Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid18 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== "Apa yang terjadi....?" Dikelilingi oleh Kegelapan, tak bisa melihat tangannya sendiri, Kamito membuka matanya. Dia merasakan gelombang rasa sakit dari kepalanya. Sudah berapa lama waktu yang berlalu sejak dia kehilangan kesadaran? "....Dimana sih ini?" Sambil menekan keningnya, Kamito melihat sekeliling. Sebuah lampu kecil disertai dengan sebuah tempat lilin perak kuno menyala, menyediakan penerangan. Lantai batu berlumut dipenuhi tiang-tiang batu yang rubuh. Lukisan di dinding telah nyaris terkelupas, mengindikasikan keadaannya yang menyedihkan. Kemungkinan besar ini adalah semacam reruntuhan kuil kuno. Kamito teringat babak final Blade Dance, yang mana diadakan di reruntuhan Megidoa yang merupakan kota terabaikan. ''(Tunggu, kenapa aku ada disini....?)'' Kamito semakin dan semakin bingung. Ingatannya sebelum kehilangan kesadaran telah terputus secara tiba-tiba. ''(—Aku ingat aku seharusnya sedang bertarung melawan Lurie di bawah tanah di Makam Raja Iblis.)'' Pembunuh yang dikirim oleh Kerajaan Suci untuk menargetkan Peti Mati Raja Iblis adalah Lurie Lizaldia, pemenang Blade Dance lima belas tahun yang lalu. Setelah bertarung sengit melawan dia, Kamito mengalahkan dia. Akan tetapi, dia masih memiliki upaya terakhir. Dia mengaktifkan bom roh yang terpasang pada jantungnya sendiri, sebuah senjata penghancur masal menggunakan kekuatan dari para roh, berniat menghancurkan Makam Raja Iblis yang dilindungi oleh sebuah penghalang. Secara ironis, dia yang membenci perang dan memiliki harapan terhadap para Elemental Lord untuk menghilangkan perang— sekarang malah menggunakan senjata paling mengerikan yang dibuat selama era Perang Ranbal. ''(....Aku masih ingat segala sesuatu sampai poin ini. Apa yang gak bisa ku ingat adalah yang selanjutnya—)'' Saat itu, apa yang terjadi pada dia, yang merupakan orang yang paling dekat dengan pusat ledakan? "Jangan bilang..." Kamito memikirkan kemungkinan yang mengerikan dan merinding. Meskipun dia selamat dari banyak bahaya berkat Perlindungan Baja milik Est, gak seorangpun akan menduga dia akan selamat tanpa terluka dari bom roh, sebuah senjata penghancur masal yang mana kekuatan ledakannya cukup untuk memusnahkan sebuah kota sepenuhnya setelah diaktifkan. ''(—Sewajarnya, aku akan hancur tak berbekas.)'' Pasti begitu. Mencoba menjelaskan kenapa dia masih ada, Kamito menyimpulkan... "....Aku sudah mati, jadi tempat ini adalah Valhalla?" Berpikir dengan tenang, Kamito mencapai kesimpulan seperti itu. Valhalla adalah suatu tempat peristirahatan bagi jiwa-jiwa orang mati. Legenda menyebutkan itu adalah sebuah surga yang berlokasi di suatu tempat di Astral Zero. Akan tetapi, ini merupakan apa yang dikatakan oleh Divine Ritual Institute pada dunia luar. Gak seorangpun yang tau apakah itu benar-benar ada atau tidak. Sebagai sebuah surga, lokasi Kamito saat ini cukup kejam. ''(Tidak tunggu, sekarang bukan waktunya buat bersantai!)'' Kamito hendak berdiri— Lalu dia tiba-tiba menyadari— Tangan kanannya menyentuh lantai batu hitam. Segel roh di punggung tangannya bersinar samar. Kalau dia sudah mati dan pergi ke alam baka— Maka kontrak roh dia dengan Est akan hilang, oleh karena itu segel rohnya akan terhapus. Kamito melepas sarung tangan yang ada di tangan kirinya. Lambang pedang bersilangan dan bulan—segel roh milik Restia—juga masih ada. ''(Oh ya, dimana mereka!?)'' Kamito menuangkan divine power pada segel roh yang ada di kedua tangannya untuk memanggil kedua roh pedang itu. ...Tapi tak ada tanggapan. Jika segel roh masih tampak, maka koneksinya seharusnya tidak terputus— "Tenang. Aliran waktu disini terpisah dari alam manusia." ".....!?" Kamito mendengar suara yang sepertinya pernah dia dengar di suatu tempat sebelumnya. Pada saat yang sama, seorang pria secara tiba-tiba muncul didepan dia. "....Kau....?" Kamito kesulitan mengucapkan kata-kata. Pria muda itu berpakaian seperti seorang pedagang gurun. Dia adalah Safian, pedagang Zohar yang Kamito temui di Kota Raja Iblis. "Apa yang terjadi? Kenapa