Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Bab1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Sekitar delapan menit telah berlalu sejak awal pertandingan. Di hutan yang lebat, yang diselimuti oleh kabut berwarna keunguan, dua bayangan tengah bergerak dengan cepat. “Claire, awasi bagian semak belukar kiri. Ada serbuan dari sana!” “Bagaimana kamu tahu?” “Intuisi. Kalau itu aku, pastinya aku akan menyerbu dari arah sana—“ Pada saat itulah, peluru-peluru kilat putih-kebiruan ditembakkan dari arah semak belukar kiri, seperti yang Kamito prediksi. “Cih—“ Kamito menendang tanah dan mempercepat geraknya. Ia melompat di depan Claire dan menangkis tembakan peluru kilat pada kecepatan suara menggunakan pedangnya. Itu bukan kemampuan yang bisa dilakukan oleh pedang biasa. Diperkuat oleh kemampuan ketahanan sihir Roh, Senjata Elemental dari Roh Pedang Est—‘Est Pemusnah’ membuat semua macam serangan sihir tidak efektif. “Claire!” Sebelum Kamito berteriak, Claire sudah menangkap targetnya. Rambut merahnya tersapu oleh angin. Di bawah roknya yang bergelombang, sarung cambuk bisa terlihat jelas. Selagi ia menempatkan kakinya di cabang pohon dan menghindari hujan peluru kilat yang ditembakkan, ia melepaskan Senjata Elementalnya—‘Lidah Api’. Terjadi suara ayunan tajam dan memotong. Lidah Api, yang mampu memotong segalanya, dengan mudah memotong barisan pohon-pohon tinggi. Dari tengah kumpulan pepohonan yang menjadi gundul dalam sekejap, Gadis Kontraktor Roh Petir muncul. Itu adalah gadis, yang kedua matanya tertutup oleh kunci dahi dan terlihat sangat pemurung. Terdapat pusaran peluru petir berwarna putih-kebiruan mengapung di sampingnya. Itu bukan Roh level tinggi seperti Scarlet atau Est. Itu adalah Roh level rendah yang hanya bisa berada dalam kondisi tak-berwujud. Namun, cukup berguna sebagai baterai untuk menggunakan Sihir Roh. Sepertinya peran gadis itu adalah pengalih perhatian dengan tembakan pendukungnya. “Humph, Sniper yang menunjukkan dirinya sama saja kura-kura yang naik ke daratan!” Claire menyabetkan cambuknya dalam deklarasi kemenangan. Sambil dikawal oleh Roh Petir di sampingnya, gadis Sniper itu berlari ke tengah-tengah hutan dalam ketakutan— “Kamu tak akan bisa lolos, kejar dia, Scarlet!” Di saat yang sama Claire berteriak, Senjata Elemental Lidah Apinya bertransformasi kembali ke bentuk Kucing Neraka, terselimuti oleh api. Karena dirasuki oleh Roh Sinting, Scarlet pernah hanya seukuran anak kucing, namun, saat ini, dia sudah pulih sepenuhnya. Bentuknya adalah kucing imut namun kekuatannya sepadan seekor singa yang mengaum garang. Kobaran Api merah menyerbu ke arah Gadis Kontraktor Roh Petir. Namun, panas membara itu, yang bahkan bisa melelehkan logam, tak mampu membakar satupun bagian dari gadis itu. Itu karena tempat ini adalah medan tempur di Astral Zero, yang dikendalikan oleh Akademi untuk latihan praktek. Sehingga, ini adalah dunia lain, tempat tinggal para Roh. Di dunia nyata, Roh harus berubah menjadi perwujudan kekuatan fisiknya namun disini, Roh bisa digunakan sebagai perwujudan kekuatan spiritual murni. Dengan kata lain, kemungkinan mendapatkan luka fisik pada tubuh adalah nol. Meski begitu, bukan berarti kejutan, rasa sakit, dan sebagainya hilang, konsekuensinya