Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 5 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== "Ini berakhir------" Di saat yang sama ketika bunyi bel yang biasa terdengar di daerah sekolah bergema, Itsuka Shidou melemaskan dirinya di meja setelah ia menggunakan semua energinya. Mungkin ada asap yang keluar dari kepalanya. Tapi itu wajar. Itu karena Shidou saat ini, telah menyelesaikan ujian akhir semester, salah satu musuh dari kehidupan-sekolah yang berat. "Oke Oke, jangan malas dulu. Tolong kumpulkan lembar jawaban mulai dari belakang." <nowiki>*</nowiki>clap* *clap* guru berkacamata yang berdiri di meja guru bersuara dan menepukkan tangannya. Dia adalah walikelas kelas itu, Okamine Tamae, Panggilan Tama-chan. Murid-murid mengangkat tubuh mereka seperti zombi dan memberikan lembaran mereka ke bangku di depan mereka secara berurutan. Meskipun Shidou merasa kalau mode zombi dari teman kelas lain lebih kuat dari rata-rata tapi, itu juga wajar. Sebagai tambahan fakta bahwa ini adalah sebuah ujian dengan topik luas yang bervariasi, baru beberapa hari yang lalu semua murid di sekolah ini dikirim ke rumah sakit sekali. Di akhir bulan, ada kasus dimana, murid dan anggota staf yang berada di sekolah Raizen, semuanya jatuh tidak sadarkan diri. Setelah investigasi yang teliti dari pipa gas sekolah menuju alat-alat bangunan, dan zat asing yang keluar dari gas, penutupan sekolah sementara dibatalkan tapi..........tiada ampun, jadwal untuk ujian akhir semester tak bergerak bahkan satu hari. "................hmm?" Dan,sewaktu dia menempatkan lembar jawabannya di tumpukan lembar jawaban lain dan diberikan ke depan, dia lalu melihat gadis yang duduk di samping kanannya. Seperti apa yang Shidou lakukan disaat sebelumnya, *terjatuh* di meja, dia merebahkan diri di meja. "Tohka, kamu tidak apa-apa?" "u, umu............" Ketika Shidou mencoba berbicara dengannya, Tohka menganggukkan kepalanya dengan pusing. "Bagaimana hasilnya?" "mu.......muu, tidak apa-apa" Dengan ekspresi lelah, Tohka merentangkan tangannya. Sebelumnya di ujian tengah semester, dia adalah gadis yang hanya sembrono dalam menjawab lembar jawaban (Reine membuat persiapan rahasia untuk memastikan Tohka tidak mendapat nilai merah) tapi, setelah mendengar arti dari ujian, dia mengatakan bahwa dia mau melakukan sebisanya dan mulai belajar. Tampaknya begitu, dia tidak menyukai fakta kalau Shidou sedang belajar sementara dia tidak berbuat apa-apa sama sekali. Begitu juga di <Ratatoskr>, mereka juga ingin kalau Tohka dengan sukarela mengambil tindakan, ada sebuah kerja kelompok yang direncanakan di rumah Itsuka sebelum ujian tapi......................seperti yang diduga hampir semua energinya terkuras karena melakukan sesuatu yang tak perlu. Kenyataannya, satu jam menuju pertemuan kerja kelompok dia mulai demam. Itu adalah sebuah demam asli yang membawa dorongan pertumbuhan kecerdasan. "Oke, kalau begitu, semua mata pelajaran dalam satu ujian akhir semester, telah berakhir. Kerja bagus semuanya." Kata Tama-chan. Dan suara sorakan dan helaan nafas terdengar di dalam kelas. "Tapi, karena ada sesuatu yang tersisa hari ini, kalian semua harus tidak pulang?" Tama-chan mengatakannya untuk memastikannya dan menyusun tumpukan lembar jawaban sebelum meninggalkan kelas. Dan, bersamaan dengan itu, Tohka dengan goyah berdiri dari tempat duduknya dan kehausan. "Shido...........berikan aku, air" "O, Ou. Apakah kamu tidak apa-apa?" "Umu...........jangan khawatir. Aku cuma sedikit kelelahan." Kata Tohka dan tersandung di pintu kelas dengan langkah kaki kelelahan, dia lalu membuka pintunya dan berjalan menuju koridor. "Haha........yah, lagipula