kau ada disini?" Kamito berdiri, menatap tajam pada pria yang ada didepannya. Meskipun dia mengklaim bahwa dia adalah seorang pedagang malang yang mengalami kecelakaan kapal di gurun dan berakhir nyasar ke Kota Raja Iblis, hal ini jelas-jelas mustahil. ....Siapa sebenarnya dia? "Jangan sewaspada itu. Aku gak mencoba memanfaatkanmu, tapi setidaknya aku menyelamatkan nyawamu." "Kau?" Kamito menatap Safian dengan penampilan skeptis pada matanya. "Dimana ini? Kita gak berada di dalam piramida, kan?" "Tempat ini adalah celah dimensi—bukan di alam manusia ataupun Astral Zero." "Celah dimensi?" "Setelah perang roh, dunia yang awalnya bersatu terbagi menjadi alam manusia dan Astral Zero. Disaat yang sama, beberapa celah dimensi terbentuk secara tiba-tiba. Ini adalah salah satu celah dimensi tersebut." "....Jadi ini dimensi yang berbeda dari Makam Raja Iblis, huh?" "Kau cepat sekali paham. Seperti yang diharapkan dari penerus Raja Iblis. Atau mungkin, kau sudah menanyai Iris?" "Dia menyebutkan bahwa Kota Raja Iblis ini merupakan pecahan ingatan Raja Iblis yang ditempatkan di celah dimensi menggunakan kekuatan dari Makam Raja Iblis. Sejujurnya, aku gak sepenuhnya memahaminya, tapi ada tempat-tempat lain selain Kota Raja Iblis yang berada di celah dimensi, kan?" "Memang. Dan dimensi ini merupakan sebuah celah kecil yang bisa kugunakan secara bebas." Seolah membanggakan ruang pribadi miliknya, Safian merentangkan tangannya. "Dimensi ini tidak tampak begitu menyenangkan. Reruntuhan apa ini?" "Dulunya ini adalah sebuah tempat bersejarah milik para Elf. Akan tetapi, sebagian besar tempatnya telah hancur saat Perang Roh." ...Jadi itu sebabnya tempat ini memiliki suasana yang mirip dengan reruntuhan di Ragna Ys. "Yah, terimakasih. Sepertinya kau betul-betul menyelamatkan aku." "Aku senang aku tepat waktu. Terlambat sedikit saja kau akan lenyap." "Ya." Kamito berbicara pelan. "Apa yang terjadi pada Est dan Restia? Apa mereka ada disini juga?" "Tidak, cuma kau satu-satunya yang dipindahkan ke sini. Gimanapun juga, semua itu terjadi sangat mendesak. Akan tetapi, gak ada yang perlu dikuatirkan mengenai kedua roh itu. Gimanapum juga mereka adalah pedang suci legendaris dan pedang iblis milik Raja Iblis." "Jadi kau bahkan tau tentang Est dan Restia?" Kamito membalas. Safian mengangkat bahu dan tersenyum masam. "Safian, siapa kau sebenarnya? Sekarang ini, apa kau masih akan bersikeras kau hanyalah seorang pedagang biasa?" "Oh? Kupikir kau telah menyadari identitas asliku setelah bertemu Iris." "Yah, aku punya tebakan kasar sih—" Kamito mengeluarkan sebuah koin emas dari saku dadanya dan menjentikkannya dengan ibu jarinya. "Ini adalah koin emas dari Kota Raja Iblis yang kau tukarkan untukku. Sepanjang waktu aku bertanya-tanya mirip wajah siapa yang ada di koin itu... Kalau aku perhatikan lebih cermat, itu sangat identik dengan wajahmu." "Hmmm, lalu?" "Koin emas memiliki nilai tertinggi diantara semua koin. Wajah yang ada pada koin tersebut pastilah wajah dari penguasanya. Dan penguasa Kota Raja Iblis adalah—" "Aku paham." "Kau adalah Raja Iblis Solomon, kan?" "....." Safian tersenyum tanpa menjawab. Kamito menganggapnya sebagai jawaban iya dalam bentuk diam dan melanjutkan. "Tapi masih baru sekarang aku yakin atas hal ini. Di ruang pemakaman, aku melihat apa yang terjadi seribu tahun yang lalu. Meskipun wajah Raja Iblis diburamkan, setidaknya aku tau dia gak seperti monster yang dikatakan legenda." "Begitukah? Apa Iris menunjukkan segala sesuatunya padamu?" "Ya. Bagaimana kau disebut seorang pahlawan, lalu jatuh menjadi Raja Iblis. Aku melihat semuanya." Kamito menatap pria yang ada di hadapan dia. Pria inilah tepatnya yang dikenal sebagai seorang pahlawan pada sebuah kerajaan kuno— Raja Iblis Solomon yang jahat, yang telah membawa teror dan kekacauan yang mengerikan pada benua. "Kau setengah benar." "Setengah benar?" Kamito mengernyit terkejut. "Aku berbeda dari Raja Iblis yang digambarkan dalam legenda. Aku adalah hasil dari penyesalan dari saat-saat terakhir dari seorang manusia bernama Solomon Yelsion. Kau bisa menyebutnya suatu dendam yang terus