Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===1-2=== Sesedih biasanya, sudah akhir sekolah dengan diriku masih tidak menyerap satu halpun dari pelajarannya. Aku menyelesaikan persiapanku untuk pulang dan aku adalah yang pertama meninggalkan ruang kelas. Persis sebelum menggeser pintunya, aku melirik ke arah Yuigahama. Kelihatannya Yuigahama masih membicarakan sesuatu dengan Miura dan yang lain. Yah, mengingat dia memberitahuku untuk pergi bersamanya, kalau begitu aku seharusnya menunggu. Meskipun begitu, tidak perlu menunggu di suatu tempat yang menyolok. Aku berjalan ke lorong dan setelah berjalan beberapa langkah, aku bersandar ke arah dinding. Satu menit penuh belum berlalu ketika Yuigahama datang menerjang keluar dari kelas. Ketika dia melihat sekeliling dengan risih, dia segera menemukanku. Dia mendekatiku dengan tampang tidak senang. “Kenapa kamu pergi terlebih dulu!?” “Tidak. Aku hanya menunggu di sini.” “Aku bisa lihat itu…! Huh? Oke, baguslah kalau begitu.” Setelah Yuigahama sudah dengan mudahnya percaya<!--conveniently-->, dia menarik nafas kecil dan menyesuaikan tas ranselnya dengan sedikit bersemangat. “…Ayo<!--Shall we get going--> kita pergi?” “Ya.” Kami bertukar pandangan di lorong dan mulai berjalan ke arah bangunan spesial. Komplotan kriminal terlintas dalam pikiranku ketika kami bertukar pandangan. Aku menjaga laju berjalanku lebih santai dari biasanya. Jika aku berjalan dengan laju yang sama seperti yang kulakukan biasanya, aku yakin aku akan meninggalkan Yuigahama di belakang. Tidak seperti ruang kelas yang kami masuki tadi, lorongnya terasa begitu dingin. Tidak ada satu orangpun yang berjalan melintasinya melihat hanya langkah kaki kami yang bergema di lorong. Kami hanya berjalan dengan hening. Yuigahama begitu hidup di dalam kelas, tapi dia terdiam sekarang ini. Itu hampir seakan dia sedang menderita karena reaksi tidak mengenakkan dari waktu itu.<!--backlash from back then--> Tapi setelah hampir mendekati ruangan klub, Yuigahama berbicara, tidak mampu menahan keheningannya lebih lama lagi. “Hei…” “Hm?” Ketika aku mengerang untuk menanyainya balik, Yuigahama dengan lemah menggelengkan kepalanya. “…Tidak jadi.” “Begitu ya.” Ketika aku menjawab, keheningan muncul lagi. Setelah kami berbelok di persimpangan selanjutnya, kami akan sampai ke ruangan klub. Bagiku, klub itu hanyalah bagian dari hariku, tapi aku heran bagaimana itu bagi Yuigahama. Bahkan sekarang Yuigahama seharusnya pergi makan siang dengan Yukinoshita di dalam sana. Itu tiba-tiba membuatku tertarik dan aku menanyakan tentang itu. “Oh ya, apa yang kalian lakukan waktu makan siang?” “Eh? Mmm, sama seperti yang kulakukan seperti biasa.” Yuigahama berpikir sejenak dan membuat senyuman risau ketika dia mengatakannya. “…Oh, begitu.” Setelah mendengar itu, aku merasa cukup yakin. Tidak diragukan lagi apa yang mereka bicarakan itu semua hal-hal yang tidak berarti. Yuigahama akan mengatakan sesuatu dan Yukinoshita akan menjawab. Percakapan itu adalah apa yang mereka lakukan selama ini. Memikirkan hal tersebut, kalau hanya melihatnya saja itu sama seperti biasanya sampai sekarang ini. Itulah mengapa jawaban Yuigahama tersendat. Anggota yang sama menghabiskan waktu bersama di tempat yang sama pada waktu yang sama namun tidak mungkin kamu bisa memikirkan itu sebagai suatu hal yang sama. Semenjak hari itu, aku masih mencari kesalahan yang aku lakukan. Masih tidak mampu menemukan jawabannya, aku menaruh tanganku pada pintunya. Pintunya sudah tidak terkunci. Meskipun kami meninggalkan ''homeroom'' segera setelah itu berakhir, ketua ruangan ini masih berhasil datang kemari lebih awal dari kami. Aku membuka pintunya dan persis saat melangkah ke dalam, ruangan itu terasa begitu sunyi. Apa benar-benar ada suatu klub seperti ini dengan sama sekali tidak ada apapun di dalamnya? Meja yang sama dan kursi yang sama dan peralatan teh yang sudah tidak dipakai sama sekali akhir-akhir ini masih ada di sana. Dan Yukinoshita Yukino juga ada di sana, tidak berubah seperti biasanya. “Selamat sore.” “Yahallo! Yukinon!” Yuigahama dengan semangat menyapanya balik dan duduk di tempat duduknya<!--designated seat-->. Aku mengganguk pelan dan sampai ke tempat dudukku. Tempat duduk tidak bergeser ini terlihat seperti mereka adalah pancang yang tertancap ke lantai<!--stakes fastened to the floor-->. Yukinoshita duduk di tempat duduknya, selalu duduk tegak selagi dia kembali membaca bukunya. Yuigahama mengeluarkan ponselnya selagi aku mengeluarkan buku bersampul tipisku<!--paperback--> dari tasku lagi. Tindakan ini adalah seakan itu semua merupakan satu kumpulan ritual yang harus kami ikuti. Aku bahkan berpikir kami bisa kembali seperti sebelumnya jika kami mencoba melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Tapi, tidak peduli betapa terpuaskanpun persyaratan aktivasinya itu, hal tersebut tidak mungkin. Jika kami hanya mencoba untuk menirunya secara dangkal saja, maka pada akhirnya, keadaannya akan menjadi lebih buruk. Sebuah helaan tidak mau keluar. “Kamu tahu tidak, hari ini, Sai-chan—“ Yuigahama tiba-tiba berbicara. Cara dia berbicara mirip seorang anak kecil yang berusaha sekuat mungkin untuk berbicara dengan ibunya. Namun, bukan seperti itu adanya. Semua yang coba Yuigahama lakukan itu adalah untuk melemparkan kata-kata berturut-turut supaya bisa melakukan sesuatu mengenai suasana mandek tersebut. Ini mirip seperti Yuigahama yang membaca kata-kata yang tak terucap, tapi tidak mampu mengatakan hal-hal yang ingin dia katakan. Menyadari hal itu, aku memutuskan untuk ikut masuk ke dalam percakapan Yuigahama. Percakapan tidak berujung itu. Persisnya berapa lama ini akan terus berlanjut? Persisnya berapa lama ini akan bisa bertahan? Jika ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi, apa yang akan terjadi? Aku yakin hari ini, persis seperti semalam, akan berjalan dengan cara yang sama. Dan kemudian, itu mungkin akan sama juga untuk besok dan hari-hari setelahnya. Di dalam dunia yang tertutup, tidak ada kedamaian, tapi ada kebuntuan dan kemandekan. Satu-satunya jalan yang tersisa itu busuk, pada akhirnya akan terlupakan seiring dengan waktu. Ketika Yuigahama kehabisan topik untuk dibicarakan, percakapannya berhenti. Keheningan yang tiba-tiba ini menyelubungi ruangan itu<!--lull-->. Pada saat itu, pintunya diketuk seakan untuk menghancurkan keheningan dan perasaan kebuntuan di dalam ruangan itu. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information