Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid16 Bab 8
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== —Pada saat yang sama, Kamito sedang menikmati rendaman santai di dalam air panas terbuka. "Hoo, aku merasa hidup lagi—" Kamito menempatkan handuk basah pada dahinya, sambil bersandar pada batu berlumut. Melawan roh militer raksasa, bahkan Kamito tidak bisa menghindari penggunaan sejumlah besar kekuatan suci. Bahkan Est, yang diletakkan pada batu di dekatnya, harus tetap dalam bentuk pedang untuk saat ini. "Tapi aku tak pernah menduga menjadi Raja Iblis ..." Sambil menatap langit yang bertaburan bintang berkelap-kelip, Kamito bergumam dalam keadaan linglung. Awalnya, rencananya adalah memerankan Raja Iblis sesuai naskah yang diberikan oleh Rubia, tapi sebelum dia menyadarinya, semacam pembatas di alam bawah sadarnya sepertinya telah terlepas, sehingga membuat dia menyatakan hal-hal yang tidak akan pernah dia ucapkan secara normal. ''(Jangan bilang, topeng ini juga terisi oleh semacam sihir...)'' Dengan mata penuh kecurigaan, Kamito melirik topeng Raja Iblis yang mengambang di atas permukaan air. —Lalu Byurr. Dengan suara percikan air yang samar, riak-riak kecil mulai menyebar di permukaan air. "—Sepertinya kau belum sepenuhnya mengendalikan kekuatan Darkness Elemental Lord, Ren Ashbell." "...!?" Ketika mendengar suara itu, Kamito terkaget, lantas berdiri. Dia melihat sosok yang muncul di balik uap panas— Seorang Princess Maiden berambut merah, dan mengenakan pakaian ritual putih. "...R-Rubia!?" Ketika melihat sosoknya, Kamito langsung tersentak. Mengapa dia muncul di sini? Sebelum dia bisa menanyakan itu, kesadaran Kamito terhenti karena paras cantik gadis itu. "A-Apa yang kau lakukan—" Sembati mengabaikan Kamito yang kebingungan, Rubia perlahan-lahan mencelupkan dirinya ke dalam air panas. Rambut cantik panjangnya yang bagaikan permata menyebar pada permukaan air seperti kelopak bunga yang berjatuhan. Kemudian, dengan mata merah seperti Claire, dia menatap tajam pada Kamito— "Kau pasti telah menghabiskan banyak kekuatan suci dalam pertempuran sebelumnya. Aku disini untuk memastikan apakah kau telah terkontaminasi oleh kekuatan Ren Ashdoll." Dengan jari-jari ramping, dia secara lembut menyentuh wajah Kamito. "...!" Karena pakaian ritualnya basah, kulitnya pun terlihat menerawang. Merasakan rangsangan yang tak terduga, jantung Kamito pun mulai berpacu. Claire jugalah gadis yang manis selama dia tidak banyak berbuat kegaduhan, namun penampilan Rubia terlihat seperti versi dewasanya Claire, dengan tambahan daya tarik melankolis yang tidak dimiliki adiknya. "Y-Ya, aku baik-baik saja..." Sembari menjauhkan tatapannya dari tubuh indah cewek itu, Kamito menjawab. Meski telah melakukan langkah berani dengan menggunakan Bursting Blossom Spiral Blade Dance, Kamito tidaklah habis-habisan dalam pertarungan tadi. Ini tidak seperti ketika dia menyelamatkan Fianna di ibukota kekaisaran. "Begitukah—" Namun, Rubia menyipitkan matanya yang seindah permata— ''"... Kau sudah terkontaminasi cukup parah, huh?"'' "...? Apa maksudmu—" Kamito menyela, namun kalimatnya juga terputus. Karena cewek itu tiba-tiba menekan bibirnya padanya. "...!?" Untuk sesaat, dia merasakan kenikmatan yang melumpuhkan syaraf. Dihadapkan dengan tindakan tak terduga, Kamito sama sekali tidak dapat bereaksi. Sementara membelai pipi Kamito dengan lembut, Rubia perlahan-lahan menggerakkan bibirnya menjauh. "...! ... K-Kau, apa-apa’an...sih..." Kamito bergumam dalam keadaan linglung. —Segera setelah dia berbicara.... "...H-Hah?" Dia menyadari bahwa tubuhnya tiba-tiba merasa lebih ringan. Kekuatan suci yang mulai mengaliri tubuhnya, langsung melepaskan semua kelelahan yang dideritanya. "..Apa yang kamu lakukan?" "Sudah kuduga. Bahkan kau sendiri tidak menyadarinya." Rubia menatap Kamito dengan tajam. "Kalau dibiarkan begini terus, kau akan termakan oleh kekuatan kegelapan." Katanya. "...!? Kekuatan kegelapan? Aku sama sekali tidak merasakannya." Kamito keberatan. Dalam pertempuran sebelumnya, Kamito sama sekali tidak merasakan bawah kekuatannya terkontaminasi oleh kegelapan Ren Ashdoll. Dia memang pernah merasakan kontaminasi kegelapan beberapa kali sebelumnya, namun tidak pada pertempuran barusan. Sejauh yang dia tau, dia tidak mendengar ''suatanya'', yang mencoba membujuknya untuk membangkitkan Raja Iblis. "Itu karena kekuatan sucimu bergabung dengan kekuatan Ren Ashdoll secara bertahap. Kau sudah terkontaminasi oleh kekuatan kegelapan." "...Apa!?" Tak bisa berkata, Kamito hanya sanggup menatap tangannya. ''(...Jangan bilang, ini juga terjadi waktu itu, huh?)'' Ngomong-ngomong, selama pertempuran