adalah luka yang sebanding akan diterima oleh pikiran; misalnya, kalau seseorang dicabik oleh cakar Scarlet, sudah tentu orang itu akan pingsan dan tak mampu bertarung lagi. Sambil menghanguskan banyak pohon dalam hutan, Scarlet terus mengejar gadis itu. Namun, gadis itu sepertinya berpengalaman tempur baik dan sambil mengelabuinya dengan sihir Roh, ia dengan cepat meloloskan diri ke tengah hutan yang lebat. “Erghh! Jangan kemana-mana!” Kehilangan kesabarannya, Claire melompat ke tanah dari celah pepohonan. “Karena sudah begini, aku akan melenyapkan semuanya sekaligus dengan sihir Roh terkuatku.” “Tunggu, Claire, ada yang aneh dengan tanah disini—“ Kamito berteriak dan pada saat itu, Gempa dan pasir dalam jumlah besar meledak dari posisi kaki Claire. “Ap.......!?” Muncul dari tanah adalah gunting kepiting raksasa. “Ketidaksabaran adalah musuh terbesar seseorang, Claire Rogue.” Dari dalam tanah pasir beterbangan dan lubang besar terbuka di tanah, perisai karapaks raksasa yang tak terhitung jumlahnya bermunculan. Itu adalah tipe Senjata Elemental yang menutupi seluruh tubuhnya dalam armor. Claire terlempar oleh ledakan itu dan jatuh ke tanah. Serangan langsung Roh, apapun juga, serangannya, pasir, tanah, dan sebagainya akan memberi tubuh luka yang sebanding. “Claire!” Sebelum Kamito berlari ke arahnya, Kontraktor Roh Karapaks sudah siap menyerang. Ini bukanlah serangan kebetulan. Mereka dengan hati-hati mengincar momen ketika Claire jatuh ke tanah. “Rasakan ini, Senjata Elemental dari {{Furigana|Roh Karapaks|Kuraste|margin=13}}—‘Lengan Penghancur’!” “—Guu, api! Menarilah di tanganku, menarilah!” Claire, yang terjatuh, melepaskan bola-bola api tak terhitung jumlahnya dari tangannya. Namun, Senjata Elemental tipe armor tetap tak bergerak meski dihantam oleh bola-bola api. “Ha, atribut api takkan efektif menghadapi Roh karapaks. Bukankah kamu mempelajari itu di kelas?” Gaa—Pukulan bahu dari armor Karapaks kembali melempar tubuh Claire. Kamito menendang tanah dan lekas berbalik posisi. Memegang Est di satu tangannya, ia dengan erat menerima dan menghentikan tubuh Claire yang terlempar. “U...gh....” Claire mengeluarkan suara kesakitan di lengannya. Sepertinya dia sudah menguras banyak kekuatan spiritualnya dari serangan yang tadi; namun, sepertinya dia masih sadarkan diri. ''Tepat sebelum hantaman, dia melepaskan bola api di tanah dan menghancurkan posisi lawannya. Hebat betul dia'' “Hei, kamu baik-baik saja?” “I.......i........iy.........iya...........Hei, apa yang kamu lakukan!?” Tiba-tiba, wajah Claire menjadi merah. Tubuh mungil Claire dibawa dengan cara punggung dan lututnya dipegang oleh kedua tangan Kamito. Itulah yang dinamakan gendongan Tuan Putri. “Fua.......Bo......bo.........bodoh! Lekas turunkan aku.......!” “He.....hei! Jangan meronta, nanti kamu jatuh!” “Diam! Diam! Pokoknya turunkan aku!” Buk! Buk! Buk! Buk! Claire, yang memukul-mukul dada Kamito selagi digendong seperti Tuan Putri, entah kenapa sangat imut seperti hewan kecil. “Kalau soal aku, kamu nggak usah khawatir. Toh tubuhmu itu ringan.” “Apa i....itu......karena dadaku rata?” “Nggak, aku nggak bilang seperti itu. Aku hanya berpikir kalau kamu tampak manis seperti hewan kecil.” “Ma.....manis..........?” Selagi wajahnya