Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-2=== Kelas berakhir entah kapan selagi aku sedang mengerahkan kemampuan-kemampuan tak bergunaku yang tak terhitung banyaknya, dan sekarang sekolah sudah berakhir untuk hari ini. Aku jamin aku sudah mendorong diriku sampai pada batasanku dan membangunkan kemampuan ''Stand''ku<ref> Stand itu kemampuan khusus dalam Jojo Bizzare Adventure.</ref>. Aku tidak membuang-buang waktu untuk bersiap-siap pulang dan berdiri dari tempat dudukku. Seperti biasa, aku tidak mengucapkan satu patah katapun pada gadis yang duduk di sampingku. Alasan kurikulum bahasa Inggris di Jepang itu tidak begitu bagus pastilah karena mereka membuatmu berbicara dalam pasangan di kelas. Ketika aku pergi ke Klub Servis, Yuigahama sudah ada di sana, telah keluar dari ruang kelas sebelum aku. Meski kubilang begitu, itu tidak seperti dia ada di dalam atau apa – dia sedang berdiri di luar pintu, menarik dan menghembuskan nafas dengan berat. “…apa yang sedang ''kamu'' lakukan di sini?” tanyaku. “Woa!” dia kaget. “Oh, H-Hikki. Aku sedang, um, k'mu tahu? Menciumi bunga mawarnya atau semacamnya…” [[Image:YahariLoveCom v3-159.jpg|thumb|200px]] Yuigahama memalingkan matanya dengan rasa tidak enak. “…” “…” Keheningan berkuasa di antara kami. Kami membungkukkan kepala kami, tidak bertemu mata satu sama lain. Melakukan itu membuat pintu ruangan klub yang terbuka sedikit masuk ke dalam jarak pandangku. Ketika aku melirik ke dalam, Yukinoshita sedang berada di tempat biasanya membaca sebuah buku seperti yang selalu dilakukannya. Entah kenapa<!--somehow or other-->, kelihatannya Yuigahama berakhir ragu-ragu untuk masuk ke dalam. Dan bukan tanpa alasan. Dia sudah tidak ada di sana selama satu minggu penuh. Entahkah itu sekolah ataupun kerja, jika kamu tiba-tiba libur sehari, kamu tidak tahu ekspresi apa yang dipasang saat kamu muncul di lain waktu<!--the next time-->. Jika aku cuti kerja karena beberapa dorongan buruk, aku akan merasa tidak enak dengan itu sampai aku tidak ingin pergi lagi – itu terjadi padaku tiga kali penuh. Tunggu, jika kita memasukkan saat-saat yang aku tidak pergi satu kalipun, akan menjadi lima kali, kurasa. Itulah mengapa aku terlampau mengerti perasaan Yuigahama. “Ayo, kita pergi.” Jadi aku setengah-menyeret dia ke dalam. Pintunya terdorong dengan suara derak keras yang disengaja, untuk menarik perhatian. Seakan jengkel dengan suara keras itu, Yukinoshita mendongakkan kepalanya dengan tajam.<!--sharply--> “Yuigahama-san…” “H-hai, Yukinon…” Yuigahama menjawab dengan nada riang yang tidak alamiah, sambil mengangkat tangannya dengan lemah. Sebagai balasannya, pandangan Yukinoshita langsung berpaling kembali ke bukunya seakan tidak ada masalah <!--nothing was the matter-->sama sekali. “Jangan membuang-buang waktu di sana selamanya – cepat masuk ke dalam. Aktivitas klub sedang dimulai.” Gadis yang berbicara<!--in question--> itu sedang tertunduk ke bawah, mungkin dalam upaya untuk menyembunyikan wajahnya. Tapi bahkan dari kejauhan, kamu bisa melihat wajahnya merona merah terang. Juga, dari cara dia berbicara, aku harus bertanya-tanya apa dia itu seorang ibu yang sedang menegur anak-anaknya setelah mereka kabur dari rumah atau semacamnya… “O-oke…” Yuigahama menjawab selagi dia menarik tempat duduk biasanya di samping tempat duduk Yukinoshita. Tapi ketika dia menarik tempat duduknya, jarak di antara mereka melebar<!