Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Bagian 3 === Mengejar punggungnya dimana rambut merah kuncir duanya berayun,Kamito mengikutinya masuk ke hutan. Meski sepatu kulit Claire nampak sulit untuk berjalan, Claire tetaplah Kontraktor Roh berpengalaman, dan langkahnya nampak tegap dan anggun. “Disini!” Lalu, tiba tiba kaki mungilnya berhenti melangkah. Dengan tangannya di pinggang, Claire mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Kamito. “Kenapa kamu mengikutiku. Dasar mesum pengintip!” “Tanpa kamu, aku nggak tahu jalan ke arah akademi. Sudah kubilang tadi beberapa kali, aku bukan mesum pengintip, namaku Kamito! Kamito Kazehaya!” “Fufu, nama yang aneh. Asalmu dari Kuina ya?” Kuina adalah kerajaan kecil di sebelah timur benua. Dikatakan kalau bahasa, budaya, dan hubungan penduduknya dengan Roh sangat berbeda dengan Orudeshia. “Bukan, bukan dari Kuina. Aku lahir di kepulauan jauh di timur, di desa terpencil!” Kamito sengaja mengaburkan pernyataannya. Memang, dia lahir di negara kepulauan di timur, tapi sebagian besar masa kecilnya tak dihabiskan di tempat itu.” “Namamu justru yang terdengar tidak biasa, Claire Rogue.” “Jangan seenaknya memanggil namaku! Dan itu bukan nama yang aneh, tahu!” “Apa iya, bukannya itu nama yang bagus?” “Ap-Apa yang kamu katakan!? Bo-bodoh!” Wajah Claire memerah dan ia kembali melanjutkan langkah kakinya, entah kenapa jalannya lebih cepat dari sebelumnya. Claire Rogue – jelas jelas hanya nama samaran. Kebanyakan siswa yang bersekolah di akademi Areishia memang nona muda dari keluarga ningrat yang sudah terlatih sebagai Kontraktor Roh sejak belia. Namun Kamito belum pernah mendengar nama keluarga Rouge. Menyembunyikan nama aslinya, pasti ia punya alasan dibalik itu, tapi Kamito tak punya niat untuk mengungkit ungkitnya. ''.....Toh semua orang pasti punya rahasia yang harus disembunyikan'' Kamito menatap tangan kirinya yang terbungkus oleh sarung tangan kulit. Bahkan aku sendiri juga punya---- Claire terus berjalan tanpa henti, dan Kamito berusaha keras mengejarnya dimana rambut kuncir duanya berayun. Sekarang, kehilangan Claire akan membuatnya semakin kesusahan didalam hutan. Kamito paham betul bahayanya bermalam di dalam hutan Roh. “Apa pakaian itu seragam akademi.” “Iya.” Claire mengangguk dengan dingin sambil terus berjalan. Seragam akademi Roh Areishia sangat elegan dan juga bertindak sebagai baju pelindung, yang telah menjalani berkah dari Spirit, dan memiliki efek meningkatkan atribut suci. Juga berfungsi sebagai baju upacara khusus ketika menjalin kontrak dengan Roh. “Apa, kamu mau bilang kalau baju ini nggak cocok denganku?” “Nggak, kelihatan bagus kok. Jujur saja, baju itu membuatmu tampak manis.” Kamito mengangkat bahunya dan menjawab dengan jujur. Bulu yang bagus membuat burung nampak bagus, Kamito berniat menggodanya lagi dengan kata kata manis, namun baju itu sangat cocok dengannya hingga ia hanya bisa memujinya. “Ap-Apa yang kamu katakan!? Apa kamu ini idiot!?” (Kaatsu) Wajah Claire semakin memerah, sambil (Pyun-Pyun) mengayunkan cambuknya. “Uwaahh, tenang dulu!” “Bukankah itu karena kamu terus mengatakan hal yang aneh aneh?” ''“Aku