memerah, Claire melihat ke arah bawah. Dengan mendesah panjang, Kamito menurunkan Claire. Kontraktor Roh karapaks sudah menghilang. Karena Claire kalah dalam serangan barusan, sepertinya dia menunggu kesempatan lain untuk serangan kejutan.........Dibandingkan penampilan luarnya, dia ternyata tipe yang hati-hati. Dari kedalaman hutan, Scarlet, yang sejak tadi mengejar gadis Kontraktor Roh Petir, kembali. Mereka sepertinya tak mendapatkan luka namun mereka tampaknya membiarkan mangsa lolos. “Kontraktor Roh Petir itu sengaja menunjukkan dirinya pada kita.” “Ya, saat aku turun ke tanah selagi mengejarnya, karapaks armor itu menghentikanku dengan serangan kejutan. Kita sudah cukup kesusahan oleh kerjasama tim mereka.” Claire dengan kesal menyabetkan cambuknya ke tanah. “Memang begitulah tim licik dari kelas Wolverine (manusia serigala)” “Bukan berarti mereka licik atau semacamnya, mempertimbangkan kemampuan Roh Terkontrak mereka, itu adalah strategi yang alami.” Ujar Kamito sambil mengangkat bahunya dan Claire dengan cemberut menutup mulutnya. “Namun, aneh kalau mereka tak datang mengejar kita. Aku paham kalau mereka sangat hati-hati—biar begitupun—“ “Benar sekali. Sejak beberapa saat yang lalu, pergerakan Kontraktor Roh Petir itu hanya bisa dianggap sebagai cara mengulur waktu.” Hutan Astral Zero kembali sunyi senyap. Kamito tak bisa merasakan kehadiran mereka sama sekali, bukan dari semak di sekelilingnya, juga bukan dari bawah tanah. ''Dengan strategi mengulur waktu, apa mereka punya senjata rahasia?'' “Aku ingin mengirimkan pengintai untuk mencari lawan kita sih,” “Kalau itu bisa dilakukan, pasti sudah kulakukan dari tadi.” Yang jelas, hanya tinggal tiga orang tersisa di tim lawan. Dibandingkan mereka, mereka hanya punya dua orang. Tergantung situasinya, bisa jadi satu orang harus menghadapi dua atau tiga orang. Dalam pertarungan satu-lawan-satu, baik Kamito atau Claire tak akan kalah. Namun, kalau mereka dikepung dan diserang oleh lebih dari dua orang terkoordinasi, kemenangan akan menjadi sangat berat. Juga, bahkan kalau terjadi pertarungan satu-lawan-satu, kemampuan Roh Terkontrak harus dipikirkan. Ada juga persoalan kecocokan bahwa atribut lebih efektif daripada kemampuan sejati Kontraktor Roh dalam pertarungan sebenarnya.” “—Sepertinya kamu cukup kesulitan, Kazehaya Kamito.” Tiba-tiba dari belakang, sebuah suara terdengar. Kamito menoleh dan, dari dalam bayangan di permukaan tanah, sosok hitam muncul dengan cepat. Sosok hitam itu segera berubah bentuk menjadi seorang wanita dewasa. Ia memiliki rambut hitam kemilau. Ia memiliki penampilan intelektual berkacamata. Ia mengenakan rompi putih berlengan panjang diatas pakaiannya, wanita cantik itu adalah— “Guru Freya?” Pengajar wali kelas Raven dan pengawas pertarungan ini, Freya Grandol. Soal tentang ia bisa datang dari dalam bayangan adalah kemampuan dari Roh Terkontraknya— “Apa tidak apa-apa? Muncul di tengah tengah pertarungan.” “Apa, tak ada masalah memberi nasehat pada siswa yang bernilai jelek .” Freya tiba-tiba tersenyum dan menaikkan kacamatanya. “Meskipun yang sedang kalian hadapi saat ini adalah tim berperingkat lebih tinggi, cukup wajar kalau kalian mendapat banyak kesulitan. Menurut kekuatan individual, kalian berdua tak terkalahkan