Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-3=== Aku mengikuti Isshiki setelah dia selesai menelepon ke taman kanak-kanak itu. Karena tempatnya kira-kira persis di samping pusat komunitas, membuat janji bertemu itu gampang. Lagipula, itu sebuah taman kanak-kanak negeri menjadikan cerita sekolahnya lebih mudah diterima mereka. Dengan membuat janji bertemu sebelumnya, kami bisa masuk ke dalam segera setelah kita sampai. Pemandangan taman kanak-kanak yang pernah sekali terpampang ke mataku di masa lampau dan aroma manis susu formula yang melayang-layang itu membangkitkan perasaan nostalgia. Ruang kelas itu, walaupun aku tidak yakin apakah aku bisa menyebutnya itu, tapi semua benda di dalam ruangan yang kulirik ke dalamnya itu kecil. Dan di dalamnya terdapat para anak-anak yang bermain-main dengan membangun balok dan berlari berkeliling. Di atas dinding tergantung gambar-gambar dengan krayon yang tak bisa kupahami nan mirip coretan kata-kata. Dan yang mendekorasi di sekeliling gambar-gambar tersebut adalah bunga tulip dan bintang jatuh yang dibuat dari kertas warna. Aku juga seorang tamatan dari taman kanak-kanak, tapi ingatanku dari saat tersebut agak sedikit samar. Selama masa tersebut, ada kemungkinan aku diberitahu sesuatu seperti “Zawsze in love”<ref> Nisekoi </ref> dan diberikan kunci dan sebuah liontin, tapi sayangnya, aku tidak bisa mengingatnya sama sekali. Aku membuat seruan terkesan “ooh” sebagian karena keingin-tahuanku yang kuat selagi aku terus menerus melihat sekeliling dan mataku bertemu dengan mata seorang guru TK melewati kaca jendelanya. Guru itu bertukar kata dengan diam-diam dengan guru TK lain di dekatnya. Tatapan mereka jelas sekali waswas denganku. Mmmm, nyonya-nyonya, disini di taman kanak-kanak ini, anda dianjurkan untuk menangani semua masalah yang mungkin ada sesegera mungkin! Untuk sekarang, aku segera meninggalkan tempat itu dan memanggil pada Isshiki yang sedang berjalan di depan. “Sepertinya aku benar-benar tidak disambut di sini.” “Kelihatannya begitu… Senpai, toh, matamu itu cukup buruk.” Isshiki segera memandang sekilas pada mataku dan mengatakan itu. Begitu jahat! Aku juga bahkan berpikir kamu akan berpihak padaku! Namun, meskipun kita sudah menghubungi mereka, aku rasa mereka masih akan agak waswas jika seorang laki-laki yang mengenakan seragam SMA muncul. Pergi bersama dengan Isshiki hanya untuk menakuti anak-anak dan guru-gurunya adalah sesuatu yang sebaiknya tidak kulakukan. “…Aku rasa aku akan menunggu di sebelah sana saja<!--actually-->.” Aku menunjuk ke arah dinding lorong yang tidak akan terlihat oleh anak-anak selagi aku memberitahunya dan Isshiki meletakkan tangannya pada pinggulnya sambil menghela besar. “Tidak ada yang bisa dilakukan, huh? Senpai, Kalau begitu aku akan menanganinya dari sini.” “Kuserahkan padamu<!--Counting on you-->.” Setelah aku mengatakan itu, aku membiarkannya pergi. Kelihatannya Isshiki akan melakukan pembicaraannya di kantor guru yang berada lebih jauh di depan. Dia terus berjalan lurus menuju ke sana. Meskipun aku ikut pergi, masalahnya akan selesai cuma dengan aku menungguinya saja tanpa melakukan apapun yang berguna. Aku melihat-lihat tempat di sekelilingku heran tentang bagaimana aku akan pergi menghabiskan waktu sampai Isshiki selesai berdiskusi. Aku bisa saja dengan mudahnya cukup duduk di lorong, tapi itu hanya akan membuatku terlihat bahkan lebih mencurigakan lagi. Kelihatannya aku terbalik ketika aku pikir dengan tinggal<!