--grew-->, dan di sana sudah ada cukup tempat untuk memasukkan satu orang lagi di antara mereka. Kalau aku, aku mengambil posisi biasaku di sudut yang tepat berlawanan dari Yukinoshita. Yuigahama, yang akan biasanya bermain-main dengan ponselnya, duduk dengan agak ragu-ragu, kedua tangannya terkepal menjadi tinju di atas lututnya. Yukinoshita berusaha untuk tidak bertingkah sadar dengan keberadaan Yuigahama, tapi usahanya terlampau berlebihan dan malah menjadi terlalu sadar sampai-sampai dia tidak membuat gerakan sekecil apapun semenjak Yuigahama duduk. Itu bukan keheningan yang nyaman, dan menyantaikan, melainkan sebuah keheningan yang dipenuhi<!--racked--> dengan ketegangan. Kesan yang ditimbulkannya itu suatu perasaan yang begitu mengerikan sampai akan membuat kulitmu merinding. Bahkan sebuah batuk kecil akan bergema ke sekeliling ruangannya, dan sepanjang waktu tangan jam pada jam dindingnya terus berdetak pergi, mengukirkan<!--etch--> setiap detik dengan lamban dan dengan hati-hati. Tidak ada orang yang membuka mulut mereka. Tapi setiap kali ada indikasi bahwa seseorang akan membuat sebuah percakapan, telinga kami ditegangkan untuk memperhatikan<!--strained to attention-->, tidak dapat mengabaikan tanda tersebut. Setiap kali seseorang menghela, kami akan segera melirik ke arah mereka dari sudut mata kami. ''Keheningan ini benar-benar berlarut-larut'', pikirku… tapi setiap kali aku melihat ke arah arlojiku, bahkan belum tiga menit berlalu. Apa-apaan? Apa ini Ruang Waktu Hiperbolik<ref> Dragon Ball (Hyperbolic Room Chamber)</ref>? Bahkan gravitasi dan tekanan udaranya kelihatannya sudah semakin memberat. Aku melirik ke arah detakan jarum jam dindingnya, dan baru saja saat aku tahu pasti jarum jamnya sudah membuat satu putaran penuh, suatu suara lemah berdering. “Yuigahama-san.” Yukinoshita menutup buku yang sedang dibacanya sampai barusan tadi dengan suara dub<!--snap--> dan, setelah dia selesai menghirup sebegitu dalamnya sampai bahunya bergetar, dia menghembus dengan pelan. Ketika dia berpaling dengan malu-malu untuk menghadap Yuigahama, mulutnya terbuka seakan dia ada sesuatu yang mau dikatakan. Tapi tidak ada suara yang keluar. Yuigahama sudah memalingkan seluruh badannya untuk menghadap Yukinoshita, tapi dia tertunduk ke lantai, mata mereka gagal untuk bertemu. “Er, uh… Y-Yukinon, kamu ada sesuatu untuk dibicarakan mengenai kamu… dan Hikki, benar?” “Ya, aku ingin memberitahumu mengenai apa yang kami lakukan setelah i-” Yuigahama memotong, menyela apa yang sedang dikatakan Yukinoshita. “N-nah, kalau kamu khawatir mengenaiku, tidak perlu. Maksudku, tentu, aku terkejut dan, yah, agak kaget dan semacamnya… tapi kamu benar-benar tidak perlu repot-repot<!--fuss over--> denganku sama sekali, kamu tahu? Lebih seperti itu sebuah hal yang bagus jadi aku seharusnya merayakannya dan mendoakanmu semua yang terbaik – sesuatu seperti itu…” “K-kamu sangat tanggap<!--perceptive-->… Aku ingin membuat perayaan yang bagus<!