Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid14 Bab 6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Kamito dan rekan-rekannya duduk bersebelahan didepan Rubia. Gadis yang memimpin jalan sebelumnya menyiapkan roti dan teh pada meja. Meskipun Kamito dan rekan-rekannya lapar, mereka tak punya niat untuk menyentuh sajiannya. Hanya Restia yang mengambil beberapa roti dan mulai memakannya. Dari sudut matanya, Kamito mengamati para gadis yang duduk disebelahnya. Berhadapan dengan sang Ratu Bencana, Ellis tampaknya sangat gugup. ....Berbicara tentang hal itu, ini mungkin adalah pertama kalinya bagi Ellis bertemu dengannya secara langsung. Adapun untuk Claire, dia terus menunduk sepanjang waktu dan tidak berhadapan dengan kakaknya. Menurut Rinslet, Sebenarnya Claire adalah seorang gadis yang pemalu dan penakut. Selama turnamen Blade Dance, dia bisa mempertahankan sikapnya yang tegas karena tekanan dari lingkungan sekeliling, tetapi setelah dia bertemu kakaknya yang duduk dalam suasana yang tenang seperti ini, tampaknya dia kembali menjadi dirinya yang dulu. Dibawah suasana yang tegang yang menyelimuti ruangan ini, Rubia meminum teh dengan santai. Suasana megah miliknya membuat Kamito berpikir bahwa dia benar-benar sesuai dengan namanya sebagai mantan putri duke. Gadis itu menunduk setelah membawa teh, kemudian meninggalkan ruangan. "Apakah cewek yang barusan adalah seorang yatim dari Sekolah Instruksional sepertiku?" Akhirnya, Kamito memulai percakapan dengan pertanyaan ini. Rubia perlahan-lahan menaruh cangkir tehnya kembali ke meja. "—Memang. Dia adalah salah satu dari anak yatim yang kubawa untuk bergabung dengan pasukanku." ".....Jadi itu tepat seperti yang kupikirkan." Gadis itu memancarkan getaran seperti orang-orang yang dibesarkan di Sekolah Instruksional. Perilaku ini membuang semua emosi yang tak diperlukan, menganggap seseotan sebagai suatu alat, sangat mirip pada Kamito sebelum bertemu Restia. "Apakah dia satu-satunya yang ada di kapal ini?" Ya. Aku awalnya memiliki sebanyak 30 orang sebagai bawahanku, tetapi sebagian besar diambil oleh Sjora Kahn. Mereka saat ini menjadi anjingnya Theokrasi." Ketika dia berbisik, gejolak emosi yang halus yang bisa terlihat dalam matanya. "Bagaimana dengan Muir dan Lily? Apakah mereka tidak disini juga?" "Aku telah mengirim mereka ke lokasi tertentu untuk mengerjakan suatu misi penting." "Suatu lokasi tertentu?" "Kami sangat kekurangan dalam kekuatan tempur, baik jumlah dari roh militer dan elementalist untuk digunakan. Orang-orang itu tepat seperti untuk apa mereka dilatih." Pada saat ini, Rubia berhenti sejenak. "—Demi perang yang akan segera terjadi." "Perang?" Kamito bertanya balik. "Apa yang kau rencanakan? Kau bahkan memperoleh kapal semacam ini!" Nada suaranya meningkat saat dia menanyai Rubia yang ada di depannya. Sebelumnya, Rubia telah membangkitkan kekuatan dari Elemental Lord Kegelapan yang ada didalam diri Kamito, berniat untuk menggunakan dia untuk menghancurkan para Elemental Lord. Dia mengumpulkan roh-roh militer dimasa lalu untuk persiapan kekacauan di alam manusia setelah pembunuhan para Elemental Lord. Namun, rencana untuk pembunuhan para Elemental Lord gagal. Apakah pertempurannya masih belum berakhir? "....Nee-sama, jangan bilang kau masih berencana membunuh para Elemental Lord?" Berdiam diri sampai sekarang, akhirnya Claire mengumpulkan keberanian untuk berbicara untuk yang pertama kalinya. Rubia menatap