--staying behind--> di sini sendirian akan meredakan kewaspadaan anak-anak dan para gurunya. Aku rasa aku tidak bisa melakukan apapun, selain cuma berdiri di sini sambil melamun, huh… Dahulu kala, aku pernah mendapat suatu kerja paruh waktu yang berlangsung satu hari untuk pameran model ruangan kompleks apartemen dimana satu-satunya hal yang harus kulakukan adalah berdiri untuk sejumlah jam memegang papan iklan di bawah matahari terik. Bagi seseorang sepertiku dengan pengalaman seperti itu, hanya segini saja itu gampang. Aku bisa menghabiskan 8 jam hanya dengan berdiri-diri sambil melamun. Itu sebenarnya pekerjaan yang cukup sulit dan juga ada saat-saat ketika aku melinangkan beberapa tetes air mata karena berbagai potongan dari pengirimanku dan asuransi yang membuatku berseru “woow… gajiku benar-benar kecil, bukan…?” Dibandingkan dengan waktu itu, ada atap, dinding dan waktunya lebih singkat. Hanya itu saja membuatku merasa itu lingkungan yang bagus… Woow, afinitasku sebagai seorang budak perusahaan begitu tinggi, bukan…? Pada saat itulah ketika aku sedang berdiri di sana melamun-lamun sambil melewati perulangan pemikiran tidak berguna di kepalaku. Pintu sebuah kelas di dekat sana dengan diam-diam sedikit tergeser beberapa inci<!--inched/beringsut-->. Apa ini? Selagi aku memikirkan itu, aku pergi melihat dan seorang gadis kecil berjinjit keluar dari ruangan itu. Gadis kecil itu berjalan maju menuju pintu masuk dengan diam-diam dan mulai melihat-lihat sekeliling dengan risih. Dia berusaha sebisanya untuk melihat ke luar dengan tingkah laku yang imut dan gesit seperti merentangkan tubuhnya ke atas sambil berjinjit dan melompat ke atas, tapi setelah dia menyadari dia tidak bisa melihat apapun, dia dengan kecewa berjalan kembali dengan lesu. Rambut gelap kebiruan gadis itu diikat dengan ikat rambut yang membaginya menjadi dua. Ciri wajahnya menampilkan kepolosan yang membuatnya terlihat sangat manis. Ketika dia menyadari keberadaanku, dia membuat seruan “ah” dan mendekatiku. Setelah itu, dia menarik lengan baju jasku dan membuka-buka mulutnya selagi dia melihat ke atas. Tidak bagus, apa ini hal itu? Bagaimana situasinya akan menjadi lebih besar dari suatu laporan bahwa aku memanggil-manggil anak ini<!--blow up into something bigger-->? Tapi dipikir lagi, kita berada di dalam taman kanak-kanak dan tidak ada orang di sekeliling, jadi seharusnya tidak apa-apa, bukan…? “…Ada apa?” Pada saat ini, aku tidak bisa benar-benar mengabaikannya lagi jadi aku membuat sedikit upaya untuk berbicara padanya dengan tingkah kalem. Ketika aku melakukannya, si gadis kecil ini menarik lengan bajuku lagi, jadi aku perlahan merunduk ke bawah. Ketika aku merunduk sampai sejajar dengan matanya, gadis kecil ini berbicara dengan nada risau. “Um, kamu tahu, Saa-chan masih belum di sini.” “Ooh, begitu.” Siapa Saa-chan…? Aku heran, mungkinkah dia sedang mengacu pada ibunya…? Anak kecil umumnya cenderung salah melafalkan kata-kata mereka. Ketika Komachi masih kecil, dia juga akan mengatakan oi-tan daripada onii-chan. Untuk sesaat, aku