Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 2 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== “……muu” Selagi Tohka mengelus perutnya dan mengeluh, ia mengikuti Reine berjalan menelusuri kota di bawah terpaan hujan. Ia merasa sedikit kurang nyaman karena belum makan sama sekali dari kemarin siang, juga karena kurang tidur. Namun, alasan dibalik kegelisahannya bukanlah karena kurang tidur atau perut kosongnya, Tohka bagaimanapun juga dapat mengerti hal ini. “………” Tohka menggertakkan gigi, dan *crak* menendang tanah yang basah. Namun sekalipun ia melakukan hal semacam itu, tidak mungkin perasaan beraduk-aduk yang menjengkelkan di dasar perutnya akan berakhir begitu saja. Dan Reine yang sedang berjalan di depannya tiba-tiba berhenti melangkah. Tohka berhenti sesaat sebelum hampir bertubrukan dengannya. “...... bagaimana kalau kita makan siang dulu. Di sini tidak apa-apa?” Persis di hadapan mereka, sebuah bangunan dengan papan nama penuh warna. Kalau ia tidak salah, tempat ini adalah sebuah restoran keluarga. Tohka mengangguk dalam-dalam. “Un… sebaiknya begitu. Perutku kosong sekali rasa-rasanya aku bisa mati.” “...... kalau begitu, ayo kita masuk.” Sesudah keduanya melipat payung dan memasuki toko itu, mengikuti pelayan toko, mereka menempati bagian ujung dari ''no smoking area''. Dengan segera, mereka melihat-lihat menu dan memesan. Sementara menunggu pesanan mereka datang, untuk menenangkan perut, ia menghabiskan air yang ditaruh sang pegawai di meja dalam satu tegukan. “...... Tohka.” Reine, menghadap Tohka dengan sepasang mata berhiaskan kantung mata yang tebal. “Apa?” “...... sebelum makanan kita sampai, saya mau bicara sedikit denganmu…… boleh?” “Nu… yah, aku tidak keberatan tapi… kita membicarakan apa?” Tohka, seraya menandakan perhatiannya, mengangkat badan dari meja dan mengangguk. Wanita bernama Murasame Reine ini… sulit ditebak karena dia selalu terlihat sedang memikirkan sesuatu—dan karena kebiasaan itulah, rasanya dia dapat melihat ke balik segala sesuatu—hal ini terasa agak menjengkelkan. Entah dia sadar atau tidak mengenai pikiran Tohka saat itu, Reine yang tetap terlihat setengah melamun mengambil sesuatu semacam mesin dan membukanya di atas meja. “Apa itu?” “...... aah, tidak perlu dipikirkan.” Sambil berkata, dengan tangan yang lain, *klik klik*... Reine dengan santai mengoperasikannya. Dia menatap seksama terminal tersebut, Tohka penasaran namun berhasil mengabaikannya, ia mengembalikan pandangannya pada Reine. Lalu, Reine mengarahkan matanya kembali pada Tohka dan membuka mulut. “...... yah, saya tidak pandai bercakap-cakap jadi langsung saja ke intinya. Tohka, alasan kenapa kamu mengambek—ah, lebih baik lagi seandainya kamu bisa—bisa beritahu saya kenapa kamu mengambek dan asal muasalnya?” “—kuh.” Mendengar kata-kata Reine, Tohka tanpa sengaja menahan nafas. “Uh, aku benar-benar tidak—” “...... sepertinya, kamu tidak bisa memaafkan Shin yang menemui perempuan lain ya.” Shin. Nama panggilan yang dipakainya untuk memanggil Shidou. “Ap, kenapa Shido jadi dibawa-bawa…” “...... oh ya, jadi tidak ada hubungannya dengannya?” “.........” Tohka menaruh siku lengannya di meja, lalu menggaruk kepalanya seakan menyerah. Dan setelah mengeluh keras, ia berkata dengan suara penuh derita. “... aku tidak mengerti.” “... tidak mengerti apa?” Reine menelengkan kepalanya ke samping seraya menjawab. Dan Tohka yang tertunduk, mengangkat wajahnya. “Umu… Akupun tidak tahu kenapa perasaanku jadi seperti ini.” Ia terlihat bingung saat ia lanjut berkata-kata. “Kemarin… Shido, meninggalkanku di sekolah dan—dia mencium, atau apalah sebutannya, gadis itu.” Cium. Hanya satu kata itu saja, menyebabkan rasa sakit di dadanya. “...... aah, begitu ya kelihatannya.” “Sebetulnya tidak masalah... dengan siapa dan di mana Shido bertemu dan berciuman bukanlah urusanku. Tidak seharusnya aku mencari-cari kesalahan mengenai itu. … tapi, ketika aku melihatnya, rasanya—Bagaimana ya