Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 2 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== “—Aah, kalian berdua sudah tiba. Sebentar lagi ''Spirit'' itu akan muncul. Kuserahkan persiapannya padamu, Reine.” Dari kursi kapten, Kotori berkata pada Shidou dan Reine yang tiba di bridge <Fraxinus>. “......ya.” Reine mengangguk kecil, mengibaskan ujung jubah putihnya dan menempati ''console''-nya di ''bridge'' bagian bawah. “—Nah sekarang…” Dan, selagi Shidou tetap diam, Kotori melemparkan sebuah pertanyaan padanya seraya memiringkan kepala. “Bagaimanapun juga, maaf karena tidak dapat memberimu banyak waktu, tapi apa kau sudah membuat keputusan, Shidou?” “... uh—” Ia tersedak. Dari arah ''bridge'', berkumandang suara kencang sirene. “Ap... Ada apa?” “Sinyal ''Spirit'' yang luar biasa kuat telah terdeteksi! Dia datang!” Seruan seorang pria anggota ''crew'' terdengar dari ''bridge'' bawah, mata Shidou berputar-putar karena kekacauan tersebut. Ketika Kotori mendengar seruan tersebut, *pak* dia menjentikkan jari. “Oke. Rubah tampilan ''Main Monitor'', perlihatkan tempat yang sudah terprediksi.” Setelah Kotori memberikan perintah itu, tampilan kota dari arah langit diproyeksikan di ''Main Monitor''. Itu adalah jalanan utama yang dipenuhi berbagai toko. Tentu saja sama sekali tidak terlihat sosok manusia, umpama kota hantu. Di tengah-tengah tampilan tersebut, *gwaang*. “Eh...?” Mulanya, ia pikir ada masalah dengan proyeksi gambar tersebut, akan tetapi— itu tidak benar. Ruang tersebut. Ruang tersebut, yang tadinya kosong, berdistorsi, bagaikan riak di permukaan air yang tercipta akibat lemparan batu. “Ara? Apa ini pertama kali Shidou melihatnya?” Tepat saat Kotori mengatakannya, distorsi ruang tersebut semakin meluas— Ia pikir sebersit cahaya kecil tercipta di layar, dan bersamaan dengan suara ledakan, tampilan layar tersebut berubah menjadi putih murni. “——uh!” Walaupun ia tahu itu kejadian itu berlangsung di balik layar, ia secara naluriah menutupi wajah dengan lengannya. Beberapa detik kemudian, sambil perlahan menurunkan tangan, ia membuka mata, dan di layar terlihat pemandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Di dalam kota, sebuah lubang terbuka. Tidak ada cara lain untuk menggambarkannya. Satu porsi bangunan-bangunan yang seharusnya berderet di sana, dilibas habis membentuk mangkok yang dangkal. Pertokoan, lampu jalan, tiang telepon, bahkan permukaan jalanan yang seharusnya ada di sana, semuanya telah lenyap Dan lagi, mungkin sebagai dampak dari ledakan tersebut, daerah di sekelilingnya terlihat seolah-olah baru diserbu angin badai. Kekacauan ini... serupa dengan tempat itu satu bulan lalu, di mana ia pertama kali bertemu Tohka. Artinya, yang terjadi barusan adalah— “…''Spacequake''…” Shidou berkata dengan suara gemetar, Kotori menyetujui dengan “ya”. “—Inilah distorsi dimensional yang terjadi bersamaan dengan datangnya ''Spirit'' ke dunia ini. Malapetaka yang muncul tiba-tiba.” “......” Ia sudah beberapa kali melihat reruntuhan bangunan namun ini adalah pertama kalinya melihat momen terjadinya ledakan. Telapak tangannya berkeringat. Ada saat-saat di mana ia mencoba memahami fenomena tersebut dalam pikirannya— dan berkat pengalaman kali ini, ia akhirnya merasa sudah paham. Ia paham teror yang dibawanya— perkotaan, ruang di mana orang-orang hidup dalam kesehariannya, telah dihancurkan, dalam sekejap saja. “Yah, paling tidak kali ini ledakannya berskala kecil.” “Kelihatannya begitu.” Kotori dan pria bertubuh tinggi tepat di sampingnya— Wakil Komandan Kannazuki Kyouhei, berkomentar. “Untung saja— tadinya aku mau bilang begitu, tapi karena yang datang <Hermit>, sebesar ini sudah sewajarnya.” “Hmmm, sepertinya