pikir sudah pasti dia sedang mengacu pada Tora-san<ref> [http://en.wikipedia.org/wiki/Otoko_wa_Tsurai_yo Otoko wa Tsurai yo] – Paman karakter utamanya dijuluki sebagai Oi-chan. </ref>. Namun, meskipun aku memiliki sedikit ketahanan terhadap orang yang lebih muda berkat Komachi, untuk seorang anak sekecil ini, aku benar-benar tidak ingat bagaimana menangani mereka. Aku juga dulu pernah sekecil itu. Sekarang kalau begitu, persisnya bagaimana aku sebaiknya menanganinya…? Untuk sementara ini, itu akan bermasalah jika aku membiarkannya pergi ke luar sendirian. Aku rasa aku akan membawanya ke ruang kelas. “Hanya tinggal sedikit lebih lama lagi sampai Saa-chan datang. Jadi ayo main ke sebelah sana sampai dia datang.” Aku dengan lembut mendorong bahu kecilnya dan membawanya ke depan ruang kelas. Gadis kecil ini tak terduganya patuh selagi dia melakukan apa yang disuruh dan mengikutiku ke ruang kelas. Baru saja aku akan meletakkan tanganku ke pintu geser kaca itu, gadis kecil itu menarik lengan bajuku lagi. “Ah! Um, kamu tahu, itu Saa-chan.” Selagi dia mengatakan itu, dia menunjuk pada gambar krayon yang ditempel di dinding ruang kelas. Aku tidak tahu gambar mana yang ditunjuknya… Mungkin itu sebuah gambar yang digambar ibunya? Namun, ada cukup banyak gambar jadi aku tidak tahu yang mana itu. “Yang mana dari Saa-chan, hmm?” “Itu!” Gadis kecil itu menunjuk samar ke arah dinding. Tapi di dinding ada banyak sekali gambar jadi akhirnya, aku masih tidak tahu. Hmm… Yang mana gambar itu, ya…? Aku merundukkan tubuhku lagi dan menjumpakan mataku dengan matanya. “…Oke, aku mengerti. Yang ini kanan. Dan yang ini kiri.” Aku mengangkat tangan kanan dan tangan kiriku secara berurutan di depannya dan gadis kecil itu menganggukkan kepalanya dan mengulangi gerakan itu. “Kanan, kiri.” “Yap, yap. Oke, angkat tangan kananmu.” Ketika aku mengatakannya, gadis kecil itu dengan penuh semangat mengangkat tangan kanannya. “Angkat tangan kirimu.” Kali ini dia dengan semangat melompat dengan tangan kirinya. Fumu, kelihatannya dia tahu kanan dan kirinya. Dengan demikian, aku menunjuk ke arah dinding dengan tempelan gambar tadi. “Kalau begitu sekarang, ada sebuah teka teki. Persisnya ada berapa banyak gambar dari kanan ke yang punya Saa-chan?” Mata gadis kecil itu berbinar-binar selagi dia berseru “oooh!” pada permainan baru itu. Setelah itu, dia mulai menghitung dengan jarinya. “Ummm…… ada empat!” “Benar. Kerja yang sangat bagus!” Selagi aku mengatakan itu, aku menepuk kepalanya dengan ringan. Begitu ya, jadi itu Saa-chan… Ya, aku masih tidak mengerti. Pada akhirnya, aku tidak bisa mencari tahu gambar yang mana itu. Tapi karena aku menemaninya sebentar, itu seharusnya membuatnya sedikit riang. Persis selagi aku baru saja akan mendesaknya untuk menuju ke dalam kelas, suatu suara ramah <!--kind-->datang dari belakang. “Kei-chan.” Ketika aku berpaling, seseorang yang bisa kuingat dengan sangat jelas ada di sana. Itu teman sekelasku, Kawasaki Saki. Wajah gadis kecil itu menjadi gembira dan gemilang ketika Kei-chan dipanggil dan dia berlari ke arahnya. “Saa-chan!” Setelah melompat ke lengannya, Kawasaki dengan penuh kasih sayang membelai rambut Kei-chan. Setelah itu, dia melemparkanku pandangan curiga. “…Kenapa kamu ada di sini?” “Er, yah, kerja…” Faktanya, akulah yang ingin menanyakannya kenapa dia ada di sini, tapi dia berhasil mengatakannya terlebih dulu. Dia melihat dengan berhati-hati<!