dia.

"Idiot idiot idiot idiot idiot idiot idiot idiot."

"Hei hentikan itu, itu sakit!"

Sebuah serangan kekanak-kanakan semata-mata untuk melampiaskan emosi.

Tetapi sebagai seorang vampir, setiap pukulan dari serangan ceroboh ini masih lebih berat daripada pukulan manusia normal. Tetapi dibandingkan dengan rasa sakit fisik, perasaan ini lebih kuat di hati Hisui.

"Idiot!"

Rushella mengangkat payungnya dan memukulkannya pada Hisui sebagai serangan terakhir. Kemudian tanpa melihat kebelakang, dia berlari keluar dari ruang kelas tersebut.

"Ah, hei...!"

Hisui baru mengambil satu langkah ketika sebuah suara dingin menghentikan dia.

"Jangan pergi. Apa yang akan kamu lakukan setelah kamu mengejar dia?"

Mei bertanya dengan dingin.

Daripada tanpa ampun, nada suaranya terdengar penuh dengan rasionalitas.

"Kamu tidak berhasil dibuat menjadi pelayannya, kan? Kamu hanya mendapati darahmu dihisap. Sebuah korban sepihak. kamu juga tidak tampak dibawah kendali mata mistik. Atau kamu jatuh cinta dengan dia."

"... Tentu saja tidak."


"Kalau begitu biarkan dia sendirian. Itu lebih baik untuk kalian berdua."

Itu mungkin bukan hanya pemikiran pribadinya tetapi pelajaran yang dipelajari oleh dia dalam pengalaman keseluruhan ras.

"Segalanya tidak akan pernah berjalan dengan lancar dalam sebuah hubungan diantara seorang manusia dan seorang non-manusia, itulah yang terjadi dengan kita. Dengan penampilan bahwa siapapun bisa tahu itu bukan manusia, kamu seharusnya tahu kehidupan macam apa yang dilalui ciptaan Frankenstein, kan?"

"...."

Bahkan diantara mereka sendiri, manusia tidak luput dari diskriminasi.

Apalagi pihak lain diluar alam manusia.

"Dia hanya memperlakukanmu sebagai makanan. Jangan tertipu oleh air matanya."

"...aku tahu."

"Jadi... ikutlah... dengan aku."

Mei memegang tangan Hisui dan mulai menggoda dia.

Hisui hanya mengibaskan tangannya tanpa ampun dan meninggalkan ruang kelas tersebut.

Menolak untuk mengakui kekalahan, Mei berteriak dari belakang.

"Aku belum menyerah. Aku bahkan lebih tertarik sekarang. Aku pasti akan membuatmu menjadi milikku dan milikku seorang!!"

Mengabaikan pernyataannya, Hisui pergi, tanpa ekspresi.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Mid-transformation sama halnya dengan perubahan tak sempurna, atau dengan kata lain setengah vampir. Karena saya bingung menerjemahkannya jadi saya biarkan dalam bahasa inggris...
  2. Kerabat : kata tersebut digunakan untuk menggambarkan "seseorang yang dekat", disini sebenarnya berarti "penjaga".
  3. Original : mengacu pada monster ciptaan pertama.


Sebelumnya Bab 1 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 3