Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Bab2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Setelah beberapa hal, makan siang akhirnya selesai dan sekarang waktunya beristirahat. “Ahh, aku jadi teringat—“ Ahem! Rinslet berdehem sejenak kemudian berujar, “Apa kalian sudah mengumpulkan anggota untuk Tarian Pedang?” “.......B.....belum.” Claire menggeleng kepalanya dengan malu pada Rinslet, yang bertanya. Sepertinya dia sudah tahu jawaban itu sebelumnya, Rinslet tersenyum, “Ah, ternyata belum ya? Aku sudah menanyakan hal yang buruk.” Fufun! Dia mengangkat cangkir tehnya dengan gaya elegan. Claire dengan cemberut membalas ucapannya. “Ini cuma gara-gara belum ada orang yang cocok dengan level kami. Kamu sendiri, apa kamu sudah punya?” “It....itu......aku cuma belum menemukan orang yang seimbang dengan kemampuanku.” “Eh? Rinslet, kamu belum dapat anggota juga?” Kamito memiringkan kepalanya ke samping. Kemampuan Rinslet, yang menggunakan Roh Es ‘Fenrir’ sebetulnya sebanding dengan Claire. Kamito berpikir seandainya itu adalah dia, dia pasti bisa menjadi anggota yang bisa diandalkan. “Un.....untuk sementara, masih belum, untuk sekarang!” Wajah Rinslet memerah dan ia membuang wajahnya. “Tuan Kamito, Nyonya—“ “Uh huh?” Carol menarik lengan Kamito dan mendekat ke sampingnya, mengatakan alasannya di telinganya, “Sebenarnya adalah (bisik-bisik)......” “Hmm.......” Menurut ucapan Carol— Sepertinya dia sudah mencoba mengumpulkan anggota tim berkali-kali, sejauh ini, level yang ia harapkan dari anggotanya terlalu tinggi dan usahanya tak berjalan mulus karena harga dirinya yang kelewat tinggi. Tim yang ia kumpulkan, berkali-kali terpecah dan karena itulah, tak ada siswa tersisa yang bisa dia undang lagi. ......Kamito menganggap, itu memang alasan ala-Rinslet. “Hmm, harga dirinya memang tinggi tapi......dia sebenarnya gadis yang baik kok.” “Aku paham......” Carol mengangguk setuju, “Carol, apa yang kamu bicarakan dengan Kamito!” “Kami membahas tentang urutan tempat Nyonya membasuh tubuhnya saat mandi.” “Carol!” Menatap Nyonya dan maid yang sangat akrab itu, Carol mendesah dalam, “Haa.....apa mungkin nggak ada sama sekali ya. Kontraktor Roh superior yang mau bergabung kedalam tim kita.” “.....Y....yaa, kondisi kalian sedang nggak bagus saja.” Chiraa. Rinslet terbatuk batuk dan melihat Claire dengan satu mata. “Benar juga. Mungkin, aku harus mencoba dekati murid pindahan baru yang datang pagi ini. Mungkin, bisa dapat anggota yang tak terduga.” “Itu benar. Tapi mungkin saja ada anggota yang lebih baik di dekat sini.” Chiraa. Chiraa. .......Kamito akhirnya sadar. ''Ahh begitu—jadi itu alasan dia membahas topik tentang tim'' “Hei, Claire, minta waktu sebentar—“ “Apa? Faa.....ja......jangan tiba-tiba bernafas di telingaku.” “Kenapa wajahmu mesti memerah? Pinjam telingamu sebentar dan dengarkan dulu.” Kamito berbisik ke telinga Claire dengan suara kecil. “Menurutku, nyonya muda ini sebenarnya mau bergabung ke tim kita, kira-kira bisa tidak?” “Pokoknya tidak!” Claire menjawab seketika. “Kenapa? Kemampuan tempur Rinslet cukup bagus.” “Itu.......aku memang mengakui kemampuannya. Namun, nggak bisa! Kita kesusahan dalam duel melawan Ellis tempo hari kan? Karena dia nggak berpikir tentang kerja sama tim sama sekali.” “Y-yaa.....” Memang benar dalam duel melawan kelompok Ellis tempo hari, meski menjadi sniper, Rinslet entah kenapa justru berdiri di tempat yang mudah terlihat dan dijatuhkan sejak awal pertandingan. “Se......selain itu, Rinslet.......tentang kamu.....” “Hn? Kamu bilang apa?” “Bu....bukan apa-apa. Pokoknya, nggak bisa! Rinslet nggak akan kuizinkan!” “Nggak, tanpa mengatakan hal seperti itu, kamu nggak kasihan