--discrete/discreet?--> ke belakangku. “Uh huh… Bagaimana dengan Yukinoshita dan Yuigahama?” Aku tahu dia akan menanyakan itu. Jika itu kerja yang kusebutkan, maka itu akan menyiratkan aktivitas Klub Servis. Bagi Kawasaki yang pernah terlibat dengan kami sebelumnya, itu adalah pertanyaan yang wajar untuk diajukan. Namun, tidak perlu untuk menjelaskan detail-detialnya pada dia. Itu tidak seperti dia menanyakan tentang itu dan memberitahunya hal-hal spesifik hanya akan menganggu bagi Kawasaki juga. Itulah kenapa jawabanku sederhana. “…Mereka sedang melakukan pekerjaan lain. Hanya ada aku sendiri.” “…Begitu ya.” Kawasaki menatapiku dan setelah jawaban singkat, dia berpaling dengan acuh tak acuh<!--disinterest-->. “Bagaimana denganmu?” Kali ini aku menanyainya dan Kawasaki dengan pelan dan dengan lembut memegang bahu gadis yang dipanggilnya Kei-chan. Dia kemudian bergugam dengan malu-malu. “Aku… disini untuk menjemput adik kecilku.” “Hoh.” Aah, jadi Kei-chan ini adik kecilnya, huh? Aku senang… Aku tadi sejenak berpikir dia itu anaknya… Namun, setelah dia mengatakannya dan aku memikirkannya, aku paham. Ciri wajah mereka terlihat lumayan mirip. Dia pastilah memiliki masa depan yang cerah di depannya, bisa kukatakan. Jika ada satu hal yang kuharapkan, itu adalah baginya untuk dibesarkan dengan lemah lembut. Itu karena onee-channya benar-benar menakutkan. Selagi aku mendoakan itu di dalam kepalaku. Aku melihat ke antara kakak beradik Kawasaki itu. Aku tidak yakin bagaimana dia menafsirkan tatapanku itu, tapi Kawasaki dengan gugup berbicara. “Ah, um, dia adik kecilku Keika… Ayo, Kei-chan, beritahu namamu.” “Kawasaki Keika!” Ketika dia didesak, Keika dengan semangat mengacungkan lengannya. “Aku Hachiman.” Selagi aku berpikir betapa mengenakkannya semangat Keika itu, aku memberitahu namaku juga. Ketika aku melakukannya, Keika mengedipkan mata besarnya dengan kaget. “…Hachi, man…? Nama aneh!” “H-Hei! Kei-chan!” Kawasaki memperingati Keika dengan panik. Meski begitu, nada berhati lembutnya itu tidak berubah. Tidak seperti dirinya yang biasa, dia memberikan kesan yang sangat lembut. Dia mengejutkannya kakak yang mengesankan. Dia terlihat berbeda dari diri broconnya juga. “Tidak, aku juga rasa namaku agak aneh, jadi tidak apa-apa. Namun, menjemput adikmu, huh? Pasti sulit.” Ketika aku mengatakan itu, Kawasaki blak-blakan. “Tidak juga… Biasanya orang tuaku yang melakukannya. Aku datang hanya pada hari ketika aku tidak ada les.” “Tapi aku ingat rumahmu itu agak jauh, bukan?” Distrik SMP kami mungkin berbeda, tapi jarak di antara rumah kami seharusnya tidak begitu jauh. Datang dari sana akan memerlukan setidaknya satu atau dua kali naik kereta api. Aku tidak begitu yakin jarak kira-kira bagi mereka untuk mempercayakan anak mereka ke sini, tapi sudah pasti bukan di lingkungan ini. Hal itu saja terlihat sulit. Namun, Kawasaki berbicara dengan suara kecil selagi dia mengusap rambut panjangnya. “Itu benar, tapi ketika kami membawanya datang, biasanya naik mobil… Sekarang ini, taman kanak-kanak ini ruangannya sempit, tapi TK negeri ini rupanya lebih murah.” “Haa, begitu