dia sudah berusaha keras" Shidou menghela setelah melihat belakang Tohka, dan lalu bersandar kembali di bangkunya---------*mengejang* dia lalu mengejangkan alisnya. Alasannya sederhana. Karena sosok murid perempuan duduk di samping kirinya dan memasuki penglihatannya. Dia adalah seorang gadis dengan rambut putih yang panjangnya sampai ke bahunya. Dan karena kepalanya menoleh ke kiri-----dan melihat ke jendela, meskipun dia tidak bisa memandang wajahnya tapi, Shidou bisa membayangkan kalau tidak ada satupun tanda-tanda ekspresi di wajahnya. Tobiichi Origami. Dia adalah teman sekelas Shidou dan anggota dari AST, sebuah organisasi yang memburu Spirits. "...........u" Meskipun Shidou tidak melakukan apa-apa sama sekali, ada rasa sakit di hatinya. Dia tanpa sengaja memalingkan wajahnya. Setelah kejadian di akhir bulan, Shidou tidak pernah berbicara pada Origami sama sekali. Entah mengapa, jika dia membiarkan kesempatan ini pergi, dia merasa kalau dia akan melewatkan kesempatan untuk bercakap-cakapan dengannya. Shidou mengumpulkan keberaniannya dan membuka mulutnya. "O...........Origami" Ketika Shidou memanggil namanya, Origami sedikit kaget sebelum berbalik arah ke Shidou. "------apa" Dan lalu, dengan suaranya yang biasa dan logat rendah, dia menjawab. Shidou heran kenapa, tapi dia sedikit lega melihat keadaan Origami. Tapi, setelah dia berhenti berbicara, ada kecanggungan antara Shidou dan Origami. "e,errrr" Tidak heran jika dia ingin tetap diam seperti ini. Shidou mencoba bertanya padanya tentang apa yang terjadi setelah pertistiwa terakhir itu. Tapi, seperti yang diduga dia tidak bisa bercakap-cakapan di dalam kelas dimana teman kelas yang lain bisa mendengar mereka. Untungnya masih ada waktu yang tersisa sampai pelajaran dimulai, dan Tohka melangkah keluar dari bangkunya. Setelah Shidou menelan ludahnya di tenggorokannya, sekali lagi dia membuka mulutnya. "Origami. Bisakah kita pergi ke tempat dimana kita berdua bisa sendirian sebentar?" ".........................." Saat Shidou mengatakannya, Origami menggerakkan alisnya. "Sebuah tempat, dimana kita berdua--------bisa sendirian?" Dan untuk beberapa alasan, dia mengatakannya dengan kata-kata yang terpisah dari satu ke yang lainnya. "Aah. Kamu tahu, mungkin di tangga dimana kita berbicara untuk terakhir kalinya akan ba------" "----Ayo" Origami berdiri tegak, dan seperti itulah dia menggenggam tangan Shidou dengan seluruh kekuatannya dan berjalan keluar. "O, oi, Origami" Bahkan ketika Shidou memanggil namanya dia tidak menjawab. Bahkan tanpa melihat ke tangga yang menuju ke atap, langkah mereka menggema di bagian terdalam dari bangunan sekolah dimana tidak ada siapapun di sekitar. Dan seperti itu, Origami berjalan menuju toilet perempuan yang terletak di pojok bangunan sekolah. "Tidak, tunggu sebentar!" "Apa?" Disaat Shidou selesai berbicara dan mengayunkan tangannya, Origami memiringkan kepalanya dengan penasaran. "Karena tempat ini cukup jauh dari kelas, tidak akan ada seseorang yang datang selama waktu ujian" "Tidak, mungkin itu masalahnya tapi meski begitu!" "Jangan khawatir" "Tungg, berhen--------tidak serius, apa yang sedang kamu rencanakan padaku!?" Tidak ada gunanya melawan. Dengan ditariknya tangan Shidou, dia lalu dibawa menuju toilet kecil terjauh seperti itu, dan *Kachin* pintunya terkunci. "...........errrr" Dia menghadapi Origami di dalam tempat yang benar-benar tidak seharusnya lebih dari 2 orang, keringat bercucuran di pipi Shidou. Dan, di ujung penglihatannya, tampaknya Origami mulai bergerak. "Origami, apa yang kau-----" Katanya dan sambil gugup. Tapi itu wajar. Ketika dia berpikir kalau Origami