--proper job of celebrating-->, kamu tahu. Dan juga karena, yah, aku begitu berterima kasih denganmu.” “T-Tidak muuuuungkin… Aku tidak melakukan apapun yang patut diberi rasa terima kasih… tidak ada sama sekali.” “Begitu seperti dirimu untuk tidak sadar dengan kebaikanmu sendiri. Meskipun demikian, ''aku'' merasa berterima kasih… dan lagi pula, kamu tidak membuat perayaan untuk seseorang karena apa yang mereka lakukan. Aku melakukannya hanya karena aku ingin melakukannya saja.” “…O-oke.” Sesuatu memberitahuku mereka tidak sedang membicarakan mengenai hal yang sama… Mereka hanya mengutarakan frasa-frasa pilihan pada satu sama lain dan di dalam hati mengisi titik-titiknya atas kehendak mereka sendiri. Yui sedang mengelak masalahnya dengan kata-kata dan tingkah samar-samarnya, sementara Yukinoshita berbicara dengan tingkah yang sangat memberikan kesan bahwa dia sedang menyembunyikan rasa malunya. Kalimat-kalimat dalam percakapan mereka hampir tidak nyambung sama sekali, dan itu hanya dari konteks sajalah mereka menyusunnya bersama-sama. Yukinoshita, yang sekarang akhirnya menyuarakan perasaan berterima kasih yang biasanya tidak dapat disampaikannya, terlihat merona karena kecanggungannya. Sementara itu, setiap kali Yuigahama melihat ke arah ekspresi Yukinoshita, wajahnya sendiri mengelap lagi dan lagi, dan untuk menyembunyikan itu dia kadang-kadang membentuk sebuah senyuman dengan sia-sia. Matanya sudah menyempit dan sudah semakin bergejolak <!--stormier-->setiap detik yang berlalu. “Itulah mengapa… itu-” Yukinoshita jatuh terdiam sebentar setelah dia berhasil mengatakan sesuatu. Sejangka pendek waktu berlalu, dimana kami memandang wajah satu sama lain dengan bisu dalam jangka waktu tersebut. Sebuah ekspresi mengamati<!--searching--> bertemu dengan amarah bertemu dengan rasa gugup. Sepuluh detik bahkan belum berlalu jika aku menghitung waktunya, tapi itu sudah cukup lama untuk menurunkan suatu keheningan berat sebelum seseorang membuka mulut mereka lagi. Kami bertiga melihat ke arah tiga tempat berbeda selagi sebuah suasana berat menetap di sini. “Um, kamu tahu…” Yuigahama membuka mulutnya seakan dia sudah membulatkan tekadnya mengenai sesuatu. Itulah pada saat hal tersebut terjadi. ''Dor dor''! Suatu suara mengetuk yang tidak sabaran menggema ke sekeliling ruangan. Yukinoshita melepaskan bukunya <!--slipped her book away-->dan memanggil ke arah pintu. “Masuk.” Tapi tidak ada respon dari balik pintu tersebut. Satu-satunya hal yang kami dengar adalah suara desah mengerikan<!--awful wheezing-->, yang tercampur dengan nafas berat. Yukinoshita dan aku bertukar pandangan. Kemudian Yukinoshita mengangguk singkat. Entah kenapa, kelihatannya itu adalah pekerjaanku untuk melihat apa yang terjadi. Selama sesaat di sana aku berpikir, ''Lakukan itu sendiri''… tapi aku akan merasa canggung membuat seorang gadis melihat sumber suara nafas mengerikan itu. Setiap aku melangkah selangkah menuju pintu, suara nafas misterius itu juga mendekat.<!--drew closer--> Di dalam ruangan hening ini, suara hanya diizinkan dari dua sumber saja: langkah kakiku dan nafas itu. Setelah aku mencapai pintu itu, aku menelan ludah. Pemikiran bertemu dengan seorang alien setelah aku memisahkan kayu tunggal<!--single bit of wood--> di antara kami itu memenuhiku dengan rasa ngeri dan rasa gugup. Aku meletakkan tanganku pada pintunya dan membukanya, penuh dengan rasa takut. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information