Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-2=== Saat hampir waktunya kami berjumpa. Matahari Agustus bersinar dengan cemerlang dengan kekuatan berdarah-panas<ref> Referensi dari kalimat untuk berubah menjadi Cure Sunny dari Pretty Cure. </ref> sementara angin hangat berhembus seakan ingin bertanding<ref> Referensi dari kalimat untuk berubah menjadi Cure March dari Pretty Cure. </ref>. Indeks ketidak-nyamananku sudah hampir naik. Tapi meski dengan segala hal tersebut, aku melihat seseorang yang sedang berbinar, berkilau dan berkerlap-kerlip<ref> Referensi dari kalimat untuk berubah menjadi Cure Peace dari Pretty Cure. </ref>. Dia berlari kecil ke arahku saat dia melihatku dan saat aku mengamatinya, hati mulianya bersalju, turun, dan mengumpul<ref> Referensi dari kalimat untuk berubah menjadi Cure Beauty dari Pretty Cure. </ref>… Dengan cahaya masa depan yang berkelip dan bersinar, aku menemukan Totsuka dan merasa ultra happy<ref> Slogan Cure Happy dari Pretty Cure. </ref>! Totsuka sudah datang! “Hei Hachiman! Maaf telat!” Mengenakan setelan lelaki, Totsuka mengistirahatkan tangannya pada lututnya, bernafas dalam setelah berlari ke arahku. “Tidak usah kuatir. Aku sebenarnya datang agak awal.” Ya, aku sampai kemari persis tiga jam sebelumnya, jadi kamu tidak usah kuatir. Sama sekali. “Kamu juga tidak begitu telat, jadi kamu tidak perlu buru-buru berlari kemari.” “Oh, ya. Tapi aku rasa sebaiknya lari saja karena aku melihatmu.” Totsuka tertawa seakan untuk mencoba menyembunyikan rasa malunya. Mungkin itu salah sinar matahari atau mungkin bukan salahnya, tapi pancarannya yang terlalu hebat membuatku untuk bergegas memalingkan mataku. “Ahh. Jadi, apa yang sebaiknya kita lakukan?” Lewat pertukaran pesan kami, Totsuka dan aku hanya membuat janji untuk berjalan-jalan. Akhirnya, kami memutuskan untuk memikirkan apa yang sebaiknya kami lakukan setelah kami bertemu hari ini yang berarti situasi kami penuh dengan faktor-faktor hiburan. Tapi berkat itu, aku menghabiskan waktu semalaman untuk berpikir dan sekarang kurang tidur. Seperti yang akan dinyatakan anak SMA dengan begitu baik, “jalan-jalan” itu sebenarnya artinya apa? Aku tidak tahu detail di balik tindakan semacam itu. Ini membuatku tidak yakin mau menyarankan apa. Tapi kalau di sekitaran Stasiun Kaihin Makuhari, stasiun tempat yang kami pilih untuk bertemu, maka hampir semuanya ada di sana. Pusat permainan, tempat karaoke, bioskop, dan jalur balap mobil-mobilan. Juga ada banyak tempat untuk berbelanja. Hiburan di sini tidak ada yang kurang sama sekali. “Hmm, ada banyak di pikiranku…” Ketika aku bertanya pada Totsuka, dia memakan waktu sejenak untuk berpikir, tidak bisa segera memberikan jawabannya. “Tapi aku tidak begitu yakin apa yang kamu suka, Hachiman,” kata Totsuka, masih tengah berpikir saat dia menganggukkan kepalanya. Dia dengan sungguh-sungguh memikirkan kesukaanku. Karena begitu jarang seseorang benar-benar mempertimbangkan tentang diriku, aku mendapati diriku menatap ke arahnya. Lagipula, semua orang yang kukenal itu egois… Yukinoshita sudah pasti, tapi Yuigahama, Zaimokuza dan bahkan Komachi semua lumayan terang-terangan ketika berbicara soal apa yang mereka inginkan. Lihat saja Hiratsuka-sensei, cuma keinginannya yang satu-satunya mengisi otaknya, kan? Dia sudah akan diterbitkan dalam seri para guru wanita yang frustasi. Tapi meskipun begitu, sebagai manusia yang tidak ada minat dan hobi, pertimbangan apapun terhadapku itu sia-sia karena akan sulit untuk bisa memikirkan hal yang menarik bagiku. Bahkan aku tidak sepenuhnya paham dengan diriku sendiri. Sebagian besar liburanku dihabiskan dengan diriku