menggunakan kedua tangannya dan memasukannya ke dalam bagian roknya, dan seperti itulah dia melepas pakaian dalamnya setengah dari kakinya. "Tu, Tunggu sebentar! BERHENTI! Aku akan menunggu di luar jika kamu mau melakukan urusanmu!" "....................?" Tapi Origami memiringkan kepalanya dan berekspresi kalau reaksi Shidou diluar dugaannya. Dan lalu *Pon* dia menepuk tangannya bersamaan, dan menarik kembali pakaian dalamnya ke atas, kali ini dia merangkak. Dan lalu dia merentangkan tangannya ke pinggang Shidou, *Kachin**Kachin* dia lalu mengendorkan sabuknya. ''Hii''! Dengan terengah-engah, dan dia memegang kedua tangan Origami dengan panik untuk menghentikannya. "Apa yang kamu lakukan! Apa yang kamu lakukan!" ".............? Lalu, mengapa kamu membawaku ke tempat seperti ini?" "Kan kamu orang yang membawaku kesini Origami-san, benar!?" Teriaknya sambil hampir menangis, tapi entah mengapa dia berusaha mengatur pernafasannya. "Aku.........hanya ingin, bicara tentang masalah mengenai bulan lalu" "...........aah" Ketika Shidou mengatakannya, seolah Origami sedang ada di masa-masa itu tapi, dan untuk beberapa alasan dia berwajah menyesal. "............Apa yang kamu pikirkan tentang yang kulakukan?" "Itu" "Seperti yang diduga kamu tidak perlu mengatakannya, maafkan aku" "Aku tahu" Origami berdiri tegak dan melihat wajah Shidou, dan dengan diam membuka mulutnya. "----Hasil dari interogasi, aku dihukum 2 bulan sebagai tahanan rumah" "Eh?" "Ini tentang sesuatu setelah kejadian itu" "Tahanan rumah.............yang berarti, kamu tidak harus berhenti dari AST!?" Ketika Shidou berbicara dengan suara terkejut, Origami menundukkan kepalanya ke depan dengan diam. "Aku tahu.............kamu tidak dipecat huh" Shidou menempatkan tangannya di dadanya, dan bernafas lega. Ketika dia melakukan itu, Origami menggerakkan alisnya. "Kenapa kamu bersikap seperti itu?" "Ah, tidak...................pastinya, kalau itu benar. Aku juga heran kenapa" Kata Shidou, dan menggaruk kepalanya, sambil gelisah. Shidou sebenarnya tidak ingin Origami bertarung dengan Spirits. Jika mungkin begitu, dia ingin kalau Origami akan keluar dari AST, tapi meski begitu. Untuk beberapa alasan, saat dia mendengar perkataan itu dari mulut Origami, dia sedikit lega. "--------ini bukanlah seperti aku berhubungan dengannya" ".................uh" Mendengar perkataan Origami, dia menghembus nafas. Ini mungkin karena dia menebak apa yang akan Origami katakan secara langsung. "Spirit api, <Ifreet>. Kamu mengatakan kalau dia bukanlah Spirit yang membunuh kedua orang tuaku. -------Akan tetapi, tidak ada, fakta pasti yang membuktikannya" "................, itu........." Untuk membunuh Spirit yang membunuh orang tuanya, Origami mendaftar di AST. Bulan lalu. Origami akhirnya menghadapi Spirit yang diduganya sebagai target balas dendamnya. Dia adalah adik perempuan Shidou---Kotori. Dan tentu saja, Origami membuang segalanya dan bahkan melanggar hukum dan peraturan, hanya untuk menyerang dan membunuh Kotori. Tetapi pada saat itu, Shidou teringat masa lalunya. Kenang-kenangan yang ia miliki dari 5 tahun yang lalu. Gambaran kota yang tertutupi dalam api. Dan ke---kehadiran dari Spirit yang lain. "Ini benar kalau mungkin itu masalahnya. Tapi.......... Aku ingin kamu mempercayaiku. Aku tidak akan pernah berbohong juga-----" "Jangan salahkan aku. Ini bukanlah seperti aku tidak percaya apa yang Shidou katakan. Aku ingin percaya, pada apa yang kamu katakan. ----dan juga, jika aku harus mengatakan demikian, aku pikir aku ingin apa yang kamu katakan benar" "Eh...........?" "Jika mungkin aku juga tidak ingin membunuh adik perempuanmu" "Origami..............." Setelah