Editing
A Simple Survey (Indonesia):Jilid 1 Akhir4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
==Part 1== “Oh, kau mendapat hasil yang sama denganku. Kurasa terkadang hal-hal aneh bisa terjadi,” kata seorang gadis dengan nama abad ke-21 Aisu. Sebelum Anzai dapat mengatakan apapun sebagai responnya, Harumi meletakkan tangannya ke udara dan berkata, “Itu benar-benar berbeda dariku.” “Itu juga sama sekali tak mirip dengan hasilku,” kata Kozue. “Tak bisakah kita membicarakan hal ini nanti sesudah kita sampai ke kedai kopi? Mereka suka tutup kalau mereka mendapat kesempatan, jadi kita harus cepat,” kata Hotaru. Kemudian mereka meninggalkan auditorium. Kedai kopi kampus adalah bagian dari jaringan internasional, tetapi kedai itu terkenal suka mengabaikan jam aslinya dan tutup lebih awal. “Oh, pernahkah kau mendengar rumor tentang menu rahasia di sana?” “Kupikir hal itu tidak lebih dari kegagalan manajer dalam membuat espresso dan dia mencoba untuk menjualnya sebagai minuman rahasia.” “…Hah?” kata Anzai. Dia memasukkan tangannya ke dalam sakunya, lalu mengecek tas kecilnya. Benda itu tidak ada di sana. “Apakah aku meninggalkan ponselku di suatu tempat?” “Apakah itu berada di auditorium, mungkin?” tanya Aisu, namun Anzai menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku tak ingat pernah mengeceknya saat survei. …Mungkin ada di ruang kuliah.” “Dapatkah kau mencarinya menggunakan GPS?” “Aku telah mematikan semua fungsi pelacakan. Hal-hal semacam itu membuatku takut.” “Kau terdengar seperti seorang gadis perawan,” komentar Harumi. Anzai menggaruk kepalanya dan berkata, “Aku akan pergi mengecek gedung universitas. Maaf, tapi aku harus melewatkan kedai kopinya.” “Hah?” “Harumi, mengingat situasinya, kita tak bisa menghentikannya.” “Kupikir aku harus membantunya.” “Astaga. Membuat dia berjalan melewati kegelapan hanya dengan Kozue akan menempatkannya dalam bahaya yang terlalu besar, jadi kupikir aku juga harus ikut.” Anzai ingin berurusan dengan masalah ponselnya secepat mungkin, jadi dia memberikan salam perpisahan sederhana kepada para gadis dan pergi. Dia berjalan di jalan yang dingin dan hampir semuanya gelap gulita. Pada dasarnya, mungkin hal itu kelihatannya menyeramkan, tetapi kekhawatiran realistis yang mendesaknya menyapu pergi hal apapun semacam itu. Kemudian dia mendengar suara dari belakangnya. “Hei, tunggu!” “?” Dia berbalik untuk menemukan si gadis klub kabaret (kecokelatan) bernama Aisu yang sedang joging dari belakangnya. Dan Kozue sedang bersamanya. “Apa?” “Kozue yang baik hati (dengan motif tersembunyi) takkan membiarkan dirinya santai, jadi biarkan saja kami membantumu.” “Hal itu tidak benar.” Kozue sepertinya sedikit jengkel. “Dan aku minta padamu untuk berhenti menggunakanku sebagai bantalan untuk mempermudah dirimu sendiri kapanpun sesuatu membuatmu malu.” “Mgh!? A-apa yang sedang kau bicarakan!? Ga ha ha!!” “Kapanpun kebiasaan bantalanmu itu menunjukkan dirinya, tingkat bahaya yang kau hubungkan padaku melonjak naik tanpa akhir! Mungkin orang-orang yang berkeliaran denganku adalah para aparat keamanan publik!” “Oh, tapi kan memang benar kalau kau mengikuti orang di sekitarmu, Kozu-…Gyah gyah gyah!?” Aisu mengeluarkan teriakan yang mirip seperti suara statis ketika Kozue menggunakan tangannya yang kecil untuk mengusutkan rambut gadis klub kabaret itu. “Begitu ya. Jadi mengapa kalian ada di sini?” tanya Anzai ke Aisu. “Hm? Aku hanya jarang mendapatkan kesempatan untuk memasuki gedung seni liberal.” “Tidak adil! Kau selalu mengambil jawaban yang keren untuk dirimu sendiri!” “Hentikan, hentikan!! P-pokoknya cuma penasaran saja. Ha ha ha!!” Hal itu sudah pasti menandakan kalau bidang Aisu adalah sains. Meskipun terlihat seperti seorang gadis klub kabaret. Tapi dia juga terlihat asing dalam seni liberal. “Terkejut?” “Kurasa…” kata Anzai dengan acuh. “Hotaru…-san kan? Yang tinggi dengan rambut hitam. Dialah orang yang kuanggap di bidang sains.” “Meskipun penampilannya seperti itu, Hotaru itu cukup romantis. Mata kuliah pokoknya adalah