melawan Greyworth, saat ketika dia hampir termakan oleh kekuatan kegelapan— Dia sudah merasakan semacam sensasi belenggu yang terlepas. Anggaplah apa yang dikatakan Rubia itu benar, maka kekuatan kegelapan akan memakannya ketika kekuatan suci semakin menipis. "Ini adalah kelalaianku. Aku gagal menyadari bahwa kau sudah terkontaminasi sampai separah ini, bahkan aku telah memintamu untuk melawan roh militer itu." Sambil menarik tangannya dari pipi Kamito, Rubia perlahan berdiri. Tetesan air perlahan-lahan jatuh dari ujung rambutnya yang basah kuyup. "A-Apa—" "Mulai sekarang, setiap kali kau mulai termakan oleh kekuatan kegelapan... Gunakan diriku, Ren Ashbell." "...? Apa maksudmu—" Setelah mendengarkan pernyataan itu, Kamito menanggapi dengan bingung. Kemudian— "Dengan kata lain, gunakan tubuhku semaumu—" Rubia berbicara dengan nada tenang. "Aku bisa melayanimu sebagai Ratu, untuk menjadi korban kontaminasi kekuatan kegelapan." Sambil mengatakan itu, dia dengan ringan melucuti pakaian ritualnya yang sudah basah. "...!?" Pada saat itu, Kamito membelalakkan matanya. Di bawah sinar bulan, tubuhnya yang indah, terbasahi oleh kemilau tetesan air, tanpa tertutupi sehelai benang pun. Dua tonjolan di dadanya melekuk dengan indah. Kaki ramping indah semakin menyempurnakan penampilannya. Rambut merah tuanya, terkulai di atas kulit putih pucat. Dia tampak bak seorang dewi. Namun— ''"—Tubuh yang jelek, kan?"'' Dia mencela dirinya sendiri. Tubuh telanjangnya yang indah— .....dinodai oleh berbagai pola menyerupai lilitan ular yang tak terhitung jumlahnya. "Segel persenjataan terkutuk ditanamkan pada seluruh tubuhku untuk memanggil kekuatan Sacred Maiden dan roh api tertinggi, Laevateinn. Tubuh ini sungguh jauh dari Princess Maiden yang murni. Ini hanyalah wadah beracun yang ditutupi oleh kutukan kotor. Aku tak peduli bagaimana kau memperlakukan diriku. Lakukan saja sesukamu, setiap kali kau menginginkannya. Aku bisa menjadi pelampiasanmu untuk menekan kekuatan kegelapan. Inilah satu-satunya hal yang bisa kulakukan karena aku sudah kehilangan kemampuanku sebagai elementalist—" [[Image:STnBD_V16_178.jpg|thumb]] "...!" Kamito kehabisan kata-kata ketika menghadapi Rubia yang telah menyampaikan itu dengan serius. Sambil mengepalkan tinju dengan gemetar, dia menatap tepat pada mata gadis itu. Menatap mata bagaikan permata berwarna merah yang memancarkan api— "Kau selalu saja bertingkah begini—" "...Apa?" "Membebankan semuanya pada dirimu sendiri, dan berusaha untuk menanggungnya sendirian. Itu sebabnya empat tahun lalu, kau lenyap tanpa mengungkapkan perasaan dan pemikiranmu pada Fianna, atau satu-satunya adikmu." "Aku hanya berniat menebus dosaku." Mendengar apa yang dia katakan, Rubia menggeleng. "Bukanlah salahmu bahwa tanah Elstein dilahap oleh api." "Itu karena dosaku. Karena aku adalah Ratu yang melayani Elemental Lord Api—" Dia tetap meyakini itu dengan keras kepala. Demi menebus dosa itu, dia telah mengukir segel persenjataan terkutuk yang tak terhitung jumlahnya pada tubuhnya. ...Dia pasti telah menetapkan tekad sepenuh jiwa. Dia telah bertempur dengan gagah berani sendirian. Menekan semua emosinya di balik topeng merah itu— Dan sekarang, dia masih berniat untuk mengorbankan dirinya sendiri. "..." Kamito dan Rubia saling menatap selama beberapa detik. Namun Rubia terlebih dahulu memalingkan tatapannya. Dia perlahan-lahan membalikkan tubuhnya dan berkata pada Kamito dengan suara dingin seperti biasanya. "Dalam beberapa hari, pasukan pemberontak akan menyerang Zohar. Saat ini, pulihkan dirimu dan istirahatlah sebaik mungkin, Raja Iblis" Sementara Rubia bersiap-siap untuk pergi, Kamito berbicara padanya dari belakang: "...Aku pernah melihat penelitianmu di kapal terbang." Kamito berkata kepadanya. Rubia berhenti. "Secara kebetulan, aku menemukannya. Surat-surat yang Claire tulis padamu." Ya, itu terselip di antara buku-buku penelitian Rubia. Surat-surat itu ditulis dengan tulisan tangan kekanak-kanakan, cewek itu mengirimkan semuanya pada kakaknya yang terpisah jauh darinya, ketika memasuki Divine Ritual Institute. Rubia harusnya telah membaca surat-surat itu berkali-kali. Pada surat-surat itu terdapat bekas bahwa sudah dibaca ribuan kali. "Claire selalu ingin berbicara padamu—" "Aku bukan lagi kakaknya. Aku sudah kehilangan hak itu—" "... Apakah kau puas dengan hal-hal seperti itu!?" "Ya. Orang yang bernama Rubia Elstein sudah menjadi abu ketika terjadi kebakaran hari itu. Yang sekarang berdiri di hadapanmu hanyalah mayat yang disisakan oleh api merah." Setelah mengatakan itu, dia menghilang ke dalam kegelapan malam.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information