dengannya?” “Ap.....apa yang kalian berdua bicarakan diam-diam?” Sambil memainkan ke depan rambut pirang platinanya dengan jari telunjuknya, Rinslet menatap mereka dengan sikap cemas dan agak was-was. “Ap.....?” “...........” Claire menggerutu, sepertinya kurang senang. “...........Aku paham. Aku akan coba menanyakannya.” Claire mendesah dan mengangguk. Masih dua bulan tersisa sampai pembukaan Tarian Pedang. Dia mungkin sudah sadar kalau sekarang bukan waktu untuk menuruti kemauan pribadinya lagi. “Hei, Rinslet.” “Ad....ada apa, Claire Rogue?” Suara Rinslet terdengar tegang namun terselip nada senang diantaranya. “Apa kamu, kalau nggak keberatan, bergabung kedalam timku?” “Be....bego! Jangan tanya langsung ke Rinslet!” Kamito berteriak dalam suara kecil. Bertanya pada Rinslet, yang penuh dengan harga diri, dengan cara seperti itu— Jemari Rinslet, yang sejak tadi memainkan rambutnya, mendadak berhenti. “Hm, kalau berpikir tentang yang kamu katakan tiba-tiba tadi—“ Ia menempatkan tangannya di pinggangnya dan menunjuk pada Claire, dengan tegas. “Bukannya kamu yang ingin bergabung dalam timku?” “Hah?” Alis mata Claire terangkat seketika, “Bicara apa kamu!? Apa kamu idiot!? Kamu yang masuk kedalam timku!” “Ditolak, ditolak, ditolak, kalian berdua yang akan masuk kedalam timku!” Dua nyonya muda ini bertengkar karena persoalan sepele. .......tapi sebenarnya mereka serasi. “Yang manapun sama saja kan........” Kamito menyela, “Sangat berbeda!”, ”Sangat berbeda!” Mereka berteriak dalam mode stereo. Hanya di saat seperti ini nafas mereka begitu sinkron. “.....Uhm, nggak bagus, cewek-cewek ini, sesuatu seperti tim benar benar mustahil.” “Astaga, tak bisakah kalian tenang? Ini tempat umum!” Suara dingin menggema di dalam kafe salon. Semua orang menoleh— Di pintu masuk kafe, seorang gadis cantik berkuncir kuda, yang mengenakan armor ringan, tengah berdiri. “Ellis.......” Claire langsung cemberut......muncul lagi si pengganggu. Wajahnya menjadi seperti itu. Ellis Fahrengart. Pemimpin Ksatria Sylphid, yang mengawasi moral publik Akademi. Ia memiliki penampilan mempesona yang tak cocok dengan pribadi tegasnya. Hubungannya dengan kelompok Claire, dari kelas Raven, yang umumnya membuat masalah, sepertinya buruk. Meski bagi Kamito, bukan berarti dia orang yang cukup-susah-untuk-ditangani. Awalnya, saat Kamito memasuki Akademi, hanya karena ia seorang Kontraktor Roh laki-laki, Ellis berlaku semena-mena padanya namun akhirnya ia meminta maaf karena perbuatan tidak menyenangkannya. Bahkan meski ada waktu dimana dia terlalu serius dengan kepribadian tegasnya, di mana ia memegang rasa kepercayaan yang kuat, Kamito bisa menghormati bagian itu darinya yang membawa harga diri para Ksatria. Ellis datang berjalan, dengan tegap, ke arah meja. “Nyonya Pemimpin Ksatria, ada keperluan apa dengan kami?” “Kalau mau duel ulang, akan kuterima kapan saja!” Rinslet dan Claire, kedua mata mereka memancarkan cahaya berbahaya. Tentang subyek itu, duel tempo hari menjadi tak terselesaikan karena campur tangan tiba-tiba dari Roh Raksasa. Kamito berpikir kalau hasil pertandingan waktu itu harus ditentukan lagi— ''..........Ampuni aku. Duel lagi? Nggak, makasih.'' Datang ke arah sini, Ellis memandang rendah Claire dengan sorot tajam. “Hmm, aku tak punya masalah menyelesaikannya disini dan sekarang, Claire Rogue.” “Itulah yang kuinginkan.” Ellis mencabut pedangnya dan Claire juga mengeluarkan cambuk kulit dari bawah roknya. Dalam suasana yang sangat panas, para gadis, yang duduk mengelilingi meja, berdiri dengan garang. “Hei, Claire--......” Kamito mencoba menghentikannya. “Ke....ketua, tenanglah.” “Ka.....kamu tidak boleh mencabut pedangmu di sini.” Dari pintu masuk