Shidou melebarkan matanya secara langsung, Origami menggenggam erat tangannya dan sedikit menundukkan kepalanya. "--------Terimakasih, Origami" "Harusnya itu perkataanku" Origami, sekali lagi mengalihkan pandangannya, dan mengatakannya. Tanpa mengetahui maksudnya, Shidou berwajah pucat. Setelah dengan lambat Origami mengatur kembali pandangannya ke semula, dia berbicara dengan sedikit keraguan. "Aku berterimakasih. ..............untuk, berbicara padaku seperti biasa" ".................tidak, kamu" "Aku manusia yang mencoba membunuh adikmu. ------Tidak, bahkan sebelum 3 bulan lalu, aku hampir mau membunuhmu" "............................." Shidou berwajah masam seolah dia sedang mengunyah sesuatu, dan menggaruk kepalanya yang kacau. "Jangan khawatirkan itu..................dan aku tidak bisa mengatakan sesuatu seperti itu. Tapi-----meski begitu, Origami, apakah berpikir untuk berbicara padamu seperti yang biasa kulakukan-----itu tidak baik?" Ketika Shidou bertanya, untuk sejenak, Origami menunjukkan sesuatu seperti keraguan sebelumnya, *Berayun**ayun* mengayunkan kepalanya ke samping. "Un" Shidou melipat tangannya bersama dan sekali lagi menundukkan kepalanya ke depan. "Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau segera kembali ke ruang kelas. Pelajaran akan segera dimulai juga" "-----tunggu. Ada satu hal terakhir lagi yang ingin kutanyakan padamu" "Hmm, apa itu?" Ketika Shidou membenarkan sikap badannya dengan berbalik berhadapan ke belakang dan mengatakannya, Origami menatap Shidou. "-----Shidou. Apakah kamu, manusia?" "...................uh" Shidou tanpa sengaja memendekkan kata-katanya. -----tapi, dia telah memprediksi benar pertanyaan itu. "Dari sebelumnya, aku merasa kalau ini sedikit aneh. Pada saat itu, tidak ada kesalahan kalau aku menembakmu. ................akan tetapi, setelah beberapa hari, kamu datang ke sekolah bahkan tanpa satu lukapun. Dan juga----- sewaktu itu di taman hiburan" Ya. Di hari Origami menyerang Kotori. Shidou menyegel kekuatan Spirit Kotori, dan di atas menunjukkan Origami kemampuan regenerasinya, dia juga mengatakan itu padanya. '''''---Kotori sekarang manusia, dan kekuatan <Ifreet> ada denganku.''''' '''''---Itulah mengapa; jika kamu akan mengincar seseorang, maka sebagai gantinya incarlah aku.''''' "Guh........" Memikirkan tentang itu, Shidou sungguh sembrono pada waktu itu. Meskipun tidak ada pilihan lain selain menyakinkan Origami, dia telah menunjukkan rahasianya padanya, seorang anggota AST yang melawan Spirits. Origami mungkin menebak pikirannya dengan melihat ekspresinya; dia membuka mulutnya tanpa menunggu perkataan Shidou. "Tenang. Aku tidak akan melaporkannya pada atasan." "Uh, begitukah?" Ketika Shidou menanyainya, Origami hampir mengangguk pada saat itu. "Tapi, mengapa harus............." "Aku tidak bisa menyebarkan informasi yang tidak pasti dan menyebabkan kebingungan diantara anggota regu. Dan juga, jika kebetulan kamu ditetapkan sebagai Spirit, ada kemungkinan kalau akan ada perintah penindasan terhadapmu" "..............uh!" <nowiki>*</nowiki>Detak Jantung*Jantungnya berdegup keras. Perintah penindasan. Hanya ada satu hal yang menjadi arti dari kata itu. Yang berarti-----AST akan, Wizard modern yang dilengkapi dengan armor mekanis, menggunakan seluruh kekuatannya untuk datang membunuh Shidou. Tapi, masalah itu wajar. Itu karena, dia bisa menyegel kekuatan Spirit, dan meskipun itu hanyalah bagian yang kecil, dia mampu menggunakan beberapa dari kekuatan itu. Tidak mengejutkan kalau akan disimpulkan bahwa dia adalah Spirit. Akan tetapi----- "Aku...........manusia. Setidaknya, aku berpikir begitu." Shidou