Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid20 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== ...Splish splash. Suara dari para cewek mandi terus terdengar olehnya. Dengan pandangannya sepenuhnya tertutup, Kamito berdiam diri di ranjang layaknya sebuah patung. ''(...A-Apa-apaan situasi ini!?)'' Dia meratap dalam benaknya. Suara air saat ini terdengar sangat menggoda. Bisikan para cewek menggema didalam kuil tersebut. "....~! Aku nggak bisa percaya aku memurnikan diriku didepan Kamito-san. Sungguh memalukan." "N-Nggak apa-apa. Matanya ditutupi." "Tapi dia masih bisa mendengar, kan?" "Kau terlalu kuatir, Ellis. Ngomong-ngomong, itu kelihatan begitu lembut♪" "Hwah, Yang Mulia, apa yang anda sentuh!?" Splash, suara airnya keras dan jernih. "Kalian berdua, apa yang kalian lakukan saat pemurnian?" "Kamito nggak akan ngintip, kan?" "....M-Mana mungkin!" Kamito cuma bisa membantah keras-keras. Yah, kalau dia mau, yang perlu dia lakukan adalah memfokuskan divine power pada matanya dan dia akan bisa melihat, tapi tentu saja, dia nggak akan melakukan itu. ''(Jadi pemurnian dari para princess maiden itu kayak gini, aku paham...)'' Berpikir demikian, dia menunggu untuk beberapa saat– "Kami siap..." Claire berkata malu-malu pada dia. "Uh, apa yang harus kulakukan?" "Kamito-kun, santai saja." "O-Oke..." Mendengar suara Fianna yang sangat ceria, Kamito mengangguk. Kasurnya berderak karena bobotnya. Nafas para cewek mendekati dia. "Aku akan membuka penutupnya, oke–" "T-Tentu..." Claire menempatkan tangannya pada wajah Kamito dan melepas penutupnya. Dibawah pencahayaan redup dari kristal-kristal roh, apa yang memasuki pandangannya adalah– "...!?" Para cewek hanya memakai daleman, dengan ekspresi malu pada wajah mereka. "Hwah, K-Kamito!?" Didepan dia, Claire dengan panik menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Dia memakai daleman sutra putih dihiasi bordiran. Payudaranya mungil dan manis. Tersipu, kulitnya yang lembut sepenuhnya terekspos pada mata Kamito. Rambut merahnya yang biasanya dikuncir dua dibiarkan terurai, tergerai di kasur layaknya kelopak bunga. Berbaring disamping Kamito adalah Fianna yang mengenakan daleman hitam dewasa. Bagian kain dari dalemannya sangat tipis, menawarkan tampilan tembus pandang dari kulitnya. Celana dalamnya terdiri dari kain yang sangat kecil, terlihat seolah daleman itu akan gagal menjalankan fungsinya kalau dia bergerak. "Fianna, bukankah dalemanmu itu keterlaluan!?" "Fufu, ini daleman yang dipersiapkan khusus untuk keluarga kerajaan♪" "Gimana bisa keluarga kerajaan segitunya gak tau malu!?" Kamito cuma bisa mengkritik saja, langsung mengalihkan tatapannya. Tatapannya mengarah pada– "Kamito.... Oooh, ini sungguh memalukan....," Mengenakan daleman, Ellis begitu malu hingga dia salah tingkah. Payudaranya, yang biasanya dipenjara oleh armor Sylphid Knight miliknya, telah dibebaskan, menampilkan lembah payudara yang dalam. Memainkan jari pada ujung rambutnya yang dikuncir, dia tampak sangat manis. Melihat kapten ksatria yang berkepribadian serius seperti ini, Kamito cuma bisa menatap terpesona– Tiba-tiba mata coklat cantik itu menatap Kamito. "U-Uh, kumohon, berhentilah menatap...." Dia memohon. "....M-Maaf!" Kamito buru-buru memalingkankan tatapannya ke samping– Kali ini, dia membuat kontak mata dengan Rinslet yang memakai daleman berwarna biru air. Daleman milik Rinslet sepertinya bernama babydoll, mirip dengan pakaian one-piece yang longgar. Seketika, Rinslet bersembunyi dibelakang Claire. "Tunggu, Rinslet!" "K-Kamito, a-aku sangat malu...." Di kasur, dia terus menggambar lingkaran dengan jari telunjuknya. Pipinya merah cerah. "Uh, a-apa ini...?" Dihadapkan dengan para cewek cantik yang memakai daleman dengan wajah tersipu, Kamito tak bisa berkata apa-apa. "W-Waktunya mepet. Ayo segera mulai Kagura Kegelapan!" Lalu, Claire tampak telah membulatkan tekad. "T-tunggu, kau