tapi kekuatan tim kalian sangat kurang.......Ngomong-ngomong, kenapa kamu terluka sebelum pertandingan?” “Pagi ini, saya dipanggang.” Ia melotot ke arah Claire di sampingnya dengan mata tajam dan Claire lekas membuang tatapannya. “Sejak awal, kupikir aneh untuk melakukan pertandingan lima-lawan-dua sih,” Meski memiliki dua orang, tim lawan yang mereka hadapi, punya lima orang. Mereka sudah kalahkan dua selain si sniper Kontraktor Roh Petir, tipe petarung jarak dekat Kontraktor Roh Karapaks, dan kemudian orang terakhir, yang belum menunjukkan dirinya, masih tersisa. “Tahukah kalian? Fakta kalau tim kalian hanya punya dua orang itu buruk. Kalian takkan bisa masuk Festival Tarian Pedang tahun ini tanpa lima orang. Lantas apa rencana kalian selanjutnya?” “Kami akan menemukan anggota sebelum batas akhir. Kami tak betul-betul membutuhkan semua lima anggota adalah Kontraktor Roh level tinggi. Bagaimanapun, rencana saya adalah saya, sendiri, dan Roh Budak ini untuk memenangkan semua ini.” Claire bercuap cuap seenaknya dan Freya melotot ke arahnya dengan wajah serius. “Jangan anggap enteng pertarungan tim, Claire Rogue. Kamu memang Kontraktor Roh yang hebat tapi kamu pastinya takkan bisa melawan tim yang terkoordinasi dengan baik.” Setelah itu, dia menoleh pada Kamito. “Pernah main catur?” “Greyworth sering menjadikan saya lawannya. Namun, saya belum pernah menang.” “Ratu adalah bidak terkuat di atas papan catur, jarang sekali ia kalah. Namun, tergantung situasinya, kadang ia bisa saja dijatuhkan oleh bidak pion, yang jelas tak punya kemampuan apa-apa.” “Saya tahu hal seperti itu.” “Tapi kamu tak memahaminya. Metode pertarungan kalian terasa—betul betul terisolir.” Tanpa bisa menjawab balik, Kamito menutup mulutnya. Pria ini, yang dulu pernah disebut—Penari Pedang Terkuat. Ia, yang dibesarkan sebagai assasin di sebuah institusi gila, ’Sekolah Instruksional’, belum pernah mengalami pertarungan dalam kerjasama tim dengan orang lain. Menyusup dari punggung lawan dan menggorok lehernya—itulah cara bertarung aslinya. Karena tuntutan Raja Roh, aturan Tarian Pedang diubah setiap kali diselenggarakan. Tarian Pedang, lima belas tahun silam, adalah sistem pertarungan penghabisan. Tarian Pedang, tiga tahun silam, adalah pertarungan eliminasi individual. Dan kemudian, kali ini adalah Pertarungan Tim. Jujur saja, dia tak berpikir kalau kerjasama timnya dengan Claire akan berjalan dengan lancar. Sebagai Kontraktor Roh, ia telah mengalami tiga tahun masa kekosongan yang fatal. Ia memiliki Roh Terkontrak, yang bahkan tak bisa menggunakan sepersepuluh dari kekuatan aslinya. Ada banyak faktor yang mesti ia tangani. “Claire Rogue, kamu juga. Kamu tak paham apa artinya bertarung dalam sebuah tim.” “Saya selalu sendiri. P.....pria ini hanya Roh Budak.” “Astaga, kalian berdua sama sama menyulitkan,yah.” Guru Freya menghilang dan kembali menjadi bayangan lagi. “.........Hmm, karena percakapan tadi, dua menit sudah usai. Waktu yang tersisa adalah lima menit.” Karena itulah, kalau tak ada yang berhasil mencapai kemenangan, maka peringkat kedua tim di sekolah akan jatuh. Bagi keduanya, yang masih peringkat bawah, hal itu akan menjadi pukulan berat. --Kemudian, si Kucing Neraka, yang menggeliat disamping kaki Claire, mengeluarkan