tanpa sengaja mengekspresikan apa yang Kotori biasa katakan tapi, tidak ada cara lain untuk mengatakannya. "Aku tahu" "..............kamu tidak meragukannya?" "Aku katakan padamu sebelumnya, aku ingin percaya perkataan yang kamu bilang" Dia sedikit menolehkan leherkan untuk mengintip wajah Shidou, dan kemudian melanjutkan. "Suatu hari, jika waktunya datang dimana kamu merasa seperti mengatakan padaku yang sebenarnya, aku harap kamu akan mengatakannya padaku dengan lebih jelas." "..........Maaf. Terimakasih." Ketika Shidou mengatakannya, Origami membuka pintu toilet dan kemudian keluar dari sana. Sesaat kemudian, Shidou menyadari kalau dia ditinggal sendirian di sebuah zona berbahaya yang tak bisa dipercaya, sementara tak peduli sambil melihat-lihat sekitar untuk memeriksa lingkungan itu, dia tergesa-gesa dan berlari keluar dari toilet. Tapi, ketika mau kembali ke ruang kelas, dia mengikuti Origami dan berjalan di koridor. "............Shido?" Mendengar suara Tohka yang meragukan datang dari belakang, Shidou mengejangkan bahunya sambil terkejut. "To, Tohka........" Tampaknya Tohka telah selesai minum dan dengan curiga melihat antara Shidou dan Origami, dia melanjutkan berbicara sambil berwajah cemberut. ".....................Mengapa Shido dan Tobiichi Origami, keluar dari toilet perempuan?" "guh!" Dengan langsung, keringat menetes keluar dari wajahnya. Mereka telah benar-benar dikepung. "T, tidak, itu........errr............" Shidou mencoba menjelaskan situasi padanya tapi, sudah ada tatapan dari murid lain yang muncul disekitarnya. Dia tidak bisa mengatakan apapun yang tak bijaksana. "........................." Dan, sementara diam, Origami memberi arti isyarat mata pada Shidou. "Apa itu barusan! Apa yang kalian berdua lakukan!?" "Bukan memberitahu. Ini adalah rahasia diantara kami berdua" "Ap, Apa kau bilang!?" Origami mengangkat jari telunjuknya dan menempatkannya di depan hidungnya. Melihat gerak-isyarat lucu yang tidak biasa dari Origami, Tohka melebarkan matanya dan berteriak. Langsung, dia menatap tajam ke arah Shidou. "Shido! Apa yang kalian berdua lakukan!" "Eh!? Tidak..........errr, ini tentang" Shidou dengan tidak nyaman menggaruk kepalanya. Meskipun dia tidak memikirkan untuk memberitahukannya dengan Tohka tapi............mendapat 40 murid lemah yang berkumpul di jendela ruang kelas, dia enggan melanjutkan pembicaraan barusan. "...........Maaf, Aku akan bertemu lagi denganmu nanti" "!!" Dengan tanpa pilihan lain Shidou menundukkan kepalanya, dan Tohka berekspresi terkejut dan jatuh ke lantai setelah efek dramatis [Gan!] muncul dibelakangnya. "To, Tohka!" "Uu, uuuuuuuuuuuu..................mengapa, mengapa Tobiichi Origami baik, tapi aku tidak............." Dia merintih dengan frustasi, dan menggertakan giginya. "Te, tenang! Nanti! Aku akan memberitahumu semuanya nanti!" "Su, sungguh..........?" "Sungguh! Sungguh!" Kakinya terlipat dan jatuh di lututnya, ketika Shidou memohon padanya dengan memegang tangannya sambil panik, entah bagaimana dia berusaha untuk mengangkat wajah Tohka yang cemas, tapi. "............tidak bisa dikatakan. Ini karena aku telah diciptakan untuk melakukan sesuatu seperti itu" Dari perkataan Origami, mata Tohka melebar sambil terkejut. "Shi, shido..............? Apa yang, kamu.........." Pada saat yang bersamaan, Shidou bisa mendengar suara bisikan yang datang disekitarnya. [Ee--.............Itsuka-kun yang terburuk] [Ini pertama kalinya aku melihat Tobiichi-san berwajah seperti itu.................] [Apa yang kau lakukan di sekolah pada sore bolong ini] [Meskipun kau memiliki seseorang seperti Tohka-chan kau