Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 6 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-2=== Karena rapat komite panitia secara teratur dijadwalkan pada jam empat sore, masih ada waktu senggang sebelum rapat. Bagi seseorang sepertiku yang tidak ditugaskan dengan tugas apapun, aku hanya akan menjadi penggangu kalau aku terus di kelas. Ditambah lagi karena aku telah ditunjuk menjadi komite panitia, aku paling hanya bisa kadang-kadang membantu mereka. Kalau itu terjadi, pada saat aku harus pergi dan memberikan tugas yang tersisa pada orang lain, itu akan perlu usaha ekstra dan masalah akan timbul. Itulah alasannya kenapa lebih baik jangan ikut campur pada apapun sedari awal. Di dunia ini, ada banyak situasi di mana tidak bekerja itu menguntungkan. …Kalau mereka memaksaku ke dalam komite panitia karena mereka sudah mengantisipasinya, maka yang bisa kukatakan hanya “itu masuk akal.” Terbalik, orang yang paling memahamiku mungkin adalah teman sekelasku. Makhluk yang tidak bisa disentuh. Memikirkannya seperti itu membuatnya terdengar agak keren. Di SMA Sobu, klub banyak boleh menampilkan satu aktivitas. Contohnya, klub orkestra akan menggelar konser, atau klub upacara teh akan menggelar pesta teh. Orang-orang pada dasarnya berpartisipasi dalam festival ini untuk nilai kelas. Kalau tidak, di bawah kedok “relawan”. Suara bang bong sedari tadi itu kemungkinan berasal dari latihan yang dilakukan oleh band sukarelawan. Gitar, yang cuma keren pada saat-saat seperti ini, diguncang dengan penuh semangat, menggelegar dengan energi Pocasukajan<ref> Pocasukajan – Trio komedian yang menggunakan berbagai alat musik. </ref>, dan bass dimainkan dengan suara pom poko pom poko seakan Perang Tanuki sudah akan tiba ke tempat kami<ref> [https://en.wikipedia.org/wiki/Pom_Poko Pom Poko.] </ref>. Tapi itu hanya berlanjut sampai antara bangunan utama dan bangunan spesial. Koridor yang membentang sampai ke bangunan spesial adalah satu-satunya tempat yang mempertahankan keheningannya di dalam keributan ini. Aku dapat merasakan suhunya turun satu atau dua derajat, mungkin karena lorong ini berada di bawah bayang-bayang. Ruang klub sudah tidak dikunci. Aku dapat merasakan hawa dingin dari dalam sana seakan sebuah halusinasi sedang merangkak keluar. Ketika aku menggeser pintunya, Yukinoshita ada di sana, tidak berbeda dari biasanya. “Yahallo!” sapa Yuigahama. Yukinoshita dengan perlahan mengangkat wajahnya, melihat ke arah pintu seakan pintu itu terang benderang, dan membuka mulutnya dengan enggan. “…Halo.” “Yo.” Kami saling bertukar sapa seperti biasa, dan berjalan ke tempat duduk kami setelah menjawab dengan semestinya. “Jadi kamu juga ikut komite panitia, huh?” “Eh? Sungguh?” “Ya…” sahut Yukinoshita singkat tanpa memindahkan pandangannya dari buku yang sedang dipegangnya. “Agak mengejutkan melihat Yukinon melakukan sesuatu seperti itu.” “Sungguh…? Yah, kurasa begitu…” Dia bukanlah tipe yang berdiri di hadapan orang. Yukinoshita yang kukenal bukanlah seseorang yang tidak memiliki ketegasan, tapi lebih pada, dia adalah seseorang yang tidak suka menonjol. “Malah, aku merasa lebih terkejut melihatmu di komite panitia.” “Ah, iya, kan? Itu sama sekali