Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab8
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== “.........Apa-apaan itu?......” Kamito bangkit dari kursi penonton dan berteriak. Hewan Roh Hitam, yang dikeluarkan oleh Scarlet, memangsa Roh Adamantium di depannya dalam sekejap mata. --Itu bukan Scarlet. Penampilan luarnya memang mirip Kucing Neraka itu, namun aura spiritual yang dikeluarkannya terasa sangat gelap. Roh Api hitam itu menggigit dan meremukkan Roh Cermin Sihir di sisi lain kemudian memangsa Roh Roh yang lain seperti hewan buas yang kelaparan. Bukan hanya itu. Roh Roh disekitar Hewan Kegelapan itu tiba-tiba lepas kendali seolah menjadi gila dan mulai saling memangsa Roh lain. “Kegilaan sedang menyebar.......” Kamito mengingat keberadaan Roh Sihir yang muncul di Astral Zero tadi malam. Dan tentang Roh Air di kamar asrama yang lepas kendali. Roh, dalam kegilaan, akan kehilangan akal sehatnya dan tak mampu mengendalikan kekuatannya sendiri. Sampai keberadaan mereka lenyap, mereka akan terus mengamuk dan melakukan kehancuran. Namun, Hewan Sihir Kegelapan itu— ''Dia dengan paksa mengambil seluruh energi spiritual Claire?'' Claire hanya bisa berdiri terpaku di tengah arena dengan ekspresi sangat kelelahan. Dari Simbol Kegelapan yang terpahat di tangan kirinya, darah terus menetes. Wajahnya nampak pucat dan tubuhnya mengigil hebat. Kelihatannya dia sudah tak kuat berdiri. Kalau situasi dibiarkan seperti ini terus, dia akan kehilangan nyawanya. Para penonton, yang menyadari kalau ada keanehan dengan kondisi pertarungan di arena, mulai menimbulkan keributan dan kepanikan. Gadis-gadis Kontraktor Roh di arena, juga ikut panik karena Roh-Roh Terkontrak mereka tiba-tiba tak lagi mau mendengar perintah mereka. Kamito melempar pandangannya ke penjuru arena. Meski sudah jelas ada situasi yang aneh ,para Ksatria Roh yang harusnya sudah dipersiapkan untuk situasi tak terduga masih belum muncul juga. Apa yang sebenarnya terjadi? “Apa yang para Ksatria lakukan di saat seperti ini?” [[Image:STnBD V01 004.jpg|thumb]] Namun, Ksatria Roh yang dibariskan sepanjang gerbang arena hanya berdiri tak bergerak, hanya menatap pada ruang kosong. Mata mereka nampak kosong. Seolah mereka tengah dihipnotis— “.....Apa!? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?!” “Itu adalah Roh Sinting, Kamito.” Est, yang masih duduk di sampingnya, bergumam tanpa ekspresi. “Roh Sinting?” “Itu adalah Roh tipe-perasuk yang memicu kegilaan pada Roh-Roh yang dipengaruhinya. Memang bukan Roh level tinggi, tapi Roh yang dirasuki akan kehilangan akal sehatnya dan, sampai keberadaannya lenyap, dia akan terus bertarung.” “Merasuki—jangan-jangan, Hewan Kegelapan itu memang Scarlet?” “Tepat sekali. Kucing Neraka adalah Roh yang sangat kuat, tak mungkin lenyap begitu saja karena dihancurkan oleh Roh Sihir. Sepertinya dia kehilangan kekuatannya untuk mewujudkan diri secara sementara, namun—“ “Begitukah?” Api yang berada pada Roh Api itu masih ada. Namun, Claire terus menerus berpikir kalau Scarlet telah lenyap, sehingga ia tak mampu menghubungkan jalurnya. “.....Namun, dalam kondisi gila, hanya masalah waktu sampai Roh itu betul betul lenyap......” “Ah, aku paham!” Kamito mengangguk. ‘Scarlet—‘, Roh Api dengan wujud Kucing Neraka yang memiliki kobaran api merah. Yang merupakan api identitas Claire Rogue. Api itu berubah menjadi Hewan Sihir menjijikkan dan terus memangsa Roh-Roh lain disekitarnya. Hal semacam itu mustahil menjadi api yang diinginkan oleh Claire. “—Est. Tolong pinjamkan aku kekuatanmu!” “Aku adalah Pedang Kamito. Aku akan mentaati segala perintahmu.” Est dengan tenang meraih tangan Kamito. Perasaan dari tangannya, dingin namun sangat lembut. “Ratu Baja berkepala dingin, Pedang suci yang