kafe, dua orang gadis menyerbu masuk dengan ekspresi panik. Mereka mengenakan armor Ksatria yang sama dengan Ellis. Mereka adalah gadis berambut pendek yang tomboi dan gadis berambut kepang yang berwajah serius. Kamito masih mengenali mereka berdua. Mereka adalah gadis Ksatria yang ia lawan dalam duel tempo hari. Kalau ia ingat baik-baik, nama mereka adalah—Rakka, yang berambut pendek, dan Reishia, yang berambut kepang. Terhenti oleh rekan Ksatrianya, Ellis dengan malu menyarungkan pedangnya. “....Ma.....maaf, anak buah Ksatriaku.” Merasa malu, ia berdehem dan meminta maaf pada kedua gadis— Kali ini dia menoleh ke arah Kamito. “Kazehaya Kamito.” “Aku?” Kamito memiringkan kepalanya ke sisi, merasa bingung. Kesampingkan Claire, ia tak ingat berbuat sesuatu yang membuatnya harus berurusan dengan Ksatria. “Sepertinya kamu kalah telak melawan kelas Wolverine pagi ini.” “Apa!? Sudah kuduga, kamu mau mengajak bertarung!” Claire berdiri dengan suara ‘klank’. “Bukan itu, se....sebenarnya, Kazehaya Kamito, kamu—“ Ellis menggeleng kepalanya, dan terus menerus merona kemerahan sambil menunduk. “Hn, ada masalah apa?” “Jadi, emm......” “Ayolah, Ketua, sebaiknya cepat katakan saja.” “Meskipun kamu selalu tegas, kamu lamban dalam hal seperti ini.” Reishia dan Rakka berbisik di samping Ellis. “Namun, Ketua yang malu-malu sungguh manis.......” “Ahh, begitu rupanya, hampir seperti gadis yang tengah jatuh cinta—“ “Ja.....jangan permainkan aku! A.....aku nggak pernah memikirkan orang tak tahu diri macam dia!” Ellis berteriak dengan wajah membara kemerahan. Setelah itu dia terbatuk-batuk dan— “Aku memang mendapat opini yang lebih baik tentang kamu karena kejadian hari itu,tapi......itu saja. Orang yang aku kagumi adalah wanita tangguh,seperti {{Furigana|Penari Pedang Terkuat|Ren Ashbell|margin=13}}. Pastinya bukan pria macam kamu!” “..........” Kamito menatap Ellis, yang bersuara dengan nada dingin, dengan matanya setengah terbuka. ''.....Maaf, wanita yang kamu kagumi itu hanyalah ilusi'' “Unh.....ad....ada apa dengan tatapan itu!” Ellis mengarahkan pedangnya di belakang leher Kamito. “Apakah aneh bagiku untuk mengagumi Ren Ashbell!?” “.....Ti....tidak, bukan itu......” Kamito panik dan menggeleng kepalanya. Pada Tarian Pedang tiga tahun silam—Tarian Pedang, yang ditampilkan oleh Penari Pedang terkuat, meninggalkan kesan mendalam pada gadis-gadis di generasi yang sama. Karena itulah, dia menjadi aspirasi para Gadis Tuan Putri, yang berniat menjadi Kontraktor Roh. Sepertinya Ellis juga bukan perkecualian. “Sudah cukup. Cepat katakan apa urusanmu!” “Diam, aku tahu itu!” Setelah menoleh dan membalas ucapan Claire, Ellis menatap Kamito lagi— “Kazehaya Kamito.” “Ap....apa?” “Emm, yang ingin aku katakan adalah......” Ellis sepertinya gugup karena tangannya sedikit gemetaran. [[Image:STnBD V02 069.jpg|thumb]] Selain itu, melihat posisi pedangnya saat ini, apa boleh dikata kalau situasi itu sangat berbahaya. “Yang aku ingin katakan.......aku......aku ingin kamu!” “............” ................. --Kesunyian muncul. Claire dan yang lainnya, bahkan Rakka dan Reishia, dibuat terbengong bengong. “Ap......ap.......ap.......ap........” Claire adalah yang pertama membuka mulutnya. Wajahnya sangat merah dan mulutnya membuka dan menutup. “........!?” Ellis melebarkan matanya, sepertinya menyadari kesalahannya dan menggelengkan kepalanya. “Bu.....bukan itu......kata itu.......barusan, nggak ada maksud semacam itu!” “Ma......ma.....maksud semacam itu maksud yang seperti apa?” “Maksudku.......ah—itu.....” Setelah Ellis menghirup nafas panjang. “Kazehaya Kamito, maukah kamu bergabung dalam timku?” “Eh?” Kamito tak bisa mempercayai matanya oleh kata-kata diluar