mengungkapkannya? Agak—ya, menjengkelkan.” “...... fumu.” “Ketika aku sadar apa yang sudah terjadi… aku mulai berteriak. Tambah lagi… Tepat sesudah itu, kelinci itu bilang kalau gadis itu jauh lebih berharga baginya dibandingkan diriku… aku merasa sedih, dan takut, sampai-sampai aku tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bisa mengerti apapun yang terjadi… Aku bahkan tidak mengerti makna dibalik ini… ini pertama kalinya hal seperti ini terjadi.” Dan sekali lagi ia mengeluh keras-keras. “Sepertinya… ada yang salah dengan diriku? “...... tidak, kamu tidak sakit atau semacamnya. Responmu itu normal dan sehat.” “Be-begitu ya?” “...... aah, tidak perlu khawatir. Tapi—sebaiknya kita selesaikan kesalahpahaman itu terlebih dahulu.” “Salah paham…?” “...... aah, mengenai ciuman itu, itu benar-benar tidak disengaja, dan… itu tidak berarti gadis itu lebih penting daripada Tohka bagi Shin.” Setelah Reine berkata, dia melirik mesin itu, selagi Tohka mengangkat muka. “Uh, be-benarkah…?” “...... itu benar.” “Ta-tapi Shido…” “...... kalau dia tidak menganggapmu sebagai seseorang yang berharga baginya, kamu pikir dia akan membahayakan dirinya sendiri hanya untuk menyelamatkanmu?” “—Ah…” Setelah dibilang begitu, Tohka kehilangan kata-kata. Ia benar-benar sudah lupa mengenai pusaran emosi tak terlukiskan yang mengganggu perut dan hatinya. —Kemarin, bukankah Shidou melindungi Tohka? Sama seperti bulan lalu? Dan tambah lagi, walaupun dia tahu dia mungkin akan mati karena tembakan sang pembunuh. Tohka, sambil mendekapkan tangan di dada, menelan ludah. “..., aku—” Aku bodoh sekali. Tohka mengerang, kemudian menggaruk kepalanya lagi. Setelah itu, ia langsung bangkit berdiri dari bangku. “...... Tohka?” “Maaf, bisa kita undur janji belanja kita hari ini ke lain waktu?” Tohka menggigit bibir sebelum melanjutkan ucapannya. “... aku harus, minta maaf pada Shido.” Setelah menaruh dagu di kepalan tangannya, Reine mengangguk kecil. “...... pergilah.” “Terima kasih.” Tohka menjawab singkat dan meninggalkan restoran keluarga itu sambil mengambil payung di tangan, ia pun berlari ke jalan di bawah guyuran hujan. <br><br> “...... fumu. Yah, satu masalah selesai…... mungkin?” Reine bergumam sendirian, ia melihat sepintas nilai-nilai grafik yang ditampilkan di terminal kecilnya. Kenyataan bahwa tubuh dan pikiran Tohka akan terganggu oleh insiden ini sudah diperkirakan. Walaupun dia mengambek seperti anak manja… kalau Tohka benar-benar perhatian pada Shidou, dia tidak akan sampai membenci gadis yang ditemuinya. Dilihat dari sisi manapun, ‘perasaan jengkel’ terlihat tidak pas. Ketakutan dan kegelisahan yang tidak terkatakan… mungkin lebih cocok dibilang begitu. Karena itu, tanpa perlu memperbaiki ''mood''-nya sekalipun, membuat Tohka sadar tidaklah sesulit itu. Yah—tapi, akan lebih baik kalau dia dapat menyadarinya sendiri. Kenyataan itu—Shidou telah melindunginya, dan makna apa yang ada dibaliknya, dan ketika tiba waktunya, ketika dia menemukan jawaban itu, dia akan mengerti perasaannya yang sebenarnya. “...... yah, cemburu juga salah satu sisi baik dari rasa kasih sayang.” Ia bergumam seraya menutup terminal. “...... tapi, kita harus berhati-hati. {{Furigana|kasih sayang|itu}} juga bisa menjadi, emosi yang mampu menghancurkan dunia.” Lalu, “—Maaf menunggu lama! Ini paket nasi ''double cheese burger'' dengan porsi besar ''fried chicken'', paket tiram goreng, ''mix grill'', ''margarita'', dan ''spaghetti bolognese''-nya. Dan hati-hati dengan ''hot plate''-nya.” “...... nn?” Dan setelah kemunculan tiba-tiba pegawai toko itu, santapan berkalori tinggi Tohka berjejer di atas meja. “Selamat menikmati.” Pegawai tersebut menundukkan torso-nya 45 derajat untuk memberi hormat laksana sudah terbiasa melakukannya, kemudian beranjak pergi. Reine yang ditinggal sendiri, menggaruk pipinya menghadapi santapan yang berlimpah itu. “...... ini… meresahkan”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information