Sastra Perancis.” “Sekarang, hal itu mengejutkan.” “Ya, dia terlihat lebih ke membuat manusia buatan sendiri di laboratorium yang menakutkan.” Sepertinya mereka juga telah mengenal satu sama lain dalam waktu lama atau mengenal satu sama lain dengan sangat baik karena mereka bisa mengatakan hal mengerikan seperti itu dengan begitu santai. “Harumi dan Hotaru meneruskan perjalanan mereka ke kedai kopi. Kalau mereka tak menempati salah satu mejanya, manajer itu benar-benar akan menutup kedai itu. Ayo temukan ponselmu dan kembali ke sana supaya kita bisa berbicara.” “Hah? Kita masih mau ke kedai kopi?” Sambil berbicara, Anzai dan kedua gadis lainnya memasuki gedung universitas. Karena para mahasiswa pascasarjana akan menginap sepanjang tahun, pintunya tidak dikunci dan lampu pada segelintir ruangan menyala. “Ngomong-ngomong, mata kuliah pokokmu apa?” tanya Aisu. “Sosiologi. Tapi aku adalah mahasiswa tingkat pertama, jadi aku masih mendapatkan pendidikan umum.” “Kau mahasiswa tingkat pertama?” “Aku membutuhkan waktu 2 tahun untuk masuk ke universitas.” “Kuliah pendidikan umum, hm? Ketika aku pertama kali tiba di sini, aku terkejut mendapati kau harus mengambil kelas penjas. Memakai tracksuit dan berlari jarak jauh bukanlah hal yang akan kusebut cerdas.” “Kozue, jangan marah pada berlari hanya karena kau tidak punya sesuatu yang bergoyang-goyang saat kau berlari.” “Hal itu tidak cerdas.” Tak ada yang berada di ruang kuliah, tapi pintunya tidak dikunci. Setelah pencarian singkat di ruangan itu, Anzai menemukan ponselnya dengan hampir terlalu mudah. Ponselnya jatuh di bawah meja tulis yang dia tempati sebelumnya. “Leganya.” “Bagaimana kalau kau mengecek lognya? Kau mau memastikan tak ada orang mencurigakan memasukan kode aksesnya kan?” Anzai menggunakan ibu jarinya untuk mengecek beberapa hal, tapi tak ada tanda kalau ada yang mengacaukan ponselnya. “Terlihat baik.” “Kalau begitu aku akan mengirim email ke Harumi dan Hotaru untuk bilang kalau kita sedang dalam perjalanan ke sana.” “Kalau dipikir-pikir,” gumam Anzai saat mereka berjalan kembali ke koridor. “Mungkin kita harus melaporkan ke kantor kalau ruang auditoriumnya tidak dikunci. Profesor itu langsung kabur ke suatu tempat tanpa mengurus hal itu.” “Kantornya dekat, jadi kita dapat mampir dengan mudah.” “Bagaimana dia mengumpulkan survei dan lalu menghilang membuatku berpikir tentang cerita kode hitam.” Pada universitas manapun yang sudah agak terkenal, rumor semacam itu akan menyebar. Hal-hal seperti seorang peneliti gempa bumi terkemuka tiba-tiba menghilang. Universitas ini bukanlah pengecualian. Mungkin saja kalau menyebutnya sebagai “universitas itu” akan cukup bagi siapapun di Jepang untuk mengetahui universitas mana yang sedang kau bicarakan. Sambil mengetik email dengan ibu jarinya, dia berkata, “Ya, aku pernah mendengar cerita itu. Di sini ada lebih dari 1000 laporan yang diserahkan setiap tahun, tapi cerita itu bilang bahwa ada rak yang dipenuhi dengan beberapa laporan yang mempunyai isi yang terlalu berbahaya untuk diungkapkan kepada masyarakat umum.” “Aku pernah mendengar kalau salah satu dari laporan itu berisi data yang diambil sambil menyelidiki kebenaran di balik sebuah bakteri pembunuh misterius tertentu,” kata Kozue. “Apa yang aku dengar adalah seorang profesor dengan setengah bercanda menambahkan pertanyaan ‘apakah kau pernah menusuk seseorang?’ ke dalam survei yang dia berikan kepada para muridnya. Dia mendapatkan beberapa hasil yang tak mungkin dan dia tak pernah terlihat lagi setelah itu,” kata Anzai. Sambil berbicara, mereka telah sampai di depan kantor. Mereka dapat melihat cahaya yang datang dari sekitar pintu itu, jadi pasti setidaknya ada satu pekerja yang masih di sana. Anzai mengetuk pintunya dengan pelan dan kemudian masuk ke kantor. Ketika mereka berbicara dengan seorang wanita paruh baya yang bekerja di sana, dia mengerutkan dahinya dan berkata, “Tapi kami tak pernah memberi izin untuk menggunakan auditorium malam ini.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information