begitu. Bahkan di kalangan ''Spirit'', dia punya watak yang tidak agresif.” Shidou, masih terdiam, mengernyit. —Ledakan barusan, masih berskala kecil? Awalnya, ia tidak memahami apa yang sedang dibicarakan Kotori dan yang lainnya, namun kemudian ia ingat. Sepertinya begitulah kenyataannya. Karena ''spacequake'' tersebut meninggalkan kawah dengan diameter sekitar sepuluh meter. Dari perspektif mereka, sebesar itu masih kecil dibandingkan dengan ''spacequake'' lainnya. Tentu saja... ia sekalipun paham sepenuhnya sekarang... “... hei, Kotori.” Ada hal yang mengganggu Shidou dari percakapan Kotori dan yang lainnya. Ia membuka mulut seraya berbicara. “Apa itu <Hermit>?” “Aah, itu adalah ''code-name Spirit'' yang baru saja muncul. Tunggu sebentar— Bisa kau perbesar tampilannya di layar?” Kotori, mengacungkan jari ke arah anggota ''crew'' di ''bridge'' bawah. Setelah melakukan itu, tampilan tersebut diperbesar, mengarah ke kawah tepat di tengah kota. Dan dengan itu, terjadi perubahan di layar. “... hujan?” Shidou bergumam pelan. Tanpa tanda-tanda apapun, ia merasa layarnya menjadi lebih gelap, *crik-crik*, hujan mulai turun. Namun— bukan itu yang menarik perhatiannya, ia tidak lagi peduli pada hujan. Di tengah-tengah area yang menyerupai kawah itu, mereka berhasil mendeteksi sosok seorang gadis kecil. “—?!” Rasa ''shock'' menghajar jantungnya, bagaikan digenggam cakar elang, lalu mengalir ke seluruh tubuhnya. Diam berdiri di tengah layar yang diperbesar, adalah figur seorang gadis. Dan tambah lagi— ia mengenalinya. “Ah, itu kan...” Dengan naungan tudung kepala berhiaskan aksesoris telinga kelinci, seorang gadis berambut biru. Dia terlihat berusia sekitar tiga belas-empat belas tahun, mengenakan jas besar dan dalaman yang terbuat dari material misterius. Dan di tangan kirinya, dengan desain komikal, sebuah boneka kelinci terpasang. Bila mata dan otak Shidou bekerja sebagaimana mestinya... maka tidak diragukan lagi dia adalah— Gadis yang ditemuinya kemarin sepulang sekolah. “—? Apa ada yang salah, Shidou?” Melihat Shidou bertingkah aneh, Kotori berbicara dengan ragu-ragu. Shidou, setelah memandang layar satu kali, menegaskan diri. “Aku—gadis itu, aku pernah bertemu dengannya...” “Apa katamu? Kapan kejadiannya?” “Baru saja kemarin... saat aku bergegas pulang, hujan mulai turun—” Sambil mereka ulang ingatannya, Shidou mengulas singkat kejadian kemarin.[[Image:DAL_v02_101.jpg|thumb|]] Setelah mendengar Shidou berbicara singkat, Kotori mengacungkan jari ke ''crew'' di ''bridge'' bawah. “Kirimkan tafsiran gelombang ''Spirit'' kemarin dari waktu 1600 sampai 1700 ke ''terminal''-ku, segera!” Kemudian dia memandang turun ke layar yang dipegangnya, dan menggaruk kepala dalam frustasi. “... tidak ada kelainan pada parameter-parameter utama ya. Sama halnya dengan Tohka terakhir kali... Shidou, kenapa kau tidak memberitahu aku di rumah kemarin?” “Ja-jangan bercanda. Aku tidak tahu dia itu ''Spirit'' saat pertama kali bertemu...!” Ketika Shidou menyahut, ''speaker'' yang terpasang di ''bridge'' <Fraxinus> menderu dengan suara kencang. “—!? Kenapa, apa yang—” “—''Spirit''-nya benar-benar muncul... jadi bukan kita saja yang bergerak.” Jari-jari Shidou sedikit tersentak mendengar kata-kata Kotori. “AST kah...?” “Ya.” Ia melihat sekilas ke layar— Asap berputar-putar di sekitar tempat sang ''Spirit''— yang sekarang ini dipanggil <Hermit>. Mungkin, sebuah peluru misil atau semacam peledak baru saja diluncurkan padanya. Dan mengelilinginya, sejumlah kecil manusia memakai ''armor'' mekanik berat sedang melayang ke sana kemari. Angkatan Darat Bela Diri Jepang●Anti-Spirit Team, disingkat AST. Berbeda dari organisasi ini, <Ratatoskr> yang dipimpin