menghancurkan kejahatan—disini dan sekarang, jadilah pedang di tanganku!” Kamito memutar pelepasan Senjata Elemental; dan di waktu yang bersamaan, tubuh Est berubah menjadi partikel cahaya dan lenyap. Tak lama kemudian, Pedang bermata satu yang bersinar keperakan muncul di tangan Kamito. Literatur berbahasa Roh yang terpahat pada sudut pedangnya bertuliskan ‘Est Pemusnah’. Hanya dengan memegangnya, ia paham kalau Pedang itu memiliki kekuatan yang luar biasa. “Maaf. Jalur menuju wujud sejatiku sedang tertutup, jadi batasku hanya sampai disini saja.” Est, yang sudah berubah menjadi Pedang, mengucapkannya dengan nada meminta maaf. “Nggak—ini saja sudah cukup—ayo,Est!” Kamito mempersiapkan Est Pemusnah dan melompat ke arena tempat Hewan Kegelapan berada. Ketika ia mendarat ke tanah, Hewan Sihir Kegelapan mengeluarkan taringnya dan bersiap-siap untuk menyerangnya. Kamito memainkan Pedangnya dengan gaya berputar.Ia melempar jauh api hitam dan maju menyerbu ke arah Claire. “Claire!” “........Kamito...” Claire membuka mata merah delimanya. Lututnya berada di atas tanah dan ia bernafas dengan berat. Tubuh mungilnya bisa jatuh kapan saja. Darah, yang masih menetes dari simbol Roh di tangan kirinya, membasahi pasir yang berada di bawahnya menjadi kemerahan. Di saat itulah, Hewan Roh Api Hitam mencabik cabik tanah, seolah sedang bersenang-senang, dengan cakarnya. Aroma sesuatu yang terbakar tercium di udara. Angin panas yang bercampur debu dengan lembut menyapu pipi Kamito. “......!?” Dengan kecepatan mengagumkan, Kamito mengelak dari terjangan Hewan Kegelapan. Ia berbalik untuk meluncurkan tebasan pada punggung Hewan itu yang masih terus melaju. Kilatan Pedang Perak tampak berkilau—Senjata Elemental Pedang Rohnya mampu memotong apapun, bahkan api yang tak bisa terpotong. Hewan Kegelapan mengaum sekeras kerasnya dan jatuh di tengah udara. Bukan berarti dia lenyap. Api yang terpecah pecah lenyap pada posisinya masing-masing dan membentuk dinding yang mengelilingi Kamito di dalamnya. Kamito menggigit bibirnya dan berhenti pada titik itu. “Claire, bertahanlah! Kembalilah pada akal sehatmu!” “Ap.....apa......kenapa kamu bisa ada disini?” Ekspresi kebingungan muncul di wajah Claire. “.....!?” Kemudian, seolah dia baru saja menyadarinya, ia membuka matanya dalam ketakutan yang amat sangat. Pemandangan yang ditangkap matanya adalah adegan penghancuran yang kejam. Terdapat Api Hitam yang terlihat sangat menjijikkan. Sekelompok Roh menjadi gila dan memangsa satu sama lain. Para siswa dari Akademi satu persatu kehilangan kesadarannya karena kekuatan spiritual mereka dimakan dan berjatuhan ke tanah— “Claire, inikah kekuatan yang kamu inginkan? Hal seperti ini? Seperti inikah apimu?” Kamito berteriak seolah memecah kerongkongannya. Selagi ia menyingkirkan Api Hitam yang menyerangnya dengan Pedang, ia mengulurkan tangannya pada Claire. “Aku-.....aku.....” Claire menggerakkan bibirnya dengan ekspresi pucat— Ia kemudian menggeleng cepat kepalanya seolah sudah mengubah pikirannya. “Di.....diam! Aku butuh kekuatan! Kekuatan yang besar!” Rambut merah kuncir duanya nampak menyala. Api hitam semakin merajalela seolah menanggapi kemarahan Claire. “.....Kamu nggak akan paham. Perasaanku yang selalu sendirian—“ Claire menundukkan kepalanya dan mengucapkannya dengan nada sendu. Hari itu, empat tahun lalu, hari dimana wajah riang kekanak-kanakan Claire Elstein berakhir. Gadis itu, yang dikhianati oleh kakak tercintanya, juga orangtuanya yang ditahan oleh pihak Kerajaan, telah kehilangan segalanya, juga— Hidup dengan menanggung dosa yang diperbuat oleh Sang Ratu Bencana. Kalau ia tak menjadi kuat sendiri, dia tak akan mampu melanjutkan hidupnya. “.....Kamu nggak sendirian, bego!” “Eh?” Usai mendengarkan pernyataan Kamito— Claire mengangkat kepalanya dengan ekspresi penasaran. “Aku masih disini. Aku masih berada di sisimu. Selain itu, aku adalah—“ Kamito bergerak selangkah mendekati Claire. Dinding api di sekeliling mereka terbakar dengan penuh intimidasi. “Ja....jangan mendekatiku....” “Claire.......” “Jangan datang kesini!” Pashin!