dugaan itu. ''.....Ellis dan aku, dalam tim?'' “Apa katamu?” Claire dan Rinslet juga menatapnya dalam keheranan. Rakka dan Reishia melihat Ellis, yang merona kemerahan, dan tersenyum lebar. “.......Hoi, apa maksudmu?” “Ma.....maksudku itu. Kazehaya Kamito, aku menyambutmu dalam timku. Karena kamu mengalahkan Roh Militer itu, aku tak perlu meragukan kemampuanmu lagi.” Ellis mengucapkannya dengan cepat dan lekas membuang tatapannya, melihat ke arah jauh. Sebenarnya kebenaran dalam niatnya adalah untuk membujuk Kamito. Dengan pedang diacungkan di belakang lehernya, ketimbang dibujuk, lebih tepat dibilang dia sedang ditodong. Hasil Ellis sangat diakui oleh para seniornya dan level top. Kalau Kamito bergabung dalam timnya, sudah bisa dipastikan kalau kemungkinan ia berhasil mendapatkan kualifikasi masuk Tarian Pedang akan sangat meningkat. Namun— “Ellis, aku—“ “Nggak bisa. Bagaimanapun juga, dia adalah Roh Terkontrakku!” Seseorang yang menginterupsi balasan Kamito sambil berteriak adalah Claire. Ia berdiri dari kursinya dan dengan erat menggenggam lengan seragam Kamito. “Claire, kamu.......” Kamito menoleh dan menatapnya, dan matanya bertemu mata merah delimanya. Mata Claire sepertinya penuh berisi kecemasan. Sepertinya dia sendiri tidak sadar, namun ia memberikan tatapan penuh harap. ''Begitu, dia--'' Sudah tentu kalau dikhianati oleh kakaknya, Rubia Elstein, menyebabkan hatinya sangat terluka. Ditelantarkan oleh seseorang—hal seperti itu, sangatlah mengerikan baginya. Apa boleh buat. Itulah mengapa ia selalu seorang diri. Ia tak bisa bergantung pada siapapun. Karena ia takut akan dikhianati lagi— “..........” Kamito— Mengambil nafas dalam dan menggaruk kepalanya. ''........Diperlihatkan wajah seperti itu......'' Sambil tersenyum pahit, ia dengan lembut meletakkan tangannya di atas kepala Claire. Sejak awal dia sudah memutuskan jawabannya. Claire tak perlu lagi cemas. “Ellis, maaf,tapi aku adalah Roh Terkontraknya, aku tak berniat berganti tim.” “.......Kamito!?” Claire, merasa terkejut, melebarkan matanya dan mengangkat wajahnya. “.......Begitu.” Ellis menggigit bibirnya dengan erat. Namun, pada saat berikutnya, dia sudah kembali pada ekspresi dinginnya semula. “....Aku paham. Maaf sudah menanyakan hal tak beralasan padamu tiba-tiba.” “Tidak, aku juga........terima kasih sudah mengajakku.” Kamito meminta maaf dan Ellis menjadi sedikit tergagap. “Ng.....nggak apa-apa. K......kamu memang pria seperti itu, makanya, aku—“ “Ya?” Ellis sepertinya baru mengatakan sesuatu namun suaranya begitu lembut sampai Kamito tak bisa menangkapnya. “Ahh, ditolak deh.....” “Nggak apa-apa. Ketua kan masih punya kita.” “K.....kalian.......ini nggak seperti itu!” Ellis merona merah dan membentak kedua rekannya, yang tersenyum lebar dan menggodanya. “H....hei.....Kamito....” “Hn?” Sambil masih memegang lengan baju Kamito, Claire mengucapkan sesuatu dengan ragu-ragu. “Ada apa?” “Te.....terima.....kasih.....” “.....? Apa?” Ia mencoba mengatakan sesuatu, namun suaranya terlalu halus, sehingga Kamito tak bisa mendengar apa-apa. Cukup tak biasa bagi Claire untuk ragu-ragu seperti itu. “Ja....jadi.....emm......” Dan pada saat itulah. Bam! Pintu dibuka— “Apa hewan li—bukan, Kazehaya Kamito ada disini?!” Seorang gadis Akademi datang berlari ke kafe salon. Ia sepertinya datang kemari dengan terburu-buru sampai kehabisan nafas. ''Tunggu, sepertinya dia mau menyebutkan namaku sebagai hewan liar barusan.....'' “Aku disini.” Kamito mengangkat tangannya dan gadis itu merasa lega karena ia kemudian membusungkan dadanya. “Direktur Akademi, memanggilmu. Jadi, segeralah datang kesana!” “Greyworth?”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information