melakukannya dengan berpakaian seperti itu?" Mendengar itu, Kamito bertanya dengan panik. –Kagura Kegelapan adalah sebuah ritual untuk membagi divine power Elemental Lord Kegelapan dengan para princess maiden. Kamito sudah mempersiapkan diri secara mental untuk kontak tubuh pada tingkat tertentu, tapi– ''(Nggak ada yang memberitahuku itu dilakukan sambil memakai daleman, Restia!)'' ....Jadi itu sebabnya para cewek memasang wajah aneh saat Restia memberitahu mereka soal rincian dari ritualnya. "R-Roh kegelapan bilang itu harus dilakukan dengan kontak kulit." "K-Kami baik-baik saja! Kami sudah <strike>pasrah</strike> membulatkan tekad!" "Y-Ya...." "Fufu, serahkan pada kami♪ Kamito-kun, diam saja dan nikmatilah." Keempat cewek cantik itu menempel pada Kamito. "Kamito, kami s-sudah siap secara mental untuk ini–" Claire memegang lengan seragam Kamito erat-erat. Dia terdengar sangat serius. "......" Kamito menyadari kalau para cewek itu telah mengumpulkan keberanian penuh mereka demi menjadi lebih kuat. Ragu-ragi sekarang hanya akan menghianati perasaan mereka. –Kamito membulatkan tekad juga. ===Bagian 3==! "...Ah... Mmm...♪" Bibir Claire ditekankan pada leher Kamito. Lidahnya yang seperti lidah kucing menjilati kulit Kamito. "Mm... Keringat Kamito, rasanya asin..." Suaranya yang manis berbisik di telinganya. "C-Claire!?" Kamito cuma bisa menahan nafasnya. Mata Claire terlihat merasakan ekstasi. Dengan pergerakan lembut, dia perlahan membuka kancing seragam Kamito. Sikapnya, sepenuhnya berbeda dari biasanya, membuat jantung Kamito menggila. "..! Claire, uh, kau nggak perlu memaksakan diri karena ritualnya." "A-Aku nggak memaksakan diri...." Claire cemberut, tampak agak tersinggung. "B-Berikan divine power kegelapan punyamu pada kami..." Berkata begitu, dia menggigit lembut leher Kamito. Rasa sakit menyenangkan ini membuat Kamito tenang, merasa seperti seluruh tubuhnya sedang dikuasai kenikmatan. ''(....Divine power milikku bercampur dengan divine power milik Claire?)'' ''...Apa nggak apa-apa buat dia menyerap divine power kegelapan?'' "...Mm... Ahmm... Mm♪" Ujung rambut Claire yang lembab menyentuh kulit telanjang Kamito. "Ah... Claire.... Tunggu, tempat itu–!?" Menstimulasi layaknya aliran listrik, kenikmatan itu membuat dia berteriak. Apa dia menemukan titik lemah Kamito? Claire mulai mencari kasih sayang Kamito seperti seekor kucing. "fufu, Kamito, gimana dengan ini?" "...!" Mata merah itu menatap Kamito. ....Manis sekali. Gak disangka Claire yang dia kenal bisa membuat ekspresi seperti ini. ''(Apa dia berperilaku agak aneh setelah menyerap divine power kegelapan?)'' Tepat saat Kamito mulai kuatir.... "Kamito-kun, aku mau juga♪" Kali ini giliran Fianna yang mencium bahu telanjangnya. Ciumannya penuh dengan kasih, seperti menghisap nektar dari sekuntum bunga. Fianna... P-Putri, kau jangan...." Memegang tangan Kamito, dia membelai lembut Kamito dengan jari jemarinya. "Ada apa, Kamito-kun? Atau kau nggak suka putri yang nakal?" Dengan senyum nakal, Fianna meniup pergelangan tangan Kamito. Meskipun dia cuma memegang tangannya, Kamito merasa nggak bisa bergerak seolah dia berada dibawah pengaruh mantra pengendali. Terbalut BH hitam, payudara dari sang putri terpampang didepan dia layaknya sebuah longsoran tebing. "...F-Fianna, k-k-kalau ini berlanjut.... Kewarasanku..." "Aku nggak akan berhenti. Ini adalah ritual Kagura Kegelapan yang akan membantu kami menjadi lebih kuat♪" Tertawa nakal, Fianna menempatkan tangan Kamito pada belahan payudaranya. Boing. Boing. "...!" "Kamito-san, a-aku juga...!" Rinslet dengan malu-malu menekankan dirinya pada Kamito. "Rinslet, sebelah sini." Claire berganti posisi dengan dia. "Uh, umm, aku... aku nggak berpengalaman dalam masalah seperti ini..." Mengenakan gaun tidur longgar, Rinslet bermain-main dengan rambutnya. Dia mengernyit kebingungan, melirik sana sini, dengan ekspresi yang cukup mengemaskan