mengatakan hal aneh? Aku hanya berkata jujur - *dasar merepotkan* aku paham aku paham, tolong hentikan mengayunkan cambukmu untuk setiap hal hal kecil!”'' ''...fyuh, aku butuh dia sebagai pemandu, tapi dasar tuan putri merepotkan'' Menghindari cambuk yang diayunkan dengan jarak setipis kertas, Kamito mengeluh dalam hatinya. Kuil tempat pedang suci bersemayam berdiri dengan tenang di tengah hutan yang cerah. Claire dengan enteng melepas tanda peringatan, lalu melangkah masuk,dan menatap Kamito. “Dari sini selanjutnya sangat berbahaya. Jadi,orang biasa sepertimu sebaiknya pergi menjauh.” “Kalau kamu tahu itu berbahaya, kenapa masih dilanjutkan?” “Kan tadi sudah kukatakan. Aku butuh Roh yang sangat kuat!” Claire menggeleng pelan kepalanya dan terus masuk kedalam kuil. Mengabaikan peringatannya, Kamito mengikutinya masuk. Sudah datang sejauh ini, dia memang perlu pemandu, tapi dia lebih khawatir pada keselamatan gadis keras kepala ini. Bagaimanapun, ”Roh tersegel” sangat kuat dan biasanya sifatnya liar. Mereka lebih suka mengacau dan menghancurkan, belum lagi mereka bisa membunuh Kontraktor Roh yang mempekerjakan mereka. Mereka bukan sesuatu yang bisa ditangani oleh manusia ---- Karena itulah mereka disegel. Usia masih enam belas tahun, dengan bakat alami mengendalikan Roh, Claire mungkin bisa disebut jenius. Namun,jika secara kebetulan ia melepaskan Roh tersegel itu dan gagal mengendalikannya, apa yang akan terjadi? Meski ia hanya gadis yang kebetulan ia temui, Kamito tetap tak bisa mengabaikannya begitu saja. “Kenapa masih mengikutiku? Aku nggak bisa menjamin apa yang akan terjadi padamu!” “Bukankah kamu cukup percaya diri untuk menjinakkannya?” “Te-Tentu saja.” “Kalau begitu tak masalah aku ikut denganmu.” Kamito mengangkat bahunya dan Claire melengos darinya. “.....Suka suka kamu deh,” Didalam kuil terasa atmosfer yang gelap dan menyeramkan. Claire sedikit mengernyit karena aroma lumut yang tercium di udara. “......Api, berilah aku cahaya.” Bola api kecil mendadak muncul dari ujung jari Claire, penggunaan dasar mantra Roh dalam bentuk api kecil. Cahaya kelip kelip dari bola api sedikit menyinari bagian dalam kuil yang terlihat seperti gua penuh stalaktit. Pedang itu terletak di bagian terdalam dari kuil. “Itu......pedang tempat Roh tersegel bersemayam?” Kamito berujar, dimana Claire mengangguk pelan. Pedang telanjang ditusukkan berdiri di sebuah batu. Meski tanpa ragu usianya sudah ratusan tahun, tak ada secuilpun karat di ujung atau gagangnya. Tulisan kuno nampak tertera di sisi pedangnya, memancarkan cahaya biru kelam. “Sudah ada disini sebelum akademi ini berdiri, <Pedang Suci Severian>” “Pedang Suci Severian? Yang digunakan menebas Raja Iblis Solomon itu?” Raja Iblis Solomon --- memimpin tujuh puluh Roh tangguh, membawa kekacauan dan kehancuran sepanjang benua, dan merupakan '''satu-satunya Kontraktor Roh laki-laki sepanjang sejarah'''. Dikatakan kalau yang menebas sampai mati raja itu adalah Pedang Suci Severian. “Bego, nggak mungkin itu pedang yang asli!” Ujar Claire seolah ia kebingungan. “Pedang Suci Severian yang ditusukkan di batu bisa ditemukan di banyak tempat sepanjang benua