ya.” Dia terlihat agak seperti ibu rumah tangga. Ketika aku melihatnya dengan terkagum-kagum, kantung plastik yang dibawa di tangannya terlihat. Kelihatannya dia datang kemari persis setelah berbelanja untuk makan malam sebab ada bawang perai yang menonjol keluar dari plastik itu. Itu membuatnya terlihat lebih seperti seorang ibu rumah tangga. “Aku ada kerja paruh waktu sebelumnya jadi aku benar-benar tidak bisa datang…” “Aah, itu memang terjadi, huh?” “Ya…” Kawasaki menjawab dengan suara yang hangat dan apa yang mengisi pandangannya adalah Keika. Dia tiba-tiba mengarahkan pandangan itu padaku. Dia menatap padaku dengan segan dan kelihatannya dia sedang kesusahan mencoba untuk mengatakan sesuatu dengan mulutnya sedang menggeliat-geliut. Kelihatannya dia tidak akan mengatakan apapun meskipun aku menungguinya, tapi dengan dirinya menatapiku seperti itu, itu membuatku berpikir mungkin ternyata ada sesuatu. Itu agak sedikit memalukan jadi aku akan senang jika dia bisa menghentikannya… “…Ada apa?” “Ti-tidak ada apa-apa.” Ketika aku menanyainya, Kawasaki menggelengkan kepalanya. Ketika dia melakukannya, rambut poninya akan mengayun dari satu sisi ke sisi lain dan Keika akan mengikutinya dengan matanya seperti seekor kucing. Aku juga melihatinya dan di ujung lorong<!--down the hallway-->, aku menemukan Isshiki. “Ah, di sana kamu rupanya. Senpaaai!” Diskusi di ruang gurunya pastilah sudah usai. Isshiki sudah kembali. Jika konfirmasi dan rapatnya sudah selesai, maka pekerjaan kami di sini terselesaikan. Walau aku sebenarnya tidak melakukan apapun. “…Eh, um, apa itu tidak apa-apa bagiku untuk kembali?” Isshiki menyadari keberadaan Kawasaki dan menanyaiku dengan kuatir. Ketika dia melakukannya, Kawasaki melihat dengan cepat ke arah Isshiki. Karena itu tubuh Isshiki menjadi kaku seakan dia merasa takut. Aah, Kawasaki biasanya seperti itu jadi kamu tidak perlu takut, oke? Yankee mungkin memiliki tampang buruk itu pada diri mereka, tapi mereka biasanya hanyalah menakutkan dan cenderung merupakan anak-anak yang sangat baik. Namun, jika aku akan menjelaskan itu padanya, Kawasaki akan marah lagi. Selagi aku berpikir tentang apa yang mesti dikatakan, Kawasaki menjentik rambutnya dan berpaling. Dia meletakkan tangannya di pintu geser kaca itu. Setelah dia menyapa gurunya, dia terlihat seperti dia berencana untuk pulang. “…Sampai jumpa.” Dia memalingkan belahan tubuh atasnya, mengatakan itu dan menarik tangan Keika. Keika memegang erat tangannya kembali dan membuat lambaian besar dengan tangan bebasnya. “Dah, dah, Haa-chan!” “Oooh, sampai jumpa.” Aku dengan pelan mengangkat tanganku dan melambai balik. Namun ada apa dengan Haa-chan ini? Mungkin dia tidak ingat namaku? Kamu harus memastikan untuk mengingat nama orang dengan benar, oke? Meskipun kamu salah mengingatnya, jangan asal-asalan dan memakai sesuatu seperti Hachientahapa, oke? Selagi aku melihat mereka berdua pergi, yang berdiri di sampingku adalah Isshiki yang mengalihkan pandangannya dari Kawasaki ke arahku. Dan kemudian dengan tingkah kebingungan, dia perlahan membuka mulutnya. “Kenalan S-Senpai agak unik, bukan…?” Aku tidak akan menyangkalnya, tapi kamu itu sebenarnya salah satu dari mereka juga… <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information