—Dia menutup matanya dan menyabetkan cambuknya kuat-kuat ke pipi Kamito. Darah merah mengucur dari pipinya. Kamito bahkan tak mengelapnya dan terus berjalan maju— “...!? Kenapa kamu nggak menghindarinya?” Bibir merah cherry Claire semakin menggigil. “Aku nggak bermaksud memukulmu........tapi kenapa......” Kamito berdiri di depan Claire dan perlahan mengangkat tangannya diatas kepalanya. “......!” Claire mengira Kamito akan memukul balik, dan secara refleks menutup matanya rapat-rapat. Kemudian— .....Poff. “Eh?” Claire membuka mata merah delimanya lebar-lebar. Ia menatap Kamito dengan ekspresi kosong. “—Claire, apimu sangat indah.” Kamito meletakkan tangannya diatas kepala Claire dan mengacak acak rambut Claire. “....Ap....ap.....in......ind.....eh?” Pipi Claire bersemu kemerahan. “Membakar dengan indah, mempesona, dan elegan. Aku menyukai apimu.” “Ah, di....di....” --Karena itulah kamito ingin melindungi api itu. “Kalau kamu menginginkan kekuatan—“ Kamito menatap lurus mata Claire dan berkata— “Aku akan jadi Roh terkontrakmu.” “Kamito......” Di mata merah Claire, tetes-tetes air bermunculan— Kebingungan, ia menyekanya dengan lengan seragamnya. “Ap....apa yang kamu katakan? Kamu pada dasarnya memang Roh Terkontrakku!” “Ah, benar juga ya.......” Kamito tersenyum pahit dan perlahan menjauhkan tangannya dari kepala Claire. Pada saat itulah, ia menebas dan menjauhkan Hewan Roh Kegelapan yang mengaum dan menyerangnya dengan kecepatan tinggi. Dengan punggungnya menghadap Claire, Kamito memblokir serangan Hewan Kegelapan seperti Ksatria yang melindungi Sang Tuan Putri. “—Hei, Scarlet! Apa kamu sudah lupa pada majikanmu yang berharga ini?” Dengan ucapan Kamito yang diarahkan padanya, Api Hitam yang menyelimuti Hewan Kegelapan nampak sedikit bergetar. Scarlet – sepertinya Hewan itu merespon nama itu. “........Scarlet?” Claire bertanya. “Ah, Roh Terkontrakmu sebenarnya belum lenyap. Hanya kehilangan kekuatannya untuk sementara waktu. Tapi, sekarang sedang dirasuki Roh Sinting dan penampilannya jadi seperti itu.” “......Scarlet masih hidup!?” Claire terkejut bukan main dan mengangkat kepalanya. Kamito mengangguk. “Ah, Pedang ini—Est yang memberitahukannya.” “.....Itu, mungkinkah Pedang Tersegel yang waktu itu?” “Betul. Tapi sekarang nggak sampai sepersepuluh kekuatannya yang bisa kugunakan.” Memasang kuda-kuda dengan Est Pemusnah di kedua tangannya, Kamito menoleh ke arah Hewan Kegelapan yang diselimuti api hitam. “........” Claire menatap ke arah api hitam yang mengerikan itu. Ia melihat sesuatu didalam api dan dengan cepat mengangkat kepalanya— “........Memang Scarlet!” Ia menyeka air matanya untuk membuang keraguannya. “Kalau memang begitu—“ “Claire, mundurlah dulu. Roh yang Sinting bahkan bisa menyerang Kontraktornya sendiri.” Kamito menghentikan Claire, yang berniat untuk maju, dengan tangannya— “Scarlet menjadi gila gara-gara aku. Karena itu, hanya aku yang bisa mengembalikannya.” --Api, menarilah di tanganku! Menarilah! Meluncur dari bibir merah delimanya adalah Bahasa Roh Aria. Kemudian, bola api kecil tercipta di telapak tangannya. “Roh Sihir? Apa yang bola api kecil itu bisa—“ “Seperti ini.....!” Tanpa ragu-ragu, Claire melesakkan bola api kecil itu ke telapak tangan kirinya. Ada suara daging yang terbakar. “He...hei! apa yang kamu—“ “A......gu......ugh.........” Sambil menggeretakkan giginya, Claire merintih kesakitan. Di wajah pucatnya, air mata