masih....................] [Sialan............sialan.............] [Hey apakah racun masuk ke dalam kelompok asam atau khlorin?] [Cepatlah dan minta hymne nomor 13] "Tidak, Aku tidak melakukan apa-apa padanya! Dan yang setengah kedua! Apa yang coba kau lakukan!" Dia mendapat suara-suara yang dipenuhi dengan penyesalan. Akan tetapi, pandangan terus-terusan yang datang dari sekitar tidak sepenuhnya berhenti. Dan, pada saat itu, Shidou mendengar suara pintu ruang kelas terbuka dari belakangnya, dan Tama-chan muncul. "Oke, oke, tolong kembali ke tempat duduk masing-masing. Pelajaran akan dimulai" "!, Li, lihat Tohka! Kembali ke tempat dudukmu sekarang! Oke!? Semua orang juga!" Itu adalah sebuah bantuan dari surga di atas. Shidou berteriak dengan tak ada guna, dan mengambil inisiatip dirinya sebelum duduk di bangkunya. Semua orang memiliki sesuatu untuk dikatakan tapi, mau bagaimana lagi karena guru telah datang, jadi mereka kembali ke bangku masing-masing. Tohka [.............kamu harus memberitahuku dengan detil nanti] mengatakan itu sebelum duduk di tempatnya. Setelah melihat situasinya, Tama-chan terkikih. "Ara---, kelihatannya kamu sedang bersenang-senang. Apa yang kamu lakukan dengan semua orang?" "Tidak ada, jangan khawatirkan itu................." Shidou mengatakan itu dengan keringat yang menetes keluar, Tama-chan {Ara ara] tertawa senang sebelum berdiri di bangku guru. "Baiklah kalau begitu, Aku akan memulai pelajarannya sekarang. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang harus kita putuskan dahulu" "Ya~ apa yang akan diputuskan?" Tonomachi mengangkat tinggi tangannya, dan bertanya. Tama-chan sedikit mengangguk sebelum melanjutkan. "Menentukan kelompok kelas untuk perjalanan sekolah, dan penyusunan tempat duduk di pesawat" "...................ah" Saat Tama-chan mengatakannya, Shidou berbicara. Ngomong-ngomong, pertengahan Juli-----sebelum liburan musim panas, ada perjalanan sekolah ke Okinawa menunggu mereka. Dari insiden pingsan masal menjelang ujian akhir semester. Dan karena bermacam persoalan mengenai Spirits, dia sepenuhnya melupakan keseharian kehidupan sekolahnya yang terbaik. Meski begitu, tampaknya Shidou bukanlah satu-satunya. Sekitar sepertiga dari kelas, [Ahh--..........sekarang kamu menyebutkannya] mengangguk seperti Shidou. "fufufu, semuanya begitu pelupa huh~. Sekarang, ayo cepat dan-----oh, yeah" Dan, Tama-chan, mengangkat alis matanya seakan dia teringat sesuatu, dan mengeluarkan hasil print komputer ke dalam buku kehadiran. "Sebelum itu. -----lokasi untuk perjalanan sekolah kali ini telah diganti" ""Eh?"" Suara-suara di dalam kelas dengan serempak bersatu. Itu wajar. Itu karena hanya ada setengah bulan tersisa sebelum perjalanan sekolah. Dengan tiba-tiba mengganti lokasi perjalanan di menit terakhir yang belum dikenal. "Hmm............yah tampaknya itu akan menjadi masalah" "errrrr, jadi, kemana lokasinya akan diganti?" Sekali lagi, Tonomachi bertanya. Ya. Meskipun dia sedikit ingin tahu sebagaimana lokasinya diganti begitu tiba-tiba tapi..............persoalan yang paling penting bagi semuanya adalah lokasinya. Itu karena tujuan aslinya adalah Okinawa. Bepergian untuk menjumpai surga dengan batu koral, lautan biru dan pasir putih pantai, dan sementara mengunyah manisan Okinawa dan Saatandagi<ref group = "5A">(γγΌγγΌγγγ γγΌ)adalah sejenis tofu goreng di Okinawa</ref> . Mungkin ada banyak perempuan yang telah membawa baju renang model baru untuk kesempatan ini. Jika lokasinya diganti ke daerah tak-berpantai di Jepang, lelucon disamping keributan mungkin terjadi. Kemungkinan merasa gelisah oleh suasana dengan kulitnya, Tama-chan melanjutkan dengan suara gugup. "Jang,jangan