dia dan menggeleng pelan. "Aku tak mampu memusnahkan para Elemental Lord. Itu adalah hal yang mustahil tak peduli seberapa kuat pasukan yang kau latih. Satu-satunya yang mampu membunuh mereka adalah sang Raja Iblis yang memegang kekuatan dari Elemental Lord Kegelapan—" Mengatakan itu, dia menatap Kamito. Menahan tatapannya, Kamito menatap balik pada dia tanpa rasa takut. "Perang.... Jadi apa yang kau cari dalam perang itu, Nee-sama?" Claire melanjutkan tanpa tergagap. Mendengar itu, Rubia mengangkat jarinua dan menunjuk pada suatu lokasi pada peta. Yang dia tunjuk tepat di tempat titik merah. "...Eh?" "Saat ini, musuhku adalah Kerajaan Suci Lugia—" ".....Kerajaan Suci?" Kamito mengernyit pada jawaban yang tak terduga tersebut. Kerajaan Suci Lugia adalah sebuah negara yang menyembah salah satu dari lima Elemental Lord, Alexandros sabg Holy Lord. Meskipun namanya adalah kerajaan, kekuasaan administratif tak dipegang oleh raja maupun parlemen, melainkan Des Esseintes yang mana para anggotanya adalah para kardinal. Meskipun itu adalah sebuah negara besar yang menyaingi Ordesia dan Quina, hanya sedikit yang diketahui mengenai Kerajaan Suci itu, sama seperti Teokrasi Alpa. ''(....Itu memang sebuah negara yang cukup mencurigakan.)'' Apa yang muncul dalam benak Kamito adala penampilan dari Ksatria Roh Suci yang ada di hutan Laurenfrost. Kapten dari para ksatria iyu, Luminaris, entah bagaimana telah mengetahui tentang kelahiran kembali Restia dan berniat untuk menangkap dia. Namun, kenapa Rubia tiba-tiba menyebutkan nama Kerajaan Suci? "—Kurasa aku harus memulainya secara berurutan." "Pertama-tama, menurutmu lenyap kemana Elemental Lord yang telah kau bebaskan?" "...Huh?" Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat Kamito bingung. Tidak, makna literalnya tak mudah dimengerti. Pada hari itu, setelah mendapatkan hak istimewa untuk bertemu dengan para Elemental Lord melalui kemenangan mereka dalam Blade Dance, Kamito dan rekan-rekannya telah membebaskan Elemental Lord Api dari Kegelapan Dunia Lain—Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh Rubia. "Elemental Lord Api seharusnya telah menghilang dari singgasana. Berpindah tempat ke suatu tempat di Astral Zero atau alam manusia seperti Elemental Lord Air yang telah kau bebaskan dimasa lalu—" Memang, Elemental Lord Air Iseria Seaward telah dipindahkan dalam keadaan amnesia ke kota yang ditinggalkan, Megidoa yang berlokasi di Astral Zero. Dalam hal itu, Elemental Lord Api pasti telah dipindahkan ke suatu tempat pada saat itu, tetapi— "Siapa yang tau. Yang aku lakukan hanyalah memurnkan Kegelapan Dunia Lain itu. Adapun untuk masalah kemana perginya Elemental Lord Api yang telah dibebaskan, aku gak tau." Kamito menggeleng. "Coba tebak? Lokasi Elemental Lord Api itu...." Mengatakan itu, bibir Rubia membentuk senyum mengejek diri. "....Memang, ini pasti yang disebut karma. Hubungan sebagai seorang Ratu." Dia menunjukkan lambang dari mahkota api, terukir pada tangan kanannya. Bukannya segel Laevanteimm, segel ini milik Elemental Lord Api yang dia layani dulu. "Bagaimana bisa!? Segel Elemental Lord Api seharusnya telah diwariskan pada Reicha—" "Memang, segel roh Elemental Lord Api seharusnya telah diwariskan pada Reicha Alminas yang mewarisi aku sebagai Ratu. Namun, segel roh yang diberikan pada tidak menghilang meskipun banyak kejadian telah terjadi, entah ini sebuah kutukan atau berkah. Ini mungkin adalah suayu situasi yang