Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid14 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== Setelah berpisah dengan Rinslet dan pergi dari wilayah Laurenfrost, kelompok Kamito menghabiskan malam di Frost Town di Pegunungan Kyria kemudian sampai di Akademi Roh Areishia keesokan harinya. Berkat perlindungan Simorgh, perjalanan kembalinya cukup nyaman, dengan hembusan udara pagi yang menyegarkan sembari lapisan angin yang tipis menyelimuti mereka dimalam hari, mencegah mereka dari kedinginan. "...Itu hanya beberapa hari saja, tetapi entah kenapa rasanya begitu nostalgia saat kembali." Melihat gerbang Kota Akademi, dijaga oleh roh-roh penjaga, Kamito bergumam. Itu terasa seperti waktu yang sangat lama telah berlalu sejak mendengar tentang tanda-tanda Restia dari Elemental Lord Air dan melintasi Pegunungan Kyria bersama Rinslet melewati badai salju yang ganas. (Yah, banyak hal juga terjadi setelah itu.) Kamito memalingkan kepalanya untuk menatap Restia yang berjalan disampingnya. Dengan mata melebar, dia melihat-lihat berbagai pemandangan Kota Akademi. ...Sebagai catatan sampingan, dia masih mengenakan seragam maid yang diberi Milla. "Sungguh kota yang megah. Benar-benar berbeda dari yang aku bayangkan." "Ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan ibukota kekaisaran. Ini hanya sebuah Kota Akademi." Claire mengangkat jempol dan menjawab. "Kota sebesar ini, semua ini milik Akademi...." Mungkin tak ada kota yang lebih besar dari kota ini dalam ingatan Restia saat ini. Teringat kenangan dari kunjungannya ke ibukota kekaisaran bersama Restia di masa lalu, Kamito merasakan sebersit rasa sakit dalam hatinya. "Itu karena bagian kota ini tidak terlibat dalam serangan roh-roh militer dan juga para ksatria bergegas merekonstruksi kota. Sisi Akademi tetaplah sebuah reruntuhan puing yang sangat luas." Ellis berbisik dengan ekspresi serius. Kelompok Kamito melewati gerbang utama dan melangkahkan kaki kedalam Kota Akademi. Setelah beberapa saat, mereka mulai melihat bangunan-bangunan runtuh sama seperti yang Ellis katakan. Ini adalah tanda-tanda yang ditinggalkan karena serangan yang dilakukan oleh Lurie, mantan anggota Number. Kamito melihat kearah plaza dan menemukan sebuah roh batu sedang bekerja, memindahkan puing-puing. "Dan itu—?" "Ya, itu adalah Cabracan milik Rakka." Ellis mengangguk. "Aku akan pergi memberitahu mereka bahwa kita sudah kembali. Sampai jumpa lagi, Kamito." "Ya, dimengerti. Kalau begitu kami akan kembali ke Akademi dulu." Kamito melihat Ellis pergi sembari dia berjalan kearah teman-temannya. "Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat dan mencari makanan atau sesuatu?" Kemudia dia menanyai Claire. "U-Umm...." Untuk suatu alasan, Claire tersipu dan tergagap. "A-Ada sesuatu yang harus aku lakukan di kota." "Sesuatu untuk dilakukan?" "Iya. Umm, aku akan membuat makan malam untukmu malam ini." "...Huh?" Mau bagaimana lagi, Kamito bertanya lagi. "Makan malam? Kamu akan membuatnya, Claire?" "Ya, aku akan memasak untukmu, Kamito!" Menjadi merah cerah, Claire berteriak keras-keras. Selama sesaat, Kamito khawatir. ....Kemudian dia berpikir lagi secara hati-hati. (Aku mengerti, jadi dia ingin menunjukkan pada seseorang bahwa kemampuan memasaknya sudah meningkat.) Kamito memiliki pengalaman yang serupa dimasa lalu. 3 tahun yang lalu, ketika tinggal di rumah Greyworth, Kamito dipaksa untuk memasak makanan yang tak pernah dia masak sebelumnya untuk memuaskan tuntutan si penyihir. Standart Greyworth sangatlah tinggi. Dibawah tekanan yang besar setiap hari, Kamito mengembangkan sebuah hobi rahasia, yaitu untuk membuat orang yang dia sayangi, Restia, mencicipi kuliner buatannya yang terbaru. (Saat itu, aku merasa begitu bahagia setiap kali Restia memujiku, yang mana juga membantuku untuk mengingat teknik-teknik memasak.) Oleh karena itu, Kamito teringat gelombang kenangan nostalgia. "Apa? Apa kau sekhawatir itu dengan masakanku?" Claire cemberut. "Aku tidak akan membuat arang lagi, oke..." "Tidak, bukan itu yang aku pikirkan. Aku menantikan masakanmu, Claire, dengan cara yang normal." Kamito dengan panik menggeleng. "Be-Benarkah?" "Ya." Kamito mengangguk. Claire merendahkan kepalanya sedikit. Sebenarnya, kemampuan memasaknya memang telah meningkat. Ini bukan hanya karena fakta bahwa dia telah bisa mengendalikan api miliknya. Tinggal di Akademi bersama dia, Kamito mengetahuinya lebih baik dari siapapun juga bahwa Claire adalah seseorang yang bisa mengerahkan upaya ratusan kali lebih banyak daripada rata-rata orang. "Kalau begitu, apa yang ingin kau buat?" "U-Umm... aku ingin membuat makaroni gratin." "Gratin huh? Untuk seorang pemula dalam memasak, bukankah itu cukup sulit?" "Jangan khawatir, aku sudah menguasai pengendalian api, dan juga..." Claire melihat kebawah dan memainkan kedua jari telunjuknya satu sama lain didepan dadanya. "Hmm?" "K-Kamito, kau menyebutkan sebelumnya bahwa gratin adalah makanan kesukaanmu." "Eh... Oh... Aku mengerti. Aku terkejut kau masih ingat sesuatu semacam itu..." Kamito memiliki ingatan yang samar bahwa dia mungkin telah menyebutkan hal itu selama perkenalan diri ketuka dia pertama kali masuk ke Akademi. "T-Tentu saja aku ingat..." "Mengesankan seperti biasa, siswi terhormat." "B-Bukan seperti itu... Cukup sudah tentang hal itu. Pokoknya, aku akan membuat gratin kesukaanmu untuk makan malam malam ini, oke?" "Ya, aku benar-benar menantikannya." Kamito menepuk kepala Claire dan dia mendengkur seperti seekor kucing. "K-Kalau begitu aku akan belanja sekarang... Hmm, saus krim, keju, makaroni... Persik kalengan, kepiting kalengan, mayonaise kalengan♪" Claire dengan senang bersenandung sembari menuju ke distrik perbelanjaan. (...Hmm, entah kenapa aku masih merasa sedikit khawatir.) Mengerang diam-diam dalam hatinya, Kamito memalingkan kepalanya kearah Restia. "Jadi, haruskah kita langsung kembali ke Akademi atau kamu mau berkeliling Kota Akademi sebentar?" "...Huh?" Restia sedikit memiringkan kepalanya. "Yah, kamu melihat jalanan dengan penuh rasa ingin tau sejak awal. Apa ada suatu tempat yang membuatmu tertarik?" "Ya, ada begitu banyak toko-toko yang berbeda. Hanya dengan melihatnya saja sudah sangat menarik." Restia mengangguk dengan jujur. "Kalau begitu bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar?" "...Bolehkah?" "Tentu. Itu akan menjadi cara yang sempurna untuk menghabiskan waktu sebelum makan malam."
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information