hanya duduk-duduk tanpa melakukan apapun juga …Maksudku, semua yang kulakukan hanya bermalas-malasan, serius. Aku akan tidur sampai siang dan setelah aku bangun, aku hanya akan pergi ke toko buku atau perpustakaan. Merasa bersalah telah membuat Totsuka berusaha demiku, aku buru-buru menyarankan sebuah kompromi. “Bagaimana kalau kita lihat-lihat saja dulu?” “Oh oke, baiklah. Kurasa akan lebih cepat kalau kita berdua memutuskannya.” Aku merasakan sesuatu ketika dia berkata bahwa kita “berdua memutuskannya”. Sampai hari ini, hampir selama ini, aku harus memutuskan sesuatu untuk diriku sendiri, jadi ini adalah pengalaman yang baru bagiku. Totsuka itu orang yang amat baik sampai kami mungkin akhirnya akan menamai anak kami bersama. Kami menemani satu sama lain selagi kami dengan gelisah berjalan di depan stasiun pada awal sore. Tapi dengan begitu teriknya panas di luar, kami mungkin lebih baik memasuki sebuah gedung dan memulainya dari sana. Jadi kami perlu memutuskan apa yang kami lakukan dulu. Berbelanja… Tidak ada sesuatu yang ingin kubeli, jadi tidak dulu. Pusat permainan… Yah, itu mungkin bisa. Totsuka tertarik dengan game itu patut dipertanyakan, tapi dia kelihatannya bukan pemain yang serius. Walau aku bisa membayangkan dia lebih tertarik dengan game capit boneka atau game koin… Berarti… tempat itu, mungkin…? Aku memutuskan untuk berjalan menuju Cineplex Makuhari, gedung tempat pusat permainan yang kupikirkan. Nama Cineplex mirip dengan Aniplex, tapi sebenarnya tempat itu dimiliki oleh grup Kadokawa. Selain bioskop Screen 10, ada juga pusat permainan dan segala jenis restoran. Setelah kami memasuki gedung tersebut dan terus berjalan lurus, kami sampai ke suatu tempat yang penuh dengan cahaya dekorasi dan efek suara yang meletup-letup. Mereka memiliki atraksi game untuk aktivitas fisik yang menggantikan wahana video game dan mereka berfokus pada game tembak-tembakan, game menari, game koin, dan game capit boneka; ada juga bilik foto dan bahkan permainan lempar panah. Pusat permainan ini bisa dikatakan menargetkan anak muda yang aktif. Ada banyak SMA dan universitas di sekitar sini, jadi target demografisnya pastilah mereka. Kalau mengenai tempat lain, restoran dan bioksop terletak bersisian yang memberikan kesan bahwa mereka menduga ada banyak pelanggan keluarga. Saat kami berjalan berkeliling di dalam, Totsuka mendadak berhenti. “Ada apa?” tanyaku, mataku mengarah pada arah yang sama dengan Totsuka. Sebuah poster yang mengiklankan film yang sedang diputar tertempel pada dinding. “Mereka sudah memutar film ini, huh…?” Totsuka menatap ke arah poster itu dengan penuh minat. “Jadi film?” “Ah, aku tidak masalah melakukan apapun yang kamu inginkan Hachiman!” Totsuka melambaikan tangannya dengan kuat. “Nah, ayo kita tonton film. Dipikir-pikir lagi, ini yang pertama kalinya bagiku untuk menonton film dengan seseorang yang bukan keluargaku. Tidak masalah melakukannya sekali-sekali.” Sebenarnya satu kali aku menonton film dengan orang lain itu sewaktu aku masih kecil. Kami menonton di bioskop Marinpia yang sudah lama menghilang, tapi satu-satunya alasan aku pergi menontonnya adalah karena Komachi memaksaku untuk pergi dengannya selagi ibu pergi berbelanja. Setelah aku menjadi seorang murid SMP, aku pergi menonton film sendirian. Karena tempatnya dekat dengan rumahku, aku bisa mampir ke sana setiap kali aku ingin pergi keluar. Totsuka terdiam sejenak sebelum melihatku dengan tampang malu-malu. “Kamu yakin?” Tanyanya padaku, tapi aku hanya ada satu jawaban. “Ya.” Sudah kuputuskan; pasangan pertamaku adalah Totsuka!
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information