tidak normal yang berasal dari Kedelapan Dunia Lain yang melahap Elemental Lord itu." Menanggapi keterkejutan Claire, Rubia melanjutkan. "Sejak menjadi Ratu Bencana, aku telah berusaha berkali-kali untuk menghapus segel ini. Namun, entah itu memotong dengan pisau ataupun membakarnya dengan api, semuanya tak ada yang berhasil. Setiap kali, segel ini akan muncul kembali layaknya sebuah kutukan, menyiksaku. Ironisnya, segel ini, yang sangat aku benci di masa lalu, sekatang memberitahuku lokasi dari Elemental Lord Api yang terlahir kembali—" Tatapan Rubia mengarah pada peta itu lagi. "Dimana Elemental Lord Api terlahir kembali, mungkinkah—" "Tak mungkin—!" "Memang, ibukota Kerajaan Suci Lugia—Alexandria." Kamito terdiam. Elemental Lord Api telah terlahir kembali di alam manusia, dan tepatnya di ibukota Kerajaan Suci— Apa maksudnya kejadian ini? Hanya membayangkannya saja sudah membuat seseorang tak bisa berkata apa-apa. Bayangkan saja, Elemental Lord Air dipindahkan dalam keadaan amnesia sama seperti Iseria dan seseorang, mengetahui fakta ini, berupaya mengklaim kekuatan itu untuk kepentingan mereka sendiri— ''(...Itu akan setara dengan memperoleh suatu senjata ultimate yang jauh melampaui kekuatan dari roh-roh militer kelas strategi.)' Membayangkan skenario terburuk, Kamito meneteskan keringat dingin pada keningnya. Ya, seandainya seseorang yang jahat memanfaatkan kekuatan dari Elemental Lord Api, itu akan memungkinkan bagi menghasilkan bencana penghancuran yang bahkan lebih besar daripada jatuhnya wilayah Elstein empat tahun yang lalu. "Jadi kau melacak Elemental Lord Api—?" "Tentu saja. Muir Alenstarl dan aku menyusup ke Kerajaan Suci bersama-sama. Namun, beberapa hari setelah kami masuk Alexandria, respon dari segel roh tiba-tiba terputus." ".....Apa yang terjadi?" "Itu menyiratkan bahwa seseorang telah mengamankan Elemental Lord Api—" Claire berbicara pelan dengan suara yang gugup. "Setelah terkunci di suatu penghalang isolasi, hubungan roh terkontrak akan terputus." "Memang. Dan pemasangan dari suatu penghalang isolasi adalah bukti bahwa seseorang menyembunyikan sang Elemental Lord Api secara sengaja. Tak perlu dikatakan lagi, penghalang itu sangat kuat yang mana bahkan itu bisa menyegel Elemental Lord Api yang dalam keadaan tidak lengkao. Tak diragukan lagi bahwa agensi tingkat negara terlibat—" "Dengan kata lain, Des Esseintes telah mendapatkan Elemental Lord Api?" "Itulah yang kutakutkan. Terlepas dari itu, aku telah kehilangan jejak. Kekuatanku saat ini masih tak memadai untuk menentang eselon atas dari Kerajaan Suci." "Tetapi mengasumsikan itu yang terjadi, bagaimana Kerajaan Suci tau mengenai lokasi Elemental Lord Api?" Kesampingkan Rubia yang merupakan mantan Ratu, orang lain seharusnya tak bisa mengetahuinya, kan? Tunggu dulu, sebelum berbicara tentang lokasi, bagaimana bisa mereka tau tentang pembebasan sang Elemental Lord? Eksistensi dari Kegelapan Dunia Lain mencemari para Elemental Lord seharusnya hanya diketahui oleh Rubia dan kelompoknya Kamito. "Aku juga gak yakin mengenai hal itu. Apakah mereka mengetahuinya secara kebetulan, atau kah perpindahan dari Elemental Lord Api ke Kerajaan Suci adalah sesuatu yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang—?" "Ngomong-ngomong, mereka tampaknya juga tau tentang Restia..." Kamito tiba-tiba menatap Restia, yang menanggapi dengan menatap balik pada Kamito dengan ekspresi bingung. "Tetapi apa yang direncanakan