membara. Seorang mahluk menyedihkan tanpa kekuatan Raja Iblis dan cuma bisa berkeliaran diantara celah-celah dimensi." Mengatakan itu, sang Raja Iblis, yang tampak seperti seorang pria muda, tertawa mengejek diri. ...Jadi begitu. Pria ini adalah sebuah pecahan ingatan seperti yang disebutkan roh Iris. Seperti penduduk Kota Raja Iblis, apa dia suatu eksistensi yang seperti buih? Dari saat ketika dia masih seorang pahlawan manusia sebelum dia dikenal sebagai Raja Iblis— ''(...Bisa dikatakan, gambaran ini sangat berbeda dari legenda-legenda Raja Iblis yang beredar di masyarakat.)'' Kamito bergumam dalam hati. Dari penampilan, dia seperti seorang pria muda baik-baik. Dalam kasus Kamito, yang sama-sama seorang elementalis laki-laki, namun dia dipanggil Raja Iblis Malam Hari. Nama jahat ini sepenuhnya disebarkan oleh pendapat umum. "Lalu apa tugasmu?" "Apa maksudmu dengan tugas?" Dia memiringkan kepalanya bingung pada pertanyaan Kamito. "Roh Iris merupakan penjaga dari segel Peti Mati Raja Iblis. Kau punya tugas juga, kan?" "....Memang. Kalau dia adalah penjaga tempat ini, maka aku adalah pengelola Kota Raja Iblis. Memperbaiki celah dimensi, terkadang mengirim kembali pengelana ke alam manusia saat mereka tertarik kesini secara kebetulan atau secara sengaja, dsb. Kurasa hal semacam itu terhitung sebagai tugas yang kita bicarakan." "Aku gak percaya gak ada tugas yang penting." "Aku sudah mengatakannya. Aku gak punya kekuatan dari Raja Iblis." Safian—Raja Iblis Solomon—tersenyum masam. "Dan sekarang, tugasku hampir berakhir." "....Apa maksudmu?" "Kota Raja Iblis akan segera lenyap." Kamito terdiam gak bisa berkata apa-apa. Apa bom roh yang digunakan oleh Lurie menyebabkan kehancuran dengan skala sebesar itu...? ''(Tidak, Bloodstone itu seharusnya gak lebih besar daripada jantung—)'' Itu seharusnya gak punya kekuatan ledakan untuk menghancurkan sebuah kota secara keseluruhan. "Kota ini bertopang pada piramida, Makam Raja Iblis, untuk tetap berada di celah dimensi. Saat piramida itu rusak, maka kota ini akan runtuh. Terlebih lagi, kota ini berada di sebuah dimensi yang tidak stabil, ibaratnya sebuah bangunan yang dibangun diatas pasir." "Lalu dia—" Apa yang terjadi pada roh Iris, penjaga dari Makam Raja Iblis? Solomon menggeleng. Dia mengetahui apa yang Kamito pikirkan? "Eksistensinya tak bisa dipisahkan dari Makam Raja Iblis. Saat tempat ini runtuh, tentu saja dia akan lenyap begitu pula dengan aku." Secara mengejutkan, gak ada kesedihan dalam suaranya. Apa dia sudah mempersiapkan diri untuk datangnya hari ini? "Saat Iris kehilangan kekuatan, segel pada Peti Mati Raja Iblis akan terangkat. Wanita yang kau lawan pasti sudah mengetahui hal ini, yang mana itu sebabnya dia menggunakan bom roh disana." "...Jadi apa sebenarnya yang tersegel didalam Peti Mati Raja Iblis?" Tanya Kamito. Menurut legenda yang disebarkan oleh pemuja Raja Iblis, dikatakan pada dia oleh Restia, sisa-sisa Raja Iblis terbaring didalam peti mati. Seseorang yang akan mendapatkan kekuatan yang besar seharusnya adalah orang yang mendapatkan peti mati itu. Tapi— "Betul-betul bodoh—" Itulah yang dikatakan Lurie Lizaldia. Yang tertidur didalam peti mati itu bukanlah kekuatan Raja Iblis— Tapi sebuah relik suci dari Kerajaan Suci. Solomon menggeleng. "—Sebenarnya, yang dibilang Peti Mati Raja Iblis itu sejak awal tidak ada." "....Huh?" Kamito cuma bisa membelalakkan matanya. "Itu gak lebih dari sebuah rumor yang disebarkan oleh pemuja Raja Iblis." "Lalu apa yang dijaga oleh Roh Iris disini?" Kamito terkesiap. "Kau sudah melihatnya." "Apa yang kau bicarakan?" "Kristal roh yang menyegel roh Iris, itulah yang dia lindungi selama seribu tahun ini." "....Kristal itu?" Kristal raksasa yang memancarkan sinar berwarna-warni. Itulah yang roh Iris jaga sampai sekarang— Lalu, api pada lilin itu tiba-tiba padam. Bukan karena tertiup angin. Disini gak ada angin. Saat Kamito melihatnya, Solomon memasang ekspresi serius, menatap kegelapan di ruang kosong. "....Sepertinya dia sudah bangkit." "Dia?" "—Ya. Sacred Maiden yang tersegel."
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information