pada wajahnya. ....jeduk, jantung Kamito semakin menggila. "Apitkan saja pahamu pada leher Kamito-kun dan rasakan divine power miliknya." "Ehhhh!?" Mendengar saran Fianna, Rinslet membelalakan matanya. "K-Kamito-san, apa dia serius? Itu akan bekerja hanya dengan menempelkan pahaku?" Wajahnya merah terang karena malu, Rinslet bertanya. "N-Nggak mungkin, gimana mungkin–" Sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, Kamito ditarik, membuat dia terbaring di ranjang. "Claire!?" "Oke, Rinslet, akan lebih mudah kalau seperti ini, kan?" "D-Dimengerti...." Rinslet mengangguk dan tampak membulatkan tekadnya. "A-Apa seperti.... ini?" Lembut. Kelenturan yang sempurna, pahanya dengan lembut mengapit leher Kamito. ''(....Uwah, ini sangat nyaman.)'' Kulitnya lembut dan halus seperti susu. Rambut platinumnya menyapu pipi Kamito. Aroma dari sabun bunga memasuki hidungnya, membuat dia nge-fly. "K-Kamito-san.... Uh, t-tolong jangan banyak bergerak... Ahh♪" "M-Maaf...!" Kamito hanya mau menyesuaikan posisinya, tapi dia langsung nggak berani bergerak. "Ya ampun, nona kecil Laurenfrost ternyata sangat berani♪" "...~! Hauu, Y-Yang Mulia, aku sangat malu." Dengan leher Kamito diantara pahanya, Rinslet begitu malu, dia mulai menggosokkan lututnya. Boing. Boing. Dengan kepalanya diguncang kesana kemari, Kamito betul-betul merasa linglung. "Ampun deh, Kamito memang bejat..." Melihat itu, Claire ngambek dan menggigit tulang selangka Kamito. "...Ah, ooh..." Disaat yang sama, ada seorang cewek di sisi kasur, menutupi wajahnya yang merah terang dengan kedua tangannya. "Ellis, ada apa?" Menyadari dia, Fianna bertanya. ".....~! A-Aku, uh... Perilaku gak senonoh semacam itu...." Sambil ngintip ritual itu dari celah jari-jarinya, Ellis bergumam seraya bergerak-gerak gelisah. "G-Gimana bisa ini gak senonoh? Ini adalah sebuah ritual untuk menjadi kuat....!" Claire menanggapi. "T-Tapi Kamito adalah Ren Ashbell-sama idolaku, uh...." Ellis menatap Kamito dan malu-malu menghindari kontak mata lagi. ...Aku paham. Jadi dia masih belum sepenuhnya menerima fakta bahwa identitas sejati dari Ren Ashbell adalah Kamito. "Gak apa-apa, Ellis. Sini sama aku♪" "Y-Yang Mulia... Hwah!?" Menarik tangan Ellis yang takut-takut, Fianna menarik dia ke depan Kamito. "E-Ellis..." Payudara besar milik Ellis yang terbungkus BH pink, memantul tepat didepan mata Kamito. Biasanya begitu gagah dan bermartabat, Ellis sekarang menatap dia dengan mata lembab penuh ketidakpastian. Kamito langsung merasa jantungnya semakin menggila. Lalu, divine power kegelapan keluar, melewati Claire dan para cewek seperti aliran listrik. "Ah♪"<br/> "Mm♪"<br/> "Hyah♪" Ketiga cewek itu mendesah dan terbaring. "Ellis, cepat.... Ambil divine power milik Kamito-kun–" "A-Aku tau!" Ellis menarik nafas. "I-Ini bukan tindakan gak senonoh...." Dia mencium Kamito dengan lembut. "...!?" Dua pasang bibir saling melekat. Kamito bahkan bisa merasakan sensasi lembab dari ujung lidah Ellis. Menempel pada dia, tubuh Ellis gemetar karena malu, mengirim gelombang sensasi lembut dari payudaranya melalui BHnya. "...Hauu... Bersentuhan, dadaku... Sakit..." Sambil bernafas, Ellis cuma bisa mengerang. Throb— "K-Kamito, a-aku juga mau..." Dengan mata dipenuhi kemanjaan, Claire meminta ciuman dari Kamito. "Claire..." Throb, throb, throb— Saat jantungnya mulai berdetak semakin dan semakin cepat, divine power kegelapan milik Kamito perlahan menyelimuti seluruh tubuhnya. ....Kesadarannya mulai kabur. [[image:STnBD V20 BW02.jpg|thumb]] "...S-Sial... Kurasa aku mulai bertindak aneh..." "Kamito-kun, aku mau ciuman juga." "A-Aku juga...." Dengan penampilan menginginkan pada wajah mereka, keempat cewek itu bergantian meminta ciuman dengan Kamito. Throb, throb, throb, throb, throb— ''(....I-Ini buruk–)'' Pikiran Kamito nampaknya ada yang rusak– Ingatannya berakhir disana.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information