tidak sesuai dengannya.” “Hei… Aku dipaksa ikut di tengah-tengah… Yah, kalau itu artinya tidak perlu mengikuti drama musikal itu, melakukan beberapa pekerjaan kasar tidak begitu buruk jika dibandingkan. Semuanya bagus pada akhirnya.” “Alasan itu sangat mirip kamu.” “Namun hal yang sama tidak bisa kukatakan untukmu.” Tertanam dalam kata-kata tersebut adalah duri yang menusuk. Duri itu tidak diarahkan pada Yukinoshita. Itu adalah duri yang diarahkan pada diriku. Sekali lagi, aku sadar bahwa aku sedang memaksakan pandanganku pada orang lain, membuatku merasa muak. “……” “……” Yukinoshita mengabaikan kata-kataku sepenuhnya dan pandangannya sama sekali tidak bergerak dari bukunya. Itu adalah sebuah keheningan dimana bahkan waktu pun menggumpal. Hanya jam antik tergantung di dinding yang berjalan menembus waktu dan suara detakan jam itu menjengkelkan telinga. Yuigahama menghela dalam dan melihat ke arah jam. “Umm… kamu juga ada rapat komite hari ini, kan? Masalahnya, aku sebenarnya harus menghadiri diskusi kelas…” Aku mengambil kata-kata yang kemungkinan akan dia pakai untuk meneruskannya. “Ya, itu benar. Aku juga akan sibuk dengan komite jadi aku tidak akan bisa hadir ke klub untuk sementara ini.” Atau mungkin, “Aku tidak akan hadir” mungkin lebih akurat. Yukinoshita memejamkan matanya seakan sedang merenungkan hal itu dan menutup bukunya. Kemudian, untuk yang pertama kalinya pada hari ini, dia melihat kemari. “…Pas sekali. Aku juga ingin berbicara tentang itu hari ini. Untuk sekarang, aku berpikir untuk menghentikan klub sampai akhir Festival Budaya.” “Yah, terdengar cocok.” “…Mmm, oke, itu masuk akal. Ini Festival Budaya dan semacamnya, jadi mungkin lebih baik seperti itu.” Yuigahama merenung sejenak, tapi dia berbicara dengan terlihat yakin. “Baiklah, kalau begitu kurasa kita sudah bisa mengakhirinya untuk hari ini.” “…Ya. Hikki, pastikan juga untuk membantu kelas setiap kali kamu ada waktu luang.” kata Yuigahama. Aku berpikir sejenak. Ditambah tugasku sebagai anggota komite, kalau aku harus menghabiskan tenaga untuk apa yang ditampilkan kelasku juga, pasti menjengkelkan. Kerja Ganda Tak Berujung<ref> Parodi Unlimited Blade Works – Fate/Moon. </ref>… “…Kalau aku ada waktu… Baiklah, aku harus pergi.” Aku memberikan jawaban yang sama artinya engan “Aku pasti tidak akan membantu” pada Yuigahama, dan berdiri sambil memegang tas pada tanganku. Bahkan tasku yang amat ringan terasa berat bagiku. …Tiidak, aku tidak mau pergi. Apa persisnya perasaan ini? Apa memang sesakit ini untuk harus pergi bekerja? Perutku entah kenapa mulai berjungkir balik. Apa karena itu? Karena sekarang pikiranku sudah melampaui batasan fisik tubuhku, keyakinanku mulai mempengaruhi kenyataan itu sendiri. Marble Phantasm yang sungguh mengerikan<ref> [http://typemoon.wikia.com/wiki/Marble_Phantasm Marble Phantasm]. </ref>. Yah, kamu tahu, ini kerja, jadi aku masih harus melakukannya. Tapi helaan muncul. Maksudku, aku juga tidak mau bekerja<ref> Kalimat dari Attack No.1 – “Tapi air mata muncul. Maksudku, aku juga seorang wanita. </ref>. Baru saja aku akan meraih pintu, ada ketukan padanya. Ketika aku menajamkan telingaku pada suara itu, aku dapat mendengar suara gelak tawa di