Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid15 Bab 8
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== Derap langkah tentara bergema di ngarai Istana. Setelah bergegas keluar dari ruang tahta, Kamito pergi melalui koridor bersama Demon Slayer di tangannya. ''(Aku tidak percaya dia menyerbu masuk melalui pintu depan dengan paksa...)'' Keringat kecemasan muncul di dahi Kamito. Jika penyerang ini benar-benar dia, maka tidak peduli seberapa banyak tentara yang dimiliki oleh tempat ini, mereka mungkin akan dibantai habis tanpa sisa. —Penyihir Senja. Bahkan ada legenda di masa lalu tentang perang besar, dimana dia menghancurkan sebuah negara kecil sendirian. Dia benar-benar berharap itu hanya legenda semata— ''(Aku harus ke sana tepat waktu—)'' Kamito merenungi apa yang dikatakan Raja Naga kepadanya sebelum meninggalkan ruang tahta. Selamatkan Leonora—Itulah permintaannya kepada Kamito. Tapi Kamito tak perlu diminta oleh siapapun untuk menyelamatkan rekan-rekannya Gerbang kastil sudah terbuka. Sembari memegang elemental waffe, gelombang ksatria naga dikerahkan berturut-turut untuk mencegat si penyerang. Mereka adalah ksatria militer kerajaan Dracunia. Setiap personelnya merupakan ksatria tingkat atas. Namun, suara dentangan senjata tidak menunjukkan tanda-tanda meredanya pertempuran. Ksatria Negara Naga, terkenal sebagai yang terkuat, namun mereka tak mampu menghentikan seorang tunggal ini— ''‘—Kamito, aku merasakan pedang iblis itu.’'' Suara Est terdengar dalam pikirannya. "Aku paham..." Kamito berbisik. —Aku cukup yakin, itu adalah dia. ''‘—Berhati-hatilah. Pedang iblis itu telah tumbuh lebih kuat daripada sebelumnya.’'' ''(Bahkan lebih kuat daripada waktu itu—)'' Sambil mengerang dalam hatinya, Kamito bergegas keluar dari kastil. Matahari telah terbenam sepenuhnya. Langit pun terlingkupi oleh warna malam. Yang melintang diatas ngarai adalah sebuah jembatan besar. Yang berdiri di tengahnya adalah sesosok gadis. Gadis berambut abu-abu mengayunkan pedangnya bagaikan dewa perang yang ganas, dan menyebarkan bunga darah dimana-mana. Di kakinya, mayat naga yang telah dipenggal menumpuk tinggi. Dengan warna merah darah segar berceceran di seluruh tubuhnya, gadis itu terus menebas para naga yang menyerang satu per satu. Setiap kali kilatan pedangnya merobek langit malam, kepala naga beterbangan, kemudian terjun ke dalam ngarai yang gelap— Ketika melihat adegan pembantaian kejam ini, Kamito bahkan lupa untuk bernapas sejenak. Tak satupun dari para ksatria naga Dracunia yang terbang dilangit bisa mendekati dia. Mereka hanya terpaku di tempat sembari tetap memegang senjata mereka masing-masing. "Masih belum cukup. Sudah kuduga, gadis yang tadi adalah yang paling lezat—" Dia tanpa ampun menghancurkan kepala naga yang bergelimpangan di bawah kakinya— Gadis itu menjilat pedang iblisnya yang berlumuran darah. Pada saat itu, Kamito merasakan firasat menakutkan. 'Gadis yang tadi'—barusan dia mengatakan kata-kata itu. Tak mungkin, apakah maksudnya adalah— Detik berikutnya, apa yang terlihat oleh mata Kamito adalah skenario terburuk. Di samping tumpukan mayat naga adalah Leonora yang roboh dalam genangan darah. "Leonora!" Sambil berteriak, Kamito bergegas mendekat secara reflek. Sembari berdiri di atas tumpukan mayat, Greyworth melihat Kamito dan hanya bergumam "oh?", tanpa bergerak sedikitpun. Kamito mengabaikan Greyworth dan bergegas ke sisi Leonora. "Leonora!! Betahanlah, Leonora!!!" "...Kami...to?" Bibirnya yang berdarah itu bergerak samar-samar. ''(...Dia masih hidup!)'' Kamito merangkul tubuh lemas gadis itu dalam pelukannya, dan menuangkan kekuatan suci ke dalam dirinya. Meskipun efeknya hanyalah mempercepat penyembuhan alami, setidaknya itu akan lebih baik