untuk dilakukan oleh Kerajaan Suci setelah mereka mendapatkan Elemental Lord Api?" "Memonopoli kekuatan api di benua? Yah, itu hanya dugaan semata." Mendengar dugaan Claire, Ellis menggeleng. Memang, jika ada suatu negara yang bisa mengendalikan Elemental Lord Api untuk kepentingan pembangunan mereka, mereka pasti akan memegang pengaruh yang besar atas negara-negara sekitar. Tak perlu dikatakan lagi, itu bahkan akan lebih besar lagi bagu Kerajaan Suci Lugia, sebuah negara yang besar. "—Jika cuma sejauh itu saja yang akan mereka lakukan, maka itu akan melegakan." "Apa maksudmu?" Kamito bertanya. "Kamu pasti telah melihat bahwa Kegelapan Dunia Lain merusak para Elemental Lord, kan?" Dia tiba-tiba bertanya. "Yeah..." Kamito mengangguk. Dengan penampilan yang rumit pada wajah mereka, mungkin teringat apa yang mereka saksikan pada kuil Elemental Lord pada hari itu, Claire dan Ellis mengangguk. Kegelapan sejati yang bahkan melahap kegelapan alam manusia, dan juga— ''(Pasukan itu yang terdiri dari para malaikat yang tak terhitung, menggeliat dikedalaman kegelapan....)'' Namun, Elemental Lord Api seharusnya telah terbebas dari kegelapan itu. Akan tetapi, apa yang dikatakan Rubia berikutnya lebih tak bisa dipercaya. "—Kerajaan Suci telah mendapatkan Kegelapan Dunia Lain itu." "...!?" Kamito dan rekan-rekannya tak bisa berkata apa-apa. "Apa kau bilang? ....Apa-apan yang sedang terjadi?" "Kau tau tentang kudeta di Teokrasi beberapa hari yang lalu, kan?" "Y-Ya..." Kamito mengangguk samar. Kabarnya, penyihir Teokrasi, Sjora Kahn, telah mengambil alih istana Scorpia hanya menggunakan dua ratus pasukan, memenggal Hierarch Rajihal Kahn untuk institut perubahan rezim. Berita itu telah mengguncang semua negara sekitar, dengan demikian mengarah pada Konferensi Semua Negara yang diselenggarakan di ibukota kekaisaran. "Pusat dari Teokrasi, Scorpia, seharusnya dijaga oleh roh dala jumlah yang banyak. Apa kau tidak merasa aneh kenapa bisa tempat itu diambil alih secepat itu?" "..." Memang, Sjora Kahn adalah seorang elementalis yang menakutkan, tetapi sulit untuk membayangkan dia mengalahkan para elit yang ada di istana seorang diri. Bahkan jika semua bawahannya merupakan para elementalis, itu bukanlah tugas yang mudah. Melihat Kamito diam, Rubia melanjutkan. "Menurut mata-mataku yang ada di Scorpia, semua roh yang ada di istana menjadi gila ketika dirasuki oleh kegelapan yang mengerikan." "...! Tak mungkin—" Kelompok Kamito teringat sesuatu dan segera saling bertukar tatap. "—Memang. Eksistensi yang sama tampaknya menyebabkan roh-roh di Akademi Roh Areishia mengamuk juga." Roh-roh militer yang menyerang Akademi pasti telah terrasuki oleh Kegelapan Dunia Lain. "Des Esseintes mengendalikan kudeta Teokrasi dari bayangan. Apa kau ingat nama Millenia Sanctus?" "Millennia Sanctus..." Claire ingat. "Gadis yang mengenakan penutup mata... Menunggangi roh militer yang mengamuk..." Itu adalah gadis yang memiliki Kegelapan Dunia Lain yang bersemayam di mata kirinya. Itu adalah nama dari gadis misterius yang bekerja sama dengan Lurie Lizaldia untuk menyerang Akademi. "Dia adalah seorang kardinal dari Des Esseintes, kan?" "Tepat, dia adalah seorang anggota dari Des Esseintes yang memimpin diplomasi dibalik layar tanpa pernah bekerja dipermukaan. Dia telah memperoleh Kegelapan Dunia Lain itu—" Mata ruby milik Rubia berkobar dengan api crimson. Bagi dia, Kegelapan Dunia Lain itu adalah musuh manusia yang harus