baliknya. “Masuk.” jawab Yukinoshita dan pintunya digeser dengan patuh. Tawa yang terdengar seperti desiran daun bahkan semakin keras. “Peeeeeermisi.” Orang yang memasuki ruangan itu adalah seorang siswi yang kukenal. Sagami Minami. Dia ada di kelas yang sama, anggota komite panitia Festival Budaya yang sama denganku, dan juga merupakan ketuanya. Ada dua gadis lain yang menunggu di belakangnya. Mereka semua memasang senyuman tipis yang sama. Mata Sagami menyipit setelah melihat ke arah kami. “Oh, ada Yukinoshita-san dan Yui-chan.” Whoa whoa, aku rasa kamu tidak sedang melupakan satu orang lagi di sini? Kamu tahu, orang yang ada di kelas dan di komite panitia yang sama? “Sagamin? Ada apa?” Yuigahama melihat ke arah siswi itu dengan tampang tanda tanya. Tanpa menjawab pertanyaannya, Sagami berputar-putar, memandang seluruh isi ruangan tersebut. “Oooh~ jadi Klub Servis itu klub Yukinoshita-san dan kalian berdua huh?” Matanya melirik-lirik ke sekeliling ruangan itu, silih berganti antara aku dengan Yuigahama. Aku sedikit merasa ngeri. Matanya menyembunyikan kelicikan seekor ular. Itu membangkitkan suatu perasaan yang aneh dan tidak mengenakkan seakan pupil matamu akan berkontraksi menjadi sebuah garis vertikal. “Ada urusan apa kamu di sini?” tanya Yukinoshita, menggunakan nada kasar biasanya, meskipun dengan orang yang tidak dikenalnya dengan baik. Tapi entah kenapa, suaranya terlihat lebih dingin di banding yang biasa kurasa. “Ah… Maafkan aku, untuk mendadak muncul kemari,” kata Sagami, memperbaiki etikanya sambil sedikit gelisah. “Aku, sebetulnya datang kemari untuk berkonsultasi…” Tanpa memandang mata Yukinoshita secara langsung, Sagami bertukar pandang dengan teman di sampingnya dan meneruskannya lagi. “Um, aku itu ketua komite sekarang, tapi aku tidak begitu percaya diri untuk itu, kamu tahu… Jadi, aku ingin meminta bantuanmu.” Aku heran apa soal ini yang dia bicarakan pada Hiratsuka-sensei setelah rapat semalam. Jadi itu alasannya, sekali lagi, dia mengirimkan seseorang yang terlihat memiliki masalah pada Klub Servis ini. Yah, aku ada gambaran tentang apa yang sedang coba dia katakan. Semua orang akan merasa terintimidasi saat dihadapkan pada tugas yang diberikan banyak tanggung jawab, apalagi kalau itu pertama kalinya mereka melakukannya. Dan dari apa yang kulihat dari Sagami di kelas, dia bukanlah tipe orang yang akan mengincar tugas seperti itu dengan percaya diri. Tapi itu memunculkan pertanyaan mengenai apakah Sagami adalah seseorang yang benar-benar memerlukan bantuan. Yukinoshita mengalihkan tatapannya ke arah Sagami, mengambil waktu sejenak untuk berpikir dengan hening. Karena Yukinoshita melihatinya tanpa bersuara, Sagami mengalihkan matanya karena merasa tidak nyaman. “…Aku yakin ini bertentangan dengan tujuanmu untuk ingin berkembang, bukan?” Seperti yang Yukinoshita katakan, Sagami-lah yang dengan sukarela menjadi kandidat ketua, menyatakan dia akan menerima segala kesulitannya untuk perkembangan dirinya, dan untuk itu, dia dijadikan ketua komite. Sagami tergagap untuk sejenak, tapi warna wajahnya tetap bergeming, menampilan senyuman tipis yang sama lagi. “Yaaaaa, tapi, er, aku benar-benar tidak ingin merepotkan siapapun, dan