auman. “Hei, Scarlet mengucapkan sesuatu.” “Iya, hutan jadi kelihatan aneh. Apa ada Roh liar yang lepas kendali lagi?” Claire entah kenapa mengernyit dengan wajah serius— “Di sana—“ Dia tiba-tiba menghadap hutan dan menembakkan Sihir Roh atribut api. Itu adalah bola api—sihir Roh level tinggi yang akan mengubah target menjadi abu dengan api super-panas. Api merah panas benar-benar meratakan tanah dan hutan di sekitarnya berubah menjadi abu. Dengan asap hitam mengepul ke atas, sebuah sosok muncul dan berjalan dengan gaya santai. “Waw, sungguh Nona muda yang mengerikan.” Gadis yang mengenakan armor karapaks sebagai Senjata Elemental di sekujur tubuhnya. Meski menerima serangan langsung dari bola api, tak ada sedikitpun bekas terbakar padanya. “Sungguh diluar dugaan........kamu datang juga. Apa kalian sudah menyerah dengan serangan kejutan?” “Peran kami sudah selesai. Persiapan Ketua kami telah siap.” “Persiapan?” Claire dan Kamito mengernyit bersamaan. Ke arah dimana asap hitam mulai menghilang— “Hah....?”, ”Apa.....itu?...” Sejumlah gelondongan kayu raksasa tampak digabungkan bersamaan. Meski strukturnya sederhana, tanpa ragu itu berbentuk seperti kuil. Di atasnya, terdapat gadis kecil, yang mengenakan seragam Akademi, sedang melakukan Tarian Upacara untuk suatu alasan. Ia adalah gadis cantik berambut pirang platina, yang membawa tongkat kayu. “Penjaga kami, sekaranglah waktunya, turunkanlah palu besi pada si pemangsa hutan.” Dari puncak tumpukan raksasa, ia menghadap ke arah sini dan mengacungkan tongkatnya dengan keras. “Ap....apa yang terjadi? Gadis itu.........kapan dia membangun kuil sebesar itu?” “Kami mempersiapkannya tadi malam untuk pertarungan hari ini.” Gadis Kontraktor Roh Karapaks dengan bangga mengacung acungkan sepasang capitnya. ......Memang, dengan kekuatan Roh, membangun kuil dalam waktu semalam bukan hal yang sulit. “I....itu nggak adil! Hal seperti itu, Tarian Upacara Kagura!” “He-eh, itu nggak adil! Tanpa Upacara berskala besar, aku takkan bisa memanggil Roh Terkontrakku.” Si gadis, yang berdiri di puncak bangunan dan memegang tongkatnya, berteriak. “Diam! Anak kecil jangan berisik!” “Unn, siapa yang kamu sebut anak kecil, bukannya ukuran dadamu itu yang mirip anak kecil!?” “Apa.......katamu!?” Pakii! Suara ranting yang patah terinjak dan patah terdengar. Rambut merah Claire nampak menyala seperti kobaran api. “Keluarga Druid.......” Sambil menghapus tetes keringat di dahinya, Kamito menggumam, Keluarga Druid adalah bangsawan di Kerajaan Orudeshia. Adalah Keluarga Kontraktor Roh kuno yang terhormat, yang sudah menempati hutan Roh sejak sebelum pendirian Kerajaan dan mewariskan hubungan darah dari Gadis Tuan Putri dengan cara orisinil mereka. “Roh Terkontrak gadis itu cukup istimewa. Pemanggilannya butuh waktu.” “Begitu, itulah alasanmu mengulur waktu....” Tanah bergetar dengan hebat. Api dari obor, cahaya dari sekeliling dari kuil, mulai terbakar dengan gila-gilaan. ......Kamito merasakan udara yang sangat menekan. Yang gadis itu akan gunakan adalah Roh kelas tertinggi. Mungkin sebanding kekuatannya dengan Roh Militer yang mereka lawan tempo hari. “—Tak akan kubiarkan, Scarlet!” Claire melepaskan Scarlet dalam wujud Senjata Elementalnya, Lidah Api, dan memukul