daripada tanpa pertolongan sama sekali. Dari bahu kanan sampai pinggang kirinya terdapat suatu celah tebasan yang dalam. Itu adalah luka serius yang semakin melemahkan kondisi tubuhnya. Alasan kenapa dia masih sadar pasti karena efek perlindungan dari roh-roh naga, yang diperkuat oleh tubuh kontraktor mereka. "...Sungguh tak sedap dipandang... bukan...? Sebagai, seorang ksatria naga dari... Dracunia..." "Cukup, jangan bicara lagi—" Kamito memeluk kepalanya dengan lembut. Namun, Leonora sekuat tenaga menggerakkan bibirnya, untuk berbicara terpatah-patah. "...Kamito... di ibukota kekaisaran, kau berjanji, 'kan... kau akan melakukan apapun." "Ya." "...Kalau begitu, ''aku mohon''... Lindungi Raja Naga, lindungi Dracunia—" Setelah mendengarkan kata-kata yang membuat Leonora mengerahkan segenap tenaganya— "—Aku mengerti. Inilah janjiku." Kamito menjawab dengan jelas dan ringkas. Leonora tersenyum berseri-seri sebelum menutup matanya dalam ketenangan. Setelah membawa Leonora dalam pelukannya, Kamito menurunkan dia pada tanah dibelakangnya. "Gadis itu masih belum mati? Sungguh ketahanan tubuh yang menakjubkan—" Sambil berdiri di tumpukan mayat naga, Greyworth menatap Kamito dan berkata. Mencengkeram Demon Slayer dengan erat, Kamito melotot marah pada sosok di depannya, yang bisa dilihatnya hanyalah pandangan merah akibat luberan darah. "Apakah kau datang untuk membunuh Raja Naga?" "—Betul." Dia mengangguk tanpa sedikitpun menyembunyikan tujuannya. Setelah mendapatkan Penyihir Senja sebagai pion, Kerajaan Suci tampak seperti mereka tak lagi menggunakan konspirasi dan strategi. Mereka sekarang bisa secara terbuka mengirim pembunuh terkuat. "Aku tidak akan membiarkan kau membunuh Raja Naga. Dracunia adalah sekutuku, Ordesia Yang Sah." Di depan para ksatria naga, Kamito menyatakan itu. Namun, alasannya untuk mengatakan itu bukanlah hanya sok-sok'an. Raja Naga Bahamut mencintai warga Dracunia dan dengan tulus mencintai umat manusia. Selama ribuan tahun terbenam dalam kesendirian, dia terus mengawasi negara ini. Meskipun Kamito hanya mengobrol dengannya dalam waktu singkat— Perasaannya yang menghargai kesejahteraan rakyat, pasti telah mencapai hati Kamito. Dia harus melindunginya. Hati Kamito dipenuhi dengan emosi yang murni. Tapi, yang lebih penting adalah— ''(Leonora telah memintaku untuk melakukannya. Alasan itu sudah cukup bagiku—)'' Sembari memegang Demon Slayer dengan kedua tangan, Kamito menuangkan kekuatan suci dari seluruh tubuhnya. Mata pedang baja itu bersinar dengan cahaya putih-perak, menerangi kegelapan malam. Sebagai tanggapan... "—Sebuah mangsa yang langka. Tarian pedangmu membuat darahku mendidih dengan kegembiraan." Greyworth tersenyum. Auranya berubah. Tidak terasa niat membunuh atau intimidasi. Sebuah aura aneh terpancarkan dari sekujur tubuhnya— Kamito merasa seolah-olah ada tangan dingin yang mencengkeram jantungnya— ''(...Sialan, aku nggak percaya tubuhku bergetar seperti ini—)'' Kamito meringis dalam benaknya. Penanggulangan rasa takut seharusnya adalah dasar-dasar yang diajarkan pada petarung Sekolah Instruksional— ''"—Kamito, Kau baik-baik saja?"'' Suara Est terdengar dalam pikirannya. Roh pedang terkuat memang hebat, tampaknya dia benar-benar tidak takut pada Penyihir Senja. Seakan menanggapi suara Est, Kamito dengan tegas mencengkeram gagang pedang sucinya. Greyworth memegang pedang iblis berwarna merah dengan santai, kemudian dia melompat turun dari tumpukan mayat naga. Pedang iblis yang berlumuran darah berdenyut-denyut seperti makhluk hidup. —Pada detik berikutnya, Greyworth menyapu ruang di belakangnya dengan menggunakan pedang itu. "...!?" KRASH! Dengan tebasan pedang merah, jembatan batu pun runtuh seketika. Sebagai hasilnya, gunungan