khawatir. Mereka juga mengganti lokasinya, ke tempat yang luar biasa juga" "Itulah mengapa pada akhirnya, dimanakah lokasi itu?" "Err..........Itu adalah Pulau Arubi" Ketika Tama-chan menyebutkan nama itu, sekitar setengah murid dari kelas bersuara [ahh----........]Dan menjawab "Aku tahu", dan setengah lagi yang lainnya memiringkan kepala mereka. "Berbicara tentang Pulau Arubi.................Itu menuju ke arah Izu kan?" "Apa, ternyata daerah yang dekat. Kelas rendahan huh" "Tidak, kau tidak bisa bilang kalau itu benar. Tidaklah seburuk itu jika dilihat-lihat" "Oke, oke! Tolong tetap tenang" Dengan maksud menenangkan kegaduhan kelas yang mendadak, Tama-chan menepuk tangannya. Di setiap pojok kelas, [Yah katakan saja kalau lautan menghilang untuk sekarang..................] dibawah ide sedemikian rupa, semuanya mengikuti instruksi guru dengan tenang. "Kamu bisa membaca petunjuk yang telah di revisi ulang dengan penjelasan untuk sedetilnya sendiri setelah selesai, untuk sekarang ayo putuskan bagaimana kelas akan dibagi. Tolong buat kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 dengan orang yang kamu suka" Ketika Tama-chan memberi perintah itu, semuanya mengalihkan pandangannya dan memeriksa sekeliling sebelum, *Gata gata* berdiri dan membuat kelompok dengan teman terdekat mereka. Dalam kasus Shidou juga, Tonomachi sedang berjalan padanya. "Ou Itsuka, kelompok kelas----" "Shido!" Tapi suara Tonomachi telah, terpotong oleh teriakan yang datang dari sebelah kanan Shidou. Tohka berdiri ke depan dari meja dengan mata yang berkelap-kelip. "Kelompok kelas atau apapun itu, ayo berkelompok bersama!" "Eh..........eeh?" Shidou tanpa sengaja menjadi pucat, dan tiba-tiba bersuara histeris. Tapi Tohka, memiringkan kepalanya dengan penasaran, tak mengetahui mengapa Shidou terkejut. "Nu? Ada apa?" "Tidak, seperti yang diduga hal semacam itu tidak baik" "Mengapa begitu? 5 orang di dalam kelompok kan? Maka tidak ada masalah sama sekali" "K,kamu tidak bisa Yatogami-san. Tolong pisahkan kelompok laki-laki dari perempuan!" Mungkin mendengar percakapannya, Tama-chan berteriak dari meja guru. "Muu........mengapa begitu? Aku pikir aku lebih suka untuk bersama dengan Shidou" "K,kenapa begitu..........err" Wajah Tama-chan berubah menjadi merah seperti buah ceri dan *Komat-kamit**komat-kamit* menggumamkan sesuatu. Shidou menghela nafasnya dan menjelaskan kembali pada Tohka. "Jangan memberi masalah pada sensei terlalu banyak. Lagian, tidak baik jika kelompok tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan" "Nu...............Aku tahu" Bahu Tohka terjatuh lemas ke bawah dengan kekecewaaan. Tapi, dia langsung mengangkat kepalanya. "! Aku tahu!" Tohka mengatakannya, dan berlari keluar dari ruang kelas. Dan setelah menutup pintunya dengan keras,*Gata**gata* suara dari sebuah lemari sekolah dari koridor bergema. Setelah sekitar satu menit, pintu ruang kelas terbuka lagi, dan Tohka masuk. --Tohka mengenakan kaos sebagai pengganti untuk rok, dan rambutnya diikat. "............Tohka?" "Salah. Aku------Aku, To............ou, ya, Touru" Ketika Shidou memanggil namanya untuk beberapa alasan Tohka sengaja menjawab kembali dengan nada rendah. Shidou menebak apa yang dimaksud Tohka, itu adalah................... "Jadi karena itu. Tama-chan sensei. Aku adalah laki-laki mulai sekarang. Tidak ada masalah dengan itu kan?" "Ya jelas ada!" Tama-chan berteriak dengan perasaan tidak sepenuhnya mengumpulkan. "Muu..........ini masih tidak baik huh.............." Dengan wajah kelelahan Tohka membungkuk dengan kecewa. Dan, [[Image:Date5 057.jpg|thumb]] "--------tunggu" Dan di saat itu seseorang yang tak diduga