gagal juga tidak begitu bagus, kan? Dan lagipula, aku rasa bekerja sama dengan orang lain juga merupakan bagian dari perkembanganku juga, jadi hal itu penting.” Yukinoshita hanya duduk di sana, tanpa berkata-kata mendengarkan suara yang terus menerus melanjutkan tanpa jeda. “Dan lagipula, aku juga bagian dari kelasku, jadi aku benar-benar ingin membantu di sana juga. Aku akan merasa suuuper bersalah kalau aku harus mengatakan aku sama sekali tidak bisa melakukannya. Kaaaan?” kata Sagami, dan dia menghadap Yuigahama. “…Ya, kurasa begitu.” Walau Yuigahama berhenti untuk sejenak saja seakan dia sedang memikirkan sesuatu, dia setuju dengan Sagami. “Oh, aku juga. Aku memang tipe orang yang suka bekerja dengan orang lain…” “Iyaaaakan~ Macam, aku ingin sekali bisa lebih akrab dengan orang lain lewat acara ini, jadi kita harus membuat ini sukses, bukan!” Dua gadis itu menganggukan kepala mereka sambil “Iyakan?” pada kata-kata Sagami. Tapi, Yuigahama memasang wajah yang sedikit cemberut. Perasaannya dapat dimengerti. Ujung-ujungnya, apa yang Sagami lakukan adalah meminta Yukinoshita untuk membereskan masalahnya karena terbawa suasana. Ini tidak begitu berbeda dengan tempo hari ketika Zaimokuza mengutuk-ngutuk sekelompok orang yang dinamakan klub game setelah mengamuk di internet. Apa yang Sagami rasa penting bukanlah pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan sebagai “ketua komite panitia Festival Budaya”, tapi gelar itu sendiri. Kalau dia benar-benar ingin bertindak sebagai seorang ketua yang baik, maka yang seharusnya dia lakukan adalah meminta bantuan dari orang dalam, bukan orang luar. Contohnya, Meguri-senpai mampu mendapatkan kerja-sama semua orang di dalam organisasinya. Dia mungkin terlihat sedikit tidak dapat diandalkan, tapi dia mampu membangun solidaritas dalam OSIS dan anggotanya, mungkin karena kepribadiannya, dan bahkan membuatnya terlihat sebagai organisasi siwa yang kompeten. Walau, ada juga kemungkinan bahwa sikap lemah dan tidak dapat diandalkannya merupakan alasan di balik terbentuknya persatuan itu. Tapi Sagami berbeda. Itu karena dia malu untuk menunjukkan kelemahannya, tidak, itu karena dia ingin berpura-pura berani sehingga dia meminta bantuan orang luar; begitulah caraku memandangnya. Itu adalah sesuatu yang tidak begitu berbeda dari Zaimokuza beberapa waktu yang lalu. Sayangnya untuk dia, pekerjaan membereskan seperti ini adalah sesuatu yang akan kami tolak. Sudah waktunya bagi semua orang untuk menerima fakta bahwa terbawa suasana dan mengeluarkan keberanianmu biasanya tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berarti. Hanya pada saat kamu mendapat kenangan yang pahit, menyesalinya, dan menegur dirimu untuk tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama lagi-lah kamu bisa menyebut itu berkembang. Dengan itu di benakku, itu akan menguntungkan bagi kami untuk menolak permintaan Sagami di sini. Malahan, mempertimbangkan bahwa itu dia yang sedang kami bicarakan, kita tidak seharusnya mengulurkan bantuan dengan begitu mudahnya. Aku juga lebih baik tidak menambah beban kerjaku. Prihatin dengan Yukinoshita yang telah terdiam dari tadi, Sagami melirik ke arahnya dengan wajah murung. Menyadari dia