ini. Beberapa desa terpencil bahkan memilikinya sebagai jimat perlindungan. Pokoknya,biarpun ini bukan yang asli,karena ini adalah pedang suci, pasti ada Roh kuat yang tersegel di dalamnya. “....Memang, yang asli nggak mungkin ada di tempat semacam ini......” Claire berjalan ke arah pedang dengan penuh keyakinan. “Hey.....” “Kamu mundur saja.” Membentak Kamito yang berjalan mendekatinya, Claire memegang ujung gagang pedang. “Jangan bebani dirimu.” “.....Aku paham!” Kamito memutuskan mengawasi Claire dari sudut dimana cahaya pedang hanya sedikit bersinar. Roh yang tersegel mungkin terpicu oleh kehadiran orang lain. Ketenangan yang berat mengisi ruang di sekelilingnya. “.........Mari lakukan ini, Claire Rogue.” Bernafas dalam dalam, Claire berkomat kamit. Suaranya terdengar gemetaran, tampaknya ia memang merasa sangat gugup. <center>''Oh Roh Suci yang tersegel dalam Pedang Kuno Suci''</center> <center>''Engkau akan menerimaku sebagai Majikanmu, dan aku akan menjadi penjagamu!''</center> Dari bibir mungilnya meluncur mantra dengan fasih untuk ritual kontrak dalam bahasa Roh. Rambut merahnya berdiri hingga ujungnya. Angin kencang mulai berhembus dalam kuil. Menahan nafasnya, Kamito mengawasinya dengan seksama. Jika kontrak telah terkabul dan Roh mengakui Claire sebagai majikannya, Segel Roh akan tertempa di bagian tertentu tubuhnya. Sumpah Kontrak hampir selesai. Di saat inilah, gelombang angin liar mulai menggebu gebu dalam kuil. “.......eh?” Namun Claire masih tak bergeming. Ia dengan tenang melafalkan sumpah kontraknya. ---Dan, cahaya menyilaukan terpancar dari Pedang Suci Severian di tangannya. ''Tak bisa kupercaya.......Dia berhasil membuat kontrak dengan Roh Tersegel!?'' Agar tak disapu oleh angin, Kamito yang terkejut menaikkan volume suaranya. Dari Pedang Suci yang tertusuk pada batu muncul energi supernatural yang sangat kuat. Kalau hanya Kontraktor Roh biasa, dia pasti sudah pingsan sejak tadi. <center>''Tiga kali Aku memerintahkan Engkau, bertukar sumpahlah denganku!''</center> Dan, sumpah Claire menggema dalam kuil --- dalam sekejap itulah. Clink! “Tercabut! Tercabut! Aku berhasil mencabutnya keluar!” “......Apa? masa sih!?” Pedang yang berkilau cemerlang itu tercabut dari batu, Claire nampak bersorak sorak kegirangan. Pada detik selanjutnya---- Tulisan kuno yang tertempa di sisi pedang itu tiba tiba bersinar dengan gila gilaan. “......ha?” Claire tanpa sengaja melepaskan pedang itu dari tangannya---- Pedang suci itu menusuk ke ke tanah. Dalam sekejap ia lenyap berkeping keping. “Kyaaahhh!!!” Bayangan kecil terbang, dan Claire jatuh ke tanah. “Hey, kamu nggak apa apa?” Kamito dengan cepat berlari ke arah Claire. “Ap-Apa? Apa yang sebenarnya ter.....” Claire memegang dahinya dan berdiri, lalu menatap sekitarnya dengan gusar. “Roh tersegelku....mana?” “Tidak, aku.......merasakan sesuatu yang lebih mengerikan.” Keringat mengalir deras di leher Kamito. Dengan ekspresi wajah seram, ia melihat ke atap kuil. Di tempat itu, berayun sambil mengambang di udara adalah pedang itu. Bukan pedang suci yang terpecah tadi, namun pedang baja utuh yang terlihat sangat tajam. “Apa itu......Roh yang tersegel