mengalir sepanjang pipinya. “Kamu........” Kamito akhirnya paham. Simbol Roh Kegelapan, yang terpahat di tangan kirinya—adalah simbol kontraknya dengan Roh Sinting itu. Simbol Roh adalah ‘gerbang’ eksklusif untuk menghubungkan jalur antara Astral Zero dengan dunia manusia. Kalau simbol itu dihancurkan, secara alami, kontrak dengan Roh akan lenyap. Claire secara fisik membakar simbol Roh dan menghentikan kontraknya dengan Roh Gila. Guorooouuuuu....... Hewan Sihir, yang terselimuti oleh api hitam, mengaum seperti angin badai. Dengan simbolnya yang dihancurkan, tampaknya ia mengalami rasa sakit yang sama dengan Claire, Kontraktornya. “Maaf, Scarlet.......aku juga, akan menahannya.........” Claire sedang berjuang melawan rasa sakit dan pada saat lutut Claire menghantam tanah. Hewan Sihir Gila itu mengaum keras dan menyerbu ke arah Claire. “--!” Kamito dengan cepat merespon dan menahan serangan Hewan Kegelapan dengan Pedangnya. Cakarnya, yang terbungkus api hitam, membakar ujung rambutnya dan pada saat itu juga—ia menyabetkan pedangnya dengan cepat selagi keduanya berbenturan fisik di tengah udara. Terlihat ayunan Pedang yang berkilau. Di waktu yang sama, Api hitam panas yang dapat melelehkan besi baja menyerang seluruh tubuh Kamito. “Kamito!” Teriakan Claire menggema. Namun, tubuh Kamito sudah lenyap. Ketika Pedang dan cakar saling berbenturan, ia menghindar seperti bayangan dan berhasil menyerang punggung si Hewan Kegelapan. ''--Roh yang menggila memang lebih kuat ketimbang kondisi normal'' Hewan Kegelapan itu menoleh ke arah belakang—namun sudah terlambat. ''Namun, gerakannya sudah melambat. Sudah jelas, kemenangan akan jadi milikku!'' Kamito menendang tanah dan berputar dengan tajam, dan menyabetkan Pedang Est Pemusnah yang berkilau keperakan. Dengan satu tebasan pedang itu, api hitam, yang merasuki si Hewan Kegelapan, hancur dan lenyap. “—Claire, kamu baik-baik saja?” Kamito mendatangi Claire yang sedang terbaring di tanah dengan ekspresi kelelahan. Dari pergelangan tangan yang menempel di dahinya, tetes-tetes kemenangan berjatuhan. “A....guu....” Rintihan yang berasal dari suara terdalamnya terus terdengar. Tangan kirinya menderita luka bakar yang cukup serius. Hanya dengan melihat kondisi kulitnya yang terkena luka bakar, luka itu tampak menyakitkan bagi gadis sekecil dirinya. Namun, simbol Roh Hitam yang terpahat padanya lenyap tanpa meninggalkan bekas. Dengan ini, jalur menuju Roh Kegelapan sudah tak ada lagi. “Tindakanmu nekat betul. Sini, kemarikan lukamu. Biar aku yang merawatnya.” “A.....aku nggak apa-apa. Kalau hanya segini sih.........” Wajah Claire merona merah dan dengan cepat membuang tatapannya. Pada saat itulah, rasa sakit menusuk seluruh tubuhnya, ia dengan lembut meneriakkan ‘Hyauuu’ dan matanya berkaca-kaca. “Apa, kamu nggak jujur ya?” “Be-berisik! Kuubah kamu jadi batubara nanti!” Kamito tersenyum pahit pada sikap Claire yang biasanya. --Namun, seperti inilah Claire yang normal. Wajah yang penuh penderitaan sama sekali tidak cocok baginya. “Ngomong-ngomong, dimana—“ Kamito tiba-tiba memasang wajah serius dan bertanya. “Apa.......” “Dimana kamu membuat Kontrak dengan Roh Sinting seperti itu?” “Itu---“ Claire tersedak mendengar pertanyaannya dan pada saat itulah— “Ah, apa hadiahku membuat kamu senang?” Dari belakang, mereka berdua mendengar suara tak diundang. Suara yang lembut, seperti rambut halus yang menggelitik bagian dalam telinga. “......?” Suaranya terdengar tak asing—bahkan tak perlu dipertanyakan lagi. Selama tiga tahun, Kamito selalu—selalu menantikan suara itu, suara milik dia. Kamito perlahan menoleh. Dan disana— Gadis cantik berambut hitam dengan dandanan serba hitam tengah tersenyum.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information