tanah dengan sangat keras. “Kamito, aku akan menyibukkannya, kamu hancurkanlah kuil itu!” “Paham!” Kamito mengangguk dan berlari dengan ‘Est Pemusnah’ yang berkilau keperakan di tangannya. Sebagai Kontraktor Roh, Claire adalah jenius. Meskipun kompatibilitasnya dengan Roh Karapaks cukup buruk, dalam pertarungan satu lawan satu dia tak akan kalah. Ada jarak yang cukup jauh ke arah kuil namun dengan kaki Kamito, ia masih bisa tepat waktu. “......!?” Mendadak tanah di depannya meledak. Dari dalam gumpalan tanah, peluru petir sihir roh ditembakkan. Itu adalah gadis Kontraktor Roh Petir yang tadi. Alaminya, Kamito sudah bisa memprediksi serbuan tak terduga didalam hutan. Namun— “Toryaaaa!” “Uaaa....!” Ini sungguh tak terduga—Kontraktor Roh itu sendiri ikut maju menyerbu. Mustahil diabaikan. Kamito berhenti dan menoleh ke arahnya. ''Aku akan menyelesaikannya dalam satu serangan--'' Ia dengan cepat menyerbu maju dan mengarahkan pedangnya ke perut si gadis. Pada saat itu, intensitas cahaya tinggi mendadak menerjang matanya. Roh Petir, yang digunakan gadis itu, meledakkan dirinya tepat di depan Kamito. Hujan serangan cahaya berintensitas tinggi menyerbu Kamito. Rasa sakit yang tajam dan rasa kekakuan menyebar di seluruh tubuhnya. Tidak sampai membuatnya tak bisa bergerak, namun, gerakannya betul-betul terhenti. Di depan matanya, si gadis, yang ikut terkena ledakan pingsan, dia sudah kalah. ''Gadis itu memang sengaja menjadi umpan sejak awal--'' Itu adalah taktik yang tak mungkin digunakan dalam pertarungan individual namun kalau memikirkan kemenangan tim, hal itu bukanlah pilihan yang buruk. Tugasnya adalah menghentikan Kamito apapun yang terjadi. Dan ternyata, dia berhasil. “Habislah kita......” “Datanglah, Penguasa Tirani! Engkau, Raja Hewan pasukan kehancuran yang menghancurkan dan melenyapkan segalanya!” Di puncak kuil, si gadis penari mengangkat tongkatnya ke udara dan melafalkan mantra pemanggilan. Upacara pemanggilan telah sempurna. “.....Nama dari Roh Raja Hewan ini adalah ‘Cernunos’!” Dari arah sini dan disana dalam hutan, auman Hewan Buas yang tak terhitung jumlahnya terdengar. “Roh Kelompok Hewan........Roh yang merasuki apapun dalam wilayah luas!” Itu sama dengan Roh Sinting yang membuat gila Scarlet milik Claire dan Roh Militer, tipe Roh yang bisa merasuki targetnya—versi yang lebih luas. <nowiki>*</nowiki>Dodododododododo!* Sekelompok Hewan Sihir, yang dirasuki oleh Roh kelompok Hewan, membuat goncangan tanah keras dan datang membabi buta. “Ka........karena mereka bukan Roh, kalau mereka diinjak, mereka akan mati. Normalnya.” “Ka....kalau soal menangani binatang, aku juga nggak akan kalah!” <nowiki>*</nowiki>Pishi! Pishi!* Claire, yang mengalahkan Kontraktor Roh Karapaks, menyabetkan cambuknya. “Menyerah saja Claire, kita sudah kalah.” “—Pertandingan selesai.” Guru Freya, yang muncul secepat bayangan, meniup peluit yang menandai akhir pertarungan. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | Back to [[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Prolog|Prolog]] | Return to [[Seirei Tsukai no Blade Dance Indonesia|Halaman Utama]] | Forward to [[Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Bab2|Bab 2]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information