sedang menunggu dirinya untuk menjawab, Yukinoshita membuka mulutnya dengan perlahan seakan dia sedang mengumpulkan pemikirannya dan memastikannya. “…Jadi kalau aku rangkum, itu tidak masalah selama kamu ada seorang asisten, benar?” “Yep, benar, benar.” Sagami mengangguk dengan riang, telah akhirnya dimengerti, tapi ekspresi Yukinoshita terus tetap dingin. “Begitu ya… Kalau begitu aku tidak keberatan. Aku juga di komite panitia jadi selama tidak melebihi itu, aku bisa membantumu.” “Sungguh!? Terima kaaaaaasih!” Sagami menepukkan kesenangannya yang terlihat pada tangannya dan melangkah dua tiga kali lebih dekat pada Yukinoshita. Berkebalikan dengannya adalah Yuigahama. Dia melihat ke arah Yukinoshita dengan tatapan yang berisi sedikit keterkejutan. Jujur saja, itu juga tidak kusangka. Aku benar-benar berpikir bahwa permintaan seperti ini adalah jenis permintaan yang seharusnya kami hindari. “Oke, terima kasih bantuannya!” kata Sagami, terlihat agak senang, dan meninggalkan ruangan itu dengan dua teman yang menemaninya. Hanya kami bertiiga yang tetap di ruangan itu dan suasananya menjadi sedikit lebih berat. Ketika aku berusaha meninggalkan ruangan itu lagi, pada saat itulah. Yuigahama berdiri di hadapan Yukinoshita, terlihat bertekad bulat. “…Bukankah kamu akan menghentikan klubnya?” Nadanya jauh lebih keras di banding biasanya. Menyadari hal itu, bahu Yukinoshita menyentak, dan walau dia mengangkat wajahnya untuk sejenak, dia segera berpaling. “…Itu sesuatu yang kulakuan secara pribadi. Itu bukan sesuatu yang perlu kalian berdua kuatirkan.” “Tapi kalau seperti sebelumnya—” “Ini seperti sebelumnya… Tidak begitu berbeda.” Mempertahankan argumennya dengan gigih, kata-kata Yuigahama dipotong oleh Yukinoshita. Menyadari bahwa tekadnya tetap bergeming, Yuigahama menghela tipis seakan dia sudah menyerah. “…Setidaknya kita lakukan bersama-sama—” “Tidak apa-apa. Kalau ini mengenai seperti rapat komite panitia Festival Budaya, aku lumayan memahaminya. Lebih efisien kalau aku melakukannya sendiri.” “’Efisien’… Mungkin, tapi tetap saja…” Yuigahama menggugamkan kata-katanya. Yukinoshita melemparkan tatapan dinginnya pada sampul depan bukunya. Dia sedang mengisyaratkan bahwa dia tidak akan berkata lebih mengenai masalah ini. Bagi kami berdua yang telah melihat secara langsung kehebatan Yukinoshita Yukino, kami sudah mengetahuinya dengan baik. Kenyataannya, dia mungkin bisa melakukan sesuatu meskipun dia sendirian. “…Tapi aku masih merasa ini aneh.” kata Yuigahama, dan dia memalingkan punggungnya. Tidak ada suara yang memanggil pada punggungnya itu. “…Aku akan kembali ke kelas.” Yuigahama berjalan pergi. Aku berdiri kelimbungan selagi aku melihat serangkaian percakapan mereka, tapi setelah aku sadar kembali, aku menyesuaikan tasku, dan meninggalkan ruangan klub setelah Yuigahama. Ketika aku menutup pintunya, aku berpaling ke belakang. Orang yang duduk di dalam ruang klub itu cuma Yukinoshita sendiri. Itu adalah pemandangan yang mengerikannya indah, namun sangatlah memilukan, seakan ia menggambarkan cahaya dari matahari yang menyinari puing-puing yang tersisa pada sebuah dunia yang hancur.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information