dalam pedang suci?” “Jadi itu kelas <Roh Pedang>. Kelihatannya dia sedang marah.” “Kenapa kamu bisa tahu? Kamu bahkan bukan Kontraktor Roh!” “Gampang ditebak. Dilihat bagaimanapun juga, tadi nggak kelihatan seperti seseorang yang membuat sumpah dengan bersungguh sungguh.” “......ummm, memang begitu.....” Claire anehnya justru mengangguk. Pedang yang mengambang mengarahkan ujungnya ke bawah, tiba-tiba menjadi tak bergerak. Lalu---- “Menunduk!” Kamito dalam sekejap, menekan Claire ke tanah. Suara berdengung seperti serangga menyapu pendengaran, dalam sekejap dia sudah menghilang. “Tu-Tu-Tunggu! Kamu pegang pegang apa!? Kuubah kamu jadi batubara nanti!” Dengan wajah merah membara, Claire memukul mukul dada Kamito dengan keras. “Bego! Berhenti meronta!” Kamito lekas memindahkan tubuhnya, dan melihat ke arah Spirit pedang itu bergerak di udara. Pecahan batu berjatuhan dengan suara bising. Langit langit kuil terpotong dengan sangat bersih. “Tak mudah untuk mengendalikan Roh selevel itu----“ Kamito mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Claire. “.....Tapi Roh itu benar benar sudah lepas kendali.” “Di-Diam! Pro-proses penjinakkan baru akan dimulai!” “KAU INI......” Kamito merasa jengkel, namun ini bukan waktu untuk bertengkar dengannya. Roh Pedang mengeluarkan suara gemuruh seraya bergerak mendekati mereka. Didalam kuil, mereka tak bisa bergerak dengan bebas, bahkan jarak pandang mereka sangat terbatas. Kamito memegang tangan Claire dan berdiri. Menyentuh kulitnya yang lembut (Doki), ekspresi Kamito masih tak berubah, meski detak jantung Claire jadi tak menentu. “Hwahhh!” “Berhentilah membuat suara imut karena hal sepele! Ayo kita kabur!” “Ap..Ap..Apa? imut? Aku? Apa yang kamu, Kyaaaaa!” “Ayo kabur keluar!” Menarik tangan Claire, sambil berlari ke arah pintu keluar kuil yang ditimpa cahaya matahari. Roh Pedang tak segera mengejar mereka. Mungkin saat ini masih belum betul betul bangkit. Dalam kesempatan ini mungkin mereka masih bisa melarikan diri. Saat mereka sampai diluar kuil, kilatan pedang menyapu pandangan Kamito. Sikut Kamito jatuh selagi menari di udara. Roh Pedang mengeluarkan auman mengerikan, tanpa ampun menyapu hutan yang tenang menjadi sangat ribut. “Edan! Spirit itu betul betul liar, mengingatkanku pada seorang nona muda!” “Se-Selalu saja, kamu ini berisik!” Merasa sedikit kacau, Claire batuk batuk kemudian berdiri. Sepasang matanya yang merah nampak membara penuh akan keyakinan,entah kenapa ia mengucap beberapa kata provokatif. Menggulung ujung roknya, ia lalu mengambil cambuk kulit yang terselip di pahanya, mengayunkannya keras keras ke tanah. Kamito sedikit terpesona usai menyaksikan kalau celana dalamnya memang berwarna putih, namun ia lekas berujar, “Kamu sinting apa!? Lawanmu adalah Roh tersegel level tinggi!” “Ini sih gampang. Amatiran sepertimu sebaiknya mundur saja!” “Darimana datangnya rasa percaya diri itu!? Saat ini lebih baik kabur saja!” Claire melepaskan tangan Kamito yang memegang bahunya. “Nggak, kamu saja yang kabur! Pokoknya akan kujadikan Roh ini milikku!” “Kamu, untuk alasan apa---apa kamu begitu menginginkan Roh tersegel itu!?” “....Kamu nggak akan mengerti.” Di saat yang sama Claire mengalihkan tatapannya. “Aku perlu....kekuatan. Aku perlu Roh tangguh yang tak akan kalah oleh Roh manapun juga!” <center>''Penjaga dari Api Merah Membara, Pelindung dari Tungku Api Abadi!''