mayat naga jatuh ke dalam ngarai kematian yang gelap. Dia telah memotong rutenya sendiri untuk melarikan diri. "S-Sialan, aku tidak percaya kau melakukan itu pada para naga pelindung bangsa ini!" "Oh tamu dari Ordesia, kami akan membantumu!" Para ksatria naga yang ada dibelakang Kamito berteriak marah. Namun— "Tetap di belakangku jika kalian tak ingin mati!!" Kamito menoleh ke belakang dan menatap tajam pada mereka. Tatapannya yang penuh dengan aura membunuh membuat para ksatria naga gemetar. "Maaf, kalian hanya akan menjadi beban." Kamito berkata dengan suara dingin. "T-Tapi jika kau pergi melawannya sendirian—" "Jangan ganggu aku. Mohon ambil Leonora dan tinggalkan tempat ini." —Ya, mereka hanya akan menjadi beban bagi Kamito. Memang, mungkin dengan dukungan mereka, pertempuran akan lebih menguntungkan. Namun, asumsi itu bisa dibenarkan jika Kamito hanya menggunakan mereka sebagai umpan tanpa sedikitpun menghargai nyawa mereka. Jika mereka hendak melawan Penyihir Senja, sudah pasti akan ada korban yang banyak. Gadis-gadis ini adalah bawahan Leonora yang sangat berharga, sekaligus putri-putri tercinta Raja Naga. Kamito tidak boleh membiarkan korban terus berjatuhan, bahkan tak satupun dari mereka. —Dan yang lebih penting adalah, dia tidak ingin Greyworth membantai mereka. Sepertinya mereka mulai memahami perintah Kamito— "Semoga kau menang, Kamito-dono—" "Semoga berkah naga bersamamu." Para ksatria naga perempuan membawa Leonora yang masih roboh untuk mundur ke kastil. "—Terima kasih." Kamito berkata dengan pelan kemudian berbalik ke arah Greyworth sekali lagi, yang berdiri di depan tebing. "Kau menginginkan pertarungan satu lawan satu, kan?" "Itu adalah suatu keputusan yang mempertaruhkan nyawamu." Greyworth berkomentar dengan tenang. Lalu tiba-tiba, angin berhenti. Di bawah malam bulan purnama pada jembatan ini, Penyihir Senja dan Penari Pedang Terkuat berhadapan. "Katakanlah, Greyworth..." "Apa?" "Apakah tidak ada cara untuk berdamai? Sudahkah kau benar-benar melupakan aku dan yang lainnya?" Kamito mencoba membujuk untuk terakhir kalinya. Namun, dengan ekspresi tanpa ampun, gadis itu mengatakan: "Bicaramu murahan, suasana hatiku jadi memburuk." "Aku paham..." Kamito menggeleng sembari mencurahkan kekuatan suci maksimum pada Demon Slayer-nya. "Est, kita akan bertarung habis-habisan sejak awal. Bisakah kau tetap bertahan?" ''"Ya, aku adalah pedangmu, keinginanmu adalah perintah bagiku."'' Est menjawab dengan tegas. Keduanya berhadapan. Namun, tak satupun dari mereka bergerak secara semberono. Mereka menguasai gaya yang sama, itu berarti kedua belah pihak sangat memahami gerakan masing-masing. Setiap gerakan mungkin bisa diprediksi satu sama lain, kemudian saling melancarkan serangan balik. Oleh karena itu, mereka perlu mensimulasikan pertempuran berkali-kali dalam pikiran masing-masing untuk mencari cara yang paling efektif untuk menyerang. Kemudian—. Yang pertama memulai pertempuran adalah Kamito. "Absolute Blade Arts, Bentuk Pertama—Purple Lightning!" Sembari mengangkat pedang suci yang bersinar dengan cahaya putih-perak, Kamito menghentak tanah untuk melompat, kemudian gerakannya dipercepat drastis dengan menggunakan pelepasan kekuatan suci. Dorongan itu bagaikan petir, dan melebihi kecepatan suara untuk menembus musuh. Klang!