dilenyapkan. "Semisal Elemental Lord Api jatuh ke tangannya—" "—Memang, itu akan menjadi neraka dunia." Suara Rubia dipenuhi dengan tekad yang teguh. Gambaran yang ada didalam benaknya mungkin adalah kampung halamannya, dihancurkan oleh Elemental Lord gila di masa lalu. ''(—Jadi apa ini yang dia maksudkan dengan persiapan perang?)'' Dia tampaknya merencanakan secara serius untuk perang melawan Kerajaan Suci. "....Dengan kata lain, kau menyelamatkam kami untuk merekrut kami sebagai bagian dari pasukanmu?" "Tepat. Bekerjalah dibawahku, Kazehaya Kamito." "Bagaimana kalau aku menolak?" "Pilihan untuk menolak tidak tersedia untukmu." Mengatakan itu, Rubia menempatkan sebuah tanda pada peta. Lokasi yang ditandai adalah Ostdakia, ibukota Kekaisaran Ordesia. "Apa maksudmu?" "Kerajaan Suci mendalangi upaya pembunuhan kaisar pada kesempatan ini." "...Apa!?" Kamito, Claire dan Ellis berteriak terkejut. "Dalang utama dalam insiden pembunuhan itu kemungkinan besar adalah kakaknya Fianna, Arneus Ray Ordesia. Seorang pria lemah yang dikuasai oleh ambisi. Namun, tak diragukan lagi bahwa Kerajaan Suci mendukung dia. Mereka kemungkinan berniat untuk membuat Arneus sebagai boneka mereka." "....Sudah kuduga. Fianna dijebak." "Memang, dia dieksploitasi untuk melenyapkan faksi anti-Arneus." Rubia mengangguk, kemudia menatap Kamito secara langsung. "Kau buru-buru pergi ke ibukota kekaisaran dan menyelamatkan Fianna Ray Ordesia, kan?" Mendengar Rubia— "Dengan kata lain, kami ingin menyelamatkan Fianna dan kau ingin menghancurkan Kerajaan Suci, jadi tujuan kita sama?" "Tepat. Tujuan kita sejajar." Kamito bergumam dalam pikirannya— ''(....Saran ini sebenarnya tidaklah buruk.)'' Meskipun enggan dikendalikan oleh Rubia, tak ada alasan untuk menolak. Terus terang, mereka hanya lolos dari basis militer untuk sekarang ini. Dia benar-benar tidak tau bagaimana caranya untuk menyelamatkan Fianna. Dia menatap Claire dan Ellis, yang mana keduanya mengangguk. —Lalu, itu diputuskan. "Dimengerti. Kalau gitu kurasa kami akan bekerja dibawahmu untuk sementara waktu, Rubia Elstein." "—Kontrak terbentuk." Rubia menyatakan dengan singkat, berdiri dan meninggalkan ruangan. "Masih ada waktu sebelum kita mencapai ibukota kekaisaran. Beristirahatlah dulu." —Kamito, Claire dan Ellis mengembuskan nafas lega setelah Rubia keluar ruangan. ".....Itu terasa sungguh melelahkan." "Ya, bagaimanapun juga, kehadirannya sungguh kuat." Kamito setuju dengan keluhan Ellis. "Tetapi Kegelapan Dunia Lain...." "Kerajaan Suci telah mendapatkan Kegelapan Dunia Lain itu, sedangkan Elemental Lord Api telah menghilang di Alexandria—" "Sejujurnya, ini benar-benar aneh..." —Lalu, gadis yang sebelumnya kembali ke ruangan itu. "Kamar untuk tidur telah dipersiapkan. Silahkan beristirahat." "Tentu, makasih." "Tapi aku ingin bertemu dengan kakak angkatku—" "Kalau begitu, silahkan ikut denganku." Gadis itu mengangguk setelah mendengarkan Ellis. "Claire, apa kamu tidak mau mengobrol dengan Rubia?" "...Huh? H-Hmm..." Pertanyaan Kamito menghasilkan ekspresi rumit pada wajah Claire saat dia menanggapi secara ambigu. "....K-Kurasa... Tapi... apa yang harus kami bicarakan, aku nggak tau." ''(...Yah, kurasa dia benar.)'' Memahami perasaan Claire secara samar, Kamito memilih untuk tetap diam. Setelah merasakan perpisahan selama itu, jurang besar yang ada diantara mereka tak bisa dijembatani dengan mudah.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information