</center> <center>''Inilah waktunya untuk menciptakan kontrak darah, dengarkanlah segala perintahku!''</center> Claire melafalkan mantra pemanggilan dari “Roh Api”nya. Api merah membara muncul dan tubuhnya dikelilingi oleh hawa panas kuat. “Mulai perburuan, Scarlett!” Bersama dengan kobaran api---Kucing merah membara muncul. Bukannya bulu, namun api merah membara yang menyelimuti tubuh hewan spiritual itu. ''Itukah bentuk asli dari Roh Apinya?'' Memang, dia bukan hanya besar mulut. Mewujudkannya dalam bentuk hewan adalah bukti kalau ia adalah Roh level tinggi. ”Scarlett” mungkin hanya nama kesayangannya ,mungkin bukan nama asli dari Roh itu. Tanpa ragu ia adalah Roh level atas yang memiliki nama sejati. Claire memegang cambuknya, dan kucing neraka itu mengeong dengan suara auman keras, lalu menyerbu ke arah Roh pedang. percikan percikan api menyebar. Atmosfer bergetar oleh auman hewan buas itu. Roh Pedang yang mengambang menyerbu mereka, memotong setiap pohon sepanjang jalannya. “Scarlett, serang dia!” Menanggapi teriakan Claire, kucing neraka itu melompat. Tinggi di atas Roh Pedang itu melaju, dan cakar tajam membara menyerbu ke arah pedang. Dengan suara gesekan memekakkan, kilau-kilau api berjatuhan, dan Roh Pedang jatuh ke tanah. Claire berlari di waktu yang sama. Itu bukan serangan fatal. Roh Pedang bangkit dan terbang tak sampai sedetik kemudian, berputar sambil membentuk busur panah di udara. Roh Api mengejarnya, mencoba tak melepaskannya dari tangannya. Mengaum dengan keras, ia membuat sabetan yang kuat lagi. percikan percikan api bermunculan kembali. Claire menyerang keras ke tanah dengan cambuk kulitnya. Perlahan menekan gerakan Roh Pedang. Kelihatannya cambuk kulit itu bukan untuk bertarung, namun lebih untuk mengendalikan Roh Api. Karena serangan bertubi tubi Scarlett, gerakan Roh Pedang terhenti --- di saat inilah. “Rasakan ini, Bola Api pemusnah!” Claire melepaskan bola api besar dari telapak tangannya. Bola Api adalah sihir Roh level tinggi yang menggunakan api ultra panas dan bisa membakar dengan ganas apapun targetnya, tanpa menyisakan bekas. Kekuatan sihir Roh ditentukan oleh kekuatan spiritual Kontraktor Roh itu sendiri dan kekuatan Roh terkontrak secara keseluruhan. Bola api yang ditembakkan membentuk busur panah di udara, lalu meledak dalam hembusan besar yang bahkan Scarlett ikut terkena. Gelombang kejut ledakan itu menggetarkan pepohonan di sekitarnya dan semak semak mulai terbakar dari pusat ledakan. ''Kekuatan yang dahsyat.......'' Melindungi dirinya dari batu yang beterbangan ke arahnya, Kamito mengigit lidahnya dan kaget. Kekuatan semacam itu sangat tak wajar jika dimiliki oleh seorang gadis yang baru berusia 16 tahun. Didalam putaran kobaran api sosok si kucing neraka muncul. Secara alami,kucing neraka tak bisa dilukai oleh serangan api karena sifat alaminya yang memang api. Roh Pedang mengapung tanpa bergerak di udara. Sepertinya ia tak terpengaruh