—Bunga api pun terpencar. Serangan mematikan Kamito dimentahkan oleh bilah pedang milik Greyworth. Itu bukanlah reaksi, melainkan prediksi. Kamito segera menarik pedangnya, kemudian mengayunkannya lagi secara horizontal. —Namun, Greyworth mengambil setengah langkah mundur, sehingga menyebabkan ujung pedang lawannya hanya terbang melewati hidungnya. Kamito mengambil langkah maju. Sembari melantunkan sihir roh dengan cepat, dia menciptakan belati pada tangannya yang lain. Ini adalah Weapon Works, sihir tipe besi—Dengan memegang belati antara jari-jarinya, lantas dia melemparkannya. Belati terbang bersama kilatan cahaya, dan merobek udara, tapi dalam sekejap dihancurkan oleh tinju tangan kosong Greyworth, yang diselimuti kekuatan suci. Dengan menggunakan momentum sisa, dia menyerang leher Kamito. Ini juga sudah diprediksi oleh Kamito. Dia menundukkan kepalanya untuk menghindari serangan itu, lantas dia menebas secara diagonal ke arah bahu musuhnya. Hantaman antar pedang menghasilkan percikan bunga api. Ini adalah pertarungan kecepatan super tinggi yang manusia biasa tidak bisa mengikutinya dengan mata telanjang. Pada jarak dekat, sampai-sampai wajah mereka saling berhimpitan, mereka berdua saling bentrok. "Gerakanmu berbeda dari yang waktu itu—" "Bagaimanapun juga, pada saat itu sekujur tubuhku penuh luka." "Begitukah? Sungguh menyenangkan." Bibir Greyworth sedikit bergetar, nampaknya dia membisikkan sesuatu. ''(Sihir roh? Bukan—)'' Dia murni mengandalkan instingnya. Ketika merasakan kehadiran beberapa sosok yang mengerikan, Kamito pun melompat mundur untuk memperlebar jarak. Pada saat itu, pedang iblis berlumuran darah berubah.... berubah menjadi hewan buas raksasa yang dilengkapi dengan taring tak terhitung jumlahnya. "...!?" ROOOOOOAAAAAR...! Hewan buas berwarna darah itu pun melolong dan menerkam ke arah Kamito. Kamito terjun ke tanah dan berguling, untuk menghindarinya secepat mungkin. Tanah yang baru saja dipijaknya hancur oleh rahang binatang yang muncul dari gagang pedang iblis itu. ''(...! Apa-apaan ini—!?)'' ''"Kamito, meski berubah menjadi elemental waffe, pedang iblis itu mempertahankan sifatnya sebagai roh."'' Suara Est terdengar dalam pikirannya. ''(Jadi itu adalah elemental waffe sekaligus roh. aku paham sekarang—)'' Kamito menemukan jawabannya. Bukannya mengendalikan roh iblis, Greyworth malah bekerjasama dengan selaras bersamanya. "Salah satu dari 72 roh yang tersegel, roh iblis Vlad Dracul. Benar saja, itu tumbuh sangat cepat ketika menyerap darah naga." Greyworth berkata dengan puas. "Pedang iblis yang haus darah, huh? Itu cukup mengerikan—" Namun, skill berpedang menakutkan milik Greyworth yang dikombinasikan dengan serangan individual pedang iblis, itu benar-benar situasi yang sulit. Bagi Kamito, ini berarti dia harus memprediksi serangan dari dua gaya yang sungguh berbeda, pada saat yang sama. "Pedang iblis yang haus darahmu, Raja Iblis—" Greyworth menebaskan pedang iblis itu secara horizontal. ROOOOOAAAAAR! Kepala binatang buas itu sekali lagi muncul dari pangkal pedangnya, kemudian dia melolong dengan suara aneh dan mengejar Kamito tanpa henti. Melompat secara acak di seluruh tempat, binatang itu pun menghancurkan sisa-sisa jembatan. ''(...roh bangsat!)'' Bahkan dengan Perlindungan Baja, tubuh Kamito mungkin akan terkoyak dalam sekejap jika tergigit oleh taring-taring itu. Namun, terus berlari bukanlah pilihan untuk memenangkan pertarungan ini. Dia harus mencari kesempatan untuk menyerang balik, Kamito menghentak tanah untuk melompat ke arah pagar jembatan. Sebuah lompatan. Di udara, Kamito berbalik dan melepaskan kekuatan suci. "Absolute Blade Arts, Bentuk Kedua—Meteor!" Kekuatan suci meledak. Sambil turun dengan kecepatan tinggi, Kamito mengayunkan pedangnya ke bawah. Ini adalah jurus yang berasal dari Purple Lightning. Kekuatannya adalah salah satu yang terbaik dalam Absolute Blade Arts. Demon Slayer menusuk kepala binatang itu, lantas menyematkan tubuh raksasanya ke tanah. Seketika, binatang berwarna darah itu mencair dan menghilang. —Namun, Tepat pada saat itu, Greyworth muncul di depan matanya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information