datang membantu Tohka. Dia adalah Origami. "Saya ingin guru menyetujui permintaan Yatogami Tohka. Tolong mudahkan dan dukung dia" "Eh.....eehhh!?" Karena ucapan seseorang yang memiliki hubungan tegang dengan Tohka, guru Tama-chan berekspresi terkejut. Tidak, sensei bukanlah salah satunya. Teman kelas yang lain yang biasa melihat mereka bercekcok, juga wajahnya terkejut. "Kau...........apa tujuanmu?" "Aku telah mempelajari kesan dibalik semangat pantang menyerahmu itu. Kau memiliki hak untuk masuk ke kelompok laki-laki" Untuk sejenak, Tohka sedang melihat ke Origami dengan pandangan setengah tertutup untuk berjaga-jaga tapi, setelah beberapa detik, *Fuun* dia menghembuskan nafasnya dan mengalihkan pandangannya. "..............Aku, Aku tidak akan bilang terimakasih" "Tidak perlu" "Tungg, tunggu tunggu! Kenapa kalian berdua melanjutkan pembicaraan ini! Itu tidak baik kan!?" Guru Tama-chan langsung menghantam meja guru, untuk mengendalikan situasinya. Tetapi, Origami melanjutkannya tanpa menunjukkan banyak perhatian yang mengganggu tentang itu. "----Akan tetapi, selama kau menghadiri sekolah sebagai laki-laki, kau harus bersiap dengan baik mengikuti aturannya" "Aturan?" "Ya. Entah itu toilet atau memasuki kamar mandi, semua itu akan kau masuki bersama dengan laki-laki" "Ap...............!" ""Oooh.............."" Tohka menghembus nafas dan wajahnya merah merona, disaat yang sama dengan semua laki-laki mulai bersamaan menjadi senang. Bagi para laki-laki, kelompok perempuan yang lain dengan tenang melihat mereka. "Tentu saja, entah jika badanmu sedang dilihat atau, merangsang sesuatu, itulah hukumnya. Itu karena kau adalah seorang laki-laki" "Whawhawhawha.............." Tangan Tohka gemetaran, dan menatap Origami dengan tampang hampir menangis. Tapi, Origami tak begitu memperdulikannya, dan mengalihkan perhatiannya ke arah Shidou. "------Akan tetapi, karena satu gadis telah menjadi laki-laki ini telah menyebabkan ketidakberesan yang serius. Ada kekosongan yang membutuhkan penempatan ulang" "Huh......? Apa yang kamu maksud dengan............." "Sejak ada jumlah laki-laki yang bertambah, tidak ada orang lain kecuali Shidou untuk menjadi seorang gadis" "Tidak aku tidak mengerti maksudnya!" "Ayo mandi bersama, Shidomi" "Apakah itu namaku!?" Shidou tak bisa menanganinya dan berteriak. Teman sekelas di sekeliling membuat raut wajah, ''karena murid terhormat Origami mengatakan ini jadi harusnya ini benar'', seperti yang diduga [Hmm?] mereka juga seperti memiringkan kepalanya dengan heran. Dan disaat itu Tohka, untuk beberapa alasan menempatkan tangannya ke dagunya seolah sedang berpikir, dan melebarkan matanya. "Tunggu sebentar! Jika Shido menjadi seorang gadis, bukankah itu membuat kami menjadi tidak bisa mengadakan kelompok!" "Kau bisa menjalani hidupmu yang keras sebagai seorang laki-laki. Aku mendukungmu" "U, Unuuu, kau menipuku, Tobiichi Origami!" "Ah sudah tenanglah! Lagipula, laki-laki dan perempuan akan berkelompok secara terpisah! pergantian jenzais kelamin juga dilarang!" Ketika Shidou mengeluarkan suara teriakan yang telah dilakukannya, mereka berdua akhirnya terdiam. Setelah melihat mereka tenang untuk berjaga-jaga, guru Tama-chan menepuk dadanya dengan lega. Tapi----- "Ba, baiklah, meskipun kalian tidak bisa berada di kelompok yang sama tapi, susunan untuk bangku pesawatnya bebas. Jika itu masalahnya, tidak apa kan untuk kalian duduk bersama?" Di saat Tama-chan mengatakan sesuatu yang tak penting, mata Tohka dan Origami keduanya bersinar lagi. <noinclude>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Γ Cursed Γ Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information