oleh serangan juga. Secara alami, Claire tak berpikir kalau ia akan menjatuhkan Roh level tinggi dengan sihir Roh. Tapi ia setidaknya berhasil merebut perhatiannya. “Scarlett!” Teriak Claire. Cakar Roh Api menyerang Roh Pedang lagi. Cakar api membaranya bisa melelehkan besi baja sekalipun. Kalau lawannya hanya Roh biasa, akan langsung hancur lebur. Namun Roh Pedang dengan cepat berbalik, dan serangan terhenti oleh sisi tajam pedang. Dalam sekejap, suara aneh logam yang saling bergesekan menggema sepanjang atmosfer. “Ap....Apa?” Kamito menekan kedua telinganya dengan kedua tangannya. Menerima dampak suara bertubi tubi, wajah Claire menekuk karena kesakitan dan ia berlutut di tempatnya. Roh Pedang mengeluarkan suara aneh – dan lalu, berubah. Bentuknya berubah dari pedang panjang biasa menjadi pedang bastard raksasa. Dalam sekejap. “Apa?” Roh Api Claire menerima serangan tak terduga dan gagal menghindari tebasannya. Tubuhnya tertebas menjadi dua, dan lenyap ke udara bersama dengan kobaran api yang menyelimutinya. Dengan hanya satu tebasan, ia kehilangan kekuatan untuk mempertahankan wujudnya di dunia ini. ''....Sial! bukannya jelas kalau lawannya itu terlalu kuat!? Sepertinya Roh itu benar benar sudah bangkit!'' Kamito mengomel dalam hati, lalu mengarahkan tatapannya pada Claire. Claire telah jatuh ke tanah, dan matanya yang terpana hanya terpaku pada ruang kosong dimana Roh Apinya barusan lenyap. Menghabisi Roh Api dalam satu serangan, Roh Pedang mengarahkan serangannya pada Claire. Pedang Bastard raksasa itu melaju kencang ke arah Claire. “Claire!” Kamito berteriak lalu mulai berlari. Entah kenapa tubuhnya bergerak sendiri sebelum ia sadar. “Aahhhhhhhh!!!” Menyerbu di depan Claire, ia menusukkan telapak tangannya ke arah Pedang Bastard. Bukan tangan kirinya yang terbungkus sarung tangan kulit – namun tangan kanannya. ''.......Nggak ada pilihan selain melakukan ini'' <center>''Oh Roh Terhormat yang Tersegel Dalam Pedang Suci Kuno!''</center> <center>''Engkau akan menerimaku sebagai Majikanmu, dan Aku akan menjadi pelindung bagi Engkau!''</center> Keringat bercucuran dari dahinya, ia mulai melafalkan mantra kontrak Roh yang ia bersumpah tak akan melafalkannya lagi. Ujung pedang menembus kulit tangannya. Darah merah mengucur deras. ''.....Gwah! Ugh!'' Energi spiritual berskala besar serasa meremukkannya, tanah dan batu di sekitarnya bergetar karena tekanan udara. Ia hampir kehilangan kesadarannya karena rasa sakit tak terperikan. Tapi kalau ia pingsan disini, Claire yang ia lindungi di belakangnya akan terpotong menjadi dua. <center>''Tiga Kali aku memerintahkan Engkau!''</center> “......Tak mungkin, Kontrak Roh!?” Suara kekagetan muncul dari tenggorokan Claire. Kamito berlutut di atas tanah.Dan,suara tulangnya yang remuk muncul dari balik jasnya. <center>''Bertukar Sumpahlah denganku!''</center> Menahan rasa sakit luar biasa, Kamito menyelesaikan kata kata terakhir ritual kontraknya. Dalam sekejap, tubuh Roh Pedang mengeluarkan cahaya biru pucat. ''Apa!?'' Kilatan sekejap dan suara gemuruh seolah mengisi semua ruang kesadarannya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information