Kotori dan lainnya, mereka adalah tim spesial yang memiliki kemampuan militer dengan tujuan memusnahkan semua ''Spirit''. Di tengah asap tersebut, sebuah siluet kecil *hop*, melompat keluar— Itu <Hermit>. Sang gadis dengan tangan kiri yang memakai boneka itu keluar. Dia memutar tubuhnya untuk meloloskan diri dari para anggota AST yang menahan gerakan mereka, kemudian meloncat ke arah langit. Para anggota AST segera bereaksi, serentak mengejar <Hermit>. Menggunakan senjata yang terpasang di ''armor'' mereka, amunisi yang tidak terhitung jumlahnya ditembakkan. “—! Awas!” Secara refleks Shidou berteriak— namun seruannya tak mampu melintasi layar. Rentetan peluru dan misil yang diluncurkan para anggota AST menghajar tubuh <Hermit> tanpa ampun. “Orang-orang itu...... melakukan hal seperti itu pada seorang anak gadis...” Matanya terbuka lebar, ia menggertakkan belakang giginya. “... apa yang mau kau bilang setelah selama ini?” Selagi ia melakukan itu, Kotori kemudian berkata dengan mata setengah terbuka. “Apa kau tidak belajar apapun dari pengalaman ketika ini terjadi pada Tohka? Bagi AST, penampilan para ''Spirit'' tidak menjadi masalah. Yang penting adalah tanggung jawab mereka untuk mellindungi dunia ini; bagi orang-orang itu, mereka akan menolak keberadaan berbahaya seperti apapun dan mengikuti insting mereka untuk bertahan hidup layaknya hewan.” “Ta... tapi biar bagaimanapun juga...!” Di saat Shidou membuka mulut, dari dalam asap, sang gadis melompat lagi ke angkasa. Akan tetapi— <Hermit> tidak melawan balik dan hanya berlari ke sana ke sini. “Anak itu... Kenapa dia tidak melawan?” “Iya, memang sudah biasanya dia seperti ini. Bahkan di kalangan ''Spirit'' sekalipun <Hermit> adalah tipe yang benar-benar tidak agresif.” “... maka dari itu—” “Kalau kau meminta AST untuk memberi belas kasihan, percuma saja— Selama gadis itu adalah seorang ''Spirit'', mereka tidak akan berhenti.” “... tch!” Mendengar jawaban blak-blakan tersebut, Shidou menggigit bibir. Tidak... Andaipun ia mengulang kata-katanya kembali, ia sudah tahu jawabannya. Wataknya, ataupun kepribadiannya, bagi AST itu tidak penting. Bagi mereka, yang mereka pedulikan hanyalah menumbangkan musuh yang membahayakan dunia ini. —Metode yang dapat memutar-balikan situasi ini... hanya ada satu jalan. Shidou mengepalkan jari-jarinya erat-erat membentuk tinju, ia merasa seolah darah akan mengalir keluar. Pelan-pelan, ia berdeham. “... Kotori.” “Apa?” “... kalau bukan gara-gara kekuatan ''Spirit''-nya... gadis itu tidak akan pernah diincar AST, iya kan?” Saat Shidou mengatakan demikian, Kotori mengernyitkan alis, matanya tertuju pada Shidou. “Ya— benar sekali.” “''Spacequake''... tidak akan terjadi kan?” “Ya.” Shidou terdiam untuk sesaat, ia mengambil nafas dalam-dalam, dan lanjut berbicara. “—Aku dapat membuatnya menjadi kenyataan?” “Kalau kau masih belum percaya setelah melihat kondisi Tohka sekarang ini, aku tidak keberatan kalau kau meragukanku.” “……” Setelah Shidou menggaruk kepala, ia menggunakan kedua tangan untuk menarik pipinya. Perlahan ia mengangkat wajahnya yang tertunduk, dan membulatkan tekad. “Bantu aku, Kotori. …... Aku— gadis itu, aku ingin menolongnya...!” “—Fufu…” Kotori, sambil terlihat senang, membuat pegangan permennya naik ke atas. “Nah—— itu baru Onii-chan-ku” Dia berbalik menghadap ''crew'' di ''bridge'' bagian bawah, seraya berseru. “Seluruh personil, bersiaplah untuk strategi penangkapan Level Satu!” ““Siap!”” Para anggota ''crew'' serentak mulai mengutak-atik konsol mereka. Sementara Kotori memandang adegan ini, dia menjilat